♕-5
-幸せな読書-
Bener aja tuh si Lami nggak masuk pelajaran pertama, masi nge bucin tu anak.
"Kalian hari ini ganti teman duduk ya." Perintah Pak Suho, guru matematika sekaligus wali kelasnya Lami.
Anak-anak memelas kesal, karena mereka tidak suka dipilihkan teman dari apalagi tempat duduk yang sekarang udah bagus. Dan tentunya Lami dengan Y/N itu sudah cukup bagus daripada duduk dengan yang lain.
"Y/N, Lami kemana?" Tanya pak Suho secara tiba-tiba kepada Y/N.
"Izin pak ada urusan." Alesan Y/N kepada Pak Suho. Kalo dibilangin lagi bucin kan kasian si Lami.
"Yaudah kamu dari hari ini sampe seterusnya duduk sama Jisung aja ya."
Jisung? Han Jisung atau Park Jisung nih? Semoga Han Jisung aja kalo sama Park Jisung pasti gua di gosip in lagi sama anak-anak NCT Dream. Cowo kok demen banget ngomongin gua ya? Ih nggak suka gua sama NCT Dream :)
"Pak sama Han Jisung atau Park Jisung?" Tanya Y/N kepada pak Suho untuk memperjelas pernyataannya.
"Park Jisung."
Jlak! Udahlah pasti si Y/N makin diomongin lagi sama anak-anak NCT Dream. Bodo amatlah
"Nggak bisa tukeran sama yang lain pak? Tuh Chenle sendirian di belakang, saya masih pengen sama Jaemin." Halah, Jisung banyak banget alasannya.
"Anjir, kok malah bawa-bawa nama gua sih, sung?" Chenle sewot karena perkataan Jisung tadi.
"Gua gamau sebangku sama Y/N!" Jisung nggak kalah ngegas dari Chenle.
"Kalian kalo ribut lagi saya keluarin ya!" Bentak pak Suho kepada Chenle dan Jisung.
"Keluarin aja pak, udah biasa." Perkataan itu keluar dengan santai dari mulut Jaemin.
"Paling dipanggil BK doang. Nggak takut mereka mah." Jeno makin memanas-manasin suasana yang ada.
"Kalo kalian berisik juga, kalian akan saya keluarkan mau?" Ancam pak Suho kepada Jeno dan Jaemin.
Jeno dan Jaemin tidak merespon apa-apa. Begitu juga dengan Jisung yang cuman diam saja daritadi.
"Jisung! Pindah ke tempat Y/N! Kenapa kamu malah diem aja?" bentak pak Suho melihat Jisung diem aja.
Jisung nggak ngomong apa-apa kemudian berpindah ke tempat duduk Y/N. Jisung pasrah aja, ya mau gimana?
"Jangan geer gua terpaksa." Kata Jisung dengan nada yang lantang, sengaja supaya terdengar oleh yang sahabat-sahabatnya.
Y/N tidak memberi tanggapan apa-apa. Dia hanya diam dengan kata-kata Jisung, Jisung benar-benar sudah menjatuhkan Y/N di depan kelasnya sendiri.
"Gua sebenarnya seneng kok duduk sama lo." Bisik Jisung kepada Y/N agar tidak terdengar oleh yang lain.
"Hah?" Y/N memastikan kalau ia tidak salah dengar.
"Itu cuman biar gua nggak dijauhin sama sahabat-sahabat gua aja." Bisik Jisung.
Iya gapapa kok, sung. Gua sabar :)
Hari sudah berganti, hari ini Y/N dan Lami baru saja nyampe di sekolah buat ke perpus dulu, disuruh cari refrensi buat tugas sama pak Suho.
"Mau tentang apa?"
"Trigonometri sama vektor." Jawab Y/N kepada Lami.
"Ooh... Gua yang lain aja deh. Yang gampangan dikit."
"Nih buku-buku referensinya. Kita pinjem aja, tinggal kembaliin besok." Y/N memberikan beberapa buku kepada Lami.
"Bused! Banyak banget woi! Dua aja cukup!" Protes Lami. Tapi kemudia Lami baru sadar kalau ia harus menjaga ketenangan di perpustakaan.
"Udahlah gapapa. Nanti kerjain bareng ya, gamau tau."
Lami dan Y/N meninggalkan perpustakaan itu. Mereka hendak berjalan ke kelas mereka.
Bruk!
Buku-buku yang Y/N pegang jatuh ke lantai karena tertubruk seseorang.
"Maaf ya..."
Y/N memungut buku-buku yang dia bawa tadi. Tunggu, suara ini...
Bambam...
Y/N ketakutan dengan kehadiran Bambam. Dia sampai tidak tau mau bicara apa
"Iya nggak papa kok." Y/N memutuskan untuk berkata seperti itu.
"Y/N kan?" Matilah kau Y/N! Dia masih ingat denganmu! Apa ini mimpi? Kalau ini mimpi, biarkan aku bangun! Jangan sampai kejadian 10 tahun yang lalu itu terulang.
"Ah, iya emang nama kamu siapa?" Y/N berpura-pura tidak tahu dengan Bambam.
"Jangan pura-pura dong, sayang. I know you, know me."
"Wait, dia cowo lu!?" Mendengar kata 'sayang' Lami menjadi terkejut dan otaknya langsung menuju ke arah berpacaran.
"Ng...Nggak."
"Iya!" Bambam menjawab Lami dengan lantang.
"Apa yang elo mau?" Y/N bertanya kepada Bambam.
"Hey calm! Kita punya janji, inget kan?" Bambam menjawab pertanyaan Y/N dan bertanya kembali kepadanya.
"Janji? Janji itu udah nggak ada! Siapa suruh elu bunuh ayah gua!" Untungnya koridor itu sepi jadi kata-kata Y/N tidak terdengar oleh yang lain.
"Oh, jadi nggak mau nih nepatin janji itu?" Bambam bertanya kembali kepada Y/N.
Y/N tidak menjawab dan kemudian Bambam membisikkan sesuatu kepada Y/N...
"Tepati janji itu atau ibumu jadi korban."
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro