Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

21

"Kak Cio sama Papa ini tiap kali ketemu selalu bahas bisnis!" omel Veve sambil mendudukkan dirinya diantara Cio dan Bryan.

"Princessnya papa ini manjanya gak hilang-hilang ya," ucap Bryan sambil mengusap-usap kepala Veve yang disenderkan di pundaknya.

"Pa, Veve gak mau belajar masak," ujar Veve.

"Ya sudah gak perlu belajar, nanti kamu capek," ujar Bryan.

"Papa! Terus aja manjain Veve!" ujar Rea dari meja makan.

"Memangnya kenapa kalau papa manjain Veve? Lagian Cio pasti mampu bayar koki, kalau gak mampu biar papa yang bayar," ujar Bryan.

"Aku mampu kok, Pa," ucap Cio, "Lagian aku juga gak masalah kalau Veve gak bisa masak."

"Yay, berarti Veve gak usah belajar masak," ujar Veve, "Yuk, kita jalan-jalan ke mall aja."

"Kamu sama mamamu aja, Ve. Papa mana suka shopping," ujar Bryan.

"Yah... gak seru dong, papa dan Cio harus ikutlah, sekali-sekali temeni perempuan belanja!" protes Veve.

"Tenang, Ve. Kalau mereka gak mau temeni kita belanja, kita berangkat berdua aja. Kita cari suami baru," ujar Rea.

"Mama, kok bisa-bisanya ajari Veve aneh-aneh!" ujar Bryan.

"Siapa suruh gak mau nemeni belanja? Ya, Mama cari aja suami baru yang mau nemeni Mama belanja," ujar Rea.

"Kalau lawan Mama dan Veve papa selalu kalah, ya sudah, ayo berangakat," ujar Bryan.

"Tunggu, Mama belum siap-siap," ujar Rea, "Ve, ikut Mama ke kamar!"

***

"Yuk, Pa berangkat!" ucap Rea, "Cantik kan Veve-nya, Cio?"

"Iya, Ma," jawab Cio.

"Kita berangkat 1 mobil aja," ujar Bryan.

"Biar aku aja yang nyetir, Pa," ujar Cio.

"Oke," jawab Bryan.

***

"Ini mau kemana dulu?" tanya Rea.

"Ajak Veve belanja dress aja, Ma," ujar Cio.

"Dress aku masih banyak, Cio," ucap Veve.

"Kan buat ganti-ganti, Ve. Masa pakai dress yang sama terus, lagian kalau bukan kamu yang menghabiskan uangku siapa lagi," ujar Cio.

"Mama setuju sama Cio, uang suami itu untuk dihabiskan istrinya. Lagian ya, Ve, masa kamu gak pernah pakai dress. Mulai sekarang kamu tiap hari harus pakai dress, gak ada pakai celana lagi!" ujar Rea.

"Tapi, Ma, pakai dress itu gak bebas," protes Veve.

"Bukan gak bebas, hanya kamu yang gak terbiasa," ujar Rea.

"Pa," ujar Veve.

"Dicoba dulu, Princess. Masa Princess gak suka pakai dress, hmmm," ujar Bryan.

"Masa gak ada yang belain Veve!" rajuk Veve.

"Gini deh, kalau kamu bisa terbiasa pakai dress, nanti aku bolehin kamu pelihara anjing," ujar Cio.

"Janji ya," ujar Veve sambil mengajukan jari kelingkingnya.

"Untuk apa?" tanya Cio.

"Ish... pinky promise aja gak tau!" kesel Veve.

"Kaitkan jari kelingkingmu, Cio," ucap Bryan.

***

"Kamu coba yang ini, Queen," ujar Cio sambil memnyerahkan sebuah dress dan blazer.

"Bagus, Cio. Jadi biar si Veve kalau kerja juga pakai dress," ujar Bryan.

"Aneh gak sih?" tanya Veve.

"Gak kok, itu bagus. Nanti pas kamu hari pertama ambil ahli perusahaan Papa pakai aja dress itu, spesial loh dipilihin langsung sama suami," ujar Rea.

"Bilang aja Mama iri, minta Papa pilihin dress buat Mama tuh. Mumpung Papa ikut ke sini," ujar Veve.

"Ngapain Mama iri? Lagian kalau Papamu disuruh pilihin pasti modelnya aneh semua, Papamu itu gak tau fashion sama sekali!" cibir Rea.

"Bukannya gak tau fashion, Ma. Kan itu biar Mama gak masuk angin, jadi Papa pilihin yang berbulu gitu biar hangat," ujar Bryan.

"Apanya yang hangat, dioven iya!" gerutu Rea, "Mending Mama pilih sendiri, lebih aman."

"Ya sudah, Mama pilih yang banyak. Nanti Papa yang bayari aja," ujar Bryan.

"Ya memang harus Papa yang bayari, kalau Papa gak bayari Mama cari suami baru aja," ujar Rea.

"Waduh... Mama ini, dari tadi omongannya cari suami baru mulu. Nanti lama-lama Papa yang cari istri baru, baru Mama tau rasa ditinggalin Papa," ujar Veve.

"Hush... jangan dong, Papa kan cuma milik Mama," ujar Rea.

"Makanya jangan bilang cari suami baru mulu, Veve gak suka dengernya. Veve gak mau punya Papa tiri atau Mama tiri," ujar Veve.

"Siap, Princess. Mama gak akan bilang cari suami baru lagi," ujar Rea.

"Sudahlah, kalian bayar belanjaan kita," ujar Rea sambil mengajak Veve duduk ditempat yang disediakan oleh butik.

"Mana barangnya, Pa?" tanya Rea saat Bryan dan Cio kembali dengan tangan kosong.

"Itu dibawa sama pengawal kita pulang," ujar Bryan.

"Banyak banget kantongannya, Pa?" tanya Rea saat melihat beberapa pengawal yang membawa kantongan belanja keluar.

"Mama tadi pilihnya sambil ngomong jadi gak nyadar kalau lihat dress bagus, lalu Mama langsung kasihkan ke pelayannya. Ya udah, jadinya segitu banyaknya. Papa juga sampai bingung, ini Mama belanja atau grosiran buat dijual lagi," sindir Bryan.

"Ya belanja dong, Pa. Lagian dress kalau dipakai dua kali itu malu, Pa. Kalau tamunya di pesta itu berbeda semua gak papa, tapi kalau ada yang sama gitu kayak di pesta lain yang sebelumnya Mama datangi. Terus dia bilang kamu kayaknya pakai dress ini dipesta si A, malu lah Mama," ujar Rea, "Gengsi gitu loh!"

"Emangnya gengsi buat Mama bahagia?" tanya Veve.

"Kamu mah hanya belum tau aja, tunggu nanti kamu ngerasain sendiri. Lagian selama kita mampu kenapa enggak, kecuali kalau memang kita gak mampu, itu beda lagi," ujar Rea.

"Suka-suka Mama aja," ujar Veve sambil mengaitkan lengannya ke lengan Cio, "Makan yuk, Pa."

"Mau makan apa, Princess?" tanya Bryan.

"Makan pecel yang di dekat perempatan itu aja, Pa," jawab Veve.

"Cio gak bisa makan disana, Ve. Nanti suamimu masuk rumah sakit lagi," ujar Bryan.

"Hmm... kalau gitu makan sushi aja," ucap Veve.

"Gak papa kok, kalau mau makan pecel. Aku bisa makan pecel kok," ujar Cio.

"Jangan, nanti kamu sakit lagi," ujar Veve, "Lagian aku sudah gak ingin pecel, aku mau sushi."

"Ya sudah, kita makan sushi aja," ucap Rea.

***

"Selamat datang, meja untuk berapa orang?" tanya sang pelayan.

"4," jawab Rea.

"Mari, saya antar ke meja," ujar sang pelayan kemudian memimpin jalan.

"Silahkan, menunya," ucap sang pelayan sambil menyodorkan buku menu.

"Family Sushinya 1, sama teh ochanya 1 teko," pesan Veve.

"Kak Cio, mau miso soup gak?" tanya Veve.

"Boleh," ujar Cio.

"Sama miso soupnya 3, Mbak," ucap Veve.

"Baik, saya ulangi pesanannya ya. 1 Family Sushi, 1 teko teh ocha, dan 3 miso soup. Ada tambahan lagi?"

"Sementara itu dulu," ucap Veve.

"Baik, jika ada tambahan bisa memencet bel yang ada dimeja. Mohon ditunggu 15 menit," ujar sang pelayan.

"Kalian kapan nyusul Vivi dan Gio?" tanya Bryan.

"Belum rencana sih, Pa. Kita aja nikahnya mendadak, lagian Cio sama Veve masih sama-sama sibuknya. Veve mau buka toko roti, belum lagi Veve juga masih harus ambil ahli perusahaan Papa dalam waktu dekat. Jadi Cio sama Veve memutuskan untuk menunda dulu," jelas Cio.

"Jangan kelamaan, nanti kamu keburu tua, Cio," ujar Bryan.

"Iya, Pa," ujar Cio.

"Untung makanannya segera datang," batin Veve yang merasakan tertolong dari pembicaraan yang menurutnya absurd.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro