Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

2.Ulangan Kematian

Jika memang tatahukalau menunggu itu sakit, lalu mengapa kamu masih setia menunggu hal yang tidak pasti?

~qolintiknov~

"Akhirnya selesai juga," teriak Natasya seperti toa masjid sambil menutup novel yang baru selesai dibacanya.

"Heh, lo pikir yang punya telinga sama jantung cuma lo doang apa?" marah Vania sambil menunjuk-nunjuk Natasya dengan novel yang ia baca.

"Hehehe, maaf Van gue kan seneng aja udah baca ini novel sampe tamat, happy ending lagi," jawab Natasya sambil menyengir bodoh.

"Ssssssstttttt," desis dua orang di belakang mereka.

"Apaan?" tanya Vania sambil menoleh kebelakang.

"Lo berdua ganggu konsentrasi gue sama Layla nonton Drakor let's fight ghost. Untung aja lagi jamkos, jadi waktu itu harus dimanfaatkan dengan sebaik mungkin." Syifa berbicara dengan penuh penekanan dan sangat bersemangat.

Syifa dan Layla adalah pecinta berat Drakor, sehari nggak nonton Drakor katanya hidup kurang berwarna, sedangkan Vania dan Natasya pecinta novel jenis teenfiction kalo sehari nggak baca novel hidup menjadi kurang bermakna.

Natasya Shelyana yang biasa dipanggil Natasya memilik sifat muka tembok dan yang paling nggak tahan sama yang namanya lapar. Syifa Alfi Varisa yang biasa dipanggil Syifa ia memiliki sifat yang paling ngga bisa sehari ngga shopping dan mempunyai bejibun mantan cogan. Dan yang terakhir Layla Amara Febi memiliki sifat yang kalem tapi tidak polos.

Mereka berempat telah bersahabat sejak masa MPLS atau biasa disebut mos waktu SMA dulu. Awal pertemuan mereka karena Natasya yang malas mengkucir rambutnya waktu itu dan Vania yang tidak tahu kalau ada pengumuman siswa mos wanita harus dikuncir rambutnya. Jadilah mereka dihukum oleh kakak senior untuk mencabuti rumput di halaman belakang sekolah.

Setelah selesai melakukan hukuman jadi tukang kebun dadakan, mereka menuju kantin dan bertemu dengan Syifa dan Layla yang sedang membeli satu kardus minuman air mineral untuk anggota OSIS karena diperintah oleh kakak senior mereka juga.

Sejak pertemuan itu jadilah mereka bersahabat hingga saat ini.

"Oh. Cuma Drakor, gue kira lagi belajar buat ulangan matematika nanti," ucap Vanila ber-oh ria.

"Emang lo udah belajar Van?" tanya Natasya untuk memastikan.

"Udah dong, emang lo, walaupun punya hobi baca novel tapi kan kalo ada ulangan ya belajar dulu pinteeer. Sayang banget punya hobi baca tapi cuma novel doang," papar Vania panjang lebar.

Duh gimana ini gue cuman hafal rumus dikit doang lagi, pasrah aja deh yang penting udah usaha. batin Vania di dalam hati.

"Untung aja gue kemarin udah belajar," ucap Layla lega.

"Udah, udah, udah. Lebih baik kita ke kantin aja, anaconda di perut gue uda teriak-teriak nih minta diisi. Lagian juga udah istirahat," tukas Natasya melerai mereka.

"Iya deh gue juga laper." Syifa memutuskan.

"Lo ke kantin ngga Van atau mau nitip aja?" tanya Layla memastikan.

Sudah menjadi kebiasaan Layla setiap pergi ke kantin untuk bertanya kepada Vania. Karena Vania paling malas jika harus berdesak-desakan.

"Nitip bubur ayam satu aja deh," jawab Vania sambil menyodorkan uang dua puluh ribu.

"Ok," jawab mereka kompak.

Mereka bergegas menuju ke kantin untuk mengisi perut masing-masing, walaupun berada di ujung koridor dan harus berdesak-desakan dengan para manusia yang seperti zombie, mereka pun rela.

🍂🍂🍂

Fero berjalan sambil memasukkan kedua tangannya ke dalam saku celana yang ia pakai. Fero baru saja keluar dari toilet untuk mencuci mukanya yang terasa kurang segar.

Dikelasnya, Fero memiliki empat sahabat yaitu Daniel Edmund Hegel yang paling nggak bisa diam di antara mereka. Bimo Frage Ludwig yang paling betah dengan status jomblonya. Angga Jeremy Marx dan Faisal Wilhlm Mill adalah para pencuri spidol.

"Woy, ada yang punya korek api nggak?" tanya Daniel sambil teriak-teriak di depan temen sekelasnya.

Sedangkan teman sekelasnya menyerengit bingung, sehingga dalam benaknya timbul rasa bertanya, untuk apa korek api, kan pelajaran IPA udah lewat, hari ini juga nggak pelajaran prakarya. Atau jangan-jangan Daniel dihukum buat membakar sampah kira-kira begitulah tanya mereka dalam benak masing-masing.

Ketika Fero memasuki kelasnya yaitu kelas XI-MIPA 1 terdengar suara Daniel yang sedang mencari korek api. Karena ia merasa membawa, ia lemparkan saja korek api itu dan segera duduk di kursinya.

Tuk

"Adaww, kurang ajar lo Fer, kena kepala gue nih," umpat Daniel kepada Fero.

Dimasukkan korek api itu ke dalam saku sebelah kiri. "Tapi nggak papa deh korek api juga udah dapet."

Daniel berjalan menghampiri ke empat sahabatnya yaitu Fero yang lagi serius belajar dan Bimo, Angga, Faisal yang biasalah namanya juga laki pasti deh maniak game.

"Thanks ya Fer."

Fero hanya diam menghiraukan ucapan Daniel.

"Lelah hayati ngomong sama akang yang terus dikacang."

"Baru tahu." Faisal menimpali.

"Buat apaan tuh korek api?" Angga bertanya sambil terus memainkan gamenya.

"Buat ngerjain Vania lah. Ada yang mau ikut nggak?" Daniel bertanya pada keempat sahabatnya.

"Buat ngerjain Vania? Emang mau lo bakar rambut dia." canda Faisal yang tak dipikir dahulu.

"Ya nggak lah, emangnya gue apaan sadis amat."

"Lo ikut nggak Fer ke kelas XI- MIPA 2, kelas Vania?"

"Nggak."

"Lo belum tau kan mukanya Vania sama sahabatnya, ayolah ikut aja, gue kenalin deh."

Fero memang belum tau anak yang bernama Vania dan sahabatnya, lagipula untuk apa ia harus kenal begitulah pikirnya.

"..."

"Udalah ngapain ngomong sama Es Balok Hidup. Udah sana katanya mau ke kelasnya Vania." usir Bimo kepada Daniel.

"Ok lah gue cabut dulu."

"Ayo ke kantin aja, laper nih gue, yuk bray," timpal Angga sambil cengengesan.

Mereka berempat bergegas berdiri untuk menuju kantin agar menempati meja khusus para cogan. Sekalian tebar pesona, kira-kira begitu lah kata Angga dan Faisal.

🍂🍂🍂

"Lama banget sih belinya kaya lagi nunggu kepastian doi aja." Vania bergumam dengan dirinya sendiri.

"Hallo Vanilla abang ganteng dataaang," teriak Daniel membuyarkan lamunan Vanila.

Daniel adalah tetangga sebelah kanan rumah Vania yang selalu ia jadilkan ojek dadakan di tiap harinya dan ia anggap sebagai kakaknya sendiri.

"Vanilla pala lo dua, Vania Daan... Vaniaaa. Capek gue ngingetin lo mulu."

"Pala gue cuma satu kok Van, ngga dua, kecuali kalo dibelah."

"Apa kata lo deh."

"Ayo cepetan gue laper nih," desak Daniel.

Dengan malas Vania memasukkan sebelah tangannya ke dalam loker untuk mengambil kotak makan yang selalu dibuatkan oleh Bundanya sebelum berangkat sekolah, karena Bundanya punya toko kue. Seharusnya kotak makan itu untuk dirinya tapi ia malas makan kue terus, sebab itu ia selalu memberikan kotak makan itu untuk Daniel setiap hari sebagai ongkos ojek dadakan darinya. Lagipula ia juga suka, lumayan bisa makan kue gratis tiap hari gitu katanya.

"Nih harus habis ok."

"Hmm."

"Good afternoon semuanya, bidadari-bidadari cantik telah datang," kata Natasya yang agak kurang waras.

"Eehh, para kurcaci sudah datang ternyata," ledek Daniel pada ketiga teman dekatnya yang dikenalkan oleh Vania waktu dulu.

Ck bisa gagal nih rencana buat jailin Vania, tapi ngga papa besok kan bisa. Batin Daniel dalam hati.

"Enak aja ya lo bilang kita-kita kurcaci. Lay, Shif kudanil kurbel ini harus kita apakan biar dia bisa kapok?" ucap Natasya meminta pendapat sambil meletakkan mangkok yang berisi bubur ayam di atas meja.

"Terserah lo aja deh," jawab Syifa.

Sedangkan Layla hanya menaikkan kedua bahunya tanda ia tak tau.

"Udah, udah gue mau makan ngga tentram nih jadinya," lerai Vania karena risih.

"Gue balik dulu ya Van disini pengap banget, soalnya ada makhluk halus jadi merinding nih tubuh gue." Daniel berdiri dari tempat duduknya.

"Kurang ajar ya lo," kata Natasya dengan muka merah yang tandanya ia sedang marah.

Bagaimana tidak marah, mana ada orang yang mau dikatain makhluk halus. Dengan amarah yang memuncak Natasya secara cekatan mengambil novel yang baru selesai ia baca untuk di lempar ke muka Daniel yang sok kecakepan.

"Dadah semuanya." salam perpisahan dari Daniel dan dia langsung lari sekuat tenaga menghindar dari amukan kurcaci kecil.

"Udalah Nat kaya ngga tau Daniel aja, mending kita belajar sebentar lagi bel masuk nih dan juga emang lo nggak sayang sama novel itu," tutur Layla berusaha menenangkan Natasya.

"Emangnya waktu dulu emak nya ngidam apa sih?"

"Ya mana kita tau Natasya," jawab mereka serempak.

Saatnya jam ke delapan segera dimulai.

Suara bel masuk berbunyi dan suara derap langkah mendekati kelas XI MIPA 3 membuat jantung para murid berdetak lebih cepat. Karena apa, karena akan diadakan ulangan harian matematika yang akan dijaga oleh pak Teguh.

Pak Teguh merupakan guru terkiler yang kedua setelah pak Hadi dan ia selalu membawa rotan kemana-man dan diwaktu kapanpun yang membuat buku kudu pada berdiri deh pokoknya.

"Duh gimana nih nasib kita kalo dapet nilai jelek?" cicit Syifa pada Vania.

"Terima nasib aja lah," jawab Vania dengan enteng.

"Selamat siang anak-anak, siapkan lembar kertas ulangannya." salam pembukaan dari pak Teguh.

Salam pembukaan aja suaranya udah serem banget apalagi kalo udah marah. Bisa-bisa runtuh ini sekolah.

"Van bantu ya nanti?" harap Natasya kepada Vania.

Vania pun hanya mengangkat kedua bahunya, tanda ia tak tahu atau tak mau. Karena jika ketahuan memberi contekan kepada orang lain tamatlah riwayatnya.

"Duh soalnya." itulah kira-kira kata yang diucapkan oleh hampir seluruh siswa yang dapat ditangkap oleh pendengaran Vania. Dan sebenarnya ia juga takut karena ia juga sama seperti teman-temannya, yaitu sama-sama belum belajar dari keseluruhan materi ulanganya. Dan dari tadi ia hanya beralibi di depan mereka kalau ia sudah belajar semuanya.

Seketika keadaan kelas XI-MIPA 3 menjadi hening seperti kuburan setelah lembar soal telah di bagikan.

*****

Hai semuaaaaa.....

Maaf ya kalo ceritanya jelek atau aneh atau apalah, harap maklum karena saya masih pemula. 🙏🙏🙏 dan maaf bila tanda baca masih belum benar.

Semoga kalian suka dengan cerita ini, karena ini cerita pertama saya. Dan saya berharap kalian suka. 😊😉😊😉

Jangan lupa comment dan vote yang selalu saya tunggu. Ajak juga orang lain untuk membaca cerita ini.TERIMA KASIH BANYAK SEMUANYAA :v😍😗😙

qolintiknov

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro