Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

37 - I'll Face My Self


Ini memang aneh jika rasa nyata seperti ini benar-benar diriku sendiri. Mual dan juga pusing, tetapi aku harus menghadapinya dengan semua yang kumiliki. Walau aku tak tahu apakah usahaku ini akan membuahkan hasil yang manis atau sebaliknya.

"Akan kupastikan kau mendapatkan kematian yang layak," ucapnya sambil mengibaskan pedang.

"Memang benar aku lemah, tetapi belum tentu kau lebih kuat dariku."

Lalu hanya dalam kedipan mata, wajahnya telah berada di depan mataku. Dengan pupilnya yang tajam dan mengeluarkan aura kelam. Kesadaranku hampir di bawa dari dalam tubuhku.

"Begitu kah? Jika itu maumu, maka inilah yang akan kau dapatkan."

Begitu dingin, datar, dan nada yang tegas itu. Ia kembali menebaskan dengan cepat. Bahkan aku sendiri tidak bisa menghindarinya dan kembali terpental hingga menghantam sebuah dinding.

Ini seperti ujian, layaknya dinding besar yang menghadangku. Kekuatan serta ketahanannya yang begitu kuat membuat kewalahan. Sontak aku pun kembali memuntahkan darah untuk kesekian kalinya.

Walau aku tahu ini tak begitu berarti, namun keinginanku tidak akan hancur semudah itu. Ini menggelikan. Aku bukanlah ikan yang dapat memanjat pohon, memiliki keterbatasan adalah tanda bahwa aku mahluk hidup, dan bukan sebatas program yang dapat di ubah dengan mudahnya.

"Ha ... hahaha ... "

"Sepertinya kau mulai gila. Mungkin memang benar bahwa kau tidak cocok menjadi 'kenyataan' itu sendiri."

Rasanya seperti ada sesuatu yang timbul dari dalam tubuhku-bukan, lebih tepatnya dari hasrat terdalamku. Ini menghasutku, memakan jiwa yang benar-benar terkoyak akibat fakta mengejutkan.

Jika ia adalah apa yang kusebut sebagai peniru, kloning, atau sifat alter-ku. Bukan kah aku memiliki kehendak yang lebih kuat di bandingkan dengannya?

Bukankah aku tubuh utamanya? Intinya? Pusat dari semua sifat yang selalu mereka banggakan? Jika begitu jawaban untuk saat ini benar-benar membuatku ingin tertawa.

"Matilah! Akan kubebaskan tubuh itu dari siksaan-ugh!!"

"Siapa yang kau sebut tubuh itu?"

Luapan aura hitam mulai menyelubungi tanganku dan begitu aku tersadar, sebuah pintu ingatan kembali muncul.

.

.

.

"Inilah jalan yang akan kulalui. Sistem pengaman yang akan mengklaim bahwa mereka adalah diriku. Demi dirimu ... aku akan mengorbankan segala yang kumiliki tanpa terkecuali, bahkan jika itu jiwaku sendiri," ucapnya dengan tenang.

Type 00-ia sedang menatap langit dan tepat di belakangnya sesosok perempuan cantik tengah tertidur dalam balutan kain putih.

Berbagai perlatan terlihat hancur dan berantakan dan dinding sekitar mengelupas mengeluarkan akar tanaman.

"Jika dunia ini menggila dan merenggut semua yang kumiliki. Bukan kah aku juga bisa melakukannya? Azure ... langit biru itu kini akan berubah menjadi Azuria. Sang pencari kegelapan ...."

.

.

.

"Ughh!"

Kulihat diriku yang lain sedang kesulitan. Entah kenapa suara-suara yang saat itu mengganggu, menghinggapi, dan selalu berbisik di dalam kepalaku telah hilang. Mungkin ini yang dinamakan ketenangan itu.

Sayangnya aku tidak terlalu yakin dan meyakini bahwa ini adalah tanda-tanda yang baik. Hanya saja ... untuk saat ini, pertama kalinya aku bisa merasakan bahwa aku hidup. Bukan dan tidak dalam pengaruh sugesti seseorang.

Melainkan dengan kesadaranku sendiri. Suara-suara itu hilang dan aku mendapatkan beberapa ingatan dari Type 00 yang saat itu sedang menyelamatkan seorang perempuan. Apakah itu Type A1?

Entahlah, tetapi itu adalah itu dan ini adalah ini. Permasalahan yang berbeda dengan cara penyelesaian yang berbeda juga.

"Jadi seperti ini rasanya memiliki kesadaranku secara utuh?"

Lalu sebuah panel pilihan muncul di dalam penglihatanku.

-[Would You Became Yourself [Yes/No]]

Ini pilihan yang aneh dan bahkan terkesan seperti keusilan seseorang. Mengapa pilihan yang tertera menunjukkan pilihan untuk menjadi diriku sendiri?

Mungkin karena rasa penasaran ini yang membuatku ingin berkata iya dan tersenyum kecil.

-[Extract The Core. Release The Inner self]

Tiba-tiba saja pandanganku memburam dan tampak seperti berkunang-kunang. Selagi jantungku berdegup cukup cepat. Luapan emosi yang ingin kukeluarkan mulai berteriak di dalam diriku.

Aku hanya ingin mengatakan bahwa semua ini benar-benar membuatku bingung. Ya, memang sebagian dari ingatanku hilang. Apakah dengan adanya ini semua ingatanku akan kembali.

Diriku yang dulu. Seorang anak laki-laki yang menginginkan sebuah dunia yang dapat membahagiakan semua orang. Tersenyum tanpa beban dan bersenang-senang dengan orang-orang yang mereka sayangi.

-[One Cannot Reside Within Memory For Long]

Semakin aku memikirkan sesuatu, dadaku rasanya semakin sesak, dan aku kesulitan untuk bernapas.

"Percuma saja! Kau tidak akan bisa apa-apa walaupun kekuatanku kembali lagi."

Saat ini yang bisa kulihat tidak ada, yang bisa kudengar hanyalah suaranya yang terus mencercaku. Walau aku tahu ada yang salah dengan semua ini, tetapi bukan kah kesalah itu adalah dunia ini?

"Sepertinya kau telah mengucapkan kalimat terakhirmu. Tidak ada yang mengetahui masa depan, karena itulah kau akan musnah di tangan alter buatanmu sendiri ... sekarang beristirahatlah dengan tenang."

Saat itulah sebuah suara muncul di dalam kepalaku, suara itu seperti bisikan yang benar-benar halus. Mengajakku untuk keluar dari zona nyamanku sendiri. Kau adalah lelaki yang kukasihi, maka bangkitlah, aku akan selalu menunggumu di sini ... di dalam hatimu yang paling terdalam.

Tiba-tiba saja berbagai bunyi menggema di dalam telingaku seperti pemberitahuan.

i-ini buff?! Batinku. Lalu ketika wajahku kembali mendongak untuk melihatnya, sosoknya semakin mendekat, dan pedangnya siap ia huyungkan.

-[Rebirth of The Forsaken Hero]

Setelah itu lenganku dengan sendirinya bergerak, menggerakkan pedang di tanganku, dan berhasil menangkis serangan miliknya. Wajahnya tampak tersentak dengan gerakan yang tiba-tiba saja berhasil menahan serangannya.

Tidak hanya di situ saja, bahkan gerak langkah kakiku juga menjadi ringan. Melangkah ke sampingnya, kuhuyungkan pedangku secara horizontal.

Ia pun melompat mundur dan menahannya menggunakan bilahnya. Lalu mendorongnya ke atas. Pada awalnya keseimbangan kuda-kudaku saat ini akan hancur, tetapi dengan refleks yang cepat.

Kuda-kudaku kembali normal dalam waktu sesingkat itu. Ketika ia akan mencoba untuk menebasku secara diagonal, aku pun melangkah mundur sambil mengangkat mata pedangku cukup tinggi. Kemudian menebaskannya ke kanan.

Senjata kami saling berbenturan dan mengeluarkan bunyi yang mendengung. Seperti getaran yang dapat mengangkat bebatuan kerikil di sekitar kami. Alter diriku kembali melancarkan beberapa serangan cepatnya.

Namun aku bisa mengikuti semua gerakannya. Seperti pergerakannya melambat dari pandanganku. Ketika pedang kami kembali saling berbenturan. Getaran itu kembali terasa dan luapan gelombang beruap putih melejit keluar dari bawah kami.

"Kau benar-benar keras kepala!" gertaknya sambil menguatkan tekanan pada pedangnya.

"Tidak semudah itu!" sahutku, lalu melapisi pedangku dengan aura biru kehitaman.

Saat ini pedang kami saling bergesekan, sehingga tekanan pada masing-masing pedang terus bertambah kuat. Yang kulakukan saat ini hanya menguatkan pedangku dengan sebuah aura penguat.

Berbeda dengannya. Ia lebih memilih menguatkan tekanan pada pedangnya dan berusaha untuk menekanku kuat sekali.

"Black Impact."

Lalu seketika itu pula sebuah gelombang hitam meledak dan berhasil menghempaskanku cukup jauh. Cukup dan hampir menghantam dinding yang sama. Untungnya dengan aura di pedangku, dampak dari serangan itu tidak terlalu besar.

"Mungkin jika sedikit serius aku bisa menghapusmu dari dunia ini."

Ia pun menancapkan pedangnya tepat ke perutnya sendiri. Ketika darah hitam berhamburan keluar dan ia memuntahkan darah yang cukup banyak. Pedang ditangannya mulai sedikit mengeluarkan cahaya bias kehitaman.

Begitu juga dengan sebuah sayap abu yang kini muncul dari punggungnya. Bukan sepasang melainkan hanya sebuah. Itu artinya ia hanya memiliki satu sayap yang kini melebar di punggung kirinya.

Ketika matanya mulai memerah dan menatapku begitu lekat. Pergerakannya pun menjadi lebih cepat bahkan ketika aku berkedip sosoknya telah bersiap untuk menebasku dari kanan.

Namun tubuhku seperti di tarik oleh sesuatu dan untungnya aku berhasil menghindari serangan mematikan itu. Bahkan ketika pedangnya hanya sekeder melewati bagian bawah, segaris cahaya hitam keluar, dan langsung meratakan semua jalur yang di lewatinya.

Benar-benar serangan yang mengerikan. Kekuatannya semakin kuat walau ia mengorbankan darahnya sendiri. Bukan kah aku memiliki kekuatan yang sama seperti itu?

-[Would You Change Into Azure Mode [Yes/No]]

Pilihan ini kembali muncul dan aku sudah tahu kriteria serta syarat untuk mengaktifkannya. Yaitu dengan mengorbankan tiga perempat CP-ku sendiri. Itu artinya kekuatan ini serupa tapi berbeda cara mengaktifkannya.

Ketika aku mengangguk dan mengatakan ya. Panel notifikasi itu kembali menghilang dan daerah di sekitarku mulai terbakar api abu kebiruan. Pedang Azure pun berubah dan memiliki garis-garis cahaya pada bagian tengah mata pedangnya.

Seperti dilapisi oleh sihir penguat. Kini masing-masing dari kami telah masuk ke dalam bentuk yang berbeda dengan kekuatan yang meningkat pesat.

Dengan tanda-tanda yang pasti, ia kembali menerjangku. Aura di sekelilingnya tampak beresonansi dan terlihat menyebar keluar. Sementara di sisi lain, aku sendiri menunggu saat yang tepat untuk mengeluarkan kemampuan ini.

"Kau tidak akan keluar hidup-hidup dari tempat ini!"

Ketika ia menghuyungkan pedangnya secara diagonal, aku pun bergerak maju menuju ke sisi kirinya. Berhasil menghindari serangan mematikan itu, kukerahkan sebagian CP-ku untuk menguatkan lagi Pedang Azure.

Lenganku pun mulai terangkat dan mengibaskannya secara vertikal. Sebuah gelombang meluap dari bawahnya sekaligus mengentak lantai hingga remuk. Di sisi lain Alter-ku berusaha untuk menahannya.

Namun sayangnya ia tidak terlalu beruntung. Walau seranganku berhasil ia tahan, tetapi tubuhnya tertekan, dan di saat momen itu lah kutendang tubuhnya keras sekali. Terhempas sangat jauh, aku pun mengejarnya dengan menggunakan kemampuan Ghost Awareness.

Langkah kakiku menjadi sangat ringan begitu juga dengan lompatan kecil yang berpijak pada udara. Ketika kutendang udara pada bagian bawah kakiku, tubuhku pun melesat cepat.

Setelah itu dalam dua buah tebasan, aku pun mengeluarkan sebuah gelombang bulan sabit yang menekan sekaligus menghantam tubuhnya.

"Aghkss!! Sialan!"

Kini yang kulihat adalah seperti pajangan dinding. Karena tubuhnya menyatu atau mungkin lebih tepatnya menempel hingga dalam dinding.

"Aku tahu tubuh ini lemah, tetapi bukan berarti yang kuat dapat menang dengan mudah. Jika kau ingin buktinya, saat ini adalah waktu yang tepat untuk menunjukkan bahwa kelemahan bukan berarti diriku lemah," ucapku sambil menguatkan ancang-ancang.

Ia pun kembali bangkit dengan kondisi yang menyedihkan. Di mana sayapnya mulai surut dan kekuatan aura dari pedangnya tampak memudar. Sayangnya aku tak akan membiarkannya begitu saja.

Karena ia kira bisa mengambil tubuhku begitu saja. Mungkin ini adalah akhir dari pertarungan kami sebagai penentu siapa yang lebih kuat.

"Tidak selamanya singa berada di atas rantai makanan, kawan. Ada saatnya ketika pemburu menjadi di buru," ucapku dengan senyum tipis.

===============================================

So Guys ... ane kembali lagi dengan cerita ini. Kalau gaya kepenulisannya berubah atau amburadul ceramihlah penulis ini, tetapi wajar lah udah lama gak up dan tiba-tiba ada keinginan buat ngerubahnya.

Welp .. so stay tune. Gak akan lama untuk chapter selanjutnya update xD
N of course ... feel free to criticism me kay :"D

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro