Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

AWAKE~03

    Seungcheol dan Taehyung kembali memasuki hutan dan berjalan beriringan, melintasi pepohonan yang terkadang mungkin saja bisa menutupi jarak pandang mereka.

    "Kau tahu di mana mereka?"

    "Tidak."

    Taehyung mengarahkan pandangannya dan mendapati senyum tipis Seungcheol yang kemudian turut mengundang senyumnya, dia kemudian kembali menatap ke depan.

    "Aku pernah mendengarnya... Mereka bilang kau tidak akan pernah tersesat di dalam hutan."

    "Siapa yang mengatakan hal seperti itu pada mu?"

    "Siapa pun itu, seperti nya memang benar. Kau sering keluar saat tengah malam, jangan kau kira aku tidak melihat mu."

    Seungcheol tertawa ringan ketika mendengar ucapan Taehyung yang terdengar begitu sinis.

    "Apa yang kau maksud?. Jika kau tahu bahwa aku pergi, kenapa tidak mencegah ku?"

    "Ada dua orang yang paling sensitif dengan keberadaan mu di sana. Untuk apa juga aku mencegah mu?"

    Lagi Seungcheol tertawa ringan sembari sekilas melihat ke arah Taehyung, dan tawanya perlahan menghilang ketika ia berjalan menjauhi Taehyung dan membuat langkah Taehyung berhenti.
    Pandangan nya mengikuti kemana langkah Seungcheol tertuju dan memperhatikan apa yang kini tengah di lakukan oleh Seungcheol ketika ia menarik pedang nya dan mengarahkan nya ke batang pohon di hadapan nya. Namun, perhatian Taehyung teralihkan oleh suara burung Gagak yang tiba tiba tertangkap oleh pendengaran nya, dan dia menemukan nya tepat di salah satu pohon yang berada di dekat mereka, Seungcheol yang mendengar suara burung tersebut pun sempat menghnetikan oergerakan nya dan memicingkan mata nya, namun dia segera meninggalkan nya karna itu hanyalah seekor burung.
    Tapi tidak dengan Taehyung, dia justru memperhatikan burung Gagak tersebut seakan tengah terlibat pembicaraan yang serius dengan burung tersebut, Taehyung menggeleng pelan dengan alis yang saling bertahutan seakan ia tak menginginkan sesuatu dan tepat setelah itu, burung gagak tersebut menghampiri Seungcheol seakan hendak menyerang nya, namun sayang nya sebelum burung gagak itu mampu menyentuh permukaan kulit Seungcheol, justru pedang Seungcheol lah yang lebih dulu menebas nya dan seketika Taehyung memalingkan wajah nya dan sekilas memejamkan matanya dengan dahi yang mengernyit seakan tengah mengutuk perbuatan Seungcheol.

    Seungcheol yang sebelumnya merasakan bahwa ada bahaya yang menghampiri nya, tidak menyangka bahwa peringatan tersebut datang dari burung gagak yang ia lihat sebelumnya dan dengan refleks ia mengayunkan pedang nya ke arah belakang, dia melihat ke bawah tepat ke arah mayat burung gagak yang baru saja tertebas oleh pedang nya, perlahan matanya memicing saat mendapati hanyalah beberapa lembar sayap hitam yang tertinggal di atas dedaunan kecil yang telah terlepas dari ranting nya.
    Seungcheol hendak mendekat dan berinisiatif untuk mengambil bulu burung gagak yang ia lihat sebelum suara Taehyung menghentikan langkahnya.

    "Bukankah kau terlalu kejam pada seekor burung?"

    Seungcheol mengarahkan pandangan nya pada Taehyung. "Tidak perduli binatang atau manusia, jika mereka berniat buruk. Itulah imbalan yang pantas untuk nya."

    Tegas nya dan kemudian berjalan mendahului Taehyung yang tiba tiba menyunggingkan senyumnya sebelum akhirnya mengikuti langkah Seungcheol.

Awake

    Suara pedang yang saling menghantam satu sama lain menggema di tengah hutan, memancing sedikit keributan dan menganggu hewan hewan yang tengah bersantai di sekitar sana.
    Im Changkyun, Jeon Wonwoo. Seakan tak memiliki rasa lelah keduanya masih saling beradu pedang sejak terpisahnya dari kelompok, bukan tanpa alasan mereka melakukan hal yang tampak nya sia sia seperti itu. Justru sebaliknya, seperti yang sebelumnya di katakan oleh Wonwoo bahwa ada hal yang belum mereka selesaikan sebelum menginjakkan kaki di tanah Neverland dan pertarungan ini adalah jawaban dari semua itu.

    Dua pemuda yang begitu akrab dan tak ingin di pisahkan tersebut, nyatanya adalah musuh besar di masa lalu, hal itu pula lah yang menjadi alasan kenapa para Hyeong enggan melepas mereka berdua ketika memegang pedang, karna semua akan berakhir seperti ini ketika tidak ada satupun dari keenam Hyeong yang menemani mereka.

    Meski berkali kali tubuh itu menghantam tanah dengan napas memburu dan juga peluh yang membasahi wajah mereka, tak ada sedikit pun niatan di wajah mereka untuk menghentikan pertarungan mereka, seakan akan itu adalah pertaruangan antara hidup dan mati mereka yang sangat berharga untuk di akhiri begitu saja.
    Keduanya terseret ke belakang dan menancapkan pedang nya ke tanah untuk menghentikan kaki mereka yang terus bergerak ke belakang, sebuah seringaian dari Wonwoo yang berbalas sunggingan dari Changkyun.

    Keduanya berdiri dalam waktu yang hampir bersamaan dan menyimpan pedang mereka di balik punggung dengan ujung pedang menghadap ke langit.

    "Jadilah pecundang dan kita akhiri dengan cepat!" Perkataan yang seakan hendak menyombongkan diri keluar dari mulut Wonwoo dengan tatapan mengintimidasi nya yang di tujukan pada Changkyun.

    Changkyun menarik sudut bibirnya, tampak ingin meremehkan ucapan Wonwoo sebelumnya namun entah mengapa kali ini pembawaan Changkyun lebih bijaksana di bandinhkan dengan sebelum sebelumnya, wajah tenang nya yang seakan ingin menegaskan bahwa dia bukanlah orang yang suka banyak bicara, namun tatapan tajam nan dingin nya seolah menegaskan bahwa dia lebih suka mengatakan semuanya melalui tindakan. Sungguh berbanding terbalik dengan Wonwoo yang seakan memiliki ambisi yang besar untuk membunuh nya.

    "Apa yang bisa kau banggakan dengan menempati peringkat kelima? Apa menurut mu seseorang yang menempati peringkat kedua dalam Ujian Negara, mendapatkan hal itu karna latar belakang keluarga nya?"

    "Menempati peringkat kedua bukan berarti kau lebih hebat dari pada seseorang yang menempati peringkat ke lima. Pada dasarnya, Ujian negara di tentukan pada selembar kertas jika Sungkyungkwan memakai pedang sebagai sistem kelulusan, mungkin saja kau akan terlempar jauh dari posisi dua."

    Sudut bibir Changkyun terangkat, tampak tak tersinggung dengan perkataan Wonwoo yang jelas jelas tengah menguji kesabaran nya.

    "Itu adalah sebuah alasan yang di berikan oleh seorang pecundang."

    Sudut bibir Wonwoo terangkat dengan pandangan keduanya yang saling bertemu, bukan untuk membunuh melainkan untuk bersenang senang bersama.

    "Kita tentukan hari ini!"

    Perkataan Wonwoo menjadi penanda, dan setelahnya keduanya berlari menghampiri satu sama lain dengan pedang yang terbebas untuk di ayunkan dan jangan lupakan senyum yang menghiasi wajah keduanya, bukan senyum yang di tujukan pun meremehkan, melainkan senyum yang seakan telah membuat janji untuk selalu menjalin hubungan baik sampai akhir hingga pedang mereka yang kembali beradu di tengah hutan tanpa menyadari bahwa para saudaranya yang lain tengah khawatir memikirkan mereka berdua.

    "Im Changkyun....."

    Kedua nya berlari, salimg menghampiri dengan Pedang yang mengayun begitu ringan dan siap untuk bertemu, namun di detik berikutnya keduanya mematung di tempat masing masing dengan posisi yang saling berhadapan ketika sebuah Pedang asing melesat dan tertancap di tanah tepat di tengah tengah mereka, dan membuat ujung pedang keduanya bersentuhan dengan tanah dan juga dengan ekspresi wajah datar mereka yang menunjukkan akan sebuah penyesalan.

    "Ya ampun... Anak anak nakal ini!"

    Keluhan yang datang membawa serta sang pemilik pedang yang berada di antara keduanya yang kemudian mengarahkan pandangannya ke asal suara yang baru saja menyapa mereka.

    Kim Taehyung berjalan mendahului Seungcheol dan langsung memukul pelan kepala Changkyun untuk beberapa kali tepat setelah ia menjangkau tempat keduanya, sedangkan Seungcheol sendiri mengambil Pedang yang sebelumnya ia lempar untuk menghentikan pertarungan Keduanya.

    "Yang lainnya begitu mengkhawatirkan kalian, tapi kalian malah bersenang senang di sini. Dasar anak nakal!"

    Kedua saudara termuda itu hanya terdiam dan tak berani berucap apapun, bukan karna omelan Teahyung melainkan karna Seungcheol yang tak kunjung bicara, bahkan mereka terkesan menghindari tatapan Seungcheol.

    "Sudah selesai main main nya?"

    Changkyun tiba tiba saja bergeser ke belakang Taehyung seakan hendak bersembunyi dan membuat Taehyung tersenyum lebar ketika menyadari apa yang membuat Changkyun bersembunyi di belakang nya, dan hal itu tidak lain adalah tatapan dingin dari seorang Choi Seungcheol.

    "Lebih baik kita segera kembali karna yang lain sudah menunggu."

    Ucapan yang terdengar begitu tak berperasaan terucap dari mulutnya ketika dia hendak mengembalikan Pedang ke dalam sarung pedang di tangan nya, namun pergerakannya terhenti ketika seseorang menahan tangan nya dan berhasil menarik perhatian dari semua orang termasuk Changkyun yang mengintip dari balik bahu Taehyung yang kini tengah menahan tangan Seungcheol.

    "Kau sudah menarik nya, sangat tidak menarik jika kau mengembalikannya begitu saja."

    Mengerti maksud dari Taehyung, Seungcheol hanya memandangnya dengan raut wajah datar nya, seakan ingin menegaskan bahwa dia tidak tertarik dengan hal itu.

    "Yang lainnya sudah menunggu."

    Acuh Seungcheol dan hendak kembali memasukkan pedang nya, namun Taehyung tetap bersikeras menahan nya dengan seulas senyum yang begitu meyakin kan yang kemudian membuat Seungcheol tidak bisa bertahan dengan sikap dinginnya dan kemudian berujar sembari tertawa ringan, seperti kebiasaan lama.

    "Ya! Kenapa aku harus mengikuti kemauan mu?, lupakan saja! Sudah lama aku tidak menggunakan Pedang."

    Seungcheol menepis tangan Taehyung dan benar benar menyimpan pedang nya, namun tepat saat itu Taehyung justru menarik Pedang nya dan membuat yang termuda menatap keduanya dengan antusias.

    "Lakukan dengan ku!"

    "Shireo."

    "Lakukan!"

    "Shireo."

    "Sekarang!"

    "Wae....?"

    "Pecundang!"

    Di saat Seungcheol tertegun akan perkataan Taehyung, dua anggota yang termuda membelalakkan mata mereka tak percaya, dan kemudian suara suara bising mulai tercipta di sekitar Taehyung dan Seungcheol yang tak sedikit pun melepas pandangan mereka.

    "Taehyung Hyeong, Seungcheol Hyeong."

    "Taehyung Hyeong, Seungcheol Hyeong."

    Suara provokasi para lebah hutan yang mendengung di telinga keduanya seakan ingin memanaskan suasana, hingga akhirnya lebah itu tertabrak pohon dan berhenti mendengung ketika Seungcheol angkat bicara.

    "Jangan menangis jika kau tidak bisa mengalahkan ku!"

    Seungcheol kemudian menarik pedang nya dan membuat yang termuda bersorak, bahkan Changkyun sudah keluar dari tempat persembunyian nya.

    "Kalian berdua pergilah sejauh mungkin!"

    "Wae? Kami ingin melihat kalian, kenapa kami harus pergi?"

    "Kami akan mencari tempat yang aman untuk melihat."

    "Tidak, kalian pergilah lebih dulu dan katakan pada Minhyuk Hyeong bahwa aku akan segera menyusul."

    Seungcheol tersentak ketika secara tak sengaja melihat bagaimana tatapan mata Taehyung saat mengatakan hal tersebut, tatapan yang tidak asing lagi baginya namun entah di mana ia pernah melihat nya. Sungguh, dia tidak tahu kenapa perasaan nya tiba tiba memburuk.

    "Hyeong..."

    "Kalian berdua pergilah, dan sampaikan ini pada Minhyuk Hyeong!"

    "Ah... Baiklah... Kami akan pergi sekarang, selamat bersenang senang."

    Wonwoo berujar dan setelahnya menarik lengan Changkyun untuk pergi bersamanya ketika merasakan aura dingin yang tiba tiba saja keluar di sekitar Seungcheol.

    "Hyeong.... Jangan lama lama, dan pastikan kalian tidak terluka jika tidak ingin Jinhwan Hyeong memarahi kalian... Kalian mengerti... Hyeong..."

    Suara yang pudar oleh tiupan angin lembut, dan keduanya menghilang seiring dengan Seungcheol yang mempertemukan pandangan nya dengan Taehyung, namun saat itu Taehyung tiba tiba menyerang Seungcheol yang dengan refleks memblokir serangan nya. Entah matanya yang salah atau apa, dia melihat Taehyung yang menyeringai namun sebelum dia benar benar bisa melihatnya dengan jelas Taehyung tiba tiba menarik pedang nya dan kembali menyerangnya, bukan hanya sekali melainkan serangan bertubi tubi yang membuat Seungcheol menghalau serangan nya dan terus berjalan mundur.

    Hingga dia merasa terpojok dan memberikan tekanan pada serangan nya dan membuat Taehyung sedikit terlempar ke belakang, dengan wajah tenang nya yang tampak begitu was was, Seungcheol menghadapakan ujung pedang nya ke tanah.

    "Kita akhiri saja sampai di sini."

    Taehyung tiba tiba menjatuhkan pandangannya dan tiba tiba terdengar tawa ringan keluar dari mulut nya dan membuat rahang  Seungcheol mengeras seketika.

    "Apa yang harus di akhiri? Bahkan kita belum memulai apapun."

    "Suara itu." Batin Seungcheol yang berusaha mengingat ingat nada bicara yang begitu familiar di pendengaran nya.

    "Hentikan! Kau sudah bertindak terlalu jauh."

    "Apanya yang jauh?, padahal aku baru ingin mulai."

    Taehyung mendongakkan wajah nya dengan seringaian yang membuat kaki Seungcheol refleks bergerak mundur mendapati sosok Kim Taehyung yang bertingkah seperti orang asing, dan dalam sekejap mata Taehyung tiba tiba saja sudah berada di hadapan nya dan tengah mengayunkan Pedang untuk menebas nya.

    Dengan cepat Seungcheol menggerakkan Pedang nya dan berhasil memblokir serangan Taehyung, namun sayang serangan Taehyung yang tiba tiba sangat berbeda dengan sebelumnya di mana Seungcheol yang merasa bahwa Taehyung mengerahkan seluruh tenaganya untuk serangan kali ini dan mengakibatkan satu lututnya menyentuh tanah dengan cukup keras ketika ia memblokir serangan Taehyung.

    "Kau sudah gila!" Ujar Seungcheol penuh dengan penekanan di saat ia mencoba mati matian untuk menahan Pedang Taehyung yang semakin memojokkan nya.

    "Lama tidak bertemu dengan mu, apa kau tak merindukan ku. Lee Seung-a?"

    Seungcheol membulatkan matanya ketika mendengar ucapan Taehyung, dengan kedua tangan yang berjuang untuk bertahan dari serangan Taehyung, Seungcheol pun mendongakkan kepalanya dan betapa terkejut nya ia mendapati bahwa mata kiri Taehyung berwarna hitam pekat di iringi dengan sebuah seringaian yang begitu mengerikan mengerikan.

    "Siapa kau?"



THE CLAN : CHAPTER 3
WAKE ME UP
[BATTLE WITH THE DEVIL]
SEASON I
[LOST CHILD]
01.04.2019
   

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro