Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Epilog

Karena kesempatan kedua bisa membuat hubungan yang retak menjadi utuh kembali.

ANGIN pantai yang berhembus dengan kencang menerpa wajah Velin. Rambutnya mengikuti kemana arah angin mengarah. Membentangkan tangannya, Velin memejamkan mata membiarkan dirinya menyambut angin yang berlalu. Bau pasir yang menyeruak, terbawa angin, semakin membawa ketenangan.

Velin tidak menyangka jika dia akan menginjakkan kakinya lagi di sini. Di pulau pribadi Om Frans, tempatnya saat dia berlibur dulu bersama Devin. Velin sangat ingat dengan kenangannya bersama Devin. Saat Devin yang menghancurkan istana pasir buatannya, hanya karena dia tidak ingin di abaikan oleh Velin. Bermain sepeda bersama. Velin tersenyum mengingat hal itu.

Tetapi baru saja Velin menikmati ketenangan, tiba-tiba ada yang menepuk pundaknya membuatnya terpaksa menoleh. Ternyata Thalita. Dia tersenyum.

"Sedikit lagi permainanya mau di mulai Vel." Katanya dengan antusias. "Ayo!"

Dan tanpa menunggu Velin mengucapkan apapun, Thalita sudah menarik tangannya menjauh dari pinggir laut. Membiarkan Thalita membawanya, Velin menatap jejak kakinya yang terlukis di pasir pantai.

"Astaga kalian bisa nggak sih, nggak berantem sehari aja!" teriakan Thalita menggema di telinga Velin berbarengan dengan tangannya yang yang terlepas dari tangannya. Velin mendongak, melihat Devin dan Alfar yang berkelahi sampai berguling-guling di pasir.

Velin memutar matanya malas, sudah berulang kali kejadian seperti ini terulang terus padahal mereka sudah berbaikkan beberapa tahun lalu tetapi tetap saja mereka berdua tidak bisa sehari tidak adu mulut yang berujung perkelahian.

Alfar berdiri membersihkan kaosnya yang terkena pasir, kemudian berjalan menghampiri Thalita.

"Kita berdua nggak sedang berantem sayang."

"Nggak usah bohong kamu, Al." Mata Thalita melotot kesal pada Alfar.

"Aku nggak bohong." Alfar berusaha menunjukkan wajah kejujuran. "Kalo nggak percaya tanya aja ke Devin."

Alfar menoleh pada Devin meminta persetujuaan tetapi Devin hanya memasang wajah datar lalu bangkit berdiri dan menghampiri Velin.

"Jadi siapa yang duluan mulai ngajak berantem?" tanya Velin pada Devin karena cowok itu sepertinya tidak ingin membahas apapun dari raut wajahnya.

"Bukan aku yang mulai, Ve." Wajah Devin yang datar membuat Velin sulit menebak siapa yang salah di sini.

"Pasti kamu yang kan Al?" Thalita menuduh Alfar, matanya menyipit memandang Alfar.

"Bukan aku." Alfar mengangkat tangannya seperti baru saja ditodong pistol. "Aku cuma bilang ke Devin kalo permainannya pasti akan dimenangkan oleh kita."

Alfar menyengir, dan tanpa sedikit pun celah untuk Alfar menghindar. Thalita sudah lebih dulu mencubit pinggangnya, membuatnya mengerang kesakitan.

"Tetapi sama aja kamu yang mancing, Alfar!" Thalita berkacak pinggang memandang kesal Alfar.

Thalita harap liburan kali ini bersama keluarga Devin dan Velin akan membuat Devin dan Alfar tidak akan adu jotos seperti biasa, mereka harus terlihat seperti layaknya saudara. Tetapi harapan, hanyalah harapan Thalita tidak bisa membuat Alfar dan Devin akur sejenak.

●●●●

Devin sudah berdiri di garis start dengan menggendong Velin di punggung, di sampingnya Alfar juga sudah berdiri bersama Thalita di punggungnya.

Devin sudah bersiap-siap berlari dengan menggendong Velin. Itulah permainannya siapa yang bisa membawa pacarnya di punggung sambil berlari sampai ujung yang sudah ditentukan lalu berbalik lagi ke tempat semula itulah pemenangnya.

Vier sudah berdiri di tengah-tengah mereka, yang akan menjadi komando memulai permainan. Di samping kanan-kiri, ada Shinta, Lisa, Frans, dan Shera.

Frans dan Lisa sudah rujuk kembali, walaupun sesekali mereka harus melerai perdebatan Devin dan Alfar. Tetapi tetap saja mereka sudah menjadi keluarga yang utuh seperti dulu. Dan satu lagi Shera adalah tunangan Vier, omong-omong.

Saat suara pluit dibunyikan Vier, Alfar dan Devin mulai berlari dengan membawa kekasihnya masing-masing. Posisi Devin yang lebih sedikit berada di awal membuat Alfar langsung melotot dan terburu-buru untuk menyusul.

Karena langkahnya yang terlalu terburu-buru membuat keseimbangan Alfar tidak stabil. Dan membuatnya jatuh bersama Thalita dipunggungnya. Tentu saja hal itu membuat Thalita kesal lalu mulai memukul-mukul punggung cowok itu, yang lainnya hanya tertawa menyaksikkan.

Sorak-sorakkan yang berasal dari keluarga Velin dan Devin melihat Devin yang sudah berputar arah kembali dan berlari mendekat dengan garis Finish.

Tepukkan meriah mereka berikan saat Devin menurunkan Velin dengan perlahan. Mereka berdua berhasil menang mengalahkan Alfar.

Alfar, cowok itu menggandeng tangan Thalita lalu menghampiri Devin untuk mengucapkan selamat. Walaupun niat seperti itu, tetapi wajah alfar terlihat sangat kesal karena dikalahkan oleh Devin.

Alfar menjabat tangan Devin tidak mengindahkan tatapan Devin yang seolah berkata 'lo kalah lagi' benar-benar membuat Alfar ingin menonjok wajah itu sekarang.

●●●●

Kepala Velin bersandar di bahu Devin dengan kaki yang menjulur panjang. Devin menoleh pada Velin tetapi dia hanya bisa melihat puncak kepala perempuan itu, mengecupnya singkat, Devin kembali fokus pada langit yang sudah tidak terik, melihat matahari yang akan meninggalkan horizonnya.

Langit yang bewarna jingga benar-benar membuat Devin menikmati waktu-waktu yang berharga seperti ini apalagi dengan Velin yang berada di sampingnya.

Mengambil sesuatu di saku celananya Devin, mengeluarkan benda itu dari sana. Mengulurkannya pada Velin, secara otomatis hal itu membuat Velin menegakkan tubuhnya. Memandang Devin dengan bingung.

"Ini apa?" Velin bertanya melihat kotak merah yang berbentuk hati yang di sorongkan oleh Devin.

"Happy birthday."

Ucapan Devin malah semakin membuat Velin bingung, cowok itu sudah mengucapkan itu, tengah malam tepat jam 12.00. Dan rencana keluarga Devin dan Velin yang berlibur ke sini karena ingin merayakan ulang tahun Velin. Ya, walaupun tidak ada pesta ulang tahun, tetapi tetap saja membuat Velin senang karena berlibur di sini.

"Aku kan belum ngasih hadiah ke kamu."

Velin ingin mengatakan jika Devin tidak harus memberikannya hadiah tetapi Devin lebih dulu membuka kotak hati itu, memperlihatkan isinya.

Mulut Velin sampai terbuka melihat kalung yang terukir namanya Veve. Dia tidak percaya jika Devin akan menghadiahkannya seperti ini, kalung ini terlalu bagus.

Velin mendongak menatap Devin, setelah berhasil mengurangi keterkejutannya. Velin menatap Devin dengan berkaca-kaca.

"Ini..." Velin kesulitan mencari sebuah kata-kata yang pas untuk di ucapkannya. Dia terlalu bahagia melihat kalung itu.

"Untuk kamu." Devin mengambil kalung itu perlahan dari tempatnya, memasangkannya di leher Velin. Devin sedikit menyingkirkan rambut Velin, sebelum mengaitkan kalungnya di leher perempuan itu.

"Suka?" tanya Devin memandang Velin yang menatap lekat kalung itu yang sudah berada di lehernya.

Velin mengangguk tanpa sedikitpun menoleh, terlalu terpesona dengan kalung pemberian Devin.

Namun, setelah lama Velin hanya memandang kalung itu, dia akhirnya memeluk Devin, mengucapkan kata terima kasih berulang kali.

Devin tersenyum sembari mengusap lembut rambut Velin.

"The gift does not mean anything, but you are always by my side, it's more valuable." Devin semakin mengeratkan pelukan mereka.

"I will always love you. forever. Until whenever I will not leave you." Devin melepaskan pelukan mereka, lalu mengenggam tangan Velin. Di detik selanjutnya Devin mencium tangan Velin secara bergantian.

Velin tidak bisa menyembunyikan senyum bahagianya. "Me too."

Setelah mendengar itu Devin menarik kepala Velin, lalu mencium keningnya lembut.

Bertepatan dengan matahari yang mulai menghilang di posisinya, menggantikan langit sore dengan kegelapan malam yang dipenuhi dengan bintang-bintang dan bulan.

Cerita di tulis di wattpad: 31-01-17
Selesai ditulis: 14-07-17.
_________________________________________

A/N: Aku mau tanya kalian mau sequel Velina My Love itu tentang kehidupan mereka setelah menikah yang bercerita tentang anaknya atau saat dia berdua kuliah?

Kalo cerita  anak Velin dan Devin udah ada idenya. Tokoh utamanya Arven cowok pendiam cool ketua osis nanti cerita ini dipublish tapi masih lama. Wkwk tunggu cerita Regha dulu terus Zion baru Arven.

Ini bagi yang nunggu sequelnya aja ya makasih :))

Terus kalo ada saran comment ya ^^

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro