Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Pertemuan

Cinta itu unik...

Cinta itu anugrah, hadiah terindah sekaligus terburuk bagi setiap kita...

Cinta itu egois, sakit namun manis...

Cinta itu rumit, sulit kita katakan namun indah kita rasakan...

Cinta itu luka tapi dia obat bagi semua orang yg membutuhkan...

Cinta itu teka-teki, misteri yg tak akan bisa kita jawab.

Cinta itu bagian dr kesalahan dan pembenaran kehidupan..yg pasti setiap orang butuh cinta,

tetapi kadang cinta tak butuh seseorang untuk bisa bertahan...

Cinta... still a mistery...

Sumber : https://sangdewacinta.wordpress.com/

Januari 2015.

Pemandangan menarik tampak di sebuah klub ternama di sebuah pusat kota Jakarta, menawarkan segala kenikmatan semu dunia malam. Hinggar binggar musik up-beat yang d suguhkan oleh para DJ terkenal di kalangan kaum jetset, lautan manusia yang asyik bergoyang di dance floor dengan tarian erotis seolah-olah mengundang lawan jenis atau mungkin sejenis? Bukankah hal ini hal yang lumrah di era seperti ini? Jakarta dan kenikmatan yang memabukkan. Selalu itu yang tersaji di sini.

Para wanita dengan pakaian yang seksi, menampilkan seluruh lekuk tubuh yang bisa ditonjolkan dan jangan lupakan para pria yang hari ini juga tampil seksi dengan pakaian yang melekat sempurna seolah-olah memberitahu kepada setiap wanita yang melihat. Betapa seksinya mereka (Oh please!! Admit that!! God must be smiling when created that body), membuat tangan-tangan jahil yang haus menyentuh dari para wanita tersebut tak segan-segan menyentuh dada bidang atau... ooh meremas bokong seksi pria tersebut. (ulala... that soo... Fanstastic everybody!!)

Mereka menikmati hasrat birahi di bawah lampu yang berpendar dengan kelap-kelip di dalam ruangan yang temaram mengiringi musik yang disajikan. Beberapa pasangan di dance floor bahkan tidak segan-segan menunjukan kemesraan yang sangat intim menambah panas suasana yang ada.

Di sudut ruangan terdapat sebuah lounge VVIP yang memberikan layanan privasi terbaik bagi setiap orang yang berani merogoh kocek dalam-dalam tentunya, tampak seorang pemuda dengan kemeja biru langit yang melekat sempurna di tubuhnya, menampilkan otot-otot seksi yang tidak berlebihan namun membuat para wanita meneteskan air liur saat melihatnya. Dengan wajah aristokrat, mata abu- abu yang tajam, dengan bibir kissable tebal, ranum dan menggairahkan setiap wanita. Dengan gaya yang angkuh pemuda itu duduk di sofa ditemani seorang wanita seksi yang bergelayut manja di lengan pemuda tersebut.

Adelard Gamadi Emery, ya dialah pria itu. Seorang artis papan atas di Jakarta, putra dari seorang milyuner yang kini sedang gencar mendirikan Partai Politik baru demi mengikuti kancah dunia perpolitikan di Indonesia, Shah Abraham Emery.

Gama selalu menghabiskan malamnya hanya untuk sekedar mencari hiburan, menengak sedikit alkohol atau menggoda beberapa gadis. Bukan... bukan sembarang gadis, Gama hanya akan memilih menggoda seorang gadis yang mempunyai pasangan, alasannya karena lebih menantang dan menggairahkan. Baginya bisa mecumbui gadis milik orang lain mempunyai kepuasan batin tersendiri. Sayang... begitu berhasil mendapatkan gadis tersebut, Gama akan langsung mencampakkannya. Baginya wanita yang mudah berpaling adalah wanita murahan. Sama seperti kekasihnya terdahulu, Kanaya Tabitha Model Internasional yang dengan mudahnya mengkhianatinya dirinya, berselingkuh dengan sahabatnya sendiri. Ah...menyakitkan bukan?

Entah sudah berapa gelas minuman yang ditengak Gama malam ini, hingga dirinya sudah terlihat sedikit mabuk. Bahkan gadis di sampingnya pun tak bosan menggoda bahkan seperti menawarkan diri untuk Gama sentuh dengan memperlihatkan belahan dada yang menantang di depan mata Gama. Seolah-olah berkata sentuh-aku-Gama

Gama hanya tersenyum sinis menanggapi sentuhan-sentuhan menggoda dari gadis di sampingnya. Gama tau, wanita tersebut meminta untuk disentuh lebih. Gama menggabulkannya, hanya sedikit sentuhan di beberapa area sensitif gadis itu, lalu ia melepaskannya begitu saja. Meski ia seorang playboy yang suka berganti perempuan, namun ia bukan tipe pria yang dengan mudahnya mengajak para teman kencannya untuk menghangatkan ranjang dinginnya, iya walau hanya sekedar one night stand, Gama tidak akan sembarangan melakukannya. Cukup sekedar make out dan setelahnya ia akan meninggalkan wanita tersebut dengan keadaan menggantung hasrat, dan dengan seringai liciknya ia akan mendepak wanita tersebut.

Bagi Gama sendiri, benihnya tidak boleh sembarang ditebar ke sembarang wanita, walau tak jarang dia harus beberapa kali melakukan 'self service' di dalam kamar mandinya saat hasratnya sudah memuncak dan tidak dapat dibendung lagi.

Setelah puas menikmati suasana malam ini, Gama pun beranjak pergi dengan langkah terhuyung akibat minuman-minuman yang ia tengak bersama gadis yang saat ini bergelayut mesra tangannya yang kokoh, membawa dirinya keluar dari klub tersebut.

Sesampainya di lobby, sebuah mobil BMW seri 7 sudah menunggu Gama. Dengan sigap seorang laki-laki tua keluar dari pintu kemudi, dengan sedikit berlari ia memutari mobil mewah tersebut membukakan pintu penumpang belakang untuk Gama. Dengan langkah sempoyongan Gama dan gadisnya- malam ini- langsung masuk ke dalam mobil dan tak lama kemudian berlalu meninggalkan klub tersebut.

Saat mobil itu tengah berpacu di jalan raya, tiba-tiba di tengah jalan, sebuah mobil SUV hitam menghadang laju mobil Gama, membuat sang pemilik yang sedang asyik bercumbu di dalam mobil menghentikan aksinya, karena sang supir menekan pedal rem secara tiba-tiba.

" Ada apa ?? Kenapa berhenti mendadak seperti ini!!!" Bentak Gama yang mendadak emosi karena kegiatan bercumbu bersama wanita yang saat ini berada di pangkuannya terganggu.

"Maaf Tuan muda, ada sebuah mobil yang menghadang kita."

Gama pun melihat ke arah depan, di mana sebuah mobil SUV hitam menghadang jalan mobil miliknya.

"Shiiit...!Siapa yang berani mengganggu kesenanganku," geram Gama sambil mengepalkan tangannya kesal dan mendorong wanita di pangkuannya untuk menyingkir kembali duduk di kursi penumpang.

Tampak seorang pemuda dengan langkah angkuh dan terlihat berkuasa keluar dari dalam mobil tersebut di ikuti oleh beberapa pria besar di belakangnya sembari membawa alat pemukul bisbol di tangannya. Mereka berjalan ke arah mobil Gama. Belum sempat Gama membuka pintu untuk keluar dari dalam mobil dan menghadapi pemuda beserta antek - anteknya.

PRANGG!!!

Pemuda tersebut memecahkan kaca jendela penumpang yang berada di samping Gama. Reflek Gama melindungi dirinya dari sepihan kaca yang terpecah menuju dirinya disertai teriakan histeris wanita di sampingnya. Dan dengan kasarnya mereka membuka paksa pintu mobil menarik sang supir dan juga Gama yang sedang berada dalam keadaan hangover belum siap mendapat serangan mendadak tersebut.

Pemuda tersebut menarik tubuh Gama dengan kasar dan membenturkan pada body mobilnya dengan sangat keras. Sedangkan sang supir sudah pingsan terkapar di dekat mobil Gama karena pukulan salah satu pria suruhan pemuda tersebut.

"Hah... jadi ini Tuan Gama, artis papan atas yang sedang naik daun itu, digilai para wanita dan sangat kaya raya itu?" Pemuda tersebut memegang kerah baju Gama sambil mencemoohnya di hadapan para pria suruhan pemuda itu.

"Brengsek ...Siapa kamu?" tanya Gama sedikit meringis akibat benturan tadi. Penglihatannya pun sedikit kabur karena alkohol yang diminumnya.

"Hahahahaha...kau mau tahu siapa aku?" pemuda tersebut tertawa dengan sinisnya lalu tanpa aba-aba...

BUKKK!

Sebuah bogem mentah bersarang di rahang Gama sehingga membuat dirinya tersungkur ke aspal.

Darah segar mulai mengalir dari sudut bibir Gama yang pecah akibat terkena pukulan pria tadi. Dengan sekuat tenaga yang tersisa, Gama mencoba bangkit dan kembali bersandar pada sisi mobilnya. Pemuda tersebut kembali meraih kerah baju Gama, Gama mencoba berontak namun apa daya dirinya yang lemah akibat alkohol hanya memberikan perlawanan yang sia-sia.

"Kau lihat gadis itu!" desis pemuda itu di dekat wajah Gama sambil menunjuk wanita yang sedari tadi bersama Gama yang saat ini sedang berdiri di sisi seberang mobil Gama dengan wajah ketakutan.

"Gadis itu kekasihku. Apa kau tau itu!! Dan karena dirimu yang teramat dikagumi, membuat dia berpaling dariku dan lari kepelukan bajingan sepertimu!!"teriak pemuda tersebut dengan amarahnya yang memuncak.

Bukannya takut dengan gertakan pemuda tersebut, dengan entengnya Gama malah tertawa karenanya.

" Ahh... jadi kau kekasih gadis itu. Laki-laki yang dengan mudah dicampakannya karena rayuanku. Kau ini bodoh atau tolol masih mau mengambil gadis itu. Sudahlah, lagipula aku sudah puas dengannya. Kau bisa mengambilnya kembali. Gadis tidak setia seperti itu sama saja, seperti wanita murahan. Apa kau tak menyadari itu? Ha...ha...ha..." Gama kembali tertawa sambil meringis sakit karena sudut bibirnya yang robek akibat pukulan pemuda itu, namun ia mendapatkan kepuasannya tersendiri karena melihat kebodohan pemuda di hadapannya

"Brengsek!! Akan kubuat hancur wajah yang sangat kau banggakan ini," ucap pemuda tersebut dengan seringai jahat dari bibirnya.

Buuukk!!!!

" Argghhhh!!"

Gama menunduk mengerang kesakitan dan memegang perut yang terkena pukulan pemuda itu dengan kedua tangannya. Ia lalu mencoba membalas pukulan pemuda tersebut, namun pemuda tersebut mengelak dan kembali menertawakannya.

"Hahahaha... kau bisa apa Tuan Muda Gama, laki-laki macam apa kau yang tidak bisa melawan!!" Pemuda tersebut kembali mencemoohnya sambil menyarangkan pukulan yang membuat Gama tersungkur di aspal lalu menambahnya dengan sebuah tendangan tepat di punggung Gama.

"Habisi dia!!" perintah pemuda tersebut sambil berlalu pergi dengan menyeret paksa gadisnya, meninggalkan Gama yang masih tersungkur kesakitan.

Para pria suruhan pemuda tersebut langsung menyerang Gama secara brutal. Mereka seperti menemukan mainan baru yang akan di eksplorasi dengan tangan dan kaki mereka bagai memainkan sebuah samsak hidup.

***

Tak jauh dari tempat perkelahian tersebut, seorang gadis baru saja keluar dari minimarket sambil menggenggam sebotol air mineral di tangannya. Ia melihat pemandangan yang mengenaskan terjadi di depan matanya.. Sebenarnya ia enggan ikut campur saat melihat perkelahian tersebut, namun hati kecilnya tergerak takala ia melihat bahwa perkelahian yang sangat tidak sebanding. Satu banding tiga itu sungguh tidak adil.

Apalagi Gama yang sudah babak belur tak berdaya dan tergeletak di aspal dengan pasrahnya hanya bisa menerima pukulan dan tendangan dari para tukang pukul suruhan pemuda tadi.

Setelah menghabiskan minumannya, Gadis itu dengan langkah mantap menghampiri tempat perkelahian terjadi. Dan mencoba untuk menghentikan perkelahian tersebut.

"Ehmm... permisi kalau boleh tahu apa yang sedang kalian lakukan kepada pemuda yang sudah babak belur itu " ucapnya tenang kepada para pria yang sedang asyik memukuli Gama, seketika itu mereka menghentikan aksinya.

Para pria itu langsung menoleh ke arah sumber suara dan melihat seorang gadis muda dengan tinggi semampai, dengan rambut panjang yang di ikat menyerupai ekor kuda, serta menggunakan celana jeans ketat yang membungkus kaki jenjangnya dan jaket kulit hitam yang pas di tubuhnya sehingga menampakkan lekuk indah pada tubuh langsing gadis itu.

Para pria itu menatap gadis itu dengan tatapan heran sekaligus nakal dan lapar. Mungkin mereka berpikir, bagaimana rasanya mendekap gadis ini dengan tubuh seindah itu

"Hai cantik, kami sedang bersenang-senang dengan pemuda ini. Sebaiknya kau tidak usah ikut campur dan segera pergi meninggalkan kami atau..." Pria itu mengantung kalimatnya sambil memindai gadis tersebut dari ujung kaki sampai ujung kepala dengan tatapan cabulnya.

" Atau apa?" Gadis itu berkata dengan nada angkuh dan menantang kepada mereka semua.

Salah satu pria tersebut berjalan mendekati gadis itu dengan seringai menjijikkan, sesampainya di depan gadis itu, pria tersebut menjulurkan tangannya hendak menyentuh dagu gadis tersebut. Namun belum sampai tangan itu menyentuh dagunya, secepat kilat gadis itu menangkap tangan pria tersebut dan melintingnya ke balik punggung pria tersebut lalu menendang bokong pria itu dengan sangat keras hingga pria itu terhuyung menabrak kedua temannya yang berada di depan.

"Jangan coba-coba menyentuhku, atau kalian akan tahu akibatnya!!" ucap gadis itu dengan tatapan marah dan berapi-api di matanya. Gadis itu lalu memasang kuda-kuda untuk mengantisipasi serangan pria tadi.

Pria tadi -yang kini sudah berdiri dengan tegap- langsung menyerang gadis itu dengan emosi di ikuti kedua temannya. Dengan gerakan terlatih, gadis itu dengan mudahnya melawan ke tiga pria besar tersebut dengan hanya beberapa kali pukulan dan tendangan pada titik kelemahan mereka sehingga mereka semua langsung jatuh tersungkur di aspal.

Ia hendak akan memukul mereka kembali, tapi ke tiga pria tersebut lalu bangkit dan berlari tunggang langgang meninggalkan dirinya dan Gama yang terkapar di aspal.

Gadis itu lalu menghampiri Gama, dengan tatapan iba ia melihat wajah Gama yang babak belur dengan beberapa lebam dan darah yang mengalir di beberapa sudut wajahnya. Ia mendekati Gama, memeriksa apakah pria itu masih hidup atau tidak lalu ia mencoba mencari sesuatu seperti tanda pengenal atau ponsel laki-laki tersebut.

Saat tangannya meraba tubuh Gama, sontak membuat Gama tersenyum-senyum kegelian dengan sentuhannya. Gadis itu kesal melihat ekspresi Gama yang menjijikan seperti itu. Akhirnya ia menemukan ponsel di saku dalam celana Gama.

"Ahh... untunglah pemuda ini tidak menggunakan password untuk ponselnya. Kalau saja iya, maka aku harus mengeluarkan kemampuanku lagi untuk membukanya," desah lega terdengar dari gadis itu, ia langsung membuka recent dialled untuk melihat nomor terakhir yang di hubungi Gama.

Setelah terdengar nada sambung dan seseorang di sana mengangkat telponnya, gadis itu bercakap-cakap sejenak. Setelah memberitahu posisi dia berada saat ini, ia lalu mematikan ponselnya sambil melirik kearah Gama.

Setelah menunggu hampir 30 menit, sebuah mobil Mercedez Benz Clasic hitam berhenti tepat di hadapannya. Lalu turunlah seorang pria paruh baya di ikuti beberapa orang pria yang merupakan pengawal pribadi pria tua tersebut . Pria paruh baya dengan kacamata hitamnya itu menghampiri dirinya.

"Selamat malam Nona. Saya Bram asisten pribadi Tuan Gama. Saya mengucapkan terima kasih atas bantuan Nona menolong Tuan kami. Saya tidak tahu apa jadinya jika Nona tidak datang untuk menyelamatkannya," ucap Bram sambil menjulurkan tangannya.

"Tidak apa-apa Tuan, ini hanya sebuah kebetulan saja, dan berhubung Tuan sudah datang jadi saya mohon pamit, saya sudah terlambat untuk pulang ke rumah,"ucap gadis itu sambil merapikan resleting jaketnya yang tadi sempat terbuka karena berkelahi tadi, dan langsung beranjak pergi setelah berjabat tangan dengan Bram.

"Tunggu Nona!!! Ini sudah malam, izinkan saya mengantar anda sampai ke rumah sebagai ucapan terima kasih. Tidak baik seorang gadis pulang sendirian tengah malam begini, bukan?" ujar Bram, saat melihat gadis itu dengan acuhnya melenggang dari hadapannya.

Gadis itu tersenyum, "Terima kasih Tuan, saya bisa pulang sendiri. Lagipula saya membawa kendaraan sendiri." Tolak gadis tersebut sambil menunjukan sebuah motor Ducati 1198 SP hitam miliknya yang sedang terparkir.

"Ohh baiklah, sampai bertemu kembali Nona dan terima kasih sekali lagi,"ucap Bram.

Gadis tersebut lalu berjalan ke arah motor yang ia parkir di depan minimarket. Ia lalu mengenakan helm full facenya dan menaiki motornya setelah itu melesat bak angin meninggalkan Bram beserta orang- orangnya.

Bram lalu menyuruh para pengawalnya untuk mengangkat tubuh Gama yang berada di aspal untuk di bawa masuk ke dalam mobil miliknya sedangkan sopir Gama akan di urus oleh pengawalnya yang lain. Ia lalu berbalik untuk masuk kedalam mobil, namun langkahnya terhenti saat kakinya menginjak sebuah dompet berwarna coklat. Bram memungutnya dan membuka dompet tersebut dan melihat foto gadis tadi di dalamnya. Ia lalu mengeluarkan sebuah kartu anggota yang menyumbul dari dompet tersebut . Bram lalu mengangkatnya dan membacanya dengan seksama, dahinya berkerut saat membaca nama di dalam kartu anggota tersebut.

" Vallerie Darania Ghazali."

Tbc

Hua baru sadar saya kemarin salah menulis nama tokoh.... trims dedev dah ingetin. Kok nama sama judul beda. Hahahahaha yg ini dah di edit yaa ....

Cerita ini di dedikasi buat hampirlupa yang udah bantuin ngotak-ngatik ..... dan baru berani saya publish sekarang. Hahahahaha
Doakan semoga part 2 nya dia mau bantuin lagi ....
Miss u hammmm .....


Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro