Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 1

Original Translation Indonesia language by : Risicy 💕

Sumber by: ReadwriteA dan Drama VITS in IQIYI

---


Pertemuan Pertama Kali


Satu Minggu yang Lalu

Toko furniture

Vee Pov

“Hm.. Kamu serius ingin mengundurkan diri, Vee?” Kata Ai Tong.

“Iya.. Kamu tidak perlu merasa sedih karena kamu tidak akan bisa menghentikan aku..”

Aku tidak bisa menahan diriku untuk menggodanya saat aku melihat sahabatku BaiTong mengatakan hal itu saat kami berjalan-jalan sambil memilih furniture dengan wajah sedih.

“Aku tidak ingin kamu mengundurkan diri. Projek yang kita kerjakan dengan Khun East masih belum selesai. Apakah kamu benar-benar serius mau meninggalkan aku?”

BaiTong mengatakan itu dengan nada memelas dan mengerutkan bibirnya sambil matanya terlihat memelas seperti sedang memohon kepadaku. 🥺

“Iya... Aku benar-benar sudah tidak bisa bekerja sama lagi dengan orang yang hanya bisa menjiplak karya orang lain dan mengakui bahwa itu adalah karyanya. Kamu bisa menyelesaikan proyek itu sendirian dan lebih baik kamu menghapus namaku dari proyek itu..”

Meniru karya orang lain adalah masalah yang besar untukku. Hal ini bukan pertama kalinya dan aku juga terkena dampaknya. 😔

Setiap pekerjaan dan model yang aku rancang untuk menciptakan karyaku sendiri dengan penuh cinta dan tekad selalu saja dikritik oleh atasanku. Pekerjaanku juga selalu ditiru oleh department lain, lalu mereka berbicara dengan marah-marah mengaku itu adalah ide mereka. Namun kali ini aku sudah tidak bisa mentolerirnya lagi.

Bulan lalu.. Aku diam-diam menemui Bosku dan menceritakan masalah yang aku hadapi.

Namun bosku hanya memangil orang tersebut untuk di introgasi dan hanya memberikan peringatan kepadanya sebelum membebaskannya.

Setelah itu, Bosku membicarakan sebuah proyek yang dia ingin aku lanjutkan pekerjaannya. Ditambah lagi, bosku lepas tangan dan membiarkan aku memegang proyek ini sendiri. Siap yang bisa menanggung semua ini?

Aku benar-benar sudah tidak tahan dan akhirnya aku mengajukan surat pengunduran diriku hari itu juga dan aku berpikir semua itu akan selesai.

Tetapi.. aku tetap harus mengikuti aturan perusahaan yang berlalu. Aku harus mengajukan surat pengunduran diriku sebulan sebelumnya. Jadi aku harus tetap bersabar selama sebulan itu dan aku menolak untuk ikut terlibat dalam proyek itu.

Proyek itu tetap berlanjut sampai hari ini..

Akhirnya ini adalah hari yang sudah aku tunggu-tunggu! ☺️

Hari ini adalah hari terakhir aku bekerja..

“Hm.. baiklah.. aku sudah tidak akan bisa menahanmu lagikan?”

Aku mendengar BaiTong mengatakan hal itu dengan nada sedih. 😔

Aku juga merasa kasihan kepadanya, tetapi aku yakin bahwa sahabatku ini pasti bisa mengatasinya. Dia adalah orang yang sangat sabar. ☺️

Apapun masalah yang dia hadapi, dia bisa menyelesaikannya dan aku akan selalu mendukung sahabatku.

Tetapi.. Aku sudah benar-benar tidak tahan! Meskipun pemilik proyek ini menyukai pekerjaanku dan meminta aku untuk tetap melanjutkannya. Aku sendiri dengan tidak segan-segan menjawab ‘Tidak!’

Meskipun aku terlihat sedikit kejam, namun aku sangat kelelahan selama ini dan sangat ingin pulang untuk beristirahat selama 3 bulan penuh.

“Hm.. Aku benar-benar sudah sangat kelelahan dan sampaikan kepada Khun Ice untuk tetap berjuang, Tong..”

“Baiklah.. Jika kamu ingin melakukan hal itu, maka kamu bisa melakukannya. Aku selalu siap mendukungmu..”

Saat mendengar perkataan Ai Tong, aku menganggukkan kepalaku. Sepertinya dia sudah menyerah untuk menahan diriku. 😅

Aku lalu memberitahukan rencanaku kepadanya.

“hm.. aku sudah memutuskan untuk mengundurkan diri. Aku mau pulang ke rumah Phi-ku untuk beristirahat sejenak. Lalu aku akan memikirkannya pelan-pelan apa yang ingin aku lakukan dan akan mulai dari awal lagi..”

Saat mendengar perkataanku, Ai Tong hanya menganggukkan kepalanya dan mendengarkan apa yang aku katakan dalam diam. Dia sepertinya sedang memikirkan sesuatu. 🙄

“Iya.. Itu ide yang bagus juga. Apakah kamu akan merasa baik-baik saja dengan semua itu?”

“Hm.. Iya aku baik-baik saja..”

“Hmm.. Jika kamu kembali ke rumahmu, kamu mungkin akan bertemu dengannya lagi. Aku merasa dia bekerja di rumah sakit yang tidak jauh dari TongKla..”

“…”

Aku sudah benar-benar lupa bahwa Sky bekerja di dekat rumahku. Aku hanya terdiam saat mendengar perkataan Ai Tong, sampai dia menatapku.

“Vee.. Ini adalah masalah serius. Apakah aku harus bertanya kepada Beb-ku dulu untukmu?” 

Aku mendengar Ai Tong bertanya dengan nada yang cemas.

“Hm.. Yeah.. Kamu tanyakan saja. Mereka tidak bekerja di rumah sakit yang sama, kan?”

“Tetapi.. Beb-ku dan Sky masih suka berbicara dan mereka juga sering makan bersama-sama..”

Saat mendengar perkataan Ai Tong, aku mulai memikirkannya, tetapi..

“Ah.. Sudahlah, aku juga pasti tidak akan bertemu dengannya. Ada banyak rumah sakit di sana.  Tetapi.. jika bertemu juga tidak masalah, aku sudah tidak mempunyai perasaan kepadanya lagi..”

“Iya.. Baiklah lagian sudah 3 tahun berlalu juga, kan? Hm.. lalu apa rencanamu selanjutnya? Kapan kamu akan pulang ke rumahmu?”

“Awalnya aku akan pulang besok, tetapi.. aku sudah selesai mengemas semua barang-barangku. Aku hanya datang untuk membantumu memilih furniture yang terakhir kalinya. Setelah itu aku akan segera pulang..”

“Kamu benar-benar akan pulang hari ini?”

“Iya..”

“Ouh!!”

Saat mendengar perkataanku, aku bisa melihat Ai Tong merasa terkejut. 😲

Aku sangat merindukan rumahku. Apalagi aku sudah merasa bosan dengan semua rutinitasku saat ini. Aku hanya ingin segera kembali ke tempat dimana yang membuat aku merasa nyaman kembali. ☺️

Selama ini aku bisa menghitung dengan jariku kapan aku pulang ke rumahku. Aku benar-benar tidak tahu lagi bagaimana keadaan rumahku sekarang.

Bagaimana keadaan rumahku? Apakah P’Ja masih mau menjagaku? 🤔

Aku mendengar bahwa dia baru saja membuka bisnis baru juga dan pastinya dia sangat sibuk..

“Datanglah ke rumahku kalau kamu ada waktu. P’Ja selalu mengatakan bahwa dia merindukanmu…”

Sebelum aku menyelesaikan perkataanku, aku melihat BaiTong kembali mengerutkan bibirnya lagi.

“Huf.. Aku pasti akan sangat merindukanmu. Mulai sekarang, saat aku berangkat bekerja, orang yang duduk di sampingku bukan kamu lagi. Pasti kita akan sangat jarang bertemu satu sama lain..”

Aku mendengar Ai Tong mengatakan itu sambil meratap sampai dia berjalan mendekatiku dan memelukku dengan erat. 😅

“Yak.. Kalau lalu lintas tidak macet maka kamu bisa sampai ke rumahku dalam waktu satu jam, bukan? Kamu bisa mengendari mobilmu untuk menemui TongKla seminggu sekali. Apakah kamu tidak ingin mampir ke rumahku sekalian untuk bertemu denganku?”

Saat aku mengatakan itu, aku melihat Ai Tong segera menarik diri dari pelukkanku dan mulai berpikir.

“Hm.. Kamu benar juga. Tetapi, TongKla adalah Beb-ku. Kami jarang mempunyai waktu bersama-sama satu sama lain dan kamu juga tahu akan hal itu bukan?”

“Aku tidak tahu. Apakah kamu pernah memberikan kepadaku akan hal itu? Baiklah.. Kalau kamu mempunyai waktu luang maka mampirlah..”

“Iya.. kalau aku ada waktu, aku akan mampir ke rumahmu. Kamu harus menjaga dirimu sendiri dan beristrahat dengan baik disana..”

Aku mendengar BaiTong tidak kuasa menahan senyumannya saat dia menggodaku. ☺️

Yeah.. Hal ini sudah terjadi hampir satu tahun, saat aku melihat Ai Tong selalu membawa makanan ringan dan lainnya lalu mengendari mobilnya untuk menemui kekasihnya itu. Dia selalu memberikan dorongan dan semangat kepada TongKla dan pergi  menemuinya setiap seminggu sekali.

TongKla adalah dokter di salah satu rumah sakit pemerintah di provinsi asal kami. Karena bekerja di rumah sakit pemerintah, selalu ada banyak orang yang sakit yang datang kesana.

BaiTong selalu datang dan mengeluh kepadaku bahwa TongKla tidak mempunyai waktu untuk makan ataupun tidur. Terkadang katanya dia tetap bertugas sampai pagi. Segala macam hal Ai Tong ceritakan kepadaku tentang masalah dalam kehidupan percintaannya sejak kami berkuliah sampai sekarang. 😅

Sky mungkin sekarang juga sama sibuknya dengan TonKla, tetapi dia bekerja di rumah sakit yang lain. Aku tidak pernah menanyakan rumah sakit mana Sky bekerja karena aku tidak ingin tahu..

Kami berdua lalu berkeliling untuk memilih furniture bersama-sama dan setelah itu kami makan siang sebentar.

Lalu tibalah waktunya bagi kami berdua untuk benar-benar berpisah karena BaiTong masih harus menemui pelanggannya saat sore hari.

Tidak peduli berapa kali aku berjalan ke mobilku dan menoleh untuk melihatnya, aku melihat BaiTong masih berdiri di tempat yang sama sambil melambaikan tangannya tanpa henti.

Aku hanya bisa tersenyum melihat kelucuannya dan kebaikan hatinya. ☺️

Aku tidak tinggal di Bangkok, tetapi di sekitar pinggiran Bangkok dan tidak jauh dari Bangkok sama sekali.

---

Di dalam Mobil

Vee Pov

Aku mengeluarkan ponselku dan segera mengirimkan pesan kepada Phi-ku.

Aku memberitahukan kepadanya bahwa saat ini aku sedang dalam perjalanan pulang ke rumah.

Setelah aku mengirimkan pesan itu, aku lalu segera memasang sabuk pengamanku dan bersiap-siap mengendari mobilku untuk pulang ke rumahku. ☺

Aku sudah membawa semua barang-barangku. Ada sebuah koper yang berukuran sedang, sebuah kotak kardus ukuran sedang dan kertas-kertas hasil pekerjaanku yang aku taruh di bagian belakang mobilku. Serta sebuah tas ransel yang bisa memuat berbagi macam barang-barang pribadiku yang aku letakkan di sampingku. Semua barang-barang itu sangat penting bagiku.

Aku lalu mulai mengemudikan mobilku sambil mendengarkan musik selama perjalanan pulang. Di jalan saat ini terlihat banyak sekali mobil dan di kedua sisi jalan dipenuhi oleh gedung-gedung yang tinggi.

Tetapi setelah beberapa saat aku mengemudikan mobilku, jalanan ini secara bertahap mulai berubah menjadi jalanan yang lebih sedikit mobilnya sehingga tidak terlalu macet. Di kedua sisi jalan juga terdapat pepohonan hijau yang sangat membuat mata yang melihatnya terasa nyaman.

Saat susasana di jalan ini berangsur-angsur berubah, membuat aku mulai merasa nyaman dan tersenyum saat mengendari mobilku menuju rumahku. ☺️

Aku berpikir bahwa ketika aku sudah sampai di rumah, aku akan memohon kepada P’Ja untuk memasakkan aku banyak makanan.

Aku terus mengendari mobilku lebih jauh lagi dan kemudian menyalakan lampu sen untuk berbelok, lalu terus sedikit ke depan sampai tidak lama aku melihat sebuah rumah yang terpisah berwarna biru muda yang berbeda dari rumah yang lain.

Saat aku melihat rumah itu, aku tersenyum semakin lebar karena itu adalah rumah tempat aku dan Phi-ku dibesarkan. Mulai dari kecil hingga aku lulus SMA. ☺️

Tetapi.. begitu aku masuk ke salah satu University yang paling terkenal di negeri ini, aku harus pindah. 😔

Aku harus pergi dan tinggal di Bangkok. Setelah lulus, aku sangat bersemangat untuk mendekorasi rumahku ini.

Hal ini aku lakukan untuk menghilangkan kebosanan yang aku rasakan, aku mendekorasinya sedemikian rupa sehingga aku merasa puas dan tersenyum bangga selama berhari-hari setelah melihat hasilnya. 😄

Aku lalu segera memarkirkan mobilku dan mengambil tasku untuk aku bawa sebelum aku mencoba untuk menghubungi Phi-ku, tetapi dia tidak menjawabnya. 🙄

Aku mencoba beberapa kali menghubunginya lagi, tetapi tetap dia tidak mau menjawbanya.

Aku mengeluh dalam hati kenapa P’Ja tidak mau menjawab panggilan telephoneku.

Aku lalu memutuskan untuk segera membuka pintu gerbang rumahku dan berjalan ke depan pintu rumahku. Aku berteriak memanggil Phi-ku untuk beberapa saat.

“P’Ja.. Hei P’Ja!! Apakah kamu ada di dalam rumah?”

Apakah dia tidak ada didalam rumah? Kemana dia pergi?

Karena tidak ada jawaban, aku lalu mulai memasukkan kata sandi di depan pintu rumahku yang untungnya masih sama.

---

Rumah Venus

Vee Pov

Clek!

Aku kembali memangil Phi-ku lagi, tetapi tidak ada suara yang terdengar.

Saat aku sudah masuk ke dalam rumahku, rasa kesal yang aku rasakan menghilang sepenuhnya.

Rumah yang aku dekorasi ulang ini masih dalam kondisi yang bagus dengan lukisan, patung dan berbagai model yang aku tata dengan apik. ☺️

Aku lalu menarik napas dalam-dalam dan mencium aroma ringan di dalam rumah ini. Aku merasa rumahku sangat bersih dan terasa segar sehingga membuat aku merasa nyaman.

Aku berpikir dengan keras, apakah Phi-ku bisa dengan baik yang mengurus rumah ini atau tidak?

Tetapi.. setelah aku melihat semua ini, aku bisa mempercayainya sedikit. Aku lalu segera berjalan mengelilingi rumahku sampai aku bosan, sambil mencari P’Janus di lantai bawah, tetapi dia sama sekali tidak terlihat. 🤔

Atau.. dia mungkin ada di dalam kamarnya?

“Janus.. Hello..!! P’Ja..”

Aku kembali mencoba untuk memangil Phi-ku lagi, tetapi tetap tidak ada tanggapan.

Apakah benar-benar dia tidak ada di rumah? Apa dia pergi melihat tokonya?

Setelah aku berpikir cukup lama, aku mendengar ada suara musik rock yang sangat keras dari lantai atas rumahku. 🙄

Oh.. Dia ternyata ada di dalam rumah? Aku pikir tadi P’Ja tidak ada di rumah.

“Phi Ja!!”

Aku kembali memangil P’Ja sekali lagi sebelum aku menaiki tangga untuk menemuinya.

Saat aku berjalan naik ke lantai dua, aku mendengar suara musik itu semakin keras dari arah kamar Phi-ku karena pintu kamarnya tidak tertutup dengan rapat.

Mungkin aku akan mengeluh sedikit kepadanya karena memutar musik terlalu keras sehingga dia tidak bisa mendengar ada orang yang masuk ke dalam rumah ini. 😒

“Aku sudah sampai di rumah dan tidak ada yang membukan aku pintu padahal aku sudah menunggu lama. Kenapa kamu tidak memikirkan…”

Aku sedang mengeluh kepada Phi-ku, tetapi aku tidak bisa menyelesaikan kalimatku.

Karena saat aku berdiri dan mendorong pintu kamarnya sampai terbuka..

---

Kamar Janus

Vee Pov

Aku melihat pemandangan yang tidak terduga di depan mataku!! 😳

P’Ja sedang melakukan seks seperti orang gila di depan mataku. Aku bisa melihat tubuh bagian atas hingga ke pinggangnya yang telanjang. P’Ja sedang berada di atas seorang pria dalam keadaan telanjang dan pria itu juga telanjang. Rambutnya sudah tidak terbentuk lagi dan suara desahannya terdengar sangat kuat.

Aku sampai tidak tahu lagi kata-kata apa yang harus aku keluarkan karena melihat peristiwa yang mengejutkan ini. 😥

“Aizz!! Berengsek!! Apa yang sedang kamu lakukan? Mengapa kamu tidak mengunci pintu kamarmu!! Ini masih siang hari, astaga!!!”

Aku akhirnya mengeluarkan makianku kepada P’Janus.

Saat mendengar suaraku, aku melihat P’Janus merasa terkejut sehingga matanya terlihat melebar.  😳

Saat mereka akan kehadiranku, mereka berdua cepat-cepat menutupi tubuh bagian bawah mereka dengan selimut.

“Hei Vee!! Dasar bajingan!! Kenapa kamu tiba-tiba masuk ke dalam kamarku?!!”

“Oh.. Tadinya aku berpikir bahwa kamu hanya sendiri di dalam kamar. Aku sudah memanggilmu berkali-kali dan tidak ada yang menjawab!!”

“Bukankah kamu mengatakan kepadaku bahwa kamu baru akan pulang besok? Aku mana tahu?! Hah?!”

“Yeah.. Tetapi aku tadi sudah mengirimkan kamu Line tadi siang dan memberitahukan kepadamu bahwa aku akan pulang hari ini..”

Saat aku berdebat dengan P’Ja, mataku melirik ke arah pria yang berbaring dengan tangan yang mencoba untuk menutupi wajahnya karena merasa keadaan ini sungguh sangat canggung. 🤨

Kenapa pria itu terasa sangat familiar?

“Lalu kenapa kamu tidak meneleponku?”

“Aku sudah mencoba untuk meneleponmu satu jam yang lalu, tetapi kamu tidak mau mengangkatnya. Jika kamu ingin melanjutkannya, lanjutkan saja lagi. Aku akan pergi untuk membereskan barang-barangku!!”

Aku mengatakan itu dan berpura-pura marah kepada P’Janus. Tetapi, sepertinya P’Ja merasa bersalah dan segera memangilku.

“Oh.. Vee, karena kamu sudah ada disini sekarang. Ayo kemari dan peluk aku..”

Setelah P’Ja mengatakan itu, dia segera menyibak selimut yang sedang menutupi tubuh bagian bawahnya. Dia lalu mengangkat kakinya di atas tubuh pria yang ada di bawahnya, yang tadi posisinya dalam keadaan pelukkan.

Hal ini membuat aku bisa melihat wajah pria itu dengan jelas..

P’Boom?! 😲

“Ayo Vee.. jangan diam saja, mari kita berpelukan..”

“…”

Aku hanya bisa tertegun sejenak saat melihat keadaan Phi-ku yang saat ini dalam keadaan telanjang dan segera kembali sadar lagi. 

Aku segera berbicara sambil berteriak untuk menghentikannya tepat pada waktunya!! 😒

“Oh!! Kamu tidak perlu bangun dan cukup selesaikan saja urusanmu itu dulu!!”

“Tidak! Nong-ku tercinta sudah datang jauh-jauh ke rumah ini, jadi ayo datang kepadaku dan peluk aku.. Ayo..”

Aku lalu tidak merasa ragu-ragu lagi dan segera berbalik lalu menuruni tangga. Aku tidak bisa mentolerir masalah ini dan menyimpannya sendiri. 😣

Aku harus memberitahukan hal ini kepada sahabatku!!

---

Lantai Dasar Rumah Venus

Vee Pov

Aku harus segera menelepon sahabatku ‘BaiTong’

Itulah yang aku pikirkan saat ini. Jadi aku segera mengangkat ponselku dan menelepon Ai Tong dan dia segera menjawab telephoneku.

Haloo.. Ada apa sahabatku tersayang? Kamu selalu meneleponku saat aku sedang bekerja. Apakah kamu berubah pikiran dan ingin kembali untuk membantuku?”

“Tidak!! Bukan itu masalahnya dan aku tidak akan merubah pikiranku..”

“Oh! Baru saja aku merasa senang. Lalu ada apa kamu meneleponku?”

“Apakah kamu tahu apa yang baru saja aku lihat begitu aku tiba di rumahku?”

“Ada apa? Apa yang kamu lihat? Apakah rumahmu sangat berantakan?”

“Rumahku terlihat sangat bersih meskipun ada beberapa yang terlihat berantakan, tetapi tidak terlalu masalah untukku..”

“Auh.. Lalu apa yang kamu lihat?”

“Kamu tahu.. Aku melihat adegan cinta P’Janus secara ekslusif.. Arrgh..”

“Auh.. Ya tidak masalah. Kamu seharusnya merasa senang bahwa sekarang Phi-mu sudah mempunyai pacar..”

“Yeah.. Aku memang merasa senang saat tahu disudah punya pacar, tetapi.. aku tidak menyangka bahwa pacarnya adalah dia..”

“Memang siapa pacar Phi-mu?”

“Orang yang merupakan teman baik kami berdua, P’Boom..”

“Tunggu sebentar.. P’Boom? Apakah pria yang pernah datang ke acara kelulusan kita? Kamu juga pernah menceritakan kepadaku bahwa hubungan kalian sangat dekat karena dia pernah menyukaimu, tetapi Phi-mu juga menyukainya. Apakah dia orangnya?”

“Iya benar.. Dia orangnya. Aku bahkan sekarang tidak tahu lagi mereka sedang melakukan gaya apa.. Aizz.. suara mereka terdengar sangat kencang sekali..”

“Shia.. Hahah.. sangat lucu, sepertinya ini adalah takdirmu. Kamu tidak boleh terlalu banyak mengeluh kepada P’Ja dan biarkan dia merasa bahagia. Dia sudah sudah payah membesarkan kamu selama bertahun-tahun sendiran..”

“Yeah.. aku juga tidak ingin mengeluh.. Tetapi.. aku pasti nanti yang akan merasa repot..”

“Ouh.. Sudah jangan kamu pikirkan. Sekarang aku harus kembali bekerja lagi karena sudah tiba bagiku untuk menemui pelangganku. Sampai jumpa lagi, Vee..”

“Ah.. Baiklah.. Kamu bisa menghubungi aku jika kamu memiliki masalah kapanpun itu..”

“Iya.. Baiklah.. Sampai jumpa lagi..Bye..”

“Hm.. Bye..”

Setelah aku menutup ponselku, aku berpikir mungkin aku hanya merasa terkejut karena P’Boom yang menjadi pacar P’Janus.

P’Boom adalah orang yang baik,tulus, penuh perhatian dan sabar. Mengapa dia bisa jatuh ke dalam perangkap P’Ja? 🙄

Aku benar-benar  tidak tahu. Memikirkannya saja sudah membuatku pusing. Seharusnya aku tidak pulang dan melihat hal seperti ini. Bagaimana aku bisa tetap tersenyum dan mengucapkan selamat kepada mereka?

Dulu, aku selalu menghormati P’Boom dan sudah aku anggap sebagai Phi-ku yang lain. Saat kami masih SMA, ketika aku dan P’Ja sedang berjalan pulang, maka P’Boom akan selalu ikut berjalan bersama-sama dengan kami.

Sampai aku mengetahui bahwa diam-diam P’Boom menyukaiku, tetapi saat P’Ja tahu akan hal itu, dia segera memeluk P’Boom karena merasa cemburu. Phi-ku memang sedikit gila!!

Saat itu, aku hanya melihat P’Boom sebagai Phi-ku saja. Entah bagaimana P’Ja bisa mendapatkan P’Boom dan sekarang mereka sedang saling menyodok dengan keras dan tanpa henti. Mereka tidak mempedulikan keluhanku sama sekali. 😔

---

Siang Hari

Ruang Makan

Vee Pov

Saat ini, aku dan P’Boom sedang duduk berhadapan di dalam ruang makan. Kami sedang menunggu P’Janus yang sedang menyiapkan makanan.

Suasana saat ini terasa begitu kaku karena kejadian tadi, tetapi tiba-tiba P’Boom memecah keheningan..

“Hm.. Bagaimana kabarmu Vee? Sudah lama kita tidak bertemu..”

“Oh.. aku baik-baik saja. Bagaimana dengan Phi?”

“Baik juga.. Oh ya.. kebetulan Janus mengajakku untuk tinggal bersama-sama dengannya disini. Mungkin aku akan sering datang kesini..”

“Oh.. Yeah.. lakukan saja sesuka Phi..”

Saat kami sedang berbicara berdua, kami mendengar suara P’Ja yang datang dengan membawa 3 pack makanan siap saji yang baru dia hangatkan di microwave.

“Oui.. oui.. panas.. Aku datang.. aku datang..”

Bruk!

P’Ja segera meletakkan ke tiga pack makanan siap saji itu ke atas meja makan dan membagikannya kepada kami. P’Ja lalu duduk di samping P’Boom.

“Kenapa kamu tidak mengatakan bahwa kamu akan pulang hari ini, hah? Aku sama sekali tidak menyiapkan apapun untuk kamu makan. Jadi kita makan ini saja dan bukalah pelan-pelan karena masih sangat panas..” Kata P’Ja.

“Yeah.. Tadi pagi aku tiba-tiba berubah pikiran, tetapi aku sudah mengirimimu pesan Line tadi pagi..”

“Lalu kenapa kamu tidak meneleponku? Aku tidak mempunyai waktu untuk membaca pesan Line yang kamu kirimkan..”

“Iya.. aku yang salah.. Seharusnya aku meneleponmu. Tetapi, jika aku pulang lagi dan melihatmu seperti tadi, maka kamu harus memberikan aku uang agar aku bisa pergi ke psikirater karena gambaran kamu melakukan seks masih saja muncul di dalam kepalaku dan bisa merusak kesehatan mentalku..”

Aku mengeluh panjang lebar kepada P’Ja. 😒

“Oh.. Bisa merusak mental ya? Kalau begitu.. bagaimana kalau kami menujukkannya sekali lagi di depanmu?”

“😒”

“Sudahlah.. Kamu cepat makan dan jangan banyak mengeluh lagi. Untung saja aku masih ada persedian makanan beku di dalam kulkas kalau tidak kamu pasti akan mati kelaparan..”

“Iya.. Oh.. sekarang kamu sudah tidak suka memasak lagi ya? Kamu hanya menyimpan makanan beku di dalam kulkas?”

“Aku adalah bos 7-eleven dan tentu saja aku juga harus membelinya serta menyimpannya untuk berjaga-jaga. Selain itu, apa salahnya memakan makanan beku? Bukankah lebih praktis karena hanya perlu dipanaskan sebentar dan sudah siap untuk dimakan..”

P’Janus menerangkan dengan panjang lebar, sementara aku sedang asyik memakan makananku.

“Oh ya Vee, apakah rencanamu setelah pulang ke rumah? Apakah kamu akan tinggal lama disini?” Tanya P’Boom.

“Aku juga masih belum tahu, Phi. Aku berencana untuk beristirahat sebentar dan nanti baru akan mikirkannya dengan perlahan..”

“Hm.. Jangan bila bahwa kamu sedang bertengkar dengan sahabatmu? Apakah diam masih manis seperti dulu?” Tanya P’Ja.

“Uhuk.. Uhuk..”

Saat P’Ja bertanya seperti itu, aku mendengar P’Boom terbatuk dan meliriknya dengan tajam. 😅

“Hehehe.. Hm.. maksudku sahabatmu yang bertubuh kurus itu loh..” Kata P’Ja lagi.

“Hm? Siapa yang Phi maksud?”

Aku bertanya dengan kebingungan karena aku tidak memiliki sahabat yang bertubuh sangat kurus. 🤔

“Entahlah siapa namanya.. Pokoknya yang manis dan bertubuh kurus itu..”

“Hm.. Apakah yang Phi maksud adalah Ai Tong?”

“Ah.. Iya dia. Apakah kamu bertengkar dengannya?”

“Hah?! Tidak! Kami berdua baik-baik saja dan tidak pernah bertengkar..”

“Hm.. Kalau begitu apakah kamu mempunyai masalah dengan pacarmu?”

“Hah?! Tidak.. Jika aku mempunyai pacar, jika aku punya pacar maka aku akan memberitahukan kepadamu..”

“Ouh.. Baiklah..”

“Saat ini biarkan aku beristrahat dulu karena aku selama ini selalu bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 3 subuh, meskipun aku tetap digaji dengan gaji yang sama 35.000 bath per bulan..” Keluhku.

“Kamu masih memiliki uang, bukan Vee?” Tanya P’Ja.

“Iya.. Aku masih memiliki tabungan dan kamu tidak perlu merasa khawatir soal itu karena selama ini aku selalu sibuk bekerja sehingga tidak sempat menghabiskan uangku..”

“Hm.. Baiklah jika kamu memiliki masalah, maka kamu bisa menceritakannya kepadaku. Jika kamu ingin beristrahat maka lakukanlah. Lalu ketika kamu berubah pikiran dan ingin melakukan sesuatu hal, maka kita akan berdiskusi lagi nanti..”

“Baiklah Phi Ja..”

“Ayo kita lanjut makan lagi..”

Setelah itu.. Aku, P’Ja dan P’Boom kembali melanjutkan makan kami.

---

Sore Hari

Kamar Vee

Vee Pov

Saat aku sedang merapihkan kamarku dan membuka kotak serta tasku untuk mengeluarkan semua barang-barang yang aku bawa untuk diatur.

Tok.. Tok.. Tok..

P’Janus mengetuk pintu kamarku sebagai formalitas, lalu dia segera masuk ke dalam kamarku dengan senyuman. ☺

Clek!

P’Janus lalu memandang sekeliling kamarku dengan perasaan kagun sebelum dia duduk diatas tempat tidurku.

“Kamu sangat cepat mengatur kamarmu. Kamu benar-benar pantas menjadi seorang designer interior..”

“Hm.. Kenapa? Apakah kamu ada masalah?”

“Tidak.. Apakah semua barang-barangmu sudah lengkap?”

Aku lalu segera menyitikan mataku menatap wajah P’Ja. 😑

Lalu aku bertanya dengan maksud menggodanya.

“Um.. Iya sudah. Lalu untuk apa kamu datang kesini? Apakah hanya untuk bertanya masalah itu saja?”

Aku sebenarnya diam-diam merasa kesal karena P’Ja masuk begitu saja dan duduk diatas tempat tidurku dengan mengangkat kakinya yang terlihat kotor ke atas speraiku yang berwarna putih.
Tetapi.. P’Ja kesini pasti ada maksud lebih. 🙄

“Hm.. Itu..”

“Apakah kamu sudah mencuci kakimu tadi?”

“Ouih.. aku baru saja menyiram tanamanan dan segera datang untuk menemuimu..”

“Kalau begitu ayo cepat turunkan kakimu dari kasurku!”

“Tidak mau!!”

“Phi Ja.. Turunkan kakimu!! Apakah Phi mau aku pukul??”

“Ah.. Baiklah.. Baiklah.. Um.. Vee.. Jika kamu memiliki waktu luang, apakah kamu mau pergi melihat bisnis baruku? Tetapi.. aku masih belum memiliki pegawai yang cakap..”

“Jika kamu ingin aku membantumu, maka katakan saja dengan jujur..” Balasku.

‘Heheh.. Kamu selalu tahu saja pemikiranku. Jadi bisakah kamu datang dan membantuku? Saat kamu merasa bosan dan tidak memiliki pekerjaan, kamu tinggal langsung datang saja kesana..”

P’Ja mengatakan itu dan memberikan aku tatapan memohon serta menggoyangkan lenganku. 🥺

Bisanya P’Ja bukanlah tipe orang yang akan dengan mudah meminta bantuan kepadaku, pasti kali ini dia sangat membutuhkan bantuanku. 🙄

Yeah.. Aku tahu bahwa dia baru memulai membuka bisnisnya ini dan saat baru mulai di buka pasti akan banyak masalah dan aku sangat memahaminya.

Tetapi.. Jika P’Ja ingin aku membantunya di bidang pembukuan, aku pasti tidak akan tahan karena aku sama sekali tidak menyukai hal itu sama sekali karena bisa membuat aku merasa pusing. 😣

Jika aku membantunya untuk mendekorasi tokonya, mengatur produk display yang dia jual atau mengantarkan barang, mungkin aku masih bisa melakukannya.

“Iya.. Baiklah.. Tetapi biarkan aku melihatnya dulu..”

“Yesss!!”

Saat mendengar perkataanku, P’Ja segera berteriak karena merasa gembira, sampai aku tidak bisa menahan diriku untuk tidak menggelengkan kepalaku melihat tingkahnya. 😅

“Jika sudah selesai maka kamu bisa kembali mengurus urusanmu sendiri dan sudah boleh pergi dari sini karena aku mau kembali mengatur kamarku lagi..”

“Hm.. Baiklah.. Terima kasih Nong-ku yang tersayang.. Aku pergi dulu..”

Setelah itu P’Ja segera berdiri dan berjalan keluar kamarku sehingga aku bisa kembali melanjutkan membereskan kamarku. ☺️

---

Keesokan Paginya

7-Eleven

Vee Pov

“Saat pelanggan membeli.. Kamu harus melayaninya dan memasukkan barang-barang mereka ke dalam kantong plastik di sebelah sini dan setelah pelanggan keluar toko kamu harus mengatakan ‘Terima kasih sudah berbelanja dan silakan datang lagi.’ Apakah kamu mengerti?”

Aku mendengarkan perkataan P’Ja dan menundukkan kepalaku, lalu mengangguk sebagai jawabannya. 😔

Saat ini aku ada di toko bersama-sama dengan P’Ja.

“Sini aku ajarkan membuat minuman. Pertama-tama kamu harus memasukkan susunya, lalu selanjutnya…”

“Hmm.. Hoaamn..”

“Vee!! Apakah kamu mengantuk? Kamu mendengarkan perkataanku kan?!”

“Yeah.. Aku mengantuk dan kenapa kamu masih bertanya? Aku tadi mengira kamu akan mengajak aku datang kesini saat sore hari. Kemarin malam aku membereskan kamarku sampai hampir pagi. Lalu kamu mengajari aku bekerja sekarang..”

“Yak.. Nanti sore akan ada semakin banyak pelanggan, makanya aku mengajarimu sekarang. Ayo sini dan berhentilah mengeluh. Jangan pasang wajah memelas dan perhatikan aku. Aku akan mengajarimu cara membuat Thai Tea..”

Setelah mengatakan itu, P’Ja berdiri dan mengajariku cara membuat minum itu. Aku hanya berdiri dan memperhatikannya dari satu menu ke menu yang lain. Aku bahkan mencicipi hampir semua minuman yang dia jual di toko ini. 😅

Semua minumannya terasa segar dan tidak lama kemudian, tiba saatnya P’Ja mengujiku dan meminta aku membuat salah satu minuman itu.

Lalu hasilnya sangat luar biasa, enak dan sangat manis. Sama persis seperti Thai Tea yang biasa aku minum di restoran. ☺

Slurp!!

“Hm.. Sungguh enak. Ternyata aku berbakat juga..”

Aku mengatakan itu sambil berdiri dan tersenyum saat merasakan Thai Tea racikanku sendiri. ☺

“Ouih.. Kamu hanya tinggal menuangkan bubuk tea, lalu susu kental manis di tambah susu full cream dan aduk rata. Lalu kamu tinggal menambahkan es dan memblendernya menjadi satu. Hanya seperti itu saja kamu sudah sangat bangga seperti kamu menemukan formulanya sendiri..”

“Aizz.. Kamu sangat suka membuat aku merasa kesal..” 😒

“Sudahlah.. Cepat habiskan minumanmu itu dan lalu bantu aku untuk membawa kardus yang ada di bawah meja ke dalam ruangan penyimpanan karena kardus itu tertinggal..”

“Iya.. Tunggulah sebentar dan biarkan aku menghabiskan minuman ini dulu..”

Aku mengatakan itu kepada P’Ja sambil mengangkat gelas Thai Tea yang aku buat sendiri untuk bernegosiasi.

“Taruh saja dulu dan angkat kardus itu sekarang karena pelanggan sudah mulai berdatangan. Aku akan berada disini untuk menyambut mereka..”

“Baiklah.. aku akan mengangkatnya sekarang..”

Aku mengatakan itu dan menatap P’Ja sebelum aku membungkuk untuk mengambil kotak itu. Lalu perlahan aku mulai mengangkatnya dan berjalan ke bagian belakang toko.

Pada saat yang sama, para pelanggan mulai masuk ke dalam toko sama seperti yang dikatakan oleh P’Ja.

Aku membawa kardus itu dan masuk ke dalam ruang penyimpanan. Aku menaruh kardus itu di sudut ruangan dan siap menunggu staff di toko ini datang untuk mengatur ruangan penyimpanan ini.

---

Janus Pov

Setelah aku melihat Vee menghilang dan masuk ke dalam ruangan penyimpanan sambil membawa kardus yang aku minta. Tidak lama aku melihat ada pelanggan yang datang.

Tring.. Tring..

Aku melihat pelangan baru itu, segera menghampiriku yang saat ini sedang menjaga konter minuman.

“Selamat siang.. Ada yang bisa saya bantu?”

Aku segera menyapa pelanggan itu dengan ramah sambil tersenyum. ☺️

“Hm.. Aku mau memesan Thai Tea less sugar satu..”

“Baiklah.. Satu gelas Thai Tea less sugar ya?”

“Iya..”

“Baiklah tunggu sebentar.. Hm.. Dokter.. Apakah dokter bekerja di rumah sakit yang ada di samping toko kami?”

“Iya benar, aku bekerja di rumah sakit yang ada di samping toko ini. Tadi kebetulan aku lewat dan melihat ada 7-eleven yang baru saja buka disini, makanya aku datang untuk melihat-lihat..”

“Ouih.. Selamat datang dokter di toko kami ini.. Jika dokter ingin membeli banyak barang, dokter bisa memesannya lewat aplikasi saja dan karyawan kami akan mengantarkannya. Sangat mudah dan praktis sehingga dokter tidak perlu berjalan dan datang kesini lagi..”

“Oh.. Benarkah? Apa nama aplikasinya?”

Aku melihat dokter muda itu segera mengeluarkan ponselnya.

“Nama aplikasinya adalah 7-delivery. Setelah donlod aplikasinya, dokter harus isi data diri dulu dan aplikasi itu siap untuk digunakan..”

“Oh.. Begitu.. Jika rumahku ada di dekat sini, apakah jika aku memesan bisa diantarkan juga?”

“Iya.. Bisa, dokter hanya tinggal memesannya di aplikasi itu dan kami akan mengantarkannya ke rumah dokter..”

“Baiklah.. Terima kasih sudah memberitahukannya kepadaku dan aku sudah mendonlodnya..”

“Sama-sama dokter.. Tunggu sebentar ya, pesanan dokter akan segera siap..”

“Hm.. Baiklah..”

Aku segera membuat pesanan dokter itu dengan cepat, Thai Tea less sugar. Tidak lama sudah jadi.

“Silakan dokter ini pesanan anda. Dokter adalah pelanggan pertama kami hari ini..”

“Ah.. Terima kasih banyak..”

Setelah mengambil minuman itu, dokter muda itu segera berjalan pergi dan lupa membayar minumannya. 😒

“Tunggu dulu dokter..”

“Iya.. Ada apa lagi?”

“Heheh.. Dokter lupa membayar minumannya. Totalnya 50 bath..”

“Oh iya.. Maafkan aku.. Ini uangnya..”

“Terima kasih dokter dan jangan lupa memesan lewat aplikasi ya. Nanti kami akan mengantarkan pesananmu..”

“Iya.. “

Setelah itu, dokter muda itu segera pergi dari sini.

Yesss.. Aku mendapatkan pelanggan baru lagi..☺️

---

Vee Pov

Saat aku sedang ada di dalam ruangan penyimpanan, dari bagian depan toko aku mendengar suara P’Ja sedang berbicara dengan seorang pelangan dengan suasana hati yang terlihat baik. 🙄

Dia juga terlihat sedang merekomendasikan aplikasi toko kami kepada pelanggan itu.

Yeah.. Toko kami memang menyediakan pesan antar jika ada pelanggan yang tinggal di daerah sekitar toko kami. Mereka hanya perlu mendonlod aplikasinya, memesan di dalam aplikasi itu dan akan ada pegawai kami yang akan mengantarkan pesanan ke rumah pelanggan kami. Terasa sangat nyaman karena para pelanggan kami tidak perlu repot-report untuk datang ke toko.

Aku segera keluar dari ruangan penyimpanan barang dan mendengarkan percakapan mereka. Mereka terlihat berbicara seperti sudah saling mengenal dan mau tidak mau aku berdiri lalu mendengarkan apa yang mereka bicarakan dengan tenang.

P’Janus memang benar-benar sangat berbakat dalam melakukan promosi seperti ini. Dia berbicara dengan sangat baik kepada orang lain sehingga mereka merasa tertarik. ☺️

Silakan dokter ini pesanan anda. Thai Tea less sugar..”

“Ah.. Terima kasih banyak..”

“Terima kasih dokter dan jangan lupa memesan lewat aplikasi ya. Nanti kami akan mengantarkan pesananmu..”

Saat aku berjalan keluar dari tempat aku berdiri, aku melihat pelanggan itu sudah berbalik dan berjalan meninggalkan toko ini.

Tetapi.. aku merasa terkejut karena melihat wajah yang terlihat familiar dan juga punggungnya. Tetapi.. mungkin bukan dia.

Bukankah semua dokter memakai jas seperti dia? 🤔

Tetapi.. Tinggi badannya sekitar 180 cmn dan tubuhnya terlihat proposional..Ah tidak.. pasti ini sangat kebetulan..
Aku lalu segera menghampiri P’Ja dan bertanya kepadanya.

“Kamu tadi berbicara dengan siapa? Temanmu?”

“Bagaimana mungkin aku berbicara dengan temanku? Tentu saja aku sedang berbicara dengan pelangganku. Aku merasa dia adalah salah satu dokter yang bekerja di rumah sakit yang ada di samping toko ini...”

“…”

Saat mendengar perkataan P’Ja, aku masih memperhatikan pria itu dari dalam toko.

“Kamu ini.. begitu melihat pria tampan langsung terlihat bersemangat, bukan? Kamu sama genitnya denganku..”

“Sembarangan saja!! Aku tidak melihat wajahnya, tetapi aku hanya merasa dia terlihat familiar bagiku..”

“Sudahlah.. Tadi kamu sudah belajar membuat Thai Tea bukan? Sekarang kita belajar membuat yang ini karena ini juga minuman favorite disini, ada Choco Blend dan Choco Oreo..”

Aku mendengar P’Ja menjelaskan bagaimana cara membuat kedua minuman itu, tetapi aku masih menatap pria yang sekarang sudah tidak terlihat lagi.

“…”

“Vee.. Dengarkan aku baik-baik dan belajar yang benar..”

“Hm..”

“Ingat ini dan jangan salah menggunakan blendernya..”

---

Sore Hari

Vee Pov

Hari ini, aku pulang bersama-sama dengan P’Ja. Tetapi.. di tengah perjalan pulang, P’Ja berhenti untuk mengantarkan barang ke rumah pelanggan kami.

Yeah.. Itu karena rumah pelanggan ini satu arah dengan jalan pulang ke rumah kami. Kami hanya perlu menggantungkan barang itu di depan rumahnya dan tidak perlu meneleponnya karena pelanggan itu sudah membayarnya melalui aplikasi.

Setelah menggantung barang itu dengan rapih, P’Ja segera kembali ke dalam mobil. Dia melihat aku yang hanya duduk diam dan terlihat sedang memikirkan sesuatu sepanjang perjalanan.

Sampai akhirnya P’Ja tidak bisa menahan dirinya lagi dan bertanya kepadaku.

“Ada apa? Kenapa kamu hanya diam saja dari tadi?”

"Tidak, tidak ada apa-apa. Aku hanya mengantuk.."

Saat mendengar jawabanku, aku melihat bahwa P’Ja terlihat sudah tidak terlalu khawatir lagi dan kembali menjalankan mobil ini untuk kembali pulang ke rumah kami.

---

Kamar Vee

Vee Pov

Punggung pelanggan yang tadi sore aku lihat, kembali terlihat sebelum aku tertidur. 🙄

Jika.. pelanggan itu benar-benar adalah Sky, maka kemungkinan besar dia pasti akan datang lagi ke toko besok karena dia bekerja di rumah sakit yang ada di dekat toko P’Ja.

Baiklah.. Besok aku akan mencoba mengamati apakah benar Sky adalah dokter yang bekerja di rumah sakit di dekat toko P’Ja. 🤔

Jika benar dia, maka aku akan mencari cara untuk melarikan diri dan tidak ingin berurusan lagi dengannya.

---

Beberapa Hari Kemudian

7-Eleven

Vee Pov

Aku sudah mampir dan membantu di toko ini beberapa hari karena mengira bahwa pelanggan itu adalah Sky.

Tetapi.. aku tidak pernah bertemu atau melihatnya lagi meskipun katanya dia bekerja di rumah sakit yang berbeda dengan TongKla.

Huf.. Mungkin Sky bukan bekerja di rumah sakit yang ada didekat sini. Mungkin orang itu hanya mirip dengan Sky, makanya aku bisa merasa nyaman dan tidak perlu merasa khawatir, lagi bukan? 🙄

Mengapa aku berpikir terlalu banyak.. Aizzz…

“Kakak ipar… Kamu ingin makan apa lagi?”

Aku mendengar suara salah satu karyawan P’Ja yang bernama Ark memanggilku. 😒

“Siapa yang kamu sebut kakak ipar?”

“Maafkan aku P’Vee... Boss yang menyuruhku memangilmu seperti itu..”

“Beritahu boss mu jika memangil aku dengan sebutan kakak ipar lagi, maka aku akan memukulnya..”

“Ouh.. Maksud Phi… memukul boss, kan?”

“Hmm..Tetapi.. Aku akan memukulmu terlebih dulu.. Jangan menggangu aku..”

“Tenanglah Phi.. Maafkan aku.. Kamu benar-benar galak sama seperti yang boss katakan kepadaku..”

“Apakah kamu tidak bisa diam?”

“Baiklah Phi.. Aku tidak akan berbicara lagi.. Maafkan aku..”

“Oh ya.. Kamu sudah bekerja disini berada lama?”

“Sudah lumayan lama kira-kira sebulan, Phi. Kenapa?”

“Apakah biasanya ada pelanggan para dokter yang datang kesini?”

“Hm.. Lumayan banyak Phi karena toko kita terletak di sebelah rumah sakit. Kakak ipar.. mengapa pertanyaanmu terdengar sangat aneh?”

“Hm.. Lalu apakah kamu pernah melihat seorang dokter yang kira-kira tingginya 180 cm, tubuhnya terlihat proposional, kulitnya putih dan terlihat lumayan tampan? Tetapi.. wajahnya terlihat seperti seekor kucing?”

“Hah?! Mirip kucing? Kucing jenis apa?”

“Kamu pernah melihatnya atau tidak?”

“Apakah aku hanya mempunyai dua pilihan itu saja Phi?”

“Ouih.. Harusnya aku tidak bertanya kepadamu..”
“Ouh.. Aku sepertinya pernah melihatnya..”

“Benarkah?Aku akan memukulmu jika kamu berbohong!!”

“Untuk apa aku membohongimu, Phi?”

Saat aku akan bertanya lagi, aku tiba-tiba mendengar suara P’Ja dan dia terlihat berjalan menghampiri kami berdua.

“Hei!! Kalian berdua bukannya bekerja malah bertengkar..” Kata P’Ja.

“Hm.. Lihatlah dia yang mengajak aku berbicara duluan..” Kataku.

Plak!

Saat aku mengatakan hal itu, P’Ja memukul kepalaku. 😔

“Kamu ini.. Kamu yang selalu suka membuat masalah duluan. Ark, Apa yang dia tanyakan kepadamu?” Tanya P’Ja.

“Tadi P’Venus bertanya…”

Saat aku mendengar Ark mau menjawab pertanyaan P’Ja, aku segera menatapnya dengan tajam.

“😒”

Setelah aku menatapnya dengan tatapan tajam, Ark terlihat ketakutan dan segera menjawab.

“Ah.. Tidak.. P’Vee tidak bertanya apa-apa..”

“Kamu lihat bukan? Aku tidak bertanya apapun kepadanya?” Kataku.

“Kalian berdua pasti sedang membohongiku kan?” Kata P’Ja.

“Sudahlah.. Kamu sudah boleh melanjutkan pekerjaanmu lagi, Ark..” Jawabku.

“Baiklah Phi..” Jawab Ark.

Setelah itu, Ark segera pergi dan hanya tinggal aku dan P’Ja disini. Aku masih asyik memakan makanan yang akan kadarluarsa disini.

“Nong-ku memang paling hebat. Hanya duduk dan memakan makanan yang akan kadarluarsa sambil menunggu bayaran.”

“☺️”

Saat mendengar perkataan P’Ja aku hanya bisa tersenyum dan melihat P’Ja mulai berjalan menjauh.

“Apakah kamu tidak ingin memakannya juga?”

“Tidak mau..”

“Ini sangat enak loh..”

“Tidak mau!!”

---

Sore Hari

7-Eleven

Vee Pov

Saat ini aku sedang memakan roti kemarin yang sudah aku berikan label kuning. Aku sudah mengecek tanggal kadarluarsanya dan besok kadarluarsa.

Aku sedang berdiri dan memandangi etelase toko sambil memakannya, tidak lama aku diganggu oleh suara Ark.

“P’Vee.. permisi aku ingin mengambil barang disitu Phi..”

“Kamu mau ambil apa?”

Aku lalu melihat ke dalam keranjang belanjaan yang Ark bawa dan kembali berkata lagi kepadanya.

“Apakah ini adalah belanjaan dari pelanggan tetap kita?”

“Iya benar Phi.. Astaga Phi sudah bisa tahu hanya melihat barang-barang yang ada di dalam keranjang saja.. sangat hebat..”

“Aku selalu mengirimkan pesanannya selama 4 hari berturut-turut dan dia selalu memasan makanan yang sama setiap harinya..”

“Phi benar-benar sangat hebat dan kamu adalah idolaku..”

“Hm.. Biarkan aku yang mengurus belanjaan pelanggan ini dan kamu bisa melakukan pekerjaan yang lain..”

Aku mengatakan itu dan meminta keranjang yang sedang dipegang oleh Ark.

“Baiklah Phi.. Ini aku serahkan kepadamu karena aku akan menyiapkan pesanan pelanggan yang lain..”

“Apakah ada dua pelanggan yang memesan melalui aplikasi?”

“Iya benar Phi dan sebentar lagi aku akan mengantarkan pesanan mereka..”

“Kamu siapkan saja barang-barang pesanan pelangan yang satu dan nanti biarkan aku sekalian yang akan mengantarkannya..”

“Ouh.. Terima kasih banyak P’Vee..”

“Hm..”

Setelah itu Ark pergi untuk menyiapkan barang-barang pelanggan yang lain dan aku menatap keranjang yang ada di tanganku dan bergumam.

Siapa orang yang suka memakan makanan yang selalu sama setiap harinya.. 😅

Setelah semuanya siap, aku lalu mengambil barang-barang yang sudah disiapkan oleh Ark dan membawanya masuk ke dalam mobilku.

Aku mengirimkan barang-barang itu sekaligus aku mengemudikan mobilku dalam perjalan pulang ke rumahku.

---

Di Depan Rumah Sky

Vee Pov

Aku menggantungkan kantong plastik yang berwarna krem itu di salah satu sudut pagar rumah ini.

Aku lalu melihat ke depan rumah pelanggan itu. Hari ini aku merasa sedikit aneh, karena pelanggan itu menjemur kain di depan rumahnya dan aku melihat ada beberapa kemeja putih yang tergantung di jemuran, serta ada yang terjatuh di lantai.

Aku menatap dengan cemas kemeja putih yang terjatuh di lantai itu. 🙄

Aku rasanya sangat ingin masuk dan mengambil kemeja putih yang terjatuh itu dan menggantungkannya kembali.

Yeah.. anggap saja ini sebagai tanda ucapan terima kasihku karena dia sudah membuat aku mempunyai alasan untuk melarikan diri dari Phi-ku dan membuat aku bisa pulang ke rumahku lebih awal setiap harinya. ☺️

Namun.. apakah hal ini tidak disebut sebagai pencuri karena aku masuk ke dalam rumahnya atau tidak? 🤔

Tetapi.. ketika aku memikirkan hal itu, aku memutuskan untuk berbalik.

Tetapi.. bayangan bajunya yang terjatuh ke lantai mengusik pikikranku. 😣

Aku lalu melihat ke kiri dan ke kanan. Aku melihat bahwa lingkungan rumah ini sangat sepi. Pemilik rumah ini juga pasti belum kembali. Rumah di dekatnya juga terlihat sepi, maka aku berpikir untuk masuk saja dan membenarkan bajunya lalu selesai. ☺️

Aku berdiri dan berpikir cukup lama. Tetapi aku benar-benar tidak tahan. Tidak masalah jika aku hanya mengambil pakaiannya dan menggantungkannya saja. Memikirkan hal itu, membuat aku membuka pintu gerbangnya.

Krek!

Aku lalu memasuki rumahnya dan mengambil kemeja putih itu, kemudian menggantungnya lagi.

Saat aku memasuki halaman rumahnya, aku menyadari bahwa pemilik rumah ini mungkin adalah seorang dokter atau apoteker. Masalahnya baju putih yang terjatuh merupakan jas yang biasa dipakai oleh para dokter. Meskipun itu hanya dugaanku saja, seharusnya tidak salah.

Aku dulu mempunyai seorang teman yang berprofesi sebagai calon dokter dan saat kami kuliah saja sudah terlihat sangat sulit. Aku tidak tahu berapa banyak pekerjaan yang harus dia lakukan.

Aku segera menggelengkan kepalaku untuk menghilangkan pemikiran masa lalu, aku lalu segera membersihkan kemeja yang terkena debu itu. Aku menggoyangkan baju itu sedikit.

Tetapi aroma detrjen yang dipakai orang ini membuat aku cukup terkejut. 😲

Hal ini karena orang ini memakai aroma yang sama yang selalu aku gunakan setiap harinya. Aku selalu menggunakan deterjen untuk baby jika aku mencuci pakaianku sendiri karena aromanya terasa lembut dan tidak terlalu menyengat.

Saat aku menggunakannya, aku merasa sangat nyaman. Tetapi hanya sedikit orang yang diusiaku yang menggunakan diterjen dengan aroma seperti ini.

Yang terpikir olehku, ada satu orang yang menggunakan hal yang sama...

Aku tanpa sengaja mengangkat bajunya dan mengendusnya sebelum aku tersadar kembali.

---

Flash Back

Vee Pov

“Apa yang sedang kamu lakukan? Untuk apa kamu terus menatapku? Keluarlah!”

“Hm.. Kamu sangat harum dan aromanya sangat lembut serta tidak menyengat. Aku sangat menyukainya. Apakah ini sama dengan diterjen yang biasa kamu gunakan?”

“Yeah.. Aku sangat suka dengan diterjen untuk baby. Saat aku mencuci pakaianku sendiri, maka aku akan menggunakan diterjen ini. Apakah kamu ingin mencobanya?”

Aku berkata seperti itu dan menuangkan cairan diterjen yang biasa aku pakai ke dalam ember cucian baju Sky. Aku lalu mengaduknya dengan tangan sehingga terbuat gelembung-gelembung kecil. ☺️

Sky memperhatikan apa yang aku lakukan, dia lalu membungkuk dan mengendus ember cuciannya dengan penuh semangat lalu tersenyum dengan lebar. 😄

Dia seperti dalam suasana hati yang baik.

“Coba aku lihat. Apakah perlu memakainya banyak-banyak supaya baunya sama seperti dirimu?” Kata Sky.

“Tidak perlu terlalu banyak..”

“Baiklah..”

Dia lalu mulai menggosok-gosokkan bajunya ke tangannya ke arah depan dan belakang selama beberapa saat. Saat dia mencium aromanya, dia terlihat senang.
Aku diam-diam mengamati wajah Sky dan kembali berbicara.

“Apakah aroma tubuhku akan sama setelah aku menggunakannya?”

“Serius ini. Aku pernah membaca sebuah buku bahwa bau setiap orang berbeda-beda..”

“Ouih.. Kenapa?”

Sky bertanya dan terlihat kesal. 🙄

“Entahlah.. Mungkin tergantung kepada bau badan masing-masing setiap orang juga. Meskipun memakai diterjen yang sama untuk mencuci pakaian, mungkin bau yang keluar akan berbeda..”

“Lalu.. apa yang harus aku lakukan agar aku bisa sama aromanya sepertimu?”

“Memang kenapa kamu ingin beraroma sama sepertiku?”

“Ouh.. Kamu sangat harum dan aku suka..”

Sky berkata sambil mengerutkan keningnya, dia menatap bajunya yang sedang dia cuci di dalam ember. 🤨

Sehingga, mau tidak mau, aku mengagumi raut wajah Sky. Tetapi.. tiba-tiba Sky menjulurkan wajahnya ke arahku. Aku yang sedang menatap wajah Sky hanya bisa terdiam.

Aku merasakan bahwa Sky bergerak lebih dekat dan lebih dekat lagi ke wajahku. Dia terlihat mulai memusatkan perhatiannya kepada aroma yang berasal dari tubuhku dengan cermat. Aku merasakan hidung mancungnya bergerak dan bernapas di lenganku.

“Hei, Ky!! Sebenarnya ada apa denganmu? Kenapa kamu sangat ingin beraroma sama denganku? Katakan padaku…”

“Aromamu sangat enak dan aku sangat suka baunya. Ketika aku menciumnya, aku merasakan nyaman dan juga rasa stressku menghilang..”

“Apakah aku perlu membuka bajuku? Kalau kamu sangat menyukainya?”

“Iya boleh..”

“Kamu terlalu berlebihan..”

Saat mendengar perkataanku, Sky terlihat tidak suka. 😒

“Aku tidak berlebihan dan serius Ve.. Sabun apa yang kamu pakai untuk mandi?”

“Aku menggunakan sabun yang kamu taruh di dalam kamar mandi..”

“Benarkah?”

“Hm..”

Saat Sky mendengarkan jawabanku, dia terlihat berpikir sejenak sebelum dia tersenyum dengan lembut dan berbicara lagi. ☺️

“Baguslah, mulai sekarang aroma tubuhku akan sama dengan aroma tubuhmu..”

“Dasar gila!”

Diam-diam.. aku menatap wajah Sky saat dia sedang serius dan mau tidak mau, hatiku luluh setiap kali melihat Sky dalam sikap serius. Aku selalu kalah darinya. 😅

Aku sangat senang melihat wajah Sky yang terlihat sangat serius saat ini. Aku merasakan jantungku terasa bekerja keras dan aku mulai berpikir tiada henti.

Lalu.. tanpa sadar, aku mengangkat tanganku dan menyentuh pipi Sky yang ada disebelahku sampai pipinya berlumuran sabun. 😅

“Wajahmu terlihat kotor, biarkan aku yang menyekanya..”

Aku mengatakan itu sambil tersenyum dan merasa senang serta terhibur karena karyaku sendiri. 😄

Sky menatapku dan mulai membalas menggodaku. Kami berdua lalu saling mengoleskan gelembung sabun di wajah kami satu sama lain sehingga semuanya berantakkan. 😅

Kami berdua tertawa-tawa dan bersenang-senang di dalam kamar mandi yang kecil. Kami selalu saling mengganggu dan menggoda setiap harinya. ☺️

End Flash Back

---

Di Depan Rumah Sky

Vee Pov

Saat mengingat kejadian itu, aku segera menggelengkan kepalaku untuk mengembalikan kesadaranku setelah aku tanpa sengaja mengangkat jas lab berwarna putih bersih dan mencium aroma diterjen baby yang sama dengan yang biasa aku gunakan.

Hal ini membuat cerita dimasa lalu teringat kembali di dalam kepalaku. 😣

Aku lalu dengan cepat mengambil gantungan baju dan menggantungkan baju itu lagi. Tetapi.. tanpa sengaja mataku membaca nama yang tersulam di bagian dada jas itu..

Terlihat ada huruf hijau yang di sulam dengan nama..

"Dr. Faklai Saengpasakorn”

Saat aku melihat dan membaca nama itu, aku hampir berhenti bernapas dan tidak bisa berbuat apa-apa. 😥

Aku hanya berpikir bahwa aku harus meninggalkan rumah ini secepat mungkin dan tidak boleh datang lagi kesini.

Rumah pelanggan tetap yang aku datangi setiap sore untuk mengantarkan barang-barang pesanannya adalah Rumah Sky!!

Hal ini sangat lucu, tetapi aku tidak bisa tertawa.. Melainkan jantungku yang tadinya berdetak dengan tenang kini terasa berdebar-debar semakin kencang. 😣

Aku perlahan-lahan mundur setelah menggantungkan jas itu, tetapi segera berhenti. Hal ini karena aku merasakan punggungku seperti menghantam dada kuat seseorang dengan keras.

Bruk!

“Hm.. Maafkan aku..”

Aku merasa terkejut dan permintaan maaf yang ingin aku katakan, tidak bisa aku katakan sepenuhnya.

Ketika aku berbalik, aku melihat bahwa wajah kami berdua begitu dekat, sehingga membuat jantungku berdebar-debar semakin kencang. Aku merasakan dua lengan kekar yang dengan cepat melingkari pinggangku agar aku tidak terjatuh.

Napas Sky terasa membelai kulit pipiku.
Sepasang mata yang sudah familiar denganku menatapku dengan tajam.

.. Sekarang sudah terlambat untuk aku melarikan diri.. 😔

“Venus!!”

“…”

“Hei Vee, Bagaimana kamu bisa ada disini?”

Setelah kami berdua bertatapan cukup lama, aku mendengar Sky mulai bertanya dan terlihat tersenyum gembira. ☺️

Tetapi.. aku tidak merasa gembira bertemu dengannya lagi.

“…”

Aku tidak mau berbicara dengannya dan buru-buru menjauhkan diriku dari Sky, tetapi aku tidak bisa menjauh terlalu jauh karena Sky tidak melepaskan lengannya. Sky juga menahan diriku untuk pergi dari rumahnya.

“Lepaskan aku!”

“Tunggu dulu Vee!! Tunggu sebentar.. Tenanglah Vee.. Bagaimana kabarmu? Kita sudah lama tidak bertemu..”

“…”

Aku tetap diam dan tidak mau menjawabnya. Aku mencoba untuk segera pergi dari sini dan keluar dari rumah ini, sampai Sky meraih tanganku.

“Lepaskan!!”

“Vee.. Tadi aku sudah menabrakmu. Aku benar-benar tidak sengaja. Apakah ada yang sakit? Apakah ada yang terluka? Kamu baik-baik saja bukan?”

Aku mendengar Sky bertanya dan menatapku lebih dekat serta terlihat khawatir.

“Aku tidak apa-apa! Sekarang lepaskan aku!!”

“Hei Vee.. Tunggu! Berbicaralah dulu sebentar denganku..”

“Tidak mau!! Aku mau pulang!!”

Aku mencoba untuk memutar pergelangan tanganku dan berusaha melepaskan diriku, tetapi.. Sky masih saja tidak berhenti bertanya.

“Vee.. Apakah kamu datang untuk menemuiku?”

Sky bertanya dan tersenyum lebar sampai matanya menyipit. ☺

“Apakah kamu sudah gila? Untuk apa aku datang mencarimu?”

“Oh.. Lalu apakah kamu datang untuk mengantarkan barang?”

Saat aku melihat Sky sedang memikirkan sesuatu, aku menghentakkan pergelangan tanganku dan akhirnya terlepas. Aku tidak membiarkan Sky berkata-kata lebih banyak lagi.

“Aku pulang sekarang..”

Aku lalu dengan cepat berjalan ke arah pagar rumahnya dan aku melihat bahwa Sky masih berusaha untuk mencari sesuatu untuk dia katakan atau tanyakan kepadaku.

“Hei Vee.. Dimana rumahmu? Jauh atau tidak? Aku mengkhawatirkanmu..”

“Aku bisa menjaga diriku sendiri! Kamu tidak perlu mengkhawatirkan aku!”

“Hei Vee..”

“Kamu hanya perlu melupakan bahwa kamu pernah bertemu denganku!!”

“Bagaimana aku bisa melupakanmu? Ingatanku sangat bagus..”

“Kamu benar-benar sudah gila!!”

“Hei Vee.. Jika kamu ingin makan, aku bisa memberikan kamu rekomendasi tempat makan yang bagus..”

“Aku sudah tinggal disini sejak kecil..”

“Tetapi sekarang disekitar sini sekarang sudah banyak kafe baru yang baru buka..”

“Kamu hanya perlu melepaskan aku seperti sebelumnya, bisakah kamu melakukan itu?”

“Hei Vee.. Tunggu dulu.. Kapan kamu kembali? Apakah kamu akan lama tinggal disini? Vee..”

Aku lalu buru-buru berlari menuju mobilku. Saat didalam mobil, aku segera meletakkan tanganku di dadaku yang saat ini jantungku terasa berdebar-debar tanpa henti untuk menenangkannya. Aku segera menyalakan mobilku dan melajukan mobilku untuk pergi dari sini.

Aku melirik ke arah Sky dari kaca spion dan melihat bahwa Sky kini terlihat lebih lelah daripada sebelumnya. Namun aku masih bisa melihat senyuman di wajahnya dan dia tetap sama gilanya dengan yang dulu. 😅

Sky masih suka berbicara sebanyak dulu meskipun kami sudah 3 tahun tidak bertemu satu sama lain.

Apakah dia masih keras kepala seperti biasanya? 🤔

---

Kamar Vee

Vee Pov

Saat ini aku sedang berbaring di atas tempat tidurku dan berpikir. 🙄

Ini adalah namanya kehidupan, aku yang dulu bekerja sebagai designer Interior sekarang bekerja sebagai penjaga toko 7-eleven milik Phi-ku.

Yeah.. meskipun hal ini bukan hal yang buruk. 😅

Aku berpikir bahwa aku cukup beruntung dengan kehidupanku saat ini. Meskipun kadang aku merasa kesal dengan nasibku.

Aku sengaja melepaskan pekerjaanku dan kembali ke rumah untuk bersantai serta mencari kenyamananku lagi. Tetapi.. karena aku bertemu dengan Sky tadi.

Aku jadi terpaksa memikirkan kembali si Idiot Sky yang bisa membuat aku tersenyum simpul. 😏

Kejadian tadi cukup mengganggu pikiranku sehingga aku tidak bisa tidur. Aku lalu mulai menyalakan lilin aroma terapi kesukaanku sebelum aku tertidur agar membuat diriku menjadi rileks.
Aku lalu kembali berbaring dan menatap ke arah langit-langit kamarku lalu menghela napas.

Peristiwa tadi benar-benar membuatku merasa sangat terkejut hari ini. 😔

Menurutku.. Sky masih tidak mau memakai diterjen yang biasa digunakan oleh laundry dan masih memakai diterjen yang sama dengan yang aku pakai sampai saat ini.

Aku memikirkan apakah aku akan pergi ke toko P’Janus besok dan bertemu dengan Sky lagi? 🤔

Apakah kehidupanku akan berubah saat aku bertemu dengannya lagi?

Hanya bertemu dengan Sky hari ini saja membuat aku hampir tidak bisa tidur.

Aku memutuskan bahwa besok aku tidak akan pergi ke toko P’Janus dan hanya akan menonton film saja di rumah.



TbC

Jangan lupa vote and comment 🙏☺️



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro