Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bubur Ayam [Tsundere!Len x Reader]

Story © Himenekochan
Vocaloid © YAMAHA

Request: Aitchan

Ket:

Tsundere!Len, Crybaby!Reader, Slight Collage! Reader and Len, Slight Piko x reader, Penyakit yang memaniskan (?), Gaje, Typo, dan berapa turunan lainnya.

.

.

.

.

.

Bunyi jam alarm membangunkan dirimu di kala fajar terbit. "Akh..."

Jemarimu mematikan tombolnya. Mengusap kedua matamu dengan malas, Kau berjalan melangkah ke arah balkon apartemenmu---tepatnya Kos kosan.

Kau berdiri dan menghadap ke samping kiri tepatnya kamar teman kos kosan mu. "SELAMAT PAGI TEMAN KOS KOS-AN!" Teriakmu tanpa rasa bersalah sedikitpun.

Manik biru tetanggamu itu terlukis lemas dan kesal. Ia berjalan ke arah balkon dimana suaramu berasal.

Wajahnya kesal tanpa kira. Kau hanya tersenyum polos, Ia mengernyit.

"Apa yang kau mau, Te-tang-ga?...." Ia mengeja dan menekan penggalan kata tersebut. Kau hanya cengar cengir seperti orang gila. Ya sebut saja begitu.

"Pergi kuliah bersama yuk." Ajakmu. Matanya terbelalak, seakan terkejut mendengar ucapanmu.

"H-ha!? A-aku tak bi--" Kau memotong kalimatnya. "Aku siap siap ya!!"

"Menyebalkan..."

•°•°•


Tok tok tok

Kau mengetuk pintu kamar tetanggamu itu. Hanya sedetik saja, Ia membuka pintumu.

Rambut yang masih berantakan, Mata yang menyipit, semua itu terlukiskan di wajah tetanggamu itu.

"Kau kenapa?" Wajahmu mendekat. Lagi - lagi matanya melebar ketika kau mendekatkan dahimu ke punyanya.

Panas...

"Jangan mendekat!" Gumamnya yang dapat kau dengar. "Uh?"

'Aku tak mau kau sakit.' Gumam Len semakin pelan, suara yang tak dapat telingamu jangkau.

Tanpa berpikir panjang, dirimu membawa Len ke dalam kamarnya. Kamar yang belum pernah kau lihat sebelumnya.

Tertata dan tersusun rapi, manikmu berkilat kagum. "Wah... teman kosku rapi ya."

Len hanya berdecih pelan dengan kepalanya yang terasa berat. Kau menidurkannya di tempat tidurnya.

"Panasmu semakin tinggi... akan ku ambilkan obat. Kau belum sarapan kan?" Dia menggeleng pelan. Ia tiduran di balik selimut yang kau kenakan kepadanya.

Dia benar benar sakit.

Perilakunya beda seperti biasanya.

Ia berkepribadian keras dan suka kasar padamu.

Tapi kau tak menghiraukannya.

"Sebentar ya, jangan kemana - mana." Pintamu sambil melangkah keluar kamar. Menuju ke dapur lalu mencari bahan bahan yang ada.

"Oh, (Y/n)! Nyari apa?"

Sosok seorang lelaki yang Berkemeja putih mendekatimu yang tengah sibuk mencari bumbu bumbu untuk bubur ayam Len--tetanggamu yang tersayang. (Ya, bisa dibilang kau dekat dengannya. Tetapi, Ia tak merasa kau dekat)

"Un.. Piko. Aku sedang mencari bahan buat bubur ayam." Lelaki itu mengernyit dan memiringkan kepalanya sedikit. "Huh? Emangnya siapa sakit?"

"Len sakit. Aku tak pergi kuliah hari ini."

"Uh... jadi begitu. Biar aku bantu." Ujarnya seraya melipat lengan bajunya. "Benarkah terima kasih!"

"Tak masalah (y/n)."

.

.

.

.

Jemarimu membuka pintu dengan pelan--tak mau mengganggu Len.

Wajahnya yang lembut berbeda dengan biasa. Air mukanya berbeda, lemah. Ia terbaring lemah.

Kau duduk di sampingnya, tepatnya di samping tempat tidurnya.

Kau meraih dahinya lalu meletakkan punggung tanganmu di atasnya.

Panas--suhunya panas.

Kau membangunkan dirinya perlahan. "Len... bangun lah... sarapan dulu." Suara lembutmu membangunkan Len yang terbaring lemah. "Enggak..." Ia membalikkan tubuh. "Uhm... ayolah beberapa suap saja..." ia masih terdiam, tak mau melihatmu dan bersembunyi di balik selimut yang berwarna kuning pastel.

"Len... ayolah. Kalau tidak kau takkan sembuh!" Mukamu memelas, yah walaupun takkan dilihat Len. Kau benar benar khawatir.

"Len, Ayo--"

"KELUAR! AKU TAK BUTUH KAU!!" Teriakannya membuat matamu terbuka lebar. Petir menyambar di hatimu. Kaget dengan bentakannya.

Rasanya sakit, sia - sia memasak untuknya.

Isakan lembut dan pelan terdengar oleh Len.

"Um... M-maaf... b-bila aku m-mengganggumu."

Kau bangkit;tertahan oleh Len. Len menarik tanganmu. "Jangan pergi..."

"L-len..."

"Aku akan... makan itu nanti... tapi temani aku disini."

Kau mulai tersenyum. "Un! Baiklah.."

Kau mengecup Dahi len yang masih panas itu--Merah merona terlekat di pipinya.

"Apapun itu... temani aku ya."

595 word(s)
The end

Maap bila lama ya, Yuzu.

Saya mengucapkan

Marhabhan ya Ramadhan. Selamat berpuasa ramadhan bagi yang melaksanakan╰('ω' )╯三

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro