Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Part 5

Denis menatap nanar Nadia, matanya beralih menatap Velove yang kini berada dalam pelukan Nadia terlihat sangat nyaman bersama dengan adik dari mama Velove.

"Jangan bawa putriku," lirih Denis mendekati mereka.

Nadia semakin mempererat gendongannya pada tubuh Velove, seakan tidak ingin membiarkan Denis mengambil alih Velove dari dekapannya.

Tidak akan Nadia biarkan Denis kembali berlaku buruk kepada Velove dan membuat anak itu semakin tertekan!

"Jangan mendekat Denis, kamu tidak pantas mendekati Velove!" bentak Nadia meminta lelaki itu mundur.

"Dia putriku Nadia, dia putriku!" teriak Denis sangat frustasi. Lelaki itu semakin mendekat kearah Nadia.

Inara menatap pertengkaran di depannya dengan pikiran tak karuan. Dirinya sendiri tahu, ini semua salah suaminya yang tak pernah mendengarkan dirinya. Andai saja Denis menurunkan egonya dan bisa berlaku baik dengan anaknya. Inara tahu jika Denis merasa kehilangan ibu dari anaknya, tapi semua itu sudah takdir. Memang garis hidup Pevita hanya sampai di sana. Anak itu tidak bersalah, bahkan Pevita mempertaruhkan nyawanya untuk kehidupan Velove. Denis tidak benar jika memperlakukan putrinya seperti itu.

"Kamu tidak pantas disebut papa Denis. Apa yang sudah kau berikan untuknya? Harta, rumah, pelayan dan fasilitas mewah lainnya? Omong kosong dengan itu semua! Dia tetap anak berusia lima tahun yang butuh papanya karena hanya papa yang dia punya, sedangkan mamanya sudah terbujur kaku di bawah tanah!" kata Nadia sukses membuat mata Denis melebar, ya dia tau kesalahannya. Tidakkah ada kesempatan kedua untuknya?

"Papa," lirih Velovee ketakutan, anak itu mengcengkeram leher Nadia dengan erat. Nadia tahu kejadian ini akan membuat Vee trauma yang berkepanjangan.

"Ini papa sayang," Denis mencoba memegang Vee namun tangannya ditangkis Nadia.

"Jangan sentuh dia Denis!" peringat Nadia sekali lagi.

"Apa yang kau lakukan Denis ? Kamu membuat putrimu ketakutan!" bentak Fernand yang baru datang.

Lelaki itu berdiri di depan Nadia yang tengah menggendong Velove, menjadi pelindung untuk mereka berdua.

"Kalian hanya orang asing, aku papa dari Velove! Kalian tidak berhak mengatur hidupnya, apalagi membawa putriku bersama kalian!" Ucap Denis dengan emosi yang menggebu mencoba merebut Vee dari gendongan Nadia.

Fernand mendorong tubuh Denis, "Jangan bersikap bodoh, atau aku tidak segan-segan membuatmu babak belur di sini!" ucap Fernand penuh peringatan.

Velove ketakutan, dia memeluk Nadia sangat erat. Nadia mencoba mempertahankan Vee dalam gendongannya, terjadi aksi tarik menarik yang sangat sengit diantara mereka.

"Denis!" Teriak Inara membuat Denis berhenti.

Plakk, untuk pertama kali Inara menampar Denis. Denis menatap tak percaya, Inara yang dikenalnya sangat lembut dan penyayang. Tapi kali ini wanita yang sudah menjadi istrinya malah menampar dirinya?

"Kamu menamparku ?" tanya Denis menatap Inara dengan kilatan mata terluka.

"Iya! Kamu keterlaluan Denis, aku tidak tahan dengan egomu yang setinggi langit itu. Kamu mengibaratkan putrimu barang yang bisa kau ambil dan buang sesukamu. Sekarang setelah kamu menelantarkannya, kamu baru sadar bahwa kamu telah sangat kejam kepada dirinya selama ini?" ucap Inara membuat Denis menunduk.

Apakah Denis sudah sangat kejam kepada Velove selama ini? Apakah tidak ada maaf lagi untuknya?

"Tuan, jettnya sudah siap," kata laki-laki berpakaian rapi seperti bodyguard.

"Baik kami akan kesana, tolong bawakan koper-koper ini," jawab Fernand menunjuk dua koper besar itu.

Fernand memeluk pinggang istrinya yang menggendong Velove dalam dekapannya. Nadia mengelus puncak kepala Velove,

"Sayang, sekarang kita akan pulang ke rumah mama, Velove senang kan?" tanya Nadia dengan matanya yang berkaca-kaca.

Sungguh, Nadia tidak ingin melakukan hal ini. Nadia berpikir akan membawa Velove bersamanya dan membuat anak itu jauh dari papanya. Nadia hanya ingin yang terbaik untuk Velove karena Velove berhak untuk bahagia bersama orang-orang yang menyayangi dirinya.

"Kami permisi Denis, sayang say good bye dulu dengan papa," suruh Nadia pada Velove.

Vee menatap Denis dengan takut, untuk pertama kalinya Denis mau menatap Velove secara langsung. Ada perasaan hangat yang ada di hatinya yang sangat keras saat mata itu bersitatap dengan matanya. Lihatlah, semua dari wajah Vee mampu memporak porandakan dinding yang dia bangun selama ini untuk tidak menyayangi Velove. Tapi sekarang, untuk pertama kalinya Denis ingin bersimpuh di depan anaknya, meminta pengampunan dari Velove agar tidak meninggalkannya.

"See you next time and good bye papa," ucap Vee dengan suara serak.

Mendengar suara perpisahan dari anaknya membuat Denis meluruh, kakinya seakan lemas tidak bisa menopang tubuhnya, Inara menangis melihatnya. Andai saja Inara bisa menghancurkan ego yang ada dalam hati suaminya.

Nadia mengecup puncak kepala Vee dan tersenyum kecut. Inilah pembalasan setimpal untuk Denis, lelaki itu akan tercekik kerinduan yang menggerogoti hatinya. Denis tidak akan bisa tidur nyenyak setelah ini karena berada jauh dari Velove.

Nadia akan membuktikan satu kalimat mutiara yang pernah dia baca.

'Kamu akan tahu betapa pentingnya seseorang saat orang itu sudah pergi dari hidupmu.'

"Kita akan ke rumah mama, Vee pasti bahagia di sana," Kata Nadia menyindir Denis dengan menekan kata bahagia.

Mereka melewati tubuh Denis yang meluruh, Vee terisak di dalam pelukan Nadia. Vee melambaikan tangannya pada Inara, Inara membalas lambaian tangan anak tirinya itu dengan air mata membasahi wajah cantinya.

"Tidak, Velove jangan tinggalkan papa sayang," teriak Denis berusaha mengejar Velove namun Inara memegangi lengan suaminya.

'Semoga kau bahagia bersama keluarga mamamu sayang, maafkan mama Inara yang tidak mampu meluruhkan keras kepala papamu ' batin Inara.

Denis menatap kepergian Velove dengan mata merah seakan menahan air matanya, namun nyatanya air mata itu tetap tumpah membasahi wajah tampan lelaki itu. Denis menyesal, dia ingin meminta maaf kepada Velove dan meminta anaknya untuk tetap bersama dengannya.

Gita berjalan menyusul Nadia, nanny dari Velove itu berhenti di depan Denis.

"Tuan, saya pamit ikut dengan nona muda," ucap Gita dengan suara bergetar tidak sanggup melihat wajah Denis saat ini.

Denis tidak menjawab ucapan dari nanny Velove, lelaki itu diam mematung dengan air mata yang terus saja menetes di wajahnya.

"Apakah aku tidak akan mendapatkannya kembali?" lirih Denis dengan dadanya yang terasa sesak.

Inara memeluk Denis dan mengusap punggung bergetar suaminya. Inara tahu bagaimana perasaan suaminya saat ini.

"Dia akan selamanya anakmu, berubahlah. Terima kenyataan yang sudah terjadi suamiku, mulailah dengan kehidupan kita. Aku yakin Velove tetap menyayangimu, kamu adalah papanya yang tidak bisa digantikan oleh siapapun di dunia ini," kata Inara memberikan kekuatan kepada suaminya.

Denis membalas pelukan Inara,

"Papa akan menebus kesalahan papa Vee sayang," ucapnya sambil memejamkan matanya hingga cairan bening itu kembali menetes lagi dan lagi.

-

NAH LOHH MAKIN SYUEDEPPP KAN CERITANYAAA. AYUKK GASKEUUUN KE DREAME 🙏🤭🤭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: #romance