Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

8.Noda Kuning di Baju

Melupakan masa lalu itu nggak semudah kedip mata, dan itu semua butuh tenaga.
____________________________________

Waktu istirahat pun tiba, Vania dan para sahabatnya langsung menuju kantin untuk menjalankan rencana ke dua.

"Van pokoknya lo harus bawa ini soto ke Fero ok." tanpa meminta persetujuan dari Vania, Shifa menyuruh Vania untuk memegangnya.

"Tapi kan Fero udah makan baksonya bang Tanto masa dikasih soto sih, kalo meledak perutnya Fero gimana?" tanya Vania polos.

"Nggak mau tau pokoknya lo harus bawa ini soto ya,,, walaupun gue tau sih harga soto itu murah tapi.... Udah lah lo kesana buruan!" titah Shifa tak terbantahkan dan mendorong pundak Vania pelan.

"Iya Van ini itu kesempatan bagus banget soalnya kan tadi pagi Fero udah baik nebengin lo sampe sekolah dan setau gue belum ada tuh anak yang duduk di jok motor Fero termasuk Rachel." Layla mencoba membakar semangat Vania dengan menggebu gebu.

"Ok deh."

Vania melangkahkan kedua kakinya dengan langkah terserok-serok, ia berharap bel pertanda masuk segera berbunyi. Rencana ini benar-benar akan membuat dirinya menjadi bahan olokan oleh para sahabat Fero terutama Daniel.

Perlahan namun pasti Vania sudah berada disamping meja Fero, seketika jantungnya seperi telah melakukan lari marathon dua kali putaran, apalagi selain ada geng Fero tapi ada juga kakak kelas yang membuat nyali Vania semakin ciut seketika.

Tak butuh waktu lama perhatian penghuni meja yang Fero tempati langsung menatap Vania dengan tatapan bingung.

"Ngapain lo Van di sini? Bawa semangkok soto lagi, buat gue nih?" tanya Daniel sok kepedean.

"Ekhmmm aduh keselek sandal kendall jener nih ukhuuk." goda Angga terhadap Vania dan Daniel.

"Nggak kok i,,, i,,, ini buat Fero," jawab Vania gugup. Susah banget sih ngomongnya. Diberikanlah soto yang sudah Vania beli kepada Fero.

"Hahahahahaha, mangkanya jangan kepedean Dan nyesek nggak tuh." Faisal berbicara dengan nada meremehkan.

Pyarr

Bukannya berpindah tangan, soto yang Vania pegang kini justu berpindah tempat alias soto tersebut sudah tumpah di bagian baju Vania yang berwarna putih bersih. Ini sunguh diluar dugannya, Vania kira ia akan hanya malu biasa tapi ini sungguh malu yang luar biasa baginya.

Mungkin kalian akan menyangka bahwa yang menumpahkan soto bang Tanto adalah Fero, jawabannya sangat salah besar karena memang bukan Fero tetapi kakak kelas dan entahlah Vania tak mengenalinya.

Hanya butuh waktu satu detik saja, semua pandangan penghuni kantin tak terkecuali Shifa, Natasya, dan Layla yang melihat peristiwa tersebut tak kalah syok dan langsung saja mereka menghampir Vania yang sedang menunduk dalam.

Tanpa ba-bi-bu mereka langsung mengambil segulung tisu yang ada di atas meja dan segera mengusap usap pada baju Vania yang terkena noda kuning. "Jahat banget sih kak Rachel itu, kok tega banget," bisik Natasya pelan.

"Udah lah nanti kalo kedengeran gimana," ucap Layla dengan suara yang sangat pelan.

Sedangkan si pelaku -Rachel- tak ada rasa bersalah pada raut mukanya, justru Rachel dan sahabatnya -Bella dan Cindy- tersenyum kemenangan.

Segulung tisu yang mereka butuhkan untuk menghilangkan noda kuning telah habis tak  tersisa, namun noda itu masih setia melekat pada baju putih Vania.

"Gue malu," cicit Vania. Namun percuma suara sepelan apapun Rachel tetap mendengarnya.

"Lo malu? Mangkanya kalo mau deketin Fero itu ngaca dulu, punya kaca nggak?" cerca Rachel dengan suara yang penuh kebencian.

"Bawa kaca nggak, kalo nggak punya nih gue pinjemin," Cindy ikut menimpali.

Natasya langsung mengambil kaca yang berada di dalam saku bajunya. "Bentar kak aku ngaca dulu, cantik kok. Lay, Shif sini deh!" titah Natasya. "Layla sama Shifa juga cantik." lanjut Natasya.

"Tinggal Vania ya, sini Van ngaca dulu, apalagi Vania cantiknya ngelebihi bidadari. Nggak ada daun yang nyangkut dan juga nggak ada upil yang nempel kok kak, jadi kita semua cantik," jawab Natasya polos. "Oh iya sampe lupa kakak kali yang belum ngaca?" tanya Natasya disertai cengiran bodoh.

"Lo ini ya, berani lo sama gue hah," tantang Bella mewakili Rachel.

Daniel baru saja akan berdiri namun suara lantang Fero membuat tubuhnya kembali duduk. "Stop," titah Fero dengan nada yang sangat dingin hingga mampu menusuk tulang belulang. Tanpa membuang waktu lagi Fero segera menghampiri Vania lalu mencekal tangannya dengan lembut kemudian mereka berdua berjalan menuju toilet meninggalkan kantin dengan suasana yang tegang.

🍂🍂🍂

Setiap orang yang dilewatinya, mereka menatap dirinya dengan tatapan sinis.

Gadis itu mendongak sebentar lalu menunduk kembali untuk menghindari tatapan dari mereka, entah karena noda kuning di bajunya atau karena ada Fero di sisinya.

Sesampai di depan toilet wanita bukan pintu toilet ya, Fero membuka satu-persatu kancing bajunya, lalu ia lepaskan dari tubuh tegapnya. Sedangkan Vania yang melihat hal tersebut hanya melongo tak percaya.

"Nih cepet masuk, ganti baju lo," titah Fero dengan pandangan menunduk. Vania yang menyadari hal itu langsung segera masuk di salah satu toilet dan segera mengganti bajunya.

Selesai mengganti baju Vania keluar dari toilet, terlihat Fero masih setia menunggu dirinya. "Terus lo pakai baju apa?" tanya Vania merasa bersalah. Karena apa? Karena Fero hanya memakai kaos putih polos sehingga dapat terlihat bentuk tubuhnya yang aletlis.

"Mana baju lo?"

Vania mengerutkan dahinya. "Buat apa?"

"Udah mana?"

Dengan pasrah Vania memberikan baju kotornya kepada Vania.

"Jawab bertanyaan gue Fer," desak Vania.

"Bentar lagi gue olahraga." setelah mengucapkan kata tersebut Fero pergi meninggalkam Vania.

Drrttt, drrttt, drrttt

Terdapat rasa getar yang menjalar di tubuh, tepat pada bagian saku baju yang Vania kenakan.

Bunda: vania nanti kamu ke toko bunda ya, hari ini ada banyak pesanan. Ada satu karyawan juga yang nggak masuk.

Vania Tere Azzahra: ok bun vania nanti kesana.

Dimasukkanlah benda pipih itu ke dalam saku Vania lalu Vania berjalan menuju kelasnya karena bel masuk akan segera berbunyi.

🍂🍂🍂

Fero melangkahkan kaki panjangnya dengan langkah lebar menuju kelas IPS XII-2 kelas Rachel.

Setelah memasuki kelas Rachel,  Fero mengedarkan pandangannya menelusuri setiap sudut kelas dan terlihat Rachel sedang bersenda gurau dengan sahabatnya.

"Cuci ini baju," ujar Fero dan meletakkan baju Vania di atas meja.

"Baju siapa ini? Ooh gue inget pasti ini baju punya anak centil tadi kan. Ya ampun Fero lo kok tega sih nyuruh pacar lo yang cantik ini buat cuci baju. Daripada lo mikirin anak centil tadi mendingan kita jalan aja gimana?" ujar Rachel manja dan terus menerus bergelenjut manja di lengan Fero

"Gue bukan pacar lo dan lepasin tangan lo!" kata Fero mengingatkan dengan tegas.

Dengan terpaksa Rachel melepaskan tangannya dari kengan kokoh Fero dan tidak lupa bibirnya yang ia majukan  beberapa senti, bukan beberapa meter ya.

"Fer lo kok pake kaos, mana baju lo?" tanya Bella bingung.

Tanpa menghiraukan ucapan Bella, Fero langsung meninggalkan kelas Rachel.

🍂🍂🍂

Ceklek

Metha-mama Fero- menoleh ketika mendengar suara pintu dibuka kemudian ditutup.

"Loh Fero kok kamu pakai baju olahraga, baju putih abu-abu kamu mana?" tanya Metha binggung, karena biasanya Fero ketika pulang sekolah tak pernah memakai baju olahraga.

Fero langsung duduk di soffa empuk yang berada di ruang keluarga. "Aku pinjemin ke anak yang nggak punya baju ma," jawab Fero asal.

"Nggak punya baju? Kasian ya anak itu nggak punya baju. Terus kamu besok pakai baju apa?"

"Dia kan cuman pinjem ma, besok mungkin juga dibalikin."

"Kalo nggak dibalikin, kamu bilang mama ya, biar mama belikan lagi."

"Oh iya Fero tolong belikan mama kue red velvet dong, yang biasanya itu loh!" lanjut Metha.

"Iya ma, Fero ganti baju dulu," ucap Fero, sejurus kemudian Fero melangkah menuju kamarnya yang berada tak jauh dari ruang keluarga.

"Lho ma Rara sama Alden kemana?"

"Tidur lah, orang mereka baru aja selesai berantem," jawab Metha sambil mengambil napas lelah.

Selesai mengganti kaos olahraganya dengan baju santai Fero menghampiri Metha untuk meminta uang.

"Ma uangnya mana?"

"Kamu ini Fer, cuman beli kue aja loh kok minta uang ke mama. Kamu kan ada uang banyak, minggu ini mama mau koleksi tas-tas terbaru itu loh," ucap Metha sambil membayangkan betapa bahagianya dirinya ketika telah memiliki semua tas terbaru.

"Mama itu udah tua ngapain koleksi tas, tas mama kan ada banyak."

"No, no, no walaupun umur mama udah tua tapi muka mama masih muda kan?" Metha bertanya sambil merapikan rambutnya.

"Hmmm." gumam Fero, bila Fero terus berbicara bisa-bisa toko kuenya keburu tutup.

"Oh iya, kamu jangan bilang papa ya kalau mama mau koleksi tas, bilang aja tas-tasnya itu dari temen smp sma mama dulu. Kalau kamu bantu mama, mama bakalan kasih kamu bonus uang saku 1 persen, gimana?" tawar Metha.

Bukannya Fero tergiur dengan tawaran Metha, Fero malah menatap malas mamanya yang super duper pelit ini.

"Yaah terserah mama aja, yaudah Fero beli kuenya dulu ya." pamit Fero lalu mencium tangan kanan Metha.

*****
Gimana, gimana makin seru nggak?
Kalo nggak maapin saya ya.

Terus ikuti cerita ini ya, biasanya saya updated nya itu antara hari selasa, rabu, kamis pokoknya satu minggu sekali lah.

Jangan lupa selalu comment dan vote ya.😊😊😊

qolintiknov

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro