♕-17
-幸せな読書-
"Buktinya tidak cukup kuat. Kita nggak bisa berbuat apa-apa." Jisung mengacak rambutnya.
"Astaga sung, jangan bikin diri lo sendiri lelah gini. Iklasin ajalah." Chenle, sahabat Jisung Yang satu itu mendatangi Jisung untuk menghiburnya.
"Nggak semudah itu lupain orang yang kita sayang, le."
"Nanti lo juga terbiasa." Chenle memberikan segelas air hangat untuk Jisung.
"Siapapun pembunuhnya, gua akan tangkap cepat atau lambat." Jisung mengepalkan tangannya.
"Nggak semudah itu Cari pembunuhnya. Kan tadi polisi udah bilang buktinya nggak kuat, apa dengan bukti kamar belas Lami Dan mayat Lami bisa jadi bukti yang kuat? Mereka penjahat hebat sung."
Jisung terdiam dan kembali mengingat apa saja yang tadi dokter dan polisi katakan.
"Tapi nih ya sung, ada bagusnya kalo Lami meninggal, kayak yang Hacehan bilang tadi. Lami itu vampire, musuh kita. Ngerti kan?"
Jisung menatap Chenle tajam "gua nggak peduli soal vampire atau angel, yang gua cuman peduli itu cuman Lami."
"Iya sih, sung. Cinta itu emang buta. Tapi gimanapun yang namanya musuh tetap musuh. Kau ingat semuanya kan? Bagaimana ketika Vampire menyerang orang tua kita semua? Karena vampire menyerang kita kehilangan semua yang kita sayang." Jelas Chenle.
Flashback (100 years ago...)
"Kok bisa gitu ya? Ortu gua juga pergi tapi nggak bilang mau kemana." Tanya Chenle.
"Gua denger sih mereka ke hutan. Gua nggak sengaja denger pembicaraan ortu gua tadi malem." Kata Jisung.
"Ngapain sih mereka?" Tanya jeno.
"Ya mana gua tau, gua nggak denger lagi." Jawab Jisung.
"Hutan mana sih? Kan banyak." Tanya Mark.
"Mungkin hutan Gufword. Itu satu-satunya hutan yang banyak diketahui orang kan?" Tanya Chenle.
"Mau kesana?" Tanya Mark.
Haechan mengangukan kepalanya sebagai tanda iya.
Mereka semua sudah sampai di hutan itu. Pohon-pohonnya lebat, bahkan langit pun hampir tidak kelihatan.
"Pohonnya tinggi-tinggi banget. Gimana kita mau cari mereka?" Tanya Jeno.
"Iya sih. Langitnya aja hampir nggak keliatan." Kata Chenle.
Duar!!!! Langit berubah dan muncul petir menggelegar. Pengelihatan mereka semua menjadi kabur, layak ada kabut Putih yang menutupi mereka.
Sosok tinggi datang samar-samar dari kabut itu.
"Woi ini kenapa sih!?" Jisung tidak bisa melihat apa-apa selain seperti ada sosok yang mendekati mereka.
"Ya mana gua tauuu!" Jawab Mark.
Kabut itu hilang seketika, muncul sosok tinggi dan menyeramkan itu.
"Ini kan yang kalian cari!?" Sosok itu melempar semua orang tua dari anak-anak NCT Dream.
Tentunya mereka semua shook seketika, tidak ada yang mengira bahwa jadi begini.
"EMANG ELU SIAPA SIH!? TANGGUNG JAWAB SAMA ORTU GUA!" Teriak Mark kepada sosok itu.
Sosok itu menunjukan senyum liciknya, dan menunjukan sedikit gigi taringnya.
"Tapi sayangnya, vampire hanya bisa menghancurkan vampire, bukan menyembuhkannya." Sosok itu pergi.
"Mama! Papa!" Mereka mendatangi orang Tua mereka masing-masing, luka-luka di badannya memang banyak sekali, mengenaskan, Bahasa kasarnya hampir meninggal kondisinya.
*Jisung pov
"Ma, pa, tolong jangan tinggalin Jisung." Jisung memeluk badan kedua orang tuanya, tidak peduli dengan berapa banyak darah yang ada di tubuh mereka.
"Jisung, tolong jaga ini. Kamu angel nak, kamu bisa jadi penerus kita. Kuat terus ya nak." Ibu Jisung memberikan kalung angel berwarna putih yang tentunya Jisung pakai sampai sekarang.
"Tapi mah..." Baru saja Jisung ingin melanjutkan pekerkatannya, orang tua dari Jisung sudah tidak ada, lebih tepatnya sudah tiada.
Jisung dan semua sahabat-sahabatnya menanggis keras di tempat itu. Sekuat-kuatnya seorang laki-laki, pasti mereka akan menanggis ketika ditinggal kedua orang mereka. Apa itu salah? Mereka patut sedih.
Bukan hanya Jisung yang ditinggal oleh orang tua kesayangannya, semua orang tua dari sahabat-sahabatnya juga.
"Guys..." Mark mengumpulkan mereka semua, meskipun dia masih dalam keadaan menanggis, sebagai yang paling tua, dia harus bisa menjaga sahabat-sahabatnya yang umurnya lebih muda itu.
"Jangan sedih okay? Kalian harus kuat!" Seru Mark meskipun hatinya sedih sekali. Dan dia memakaikan kalung putih itu kepada lehernya, sama seperti Jisung, mereka semua diberikan kalung yang sama.
Mereka semua mengikuti Mark dan memakaikan kalung itu kepada leher mereka. Dari saat itu juga, mereka semua resmi menjadi angel dan tidak akan pernah tua dari umur mereka yang sekarang.
"Kalian sama sepertiku?" Jisung dan semua sahabat-sahabatnya melihat sosok manusia yang tingginya mirip seperti mereka.
"Elu siapa!?" Jeno masih ketakutan untuk bertemu seseorang, siapapun itu.
"Tenang. Aku sama seperti kalian." Manusia itu menunjukan kalungnya, dan ternyata dia adalah angel seperti mereka semua.
"Ah, maaf sudah menuduhmu. Siapa namamu?" Jeno berusaha menahan air matanya.
"Ah namaku? Namaku Na Jaemin." Balas Sosok itu.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro