Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6 - Lagiaz, The Lost Artifact Golem

"Archie kau pergi membantu Elen! Aku akan mengalihkan perhatiannya!"

"Roger ... kalau begitu, aku pergi dulu!"

"Kemari kau monster jelek ... rasakan ini!"

Suara-suara debum yang hebat dan juga cepat bisa kudengar dari arah Lash. Di sekujur tubuh monster itu penuh dengan kembang api miliknya. Tidak lama kemudian ia menggeram dan wajahnya yang tertutupi oleh helm metalik itu bergetar.

Aku tersenyum ketika monster itu melihat ke arah Lash. Aku tak begitu jelas melihat mata yang terkurung oleh tempurung metaliknya. Tetapi ia masih bisa bergerak? Benar-benar ajaib ....

"Elen! Apa kau bisa keluar dari sana?"

"Kau pikir siapa aku ...."

Lagi-lagi ucapannya itu membuatku sedikit tak nyaman. Tetapi ....

"Arghhh! Kenapa aku tak bisa keluar?!"

"Itu lah mengapa aku datang untuk menolongmu."

Mulutku berkedut-kedut melihat kelakuan Elen yang seperti anak kecil. Lash masih bermain dengan monster itu selagi aku pergi datang menolongnya. Untungnya monster itu tidak melihat pergerakanku.

Berkat ia tidak memperhatikan pergerakanku dengan cermat, aku hingga bisa masuk ke dalam area teritorialnya.

"Tunggu di situ!"

"Memang apa yang bisa kau lakukan, Pemula!"

"Hahhh ... karena itu lah kau menjadi maniak?"

"Apa?!"

"Tidak ... lupakan apa yang baru saja kukatakan."

Menghela napas kemudian mengambil napas. Pedang kupersiapkan lalu kuhuyungkan dengan kuat ke salah satu tiang yang menghalangi jalan keluar Elen.

"[Reinforce Slash]! .... Haaaaaaaa!!!!"

Satu kali tebasan kuat yang dapat menimbulkan gelombang kejut kemudian di susul oleh serangan cepat dan juga kuat dalam beberapa detik. Alhasil tiang itu terbelah menjadi beberapa bagian.

Dibandingkan dengan ledakan yang menghancurkan namun memiliki dampak menyebar. Akan lebih baik jika menggunakan serangan yang bertumpu pada satu titik dan disaat yang bersamaan di salurkan oleh kekuatan yang kuat.

"Eh?"

Elen pun menunjukan wajah yang aneh dan itu berhasil membuatku sedikit tertawa.

"Sebaiknya kita bantu Lash, daripada hanya berdiam diri saja"

"Aku tahu itu!"

Sekarang wajahnya memerah. Elen menggunakan kemampuan yang dapat membuat tubuhnya terdorong oleh percikan. Ia seperti di dorong oleh tenaga jet.

Aku berlari menyusul di belakangnya. Kulihat Lash kerepotan melawan monster sebesar itu sendirian. Bahkan HP-nya menguning dan mulai memerah.

Ini gawat, aku harus cepat membantunya.

"Kenapa kalian lama sekali ... whuoaaaa!!!!"

Lash terlempar karena sebuah benda yang melayang ke arahnya dan membuat tubuhnya seperti burung sesaat. Elen berhasil menangkapnya dan di lempar kembali ke arahku.

"Elen—Whuoaaaa!"

"Ehhhh?!!!!"

Untungnya aku berhasil menangkap Lash walau pun aku terjatuh karena mendapatkan tubuh Lash yang menghantam tubuhku.

"Kerja bagus ... kalau begitu sekarang giliranku!"

"Dasar!"

"Lash ... sebaiknya kau mengangkat tanganmu dari perutku!"

"Huh?"

Sikut miliknya berhasil menyentak perutku dengan telak. Entah mengapa tubuhku rasanya seperti retak. Menerima sikut berbentuk lancip mendarat begitu mulus di perutku tanpa adanya pelindung dan hanya sebuah kain yang menutupinya.

"A-a-aaa maafkan aku, Archie"

"Ughhh ...."

Ketika Lash mengangkat sikutnya dari atas perutku. Tiba-tiba saja sebuah suara terdengar nyaring di telingaku. Dan begitu aku sadar sebuah layar interface muncul dengan kalimat yang memberitahukan bahwa levelku telah naik menjadi level 11.

Kami berdua—aku dan Lash hanya bisa menatapnya kemudian saling bertukar pandang dan akhirnya melihat Elen sedang berdiri gagah. Sementara monster itu telah lenyap.

"Cepatnya ... "

"Memang seperti itu lah dia, begitu cepat saat menghadapi monster."

Seperti yang diharapkan dari level 29.

Kulihat Elen sedang membuka inventory-nya dan sedang mengganti sesuatu. Lalu ia pun kembali berjalan dan lagi-lagi meninggalkan kami di belakangnya.

***

Tak lama setelah kami selesai menghabisi monster yang menghuni lantai 49. Akhirnya kami tiba di lantai 50 dan di sana tidak ada monster. Yang kulihat hanyalah sebuah gerbang besar dengan dua buah lampu kristal hitam yang meneranginya.

"Sepertinya kita telah sampai"

"Jadi di sini, ya?"

" ... "

" Kalau begitu aku akan membukanya."

Ketika Lash membuka pintu itu, suara layaknya kaca pecah terdengar samar dan akhirnya pintu itu terbuka. Sebelumnya aku bisa melihat tempat apa ini. Tempat yang mirip seperti sebuah ruangan kecil namun berkat kesan bahwa ini adalah menara, kesanku di hancurkan oleh pemandangan yang begitu luas.

Sebuah taman terhampar di depan sana. Bunga dengan berbagai warna memancarkan keindahannya. Tak kala sinar matahari yang datang dari atap menara ini membuat mereka begitu hidup.

Di sekeliling kami berbagai senjata terpajang pada dinding tua yang berlumut. Udara cukup tipis, walau pun aku masih bisa merasakannya. Entah mengapa tetapi saat aku melihat bagaimana kondisi jantung Elen dan Lash.

Kondisi mereka berdua sepertinya kurang stabil. Masing-masing jantung mereka berdetak cukup cepat saat ini. Apakah udara dapat mempengaruhi karakter dalam game ini?

Namun HP mereka sepertinya tidak berkurang—tunggu?!

"Elen ... Lash, HP kalian?"

"Huh?"

"Apa maksudmu, Archie?"

Aku pun langsung menunjuk bar HP mereka. Saat mereka menyadari ada yang aneh, mereka pun kaget dan tidak percaya bahwa HP mereka berkurang sedikit demi sedikit. Layaknya kayu yang digerogoti oleh rayap.

Sepertinya tekanan udara pun berpengaruh. Status tempat yang mempengaruhi status kita tampaknya memang ada. Jika ini berada di ketinggian yang entah berapa ratus meter tingginya.

Mungkin saja memang akan berpengaruh. Lagi pula tekanan angin dan rendahnya kapasitas tempat-tempat tinggi memang lah merepotkan. Sama akan halnya dengan tempat berapi, beracun atau pun tempat dengan status yang memberikan dampak pada para Player.

"Sepertinya di sini aku harus menggunakan Skill milikku. [Wind Pulse]!"

Sebuah angin hebat keluar dari senjata milik Lash dan berhasil membuat ruangan ini menjadi sedikit berangin. Angin yang di timbulkan pun cukup hangat dan tidak terlalu dingin.

Jika di bandingkan dengan yang tadi, detak jantung mereka berdua kulihat kembali stabil. Gambaran info yang kudapat dari pemunculan status dalam gambar ini cukup membantu. Walau pun aku tak tahu darimana datangnya kemampuan seperti ini.

Tetapi untuk saat ini aku harus fokus ... karena tidak lama lagi aku akan menghadapi monster terakhir. Alias bos pada dungeon ini.

Untuk ukuran ruangan ini terbilang sangat luas dan tingginya pun aku tidak bisa menebak berapa atau pun setinggi apa. Yang pasti ruangan ini luas sekali.

"Di mana bos ruangan ini?"

"Tenanglah Elen, kau selalu tidak bisa menahan diri jika menyangkut hal-hal seperti ini"

"Apa kau melarangku?!"

"B-bukannya melarang, tetapi sebaiknya kau menahan diri. Bisa-bisa kau terperangkap seperti tadi lagi."

Lash pun menghela napas dan mulai berjalan mendahului Elen. Sementara aku pergi ke sisi ruangan. Melihat bagaimana kondisi bebatuan dan juga kayu yang menahan ruangan ini. Berlumut dan kayu yang telah keropos membuatku sedikit risau.

Jika seandainya kondisi ruangan juga menentukan bagaimana jalannya permainan ini. Maka selain kondisi teritorial, kondisi ruangan pun akan menjadi salah satu faktor pendukung atau penghambat bagi kami bertiga.

Tidak ada tanda-tanda kemunculan bos. Kulihat dari mana pun ruangan ini benar-benar tidak memiliki aura kehidupan dari mana pun, tetapi ....

[Warning Warning Warning The State of Battle Will Begin in 30 Second]

Ruangan ini mulai bergemuruh. Tetapi kami bertiga entah mengapa bisa terlempar keluar dari ruangan itu. Sehingga saat ini kami melayang bebas di udara.

"Uaaaaa ... bisa-bisa aku langsung mati!"

"Tenanglah bodoh!"

"Haahhh ... apakah sekarang, tepatnya?"

"[Field of Bloom]!"

Elen mengeluarkan beberapa gelembung kemerahan dari senjatanya. Meluncur cepat dan jatuh dengan mulus di permukaan tanah. Begitu gelembung-gelembung itu pecah, berbagai jenis tumbuhan bermunculan dan mengembang seiring dengan gelembung yang pecah.

Kami bertiga mendarat di atasnya dengan selamat.

"H-hampir saja ... "

"Jangan meremehkanku!"

"Sepertinya aku selamat lagi."

Lash menampakan wajah pucat pasinya sambil mengambil napas. Sedangkan Elen ia jatuh terduduk dengan cukup aneh. Sementara aku ... wajahku masuk ke dalam tumbuhan itu. Sehingga aku tak bisa melihat.

Entah mengapa suasana di sekitarku tiba-tiba saja menjadi sunyi. Aku tak tahu apa yang terjadi, hanya saja ini aneh. Seharusnya mereka berdua bereaksi kembali setelah selamat dari terjun bebas itu.

Namun saat aku mengeluarkan kepalaku dari timbunan tumbuhan itu. Betapa kagetnya aku ketika mengetahui bahwa menara itu—menara yang menjadi tempat kami berburu ternyata adalah bosnya sendiri.

Di mana monster di depan kami memiliki tinggi yang menembus awan dan itu tidak mungkin untuk bos dengan level 30. Jika memang seperti itu maka firasatku mengatakan ada yang aneh dengan semua ini.

Wajah Elen pun memucat dan Lash ia membeku di tempat. Begitu aku melihat bagaimana status indikator bos di depan kami.

[The Lost Artifact Golem, Lagiaz Lv ???]

"Tak diketahui?!"

Bukan kah seharusnya bos yang kami lawan memiliki level 30?

Tetapi mengapa?

"Kau bercanda, 'kan?!"

Kulihat Lash dan Elen masih terdiam di tempatnya sementara bos itu mulai bangkit dengan bentuknya yang besar nan menggemparkan batin keduanya.

"Ahh ... kuatkan diri kalian!"

Aku pun langsung menepuk tanganku di depan wajah mereka. Suara tepukan itu untungnya berhasil membangunkan kembali mereka di saat-saat yang kritis seperti ini. Tetapi ....

"A-a-ahh?"

" ... "

"Arhhhh!!! Elen sadarlah! Bukan kah kau ingin menaikan levelmu?!"

Hanya sebuah gerakan mata yang kini merespon perkataanku.

"Bukan kah kau ingin menaklukan bos di depan itu?! dan bukan kah kau menerima misi ini bersama dengan Lash?! Maka bangkit ah dan bertanggung jawab ... lagi pula yang menjadi korban di sini adalah diriku!"

Sekali lagi hanya gerakan mata ....

Aku pun menempelkan keningku ke kening milik Elen. Walau ini adalah dunia virtual, tetapi sensibilitas indera sentuhan dapat terasa dengan nyata.

"Kau itu kuat ... maka percaya diri ah. Jika kau ingin menyelesaikan misi ini maka kita harus bekerja sama! Tidak ada yang tidak mungkin jika semuanya dikerjakan secara bersama-sama! Kita pasti bisa, dengan bantuan kami berdua, kita pasti bisa mengalahkannya!"

Kulihat kedua pipi Elen memerah dan mulutnya mulai bergerak.

"T-tetapi bagaimana?!"

"Percayalah kepada anggota kelompokmu, kami akan membantumu. Maka bangkit lah jangan gentar akan hal seperti ini, kemana sikap arogan yang kau miliki tadi?"

Kini kedua matanya mulai membesar. Tiba-tiba saja ia memelukku cukup erat.

"Awww ... "

"Kau harus bertanggung jawab!"

Setelah itu ia melepaskanku dan mulai sadar kembali.

"Kalau begitu aku akan mempercayai kata-katamu tadi"

"Nah ... akhirnya. Tetapi pelukanmu kuat sekali"

"M-mau bagaimana lagi, itu adalah pertama kalinya aku memeluk seseorang!"

"Hmmm ... "

"B-bodoh!"

Wajahnya kembali seperti semula dan aku lega karenanya. Sekarang adalah giliran Lash. Untuk Lash sepertinya aku tidak terlalu sulit untuk membangunkannya dari dunia buatannya sendiri.

"Woiii ... mau sampai kapan kau bengong saja! Sampai di injak oleh kaki sebesar itu?"

Aku pun menunjuk kaki bos di depan sana dan kepala Lash mengikutinya dengan seksama.

"Yang ada malah rata bukannya lega!"

"A-Archie?!"

"Akhirnya kau sadar juga, cepat bangun kita harus membantu Elen di sana!"

"Elen?!"

"Cepat ... kita akan membantunya di garis depan!"

"T-tetapi—"

"Bukan kah kau yang memilih misi ini? Maka kau harus hadapi dengan sekuat mungkin, kau juga yang mengajakku ke dalam kelompokmu maka tahanlah, kita berada di dalam satu kelompok ... maka kuatkanlah dirimu! Apa kau akan mengecewakanku, Lash?"

"Archie ...."

Setelah mengatakan itu, aku pun meninggalkan Archie dan segera menyusul Elen yang mulai mengeluarkan serangan pertama. Beberapa suara sentakan yang berdebum keluar bertubi-tubi dan membuat ledakan kecil di sekitar kaki bos itu.

Langit menggeram seakan mereka marah terhadap kami. Bayang-bayang yang tak bisa kubayangkan berada di atas sana, menatap kami dengan jelas. Kedua matanya yang merah menyala seperti bola dalam kobaran api yang membahana.

"Apakah kau baik-baik saja?"

"Tentu ... jangan hanya berdiam diri, cepat bantu aku!"

"Baiklah—"

"Terima ini!"

"?!"

Beberapa cahaya menyelubungi tubuhku dan entah mengapa tubuhku seolah-olah mendapatkan asupan kekuatan dari cahaya-cahaya itu. Begitu aku membuka layar interface dan mengarahkannya ke dalam statusku.

Kulihat ada beberapa peningkatan walau pun dalam jangka waktu yang telah di tentukan.

"Kau pasti bisa melakukannya! Aku dan Elen akan mendukungmu dari sini ... sebaiknya kau cepat pergi dan habisi monster itu!"

"Tetapi levelku—"

"Itu tidak masalah, benarkan, Elen?"

"Ya ...."

Kulihat Elen tersenyum ke arahku. Apakah Lash menyadarinya?

"Kalau begitu aku akan memberimu beberapa barang, terima ini!"

Lash memberikanku tiga buah HP potion dan satu buah CP recharge.

"Terima kasih ... kalau begitu aku akan menerimanya"

"Jangan diam saja!"

"WUOAAAAA!!!!"

Elen mengeluarkan gelombang kejut yang menciptakan percikan merah. Percikan merah itu menghantam tubuhku hingga membuatku terbang cepat.

"Terkadang cara kau mengirim orang terbang ... kejam juga, Elen"

"Seperti itu kah?"

Kini tubuhku melesat cepat di udara dan gelombang-gelombang angin menerjang wajahku tak henti-henti. Aku menyiapkan pedangku dan segera mengirimkan sebuah tebasan pembuka versi diriku sendiri.

Aku menamainya "Tebasan Orang Terbang Karena Kejutan!" dan saat itu lah aku merasa udara di sekitarku bergetar.

"HYAAAAA!"

Sebuah liukan cahaya samar muncul seiring pedangku terhuyung secara diagonal mencoba membelah batu yang sama sekali tak bisa kuukur dengan cara apapun.

Tubuhku kemudian berputar di udara untuk menyeimbangkan gerakan yang selanjutnya akan kulakukan. Begitu kakiku telah berpijak, kukuatkan pegangan pada bilah pedangku.

Cahaya pudar mulai menyelimutinya dan seketika itu juga aku mengeluarkan [Reinforce Slash] sebanyak dua kali. Lalu di susul oleh serangan yang telah dipercepat oleh efek dari Skill itu.

Bunyi sayatan yang benar-benar keras terdengar berulang kali dan tanpa hentinya ... aku, mengakhirnya dengan serangan horizontal yang cukup cepat.

"Hah huh hah huh hah hah."

Seakan aku merasa kelelahan dan memutuskan untuk melangkah mundur. Ketika aku mendongakan kepalaku, sosok monster itu begitu besar.

"T-tidak mungkin?!"

Bar HP miliknya sama sekali tidak berkurang. Bahkan dengan ledakan-ledakan yang di timbulkan oleh Lash dan juga Elen. Tetapi aku tidak mempercayainya sama sekali. Bagaimana mungkin HP-nya tidak berkurang?

Apakah bos ini memiliki efek yang mengubah dampak serangan?

Itu tidak mungkin ... itu sama sekali tidak mungkin. Aku tidak percaya dengan adanya bos yang memiliki status pengubah efek serangan. Jika itu memang benar, maka semua serangan kami memanglah sia-sia.

Dan sejak awal kami memang telah kalah. Tidak mungkin aku bisa mengalahkan monster seperti ini. Dengan adanya efek seperti itu maka ia tak terkalahkan.

Lalu bagaimana caranya agar aku bisa mengalah kan bos ini?

[Archie ... kau baik-baik saja?]

Suara seperti berasal dari Lash. Sepertinya ia menggunakan pesan langsung menujuku.

"Aku cukup kesulitan di sini, bagaimana dengan kau dan Elen di sana?"

[Kau bisa menebaknya, tetapi entah mengapa monster-monster berlevel kecil menghalangi kami]

"Huh?!"

[Jadi untuk sementara ini, kami tidak bisa membantumu di sana. Bertahan lah hingga kami selesai di sini!]

"A-apa?!"

[Ah ... ya ada pesan dari Elen. "Luar tak bisa maka hancurkan dalam!" begitulah kurang lebih, apa kau tahu maksudnya?]

"Mungkin? Tetapi aku akan memikirkannya!"

[Kalau begitu ... semoga kau selamat]

"Heiii!—"

Sebelum aku sempat membalas pesan langsungnya itu, ia telah terlebih dahulu menutupnya. Aku mengetahui maksudnya pesan itu, tetapi menghancurkannya dari dalam?

Bukan kah satu-satunya jalan yang bisa kumasuki adalah gerbang awal?

Melihat menara itu sendiri adalah bosnya, mana mungkin aku bisa menjangkau gerbang setinggi itu?

Tunggu dulu sebentar ....

"Sial!"

Beberapa peluru batu meluncur dari langit dan sepertinya akan menghantam daerahku. Apakah ini yang namanya di hujani oleh sesuatu yang tidak diinginkan?

Bebatuan itu lebih terlihat seperti batu kasar yang terlihat mengerikan. Aku tak tahu mengapa, tetapi bebatuan itu membentuk sebuah wajah yang sama sekali tidak ingin kulihat.

Seketika itu aku ingat pesan Elen. Apakah ini yang ia maksudkan?

Jika dilihat lebih baik lagi, bebatuan itu adalah tempat yang cukup kuat untuk kupijak. Namun, masalahnya adalah mereka berjatuhan dari langit dan bukan menumpuk atau pun berada di atas tanah.

Lalu bagaimana caranya agar aku bisa berada di atas sana tanpa terkena hantaman?

Aku kembali berpikir dan setelah semua akumulasi serta persiapan mau pun probabilitas telah kurampungkan dalam kepalaku ini. Hanya dalam waktu dua menit, aku telah memutuskannya.

"Sepertinya tidak salah jika aku mencobanya ...."

Mulutku menyungging gugup. Sedangkan sisinya berkedut-kedut akan ide gila ini. Levelku masihlah 11 dan mana mungkin aku akan bertahan melawan bos seperti ini. Tetapi walau aku memutar otakku, yang namanya jalan keluar di saat seperti ini sama saja dengan bunuh diri.

Bos yang memiliki tinggi melebihi awan. Tangannya mungkin bisa menjangkauku dan langsung meremukanku dalam satu kali tepukan.

" .... Hahhh huhhh hahh. Kalau begitu ... Aaaaaaaaa!!!!"

Aku pun mulai berlari menuju kaki [The Lost Artifact Golem, Lagiaz].

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro