11. Cerita
Jangan lupa tinggalkan comment dan vote ya! Selamat membaca😊
*****
Jika bukan karena sayang aku tidak akan berjuang sampai sejauh ini. Jadi tolong hargai perasaanku!
____________________________________
"Vania, Vaan, Vania ayo berangkat jooging." suara Daniel masuk di indra pendengaran Vania membuat ia mempercepat mengikat rambutnya, ia jadi terlihat seperti Sania yang selalu mengikat rambutnya.
Vania keluar dari rumah kemudian ia menutup pintu lalu ia membuka pagar rumahnya, "San ngapain lo disini gue kan panggil Vania," ujar Daniel bingung.
Plak
"Aww," ringis Daniel, "kok gue ditampar sih San gue salah apa sama lo?" tangan Daniel memegang pipi kanannya yang habis ditampar.
"Sania dari mana coba ini gue Vania Dan."
"Masa sih? Coba lo tampar gue lagi!"
Plaak
"Awww, lo kok tampar gue beneran sih mana lebih sakit lagi." sekarang Daniel sudah mirip cheribale, memegang pipi kanan dan kiri.
"Nah lo yang suruh gue kok, udah buruan jalan keburu pagi entar!"
"Emang udah pagi goblok." Vania menyengir lebar.
Satu jam berlalu Daniel dan Vania masih saja lari pagi, wajah Vania sudah penuh dengan keringat dan sedari tadi mereka sama sekali tak istirahat. "Dan gue ca hosh pek." napas Vania tersenggal senggal membuat ia sulit berbicara.
"Nah udah sampai, yaampun muka lo dekil banget Van." Daniel berdecak, ia mengambil handuk yang tersampir di bahu kanannya dan mengusapkan pada bagian wajah Vania secara perlahan. Sedangkan Vania sibuk menatap keadaan sekitar, sepi, ingin bertanya pada Daniel tapi ia urungkan niatnya.
"Ayo ikut gue!" tangan Daniel menggandeng tangan Vania.
Sekarang Vania sangat dibuat bingung luar biasa ia seperti kelinci yang nyasar di lautan. Tiba-tiba Daniel mengajak ia masuk di rumah orang dan sekarang ia malah disuruh duduk santai di sofa, "mama? Mama ada dirumah ga?" teriak Daniel, Vania mengerutkan keningnya ia sangat yakin ini bukan rumah Daniel lalu mengapa Daniel memanggil mama di rumah asing ini.
Vania menyipitkan matanya membuat indra pengelihatannya semakin tajam ia melihat seorang gadis turun dari tangga dan Vania merasa tak asing dengan gadis itu. "Kak Daniel," panggil gadis itu ia malah mempercepat langlahnya menuruni tangga. Gadis itu memeluk Daniel dan Daniel membalas pelukan gadis itu oke fix gue kayak orang bego disini.
Gadis itu melepas pelukannya lalu ia memandang Vania, "kak Vania? Ini bener kak Vania kan?" tanya gadis itu, Vania diam ia mulai menerka-nerka "Rara?" tanya Vania ragu. Rara menangguk semangat, Vania kini terdiam kembali otaknya mulai mencerna jadi ini rumah Fero? Aaaaaaakh senangnya mampir kerumah gebetan.
"ABAAANG BURUAN TURUN DISINI ADA TEMEN ABAAANG!!" Daniel dan Vania menutup kedua telinganya, takut takut kalo harta berharganya ini rusak oleh suara menggelegar Rara.
"Ra mama mana?" tanya Daniel karena sedari tadi ia tak melihatnya.
"Mama ke pa ... Woy mas bro!" ucapan Rara terpotong oleh suara Alden, Daniel dan Vania tersentak kaget. Alden mendekat lalu ia menyenggol lengan Daniel, menyundulkan kepalanya dan dibalas oleh Daniel dan yang terakhir ia mengarahkan pantatnya pada Daniel. Vania tersenyum geli melihat perilaku mereka namun suara langkah kaki yang menuruni tangga membuat pandangan Vania berpindah, ia menelah ludahnya susah payah kalo lo gantengnya kaya gitu mana ada cewek yang ga naksir lo.
"Abang ini lho kak Vania yang kita pernah ketemu di toko buku." Rara tersenyum lebar ia memegang lengan Vania dan menggoyangkannya membuat badan Vania bergerak. Pandangan Fero dan Vania bertemu namun sesaat karena Fero mengalihkan pandangannya.
"Assalamualaikum, eh rame banget." Metha menutup pintu ditangan kanan dan kiri terdapat dua kantong plastik. Metha meletakkan barang bawaannya di meja lalu menghampiri mereka.
"Mamaa," ujar Daniel manja ia memeluk Metha, "papa mana ma?"
"Huaa Daniel papa jahat papa tinggalin mama." Daniel melepaskan pelukan Metha lalu memandang Metha lama.
"Papa pergi?" Metha mengangguk," iya papa pergi sama temen temennya di bukit mama mau ikut tapi ditinggal huhuhu."
"Ulu ulu ulu cup cup cup sini Daniel peluk." Daniel merentangkan tangannya lebar menunggu Metha masuk ke dalam pelukannya. "Udah ah mama mau masak dulu."
Metha mengambil barang belanjaannya tapi matanya tak sengaja menangkap Vania, ia menyerengit bingung pandangannya terarah pada Daniel, "dia siapa?"
"Ini kak Vania ma, pacar abang." Rara tersenyum lebar hingga memperlihatkan gigi putihnya. Semua mata melotot memandang Rara kaget, "abang, abang punya pacar? Kok gak bilang ke mama sih mana cantik banget lagi." Metha memandang Vania takjub mulutnya tersenyum menggoda.
"Gak lah." senyum Metha memudar tatapan matanya meminta penjelasan. "Rara ngarang ma," ujar Fero menatap malas Rara.
Metha berdecak kesal, "Vania kan namanya?" Vania mengangguk, "oke ikut mama ya." Metha berjalan menuju dapur sedangkan Vania mengikuti dari belakang. "Kalian tunggu disana ya mama mau masak dulu!" teriak Metha pada anak anaknya.
Vanki memandang keadaan sekitarnya dengan takjub disini ia berada bersama Metha sedang duduk santai di bangku taman belakang dapur. "Segar ya tante."
Metha tersenyum mengiyakan perkataan Vania. "Vania nggak usah panggil tante panggil aja mama oke!" Vania terkejut namun tak urung kepalanya mengangguk.
"Emm kamu udah lama kenal Fero?"
"Nggak tan eh maksudnya mama, Vania masih baru baru ini kenal Fero. Kita juga beda kelas." Metha terdiam mendengar perkataan Vania.
"Kamu suka sama Fero?" Vania tentu saja terkejut dengan pertanyaan Metha ia sendiri bingung dengan perasaannya. Cinta? Pantaskah perasaan ini dinamai cinta, bahkan Vania tak tau apa arti cinta sebenarnya. Tapi ketika ada didekat Fero jantungnya serasa ada yang aneh, jantungnya tak seperti biasa rasanya seperti sehabis di kejar anjing berdetak cepat, keringat dingin keluar dan semuanya terasa aneh dan asing.
"Mama gak tau mungkin kamu orang yang tepat untuk mengetahui masa lalu Fero. Dulu, Fero mempunyai sahabat perempuan namanya Yuka. Saat itu saat dimana kepergian Yuka ke luar negeri Fero tiba tiba datang ke mama dengan napas terengah-engah dia menarik tangan mama menuju mobil. Dia berkata Yuka akan pergi dan saat itu mama dan Fero segera masuk mobil dan menuju bandara.
Kita terlambat keluarga Yuka sudah berangkat naik pesawat dan saat itu Fero berubah sampai saat ini bahkan dia dulu sangat susah untuk makan, sekolah pun dia tidak mau. Itu penyebab utama dia seperti itu tapi ada satu lagi Fero benar benar berubah dia dulu hanya cuek bukan dingin dan itu semua karena ia mendengar percakapan mama dengan petugas bandara bahwa Yuka beserta keluarganya telah hilang." Vania tersenyak mendengar cerita Metha, bila ia menjadi Fero mungkin ia akan melakukan hal yang sama atau mungkin lebih parah lagi. Kehilangan seorang yang berharga membuat kita kehilangan semuanya salah satunya semangat.
"Mama tau kamu suka Fero atau mungkin sudah cinta, mama berharap kamu bisa rubah sikap Fero, mama mohon walau hanya sedikit." satu tetes air mata jatuh di mata indah Metha, sosok Metha yang ceria kini berubah rapuh. Di hati kecil Vania ingin sekali ia bisa merubah sikap Fero tapi apakah dia bisa? Jangankan dirinya pada sahabatnya saja Fero masih irit ngomong.
Ternyata dalam sehari wanita bisa berbicara hingga dua puluh ribu kata sedangkan pria hanya tujuh ribu kata tapi Fero lain jangankan tujuh ribu, seribu saja tak pernah setiap kata yang keluar dibibir Fero mungkin bisa dihitung dengan jari.
"Kamu mau kan bantuin mama?" Vania tersentak sejenak ia terdiam menimang nimang jika iya Vania tak yakin bisa merubah sifat Fero, jika tidak Vania tak mau membuat Metha sedih lagi. Kepalanya mengangguk setelah lama berdebat dengan otaknya membuat senyum Metha kembali tercipta.
"Tapi Vania nggak yakin ma," ujar Vania ragu. Metha tersenyum lagi membuat Vania semakin bingung dibuatnya
"Mama yakin kamu pasti bisa." Metha memegang telapak tangan Vania mencoba menghapus keraguan di dalam tubuhnya, "ayo masak!"
🍂🍂🍂
Bel pertanda pulang sekolah berbunyi membuat mulut pak Teguh berdecak kesal tapi tidak bagi para murid mereka justru senang sekali akhirnya terbebas dari pelajaram matematika. Dengan terpaksa pak Teguh menghentikan aksi coret mencoret di papan tulis suci itu lalu menutup buku paketnya. "Kita lanjutkan besok ya anak-anak."
"Besok minggu pak," ucap sebagian anak yang tak menyukai pak Teguh. Pak Teguh menatap garang anak didiknya.
Plak!
Semuanya menatap ngeri pak Teguh, baru juga berbicara begitu rotan sudah melayang di meja kan kasian mejanya. Dasar guru baperan! "Kalian ini jawab aja," bentaknya marah.
"Kan kata bapak kalo ada yang salah tolong beritahu bapak nah pak Teguh tadi salah yaudah kita tegur." Natasya menutup mulutnya dengan telapak tangan, mungkin karena refleks mulutnya tak bisa dikontrol.
"Kamu," geram pak Teguh, "sudah pulang saja kalian semua capek saya!" tangan pak Teguh memijit mijit kepalanya yang terasa pusing.
"Pak Teguh itu emang dari dulu gak ada perubahan ya udah baperan, galak lagi," gerutu Natasya kesal. Syifa mengangguk "gue jadi percaya kata orang yang bilang kalo guru itu ingin selalu benar."
"Gue ke kelas Daniel dulu ya." pamit Vania. Semua mengangguk lalu Vania menuju kelas Daniel.
Vania mengintip dari luar kelas untuk melihat keberadaan Daniel, "Dan."
Daniel mendekat, "Van sorry gue gak bisa antar lo pulang, gue mulai sekarang udah ikut ekstra karate buat memperdalam ilmu." napas panjang terhembus di hidung Vania ada sedikit rasa kecewa dan kesal tapi apalah daya ini juga kemauan Daniel dan Vania tak bisa memaksa.
"Gue jadwalnya hari sabtu, selasa dan kamis Van," jelas Daniel. Vania mengangguk "yaudah gue pulang dulu ya!"
"Duluan Dan."
"Eits tunggu Fer!" Fero berhenti menatap Daniel datar.
"Anterin Vania pulang ya rumahnya ada disebelah kanan rumah gue!" Daniel mengedip kedipkan matanya membuat Fero dan Vania menatap jijik dan geli.
"Gue bawa mobil."
"Nah malah bagus itu udah cepet anterin masa lo gak mau turutin permintaan sahabat lo yang unyu ini sih."
Fero menghela napas pendek lalu kakinya menuju parkiran mobil, "cepetan ikutin Van!" suruh Daniel mendorong pelan pundak Vania.
*****
Halo hola laho ada yang nungguin VANERO nggak? Moga ada ya😁
Oiya mau bilang aja kalo jadwal up VANERO setiap hari rabu ya kalo kelewat berarti aku sibuk, maklum masih anak sekolah. Aku juga manusia yang tak sempurna semoga kalian mengerti, tapi aku bakal usaha up tepat waktu kok kalo mau info lainnya follow instragram aku ya @qonitanovita82
Emm katanya wattpad sekarang agak error ya siapa yang merasakan? Aku aja merasakan jadi tenang kalian ada kawannya😂
Oh iya kalo aku telat up ingetin ya sekarang jadwal padat banget nulis aja kaya dikejar anjing rasanya *elah lebay amat.
Okelah makasih udah mau baca jangan lupa promosiin cerita ini ke kerabat kalian ya, eits comment dan vote nya juga jangan lupa okeh😊
qolintiknov
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro