BEFORE THE DOWN 03
Fajar menyinging, seperti janji sang surya yang akan kembali ketika rembulan hampir sampai di ujung nirwana, dan bagaikan janji sang surya yang menjanjikan untuk kembali. Seperti itu pula janji sang Tuan Neverland yang mengatakan akan memulai perjalanan saat fajar menyingsing.
Masih dengan setelan jas yang membalut tubuh mereka dengan begitu sempurna, satu persatu keluar dari pintu rumah dan turun ke halaman. Berdiri berjajar setelah Kakak tertua menghentikan langkah nya dan kembali menatap ke arah rumah mereka.
Tak rela, itulah yang terlihat dari wajah semua orang. Namun keputusan sudah di ambil dan sudah waktunya untuk meninggalkan tanah suci Neverland dengan beribu luka yang tertumpuk di sudut hati mereka.
"Ucapkan selamat tinggal pada tanah terkutuk ini." Batin Minhyuk.
"Kita pergi sekarang!."
Suara tegas dari Lee Minhyuk yang kemudian membimbing langkah ke enam saudara nya untuk memulai perjalanan panjang meninggalkan tanah suci Neverland yang telah terkotori oleh darah dari saudara tertua mereka sebelum nya.
Tujuh pemuda yang memulai perjalanan untuk menghindari kematian tanpa mengetahui bahwa mereka telah membawa kematian itu sendiri bersama dengan mereka.
"Ke arah mana kita akan pergi?."
Seungcheol menjadi orang pertama yang memulai pembicaraan sejak mereka meninggalkan rumah.
"Ke arah timur."
Jawab Minhyuk yang sekilas melihat ke arah adik adik nya, namun pandangan nya terhenti pada Taehyung ketika ia melihat Taehyung yang menoleh ke belakang seakan begitu berat untuk meninggalkan rumah.
Tanpa menghentikan langkah nya, Minhyuk kembali menatap ke arah rumah yang tampak begitu kecil dalam penglihatan nya. Memang berat untuk pergi sekarang, tapi jika mereka tidak pergi mereka tidak akan tahu kapan kematian itu datang menghampiri mereka. Entah di detik selanjut nya, menit selanjut nya, hari ini atau besok. Tidak ada satupun yang mengetahui nya.
"Pastikan kalian tidak tertinggal."
Suara lantang Minhyuk yang sengaja ia tujukan untuk mendapatkan perhatian dari Taehyung, dan membuatnya berhenti melihat ke belakang. Namun saat itu juga pandangan nya tertuju pada wajah Minhyuk.
"Bukankah dia lawan yang tangguh? Kim Taehyung."
Taehyung mengernyitkan dahinya secara berlebih sembari memalingkan wajah nya ke arah lain, mecoba agar pergerakan nya tidak menarik perhatian dari para saudara nya. Ketika suara asing itu kembali menguasai pendengaran nya seakan ingin memprovokasi nya.
"Aigoo... Benar benar tidak memiliki pendirian sekali. Bukankah kau yang memintaku untuk keluar. Kim Taehyung....?"
"Berhenti menyebut nama ku, keparat!."
Geram Taehyung dalam hati ketika kepala nya semakin memberat seakan akan kesadaran nya mulai menipis di saat ia masih melangkahkan kakinya dengan normal.
Tanpa ia inginkan, tiba tiba kepalanya menoleh ke arah lain dengan tatapan yang tiba tiba menajam dan terarah pada Hoseok.
"Aku ingin dia... Bodoh!."
Lantang suara misterius tersebut dan seketika Taehyung kehilangan kendali akan tubuh nya sendiri, tanpa bisa ia kendalikan langkahnya justru terarah pada Hoseok dan sempat menarik perhatian Hanbin yang baru ia lewati dan menatapnya dengan heran.
"Hyeong."
Semua orang menoleh ke arah nya ketika ia bersuara dan saat itu juga Taehyung berhasil mendapatkan bahu Hoseok dengan kepala yang tertunduk, membuat semua pergerakan terhenti saat itu juga.
"Ada apa?." Hern Hoseok yang mewakilkan keheranan saudara saudara nya akan tingkah Taehyung.
Sebuah seringaian tercipta tanpa di ketahui semua orang. "Kau-"
Sebelum dia berucap lebih jauh lagi, tubuhnya tiba tiba limbung dan membuat Hoseok dengan cekatan menahan tubuh nya. dan setelahnya semua orang menghampiri keduanya dengan raut wajah yang terlihat khawatir.
"Taehyung-a."
LDi bantu oleh Seungcheol, Hoseok membaringkan tubuh Taehyung dengan tangan nya yang menyangga kepala Taehyung yang kini tak sadarkan diri. Seungcheol yang berada berseberangan dengan Hoseok menepuk pelan pipi Taehyung beberapa kali.
"Kim Taehyung, sadarlah!."
"Bagaimana sekarang?." Tanya Hoseok.
Semua orang bertukar pandang sekilas dan semua perhatian terarah pada Minhyuk seakan tengah menunggu keputusan nya.
"Masih terlalu awal untuk berhenti, aku akan membawanya di punggungku."
"Tidak, biar aku saja."
Sergah Seungcheol, dia kemudian membalik tubuhnya membelakangi Taehyung dan dengan bantuan dari Hoseok dia menarruh Taehyung di punggung nya dan beranjak berdiri.
"Apa tidak apa apa?." Gumam Hoseok dengan guratan khawati yang terlihat di garis wajah nya.
"Kita pergi sekarang!."
Tandas Seungcheol dan mereka pun kembali melanjutkan perjalanan dengan Seungcheol yang membawa Taehyung di punggung nya.
Before The Down
Mengingkari ucapan sebelumnya, langkah mereka masih terus menyusuri hamparan rumput hijau bahkan ketika matahari telah bergeser ke arah barat. Membawa udara sejuk Neverland tiba tiba menjadi udara yang begitu dingin dan menusuk kulit mereka.
Mereka terus berjalan dan sesekali mengecek keadaan masing masing, Minhyuk yang memimpin langkah mereka dan selalu berada di samping Seungcheol yang masih membawa Taehyung di punggung nya. Dengan sedikit memelankan langkahnya, dia menyibakkan helaian rambut yang menutupi mata Taehyung. Sekedar memastikan bahwa anak itu masih baik baik saja dan sekilas bertemu pandang dengan Seungcheol sebelum akhirnya kembali berjalan dengan normal.
Sedang di belakang mereka berdua, Wonwoo mendekati Changkyun dan langsung merangkul bahunya. Membuat Changkyun mengalihkan perhatian nya yang kemudian terarah padanya.
"Aku minta maaf." Gumam Wonwoo.
Changkyun menarik sudut bibirnya sembari mengarahkan pandangan nya ke bawah sebelum kembali mengarahkan pandangan nya ke depan.
"Aku tidak suka mendengar nya, tapi aku senang karna jika kau meminta maaf. Itu berarti kau sudah tahu letak kesalahan mu."
Changkyun kembali mempertemukan pandangan keduanya dengan seulas senyum yang bertahan di sudut bibir nya yang di balas oleh Wonwoo yang kemudian menepuk bahunya beberapa kali dan kemudian berjalan beriringan, menjauhi matahari untuk terjatuh dalam kegelapan malam Neverland tanpa mengetahui seberapa dalam mereka akan terjatuh saat mereka menanti fajar yang kembali menyingsing tanah suci Neverland.
"Katakan pada ku jika aku telah membuat keputusan yang salah."
Suara hati Lee Minhyuk yang menuntut pembenaran akan keputusan yang telah ia ambil.
Langkah yang menerobos hutan tanpa keraguan sedikit pun ataupun menyadari bahwa para binatang di Neverland mengantarkan kepergian mereka dari tempat persembunyian nya masing masing dan pergi setelah pandangan mereka tak mampu lagi menjangkau punggung yang terus menjauh tersebut.
Tangis yang tertahan atau tangis tanpa suara, Kim Hanbin. Satu satunya orang yang masih sesekali mengeluarkan air mata dengan wajah nya yang terus berusaha baik baik saja meski tak ada satu hal pun yang bisa di katakan baik baik saja kali ini.
Langkah yang semakin menjauh, begitupun matahari yang meninggalkan mereka dengan begitu cepat. Langit di bagian barat yang mulai menggelap dan merambah menutupi seluruh Neverland, tanpa di ketahui siapapun Kim Taehyung membuka matanya. Terdiam beberapa saat dengan tatapan kosong nya, namun seulas senyum miring menghiasi wajah nya ketika ia mengenali punggung yang kini telah membawanya.
"Choi Seungcheol."
Gumaman kecil sebelum ia kembali menutup matanya dan membuat Seungcheol langsung menghentikan langkahnya ketika mendengar suara yang sangat familiar namun yang jelas itu bukanlah nada bicara Taehyung, tapi kenapa suara itu begitu dekat dengan telinga nya?.
"Ada apa?."
Tanya Minhyuk yang berada tepat di samping nya di saat semua oraang mendekat ke arah mereka, Seungcheol mengarahkan pandangan nya pada Minhyuk dan tampak begitu ragu.
"Bisakah kau periksa keadaan Taehyung." Pintanya kemudian.
Minhyuk pun melakukan apa yang di minta oleh Seungcheol. "Dia masih belum sadar."
"Ada apa?."
Hoseok menyahut ketika Seungcheol tengah mempertimbangkan apa yang baru saja terjadi, dia kemudian mengarahkan pandangan nya pada seluruh saudaranya. Tidak ada yang baik baik saja di sana, jika dia mengatakan hal yang tidak tidak mungkin hanya akan memperburuk suasana hati mereka. Seungcheol pun memutuskan untuk memikirkannya sendiri atau lebih tepatnya menganggap bahwa pendengaran nya lah yang salah.
"Tidak ada apa apa, aku hanya sekedar ingin memastikan keadaan Taehyung." Ujarnya memberikan sebuah alasan yang masuk akal.
"Langit sudah semakin gelap, lebih baik kita mencari tempat untuk bersinggah." Saran Cahngkyun.
"Kita lanjutkan perjalanan." Ujar Minhyuk dan mereka pun kembali melangkahkan kaki mereka, dengan Seungcheol yang mengenyampingkan pendengaran nya sebelumnya. Mereka terus berjalan, menyusuri Neverland yang sebentar lagi akan jatuh dalam kegelapan dan membangunkan iblis yang tersegel dalam tubuh pemuda yang selalu di lindungi oleh kedua pilar yang begitu kokoh yang berdiri di kedua sisi nya. Iblis yang berada di antara Matahari dan Bayangan nya, dia bangkit untuk memulai sebuah akhir yang mengerikan di tanah suci Neverland yang telah menjadi tanah terkutuk bagi seorang Lee Minhyuk.
Selesai di tulis : 26.04.2019
Di publikasikan : 28.04.2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro