- 9 - 거짓말
geotjimal
"lie"
Author pov.
FLASH BACK.
"oppa, ige mwoya?"
Kain berdarah yang di lempar mingi tepat mengenai wajah sehun yang menatap lurus sang adik yang wajahnya sudah memerah padam mendapati sang kakak pulang dengan bau yang menyengat.
Sudah lama dia tidak mencium bau darah manusia segar dan dirinya hampir lepas kendali hingga saat menuruni tangga yang ia lihat sang kakak—Oh Sehun yang mencuci tangan dengan tergesa-gesa.
Mengintrograsi Oh Sehun adalah hal yang mudah. Dia memiliki kemampuan sang ibu yang merupakan vampir hipster dan wizard. Melihat detail dari raut wajah sehun jika saja dia bukan oppa nya maka mingi bisa saja mencabik sehun dengan mudah.
"kau keturunan darah NightWorld ksatria vampir yang suci dan oppa menodai gelar ayah hanya karena— AKHH!!"
"jika kau mencintai sera eonni, katakan saja! kau membunuh manusia oppa! dan hanya paman nya saja yang eonni punya di dunia ini. kau membuat dosa untuk clan mu sendiri!", mingi melirik sekilas pisau berdarah yang ada di atas meja.
Bersyukur sang ayah dan ibu sedang pergi entah kemana, mingi tidak bisa berpikir dengan jernih saat ini.
"dia tidak akan sendirian, dia memiliki ku!", ujar sehun dengan sungguh.
"kalau begitu jadilah seorang vampir NightWorld sejati dan katakan kau yang membunuh paman nya dan kau bukan manusia tapi VAMPIR !", dengan emosi mingi setengah berteriak dan berdiri di depan sehun.
Mereka terdiam beberapa lama, mingi membelakangi sehun dan melihat baju sehun dan beberapa kain yang berbecak darah dan sebuah pisau yang kotor.
"Apa kau sudah mengurus mayatnya?"
Sehun mengangguk.
Mingi berkata dengan pelan, "Oppa, aku sudah bilang saat pertama kali kau berkata menyukai seorang wanita yang bukan vampir aku memintamu diam, dan kali ini jangan salahkan aku jika takdir mu berubah suatu hari nanti karena aku juga akan diam..."
Mingi berbalik dan meraih kain juga pisau itu, "aku akan menyerahkan takdir mu pada Tuhan, jika oppa memintaku membaca takdir mu maka aku tidak akan menjawab, dan juga jangan minta ibu atau aku akan membongkar rahasia mu ke ayah"
Sehun membulatkan matanya. Dirinya menghela nafas dan melihat bagaimana gerakan cekatan sang adik yang membersihkan semua kekacauan yang ia buat dan memasukannya ke kantong plastik hitam.
Sehun butuh minum malam ini. Dia yakin seseorang disana sedang menangis karena orang yang ia sayangi meninggal mengenaskan seperti ini. Hanya saja dia tidak bisa membiarkan sera terluka lagi.
Sehun tau paman sera lah yang membuat gadis itu harus bekerja malam dan mengambil uang tabungan pendidikan yang digunakan membayar uang semester gadis itu. Sehun hanya diam saja, hingga dia mellihat langsung airmata gadis yang ia cintai sejak lama itu mengalir, sehun menggelapkan hati dan matanya.
FLASH BACK OFF
-------------
Yerim memastikan pendengarannya tidak salah. Beberapa jam sebelum meninggalkan kampus ia mendengar kabar paman sera yang ditemukan meninggal tidak wajar kemarin malam.
Yerim berjalan pelan diantara koridor kampus yang sangat ramai, hari semakin panas akhir-akhir ini karena musim panas akan tiba. Gadis itu juga tidak menemukan mingi, dan untuk pertama kalinya sahabatnya itu tidak masuk kelas tanpa keterangan.
"Yerim-ssi..."
"Oh, jung *kangsanim?" (dosen)
Yerim menoleh dan tersenyum sopan lalu berjalan mendekat dimana hoseok berdiri. Pria itu tersenyum lebar memandangi yerim.
Hoseok mengusap pelan hidungnya, "kita masih punya waktu untuk bimbingan sore ini, apa ka—"
"Maaf kangsanim, apa memang harus sore ini?", yerim mengerutkan dahinya ragu. Dia ingat karena ia sudah berjanji untuk menemani yoongi makan malam dengan rekan kerjanya.
Ini bertama kalinya juga yoongi mengajak yerim makan malam bersama rekan kerja pria vampir tua itu karena biasanya yoongi akan mengurungnya di rumah jika vampir itu pergi cukup lama.
Hoseok tertawa pelan mendengar pertanyaan yerim suara pria itu begitu berat, membuat yerim kaget, "tentu saja! pertama kalinya aku mendengar mahasiswi mengatur-atur *kansa nya", canda hoseok. (Dosen)
Yerim dengan kikuk menganggukkan kepalanya pelan, dirinya mencari cara untuk menjelaskan bahwa dirinya ada bimbingan tambahan pada yoongi. Ingat bagaimana yoongi begitu tidak menyukai hoseok dan meminta dirtinha untuk menjauhi dosennya itu.
..........
Satu-satunya pintu kayu putih gading di rumah besar yoongi untuk pertama kalinya terbuka. Sekian lama dan sekian abad tak pernah tersentuh, yoongi pertama kalinya memiliki keinginan untuk membuka pintu ini.
"Apa anak-anak kalian tidak khawatir kalau orang tua mereka pergi menghilang..", yoongi memelankan suaranya.
Pria tua itu tertawa renyah dan tersenyum simpil menatap wanita tak jauh darinya dengan seringai, "mereka bisa menjaga diri sendiri... benar begitu kan yeobo?"
Wanita itu berdehem.
Mereka bertiga duduk diantara kursi kayu besar, ruangan ini di rancang dengan suasana merah dan hitam yang kental, hanya saja berbeda dari semua ruangan dinding disini begitu dipenuhi portret yang mampi membuat hati yoongi bergetar.
Salah satu alasan kenapa dirinya tak ingin masuk ke dalam sini.
"Cantik sekali bukan?", nyonya Oh menatapi salah satu foto yang terpajang, menampilkan wanita muda dengan gaun merah muda.
"Kutukan yang kau miliki tidak bisa kita pecahkan, min yoongi, istriku sudah berusaha sebisa mungkin dan hasilnya tetap saja sama"
Yoongi melirik sekilas tuan Oh yang tengah menatapnya dengan tatapan sayu, prihatin dan syarat akan permohonan maaf.
Namun yoongi juga tidak bisa menampik fakta bahwa dirinya bahagia. Bahagia karena dirinya masih bisa menatap yerim jauh lebih lama.
"Kau tidak bisa hidup disini lebih lama yoongi-ssi", seakan bisa membaca isi pikiran yoongi, nyonya Oh menyela.
Wanita itu berdiri dan berjalan menuju lukisan. Besar sepasang kekasih di sana, "aku hanya khawatir dengan dirimu maaf— jika kau terus abadi, dan yerim-ssi tentu saja tidak. jika dia pergi lebih dulu, kau juga akan merasakan sakit hati karena kesepian itu. lagi... "
"ayahmu tidak mendengarkan ku. aku tau kau tidak bersalah... "
Yoongi menarik nafas beratnya. Tersenyum kecil hingga tak bisa terlihat di wajahnya, "gomawo, bibi oh"
"Jadi... yerim itu istri mu yoongi-ah, wow! dia masih cantik seperti dulu!!"
Semua orang terkejut mendapati suara tepuk tangan yang menggema di penjuru ruangan.
Tuan Oh dan min yoongi spontan berdiri dari duduknya dan menoleh cepat kepada tamu yang tak di undang itu, "paman oh! kenapa kau tidak membalas pesan ku?", pria itu berjalan masuk dan menutup pintu.
Hoseok berbalik dan menatap takjub seluruh portret di sana, "wah... yoongi hyung, dia masih seperti dulu.."
"Aku bukan hyung mu. sialan—, kau membunuh nya", desis yoongi.
Baru saja akan menerjang hoseok, tubuh yoongi tertahan karena tuan Oh yang menahannya, "hoseok-ssi, apa yang kau lakukan disini?"
"Mengunjungi hyung dan juga berjalan-jalan", kata hoseok dengan santainya duduk di kursi yang awalnya yoongi duduki.
Hoseok memainkan jarinya sambil menunduk, "yah~ aku mulai menikmati dunia ini, ternyata bumi keren juga... aku jadi tidak menyesal dengan kutukan dari paman min"
Yoongi dengan cepat menerjang hoseok hingga tubuh mereka berdua terlempar ke lantai, membuat kursi itu hancur menjadi kepingan kayu.
"Apa yang membuatmu jadi gila hah!? kau tidak puas dengan mengambil kekasih ku?", yoongi menekan dada hoseok kelantai hingga menimbulkan suara retakan nyaring.
Hoseok tertawa dan mencengkeram tangan yoongi, "itu belum seberapa hyung, aku akan menghancurkan orang yang kau cintai"
"Brengsek! kau sudah melakukannya apa lagi yang ingin kau hancurkan !"
"Cinta mu, hati mu.. min yerim. otte? "
Buk !
Brak!
Dengan marah yoongi menarik dan melempar tubuh hoseok ke dinding hingga beberapa foto disana berjatuhan dan pecah juga dinding tak bersalah itu retak kedalam.
Berharap hoseok hancur tetapi tubuh pria itu menghilang menyisakan asap hitam.
"Itu bukan hoseok... ", nyonya oh bersuara dari belakang.
Yoongi panik. Dia melirik jam tangan dengan gusar dan sadar bahwa yerim belum kembali juga.
"Min yerim.. yerim.... "
To be continued.
Kangen gak sama yerim-yoongi?? atau vampir cogan-cogan :v
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro