Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

39 - Dark Bound

Setelah kami berhasil keluar dari reruntuhan atau jalan rahasia yang di tunjukkan oleh Elen. Sebuah hutan kini telah menanti kami di depan sana, itulah yang ia katakan kepadaku ketika ia sedang menggumamkan sesuatu.

"Archie, apa kau tahu tentang rumor pengekang kegelapan?" ucapnya dengan wajah yang bersemangat.

"Rumor? Pengekang kegelapan? Se-ingatku itu hanya glitch yang terjadi di sekitar Hutan Ergone. Apakah ada masalah?"

"Tidak, hanya saja ketika aku mendengar desas-desus setelah melewati perbatasan Benua Lant El Olvier"

"Hmmm."

Pengekang Kegelapan atau yang biasa kusebut Dark Bound adalah kesalahan sistem yang memecah elemental cahaya menjadi kegelapan. Setiap partikel yang keluar dan berhasil selamat dari musibah itu kini menjadi parasit.

Jika kubilang parasit mungkin terdengar aneh. Tetapi pada kenyataannya elemental itu menghisap energi kehidupan milik elemental lain. Karenanya jika suatu elemental lain bertemu dengan pengekang ini, kemungkinan akan terjadi perpecahan lain, lalu melebur, dan akhirnya pecah.

Setelah kupikir-pikir hutan yang di sebutkan oleh Elen sendiri adalah Hutan Ergone. Apakah ini suatu kebetulan atau hanya prediksi Elen, jika kami mungkin saja akan menemukan pengekang ini.

"Bisa kau ceritakan lagi? Ingatanku tentang Dark Bound ini sedikit kabur"

"Baiklah," jawabnya ceria.

Kemudian Elen pun menceritakannya dengan penuh semangat. Perlahan-lahan aku tahu di mana letak kejanggalan. Dark Bound yang sebenarnya telah kusegel itu kembali aktif berkat ulah seseorang.

Aku tak tahu jelasnya apakah itu karena ke-usilan atau memang rasa penasaran mereka sehingga melepaskannya. Aku menyebut elemental ini sebagai subjek mungkin juga objek.

Berusaha untuk mengingat kembali letak tepatnya pengekang ini , seperti statik yang menyengat. Kepalaku tiba-tiba saja sakit dan terasa pusing.

"Archie?"

Melihat matanya yang tampak mengkhawatirkanku, kulambaikan tangan pelan untuk memberitahunya bahwa aku baik-baik saja.

Kini kami sampai di penghujung reruntuhan ini. Jalanan pun berubah menjadi sedikit gelap, dengan tanah yang gembur. Beberapa rerumputan subur, tapi tidak lama setelah itu muncul beberapa monster yang mirip seperti pohon.

[Old Trent Lv.25]

Setidaknya lawanku kali ini tidak terlalu banyak. Hanya beberapa saja dan tampak terlihat lambat dari penglihatanku ketika salah satunya mulai menyerang. Aku pun melompat mundur, mengambil ancang-ancang, kemudian berlari secepat mungkin dengan tambahan kemampuan pasifku.

Begitu ringan dan bahkan semuanya bergerak lamban. Aku hanya perlu beberapa detik saja untuk mengalahkan mereka. Sepertinya levelku benar-benar meningkat pesat setelah mengalahkan beberapa musuh yang kuat sebelumnya.

Mereka juga menjatuhkan beberapa barang seperti, HP Potion, beberapa akar berwarna, serta dua buah daun yang tampaknya memiliki rank langka.

Selain itu aku juga melihat pohon kemampuanku kembali berubah. Terdapat akar-akar yang merambat dari sebuah lingkaran dengan lambang aneh. Lambang itu berbentuk huruf V dengan sepasang sayap berwarna biru pucat.

Ada beberapa kemampuan baru yang terbuka maupun menjadi pasif. Seperti Shadow Buster dan Blood Hunter yang berubah menjadi Blood Seeker. Kemampuan baru ini membuatku dapat melacak musuh dalam radius 900 meter.

Memang mengalami penurunan dari 970. Tetapi kesempatan kudapatkan bertambah menjadi 40% dari yang sebelumnya hanya 30%.

Mungkin aku terlalu takjub dengan peningkatan ini, tetapi yang membuatku kaget adalah wajah Elen yang kini seperti berbinar.

"E-Elen, kau bisa melihatnya?" tanyaku ragu.

Ia pun mengangguk, "Ya, karena aku juga sebagai Assister."

Saat itu aku pun termenung, mendengarnya tak percaya. Kalimat itu benar-benar tidak asing di telingaku. Begitu juga dengan bagaimana wajahnya menjadi seperti itu.

Entah kenapa aku pun menjadi geli dan akhirnya tertawa kecil. Ini seperti waktu itu, ketika aku memberikannya sebuah boneka.

Assister atau sebutan NPC pembantu untuk para pemain. Tetapi siapa sangka Elen adalah seorang Assister, walau ini aneh karena tidak ada status yang memperlihatkan bahwa ia adalah Assister itu sendiri.

Selain dari itu ia juga mulai melompat-lompat kecil di depanku sambil mengaitkan jarinya di belakang tubuh. Sesekali ia juga bernyanyi kecil dengan wajah yang gembira.

Di waktu yang sama aku melihat beberapa pemain sedang bertarung melawan monster tidak jauh dari tempatku berjalan. Mereka tampak kesulitan, terlihat dari bagaimana mereka berusaha untuk bertahan, dan mencari kesempatan untuk menyerang.

Monster yang mereka lawan sangat lah beragam, aku tidak tahu jenis atau tipe seperti apa monster itu. Jika di lihat sekilas mirip seperti burung dan beberapa makhluk yang bisa melayang.

"Oh, oh, oh ... itu tipe astral. Di hutan ini kita akan melawan monster seperti mereka!" ucap Elen sambil menunjuknya.

"Astral, ya? Aku tidak terlalu ingat dengan jenis-jenis tipe monster yang kubuat saat itu. Mungkin kah dengan statusku yang sekarang bisa mengalahkan mereka?"

"Hmmm. Itu akan sedikit sulit, karena mereka hanya bisa di kalahkan dengan sihir cahaya"

"Hahhh ... muncul lagi hal yang merepotkan. Lalu apakah ada jalan pintas di sekitar sini?"

"Mungkin kita bisa melewati Gua Varnis. Di depan sana akan ada jalan bercabang, kita akan ambil yang kiri."

Aku pun mengangguk dengan saran Elen. Tetapi ketika kami telah mengambil jalan kiri itu. Bukan lah sebuah gua yang kudapatkan melainkan jalan buntu, sebuah dinding batu berlumur yang terlihat kasar.

"Gua, 'kan?"

"Umm, tenang saja. Ini hanya dinding ilusi, hanya perlu seperti ini dan taraa!"

Ketika Elen memukul dinding itu, sebuah cahaya pudar berbentuk tengkorak muncul. Lalu akhirnya dinding itu pun hancur tak bersuara. Sebuah jalan yang gelap muncul di depan mataku.

Saking gelapnya bahkan aku sendiri tak tahu apakah jalan ini aman atau tidak. Tetapi Elen mengacungkan jarinya, kemudian cahaya muncul dari ujung telunjuknya. Menyinari sekitar kami dengan cahaya yang cukup terang.

"Dengan begini aman, 'kan?"

Tersenyum tipis pada pertanyaannya, aku pun mengangguk. Setelah itu kami masuk menuju ke dalam gua tersebut.

Berbagai stalaktit serta stalakmit yang terbuat dari mineral gua begitu esksotik. Berbagai warna terpancarkan begitu juga dengan beberapa kristal gua yang muncul di beberapa bagian dinding dalamnya.

Terkadang aku dapat merasakan angin berhembus dari depan sana. Dengan kondisi yang lembab serta sedikit gelap ini aku merasakan sesuatu yang aneh. Aura seperti ini bukan milik seorang pemain.

Ini lebih seperti aura yang gelap dan dapat menekan batinku secara tak langsung. Firasatku mengatakan ini bukanlah pertanda yang baik.

"Elen. Tentang pengekang yang tadi. Apakah kau tidak merasa ada yang aneh dengan gua ini?"

"Aneh? Mungkin gara-gara monster astral itu?"

Kepalanya pun memiring. Selagi cahaya di jari telunjuknya menyinari jalan di sepanjang perjalanan kami. Pada awalnya aku sedikit tenang karena untuk masalah penerangan tidak akan menjadi masalah.

Namun semakin kami memasuki gua ini lebih dalam. Aku merasa ada sesuatu yang memperhatikan kami. Tidak terlalu jelas, tetapi aku bisa merasakannya dengan kemampuan pasifku—Ghost Awareness.

Perasaan tidak enak ini terus kurasakan ketika kami berjalan di jembatan gantung. Terbuat dari kayu dan tali pengait serat penguatnya dari serat tanaman. Di bawahnya sebuah aliran air mengalir ke sebelah kanan sana.

Mungkin tempat ini berada tepat di bawah sungai atau danau? Tidak ... seingatku Hutan Ergone tidak memiliki sungai maupun danau sama sekali. Lalu air ini mengalir ke mana?

Pertanyaan itu muncul di kepalaku, tetapi menghilang saat Elen menarik jubah hitamku beberapa kali.

"Archie, Archie ... aku tidak suka dengan itu," ucapnya dengan jari yang menunjuk ke depan sana.

"Batu?"

Dengan gelengan pelannya, aku pun kembali melihat jarinya.

"S-sungai?!"

Sepertinya tempat yang memiliki sungai bukanlah Hutan Ergone, melainkan Gua Varnis ini sendiri. Semakin kami telusuri ke mana arah sungai ini mengalir, sebuah danau mulai terlihat.

Danau dalam gua. Elen pun menghentikan cahaya di ujung jarinya, itu semua karena cahaya yang memantul dari berbagai kristal gua di sekitar danau. Dan juga berkat sebuah lubang tidak terlalu besar di atas sana.

Sehingga penerangan yang kami dapatkan lebih dari cukup.

"A-Archie, seingatku gua ini tidak memiliki danau," ucapnya gugup.

"Benar kah? Aku sama sekali tidak tahu."

Setelah kami sampai di pinggir danau itu. Tiba-tiba saja warna airnya berubah menjadi merah gelap.

"Elen ... tampaknya ini bukan danau biasa."

Lalu hanya dalam satu kedipan mata, semua tempat di sekitarnya berubah menjadi kristal ungu. Air pun mulai surut dan ledakan beberapa kristal membuat proyektil kecil yang memantul-mantul di sekitar kami.

"Berlindung lah di belakangku! Cepat!"

Tubuhnya yang sedikit gemetar itu pun segera bersembunyi di belakangku. Dengan cepat kutancapkan pedangku, membuat sebuah pelindung yang terbuat dari lapisan manaku.

"Aghks! Ini terlalu kuat! Tetapi bertahanlah."

Perlahan-lahan danau itu pun berubah menjadi sebuah genangan. Semua air yang berada di dalamnya menjadi kristal-kristal kecil, beberapa pilar kristal pun tampak terlihat. Lubang di atas sana pun tertutup rapat

Memunculkan sebuah kubangan raksasa yang merantai seekor naga ungu kehitaman. Ia meronta dengan geramannya yang memuntahkan api ungu.

"Cepat berlindung, aku akan mengatasi hal ini!"

"T-tetapi ... "

"Pergi!"

"Uuu ...."

Tidak lama setelah itu naga yang terbelenggu akhirnya lepas dengan raungannya yang menggetarkan tanah.

"Setelah mengalami semua hal itu, kenapa sekarang muncul yang lebih parah?!"

Selamat dari serangan tujuh dosa besar, aku pun kembali di hadang oleh seekor naga hitam. Naga itu memiliki dua buah tanduk dengan ekor yang bergerigi terlilit tali api kecil. Sayapnya yang gelap dan lebar mulai terentang.

Setelah itu ia kembali meraung. Mata kami sempat bertemu dan itu membuat hatiku berdetak keras. Perasaan ini, jangan bilang bahwa naga itu adalah ....

[Dreadnought, The Dark Bound Lv. ???]

"Dark Bound itu sendiri?!"

Oy, oy, oy ... Elen. Katamu Dark Bound berada di Hutan Ergone, lalu mengapa sekarang makhluk besar bersayap itu ada di sini?! Batinku.

Hanya melihatnya saja sudah berhasil membuatku merinding. Dengan cepat kulepaskan Mode Azure. Menjadi sedikit kuat walau kali ini CP-ku benar-benar sedikit lagi. Setelah sebelumnya aku melawan Alter.

CP-ku tidak bertambah dan hanya menyisakan sepertiga lagi. Dengan hanya CP itulah aku harus bisa bertahan dari serangannya. Setidaknya semua kemampuan aktifku kini menjadi pasif berkat Mode Azure.

Sehingga aku tidak terlalu memikirkannya dengan keras, hanya saja bagaimana aku bisa mengalahkan makhluk ini?

Ketika dalam bentuk ini aku dapat melihat seberapa besar tingkat bahayanya. Lalu mataku melebar, ia sama sekali tidak memiliki keterangan itu. Tidak sama sekali terlihat, ini aneh ... sebelumnya ketika berada di Makam Besar Fartera aku bisa melihat tingkat bahaya dari Abnorlam Phenom.

Namun kali ini aku sama sekali tidak bisa melihatnya. Sial, ini tidak seperti apa yang kubayangkan. Benar-benar melelahkan. Kuharap aku bisa selamat dari sini, lagi pula mengapa setiap jalan pintas yang kulalui bersama Elen berakhir mengenaskan seperti ini?

"H-hahaha, ini buruk sekali.'

Sekali lagi naga itu kembali meraung, memuntahkan beberapa api belerang yang menyengat. Di sekelilingnya pun menguap. Tempat yang berubah, bahkan suasana pun menegang dengan situasi mengancam seperti ini apakah aku bisa selamat dari serangannya?

Tidak terpikirkan sama sekali, aku tak tahu apa yang harus kulakukan. Hingga sebuah panel muncul dan memperlihatkanku sebuah misi. Ya, itu bukanlah sekedar misi biasa ... melainkan misi rahasia.

[Defeat The Dreadnought, Dark Bound to Achieve Secret Legacy]

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro