Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Civil War


Hai ...hai aku kembalii.....
Maafkan judulnya yg ga banget
.tapi apalah ini mereka berdua kayak Tom and Jerry. Dan jadi inget sama temenku yg doyan main ngambek2 kan macam Civil War ini. Hahahahaha

Tuan Muda, Anda ditunggu di ruang makan segera!” Suara Bram terdengar mendesak dari balik pintu kamar Gama.

“ Tunggu sebentar, Bram! Aku sedang bersiap.”

Gama menyisir rambut hitam legamnya dengan tangan dan sedikit mengacaknya. Bilur kebiruan pada wajahnya telah memudar, hanya sudut bibirnya masih menyisakan luka kecil. Tapi itu bukan masalah, yang penting hari ini, ia bisa menjalankan aktifitasnya kembali. Sudah cukup beberapa hari ini ia terkurung di rumah tanpa melakukan aktifitas apa apun. Hanya makan, tidur, nonton,dan makan lagi.

Heii…sungguh membosankan.

Memakai celana jeans Hugo Hitam dengan kemeja ¾ berwarna putih gading dipadu jaket hitam berkerah, ia terlihat puas dengan penampilannya. Setelah berpuas diri mematutkan diri di cermin, Gama keluar dari kamar dan turun untuk sarapan. Hari ini jadwal syutingnya tidak terlalu padat, namun ia harus ke kampus untuk menemui dosen pembimbingnya.

Sebenarnya kuliah kedokterannya sudah hampir selesai, Gama hanya tinggal menyelesaikan tugas akhir. Biasanya, Gama selalu mendapat kemudahan dalam tugas kuliahnya. Ya, dengan sedikit sogokan kepada para dosennya dan bimsalabim nilai A pun didapatnya. Tanpa perlu mengeluarkan banyak tetes keringat dan begadang membuat tugas. Ah …sungguh hidup itu untuk dinikmati, kawan! Bukan untuk dibuat susah. Ya begitulah moto seorang Gama.

Life is a simple. If you have a lot of money. You can do it anything and everything.

Dan kali ini Gama mendapatkan batunya. Dosen pembimbing tugas akhirnya  sangat susah untuk diajak kerjasama. Ia pernah mendatanginya dengan membawa berbagai macam hadiah agar Skripsi buatannya (ralat buatan orang suruhannya) dapat disetujui. Sang dosen pembimbing hanya memandang tanpa ekspresi pada Gama, lalu melemparkan hadiah mewah itu pemberiannya  dan merobek seluruh isi skripsinya di hadapan Gama.

“ Lain kali, kalau kamu ingin mengelabui saya, pakailah cara yang pintar. Dan untuk barang-barang sampah ini, sebaiknya Kamu bawa pulang kembali. Atau kamu berikan saja pada fakir miskin atau gelandangan di luar sana. Itu mungkin bisa lebih berharga dibandingkan menjadi barang sogokan.” Dosen pembimbing itu pun pergi meninggalkan Gama yang menahan rasa malu dan amarah menjadi satu.

Sialan, bisa-bisanya Dia menghinaku seperti ini. Kalau saja aku tak membutuhkan tanda tangannya. Aku ga sudi menemuinya lagi. Sial…sial…sial!!

Mau tidak mau, Gama mendesah frustasi dan harus mengulang dari awal kembali.

~~~~~~~~~~~~~~

Sesampainya di meja makan, Ayah , ibu dan adiknya Sya sudah menunggu dirinya. Gama menarik kursi di samping Sya sambil menggoda adiknya dengan menarik kuncir rambutnya.

“ Ahhh.. sakit, Kak! Iseng banget sih. Bunda….. liat tuh Kakak, selalu saja menggoda Sya,” ucap Sya merajuk sambil membetulkan rambutnya yang telah diacak -acak oleh kakaknya itu.

“ Gama, sudah jangan menggoda adikmu. Kamu nggak tau ya, setengah jam lebih adikmu menghabiskan waktunya hanya untuk menata rambutnya itu.  Ah..ternyata anak Gadis bunda sudah puber sepertinya, betul nggak,Yah?”  Bukan membela, Clarissa malah menggoda anak gadisnya itu sambil terkikik.

“ Buunndaaaaa!!!” Sya berteriak sebal, wajahnya cemberut karena Bundanya tidak membela dirinya.

“ Hahahaha” Sontak seluruh keluarga tertawa melihat ekspresi Sya yang menggemaskan. Wajahnya merah padam dan terlihat ingin menangis.

“ Sudah…sudah, sebaiknya kita segera sarapan.” Abraham kembali mencairkan suasana. Sembari mengusap kepala anak gadisnya itu.

Selanjutnya, keluarga ini sarapan dalam kehangatan. Sesekali terdengar suara piring dan sendok beradu.

"Heiii Adik Kecil! Kenapa makannya sedikit? Tubuhmu itu kecil kalau makan cuma sedikit.  Kamu nggak akan bisa tumbuh besar dengan cepat, lihat tubuhmu seperti anak SMP, haahahaha!” Gama kembali  menggoda sekaligus menasehati adiknya.

"Cerewet, aku bukan Kakak yang bisa ngabisin jatah makan 3 orang sekali makan! Weee." Sya menjulurkan lidahnya, membalas ejekan Kakaknya.

Sebelum Gama bisa membalas perkataan adiknya, Clarissa, sang ibu menengahi . Ia bertanya kepada  Gama.

" Hari ini apa jadwalmu,Nak? Kau hendak keluar rumah bukan?"

"Iya Bund, aku mau ke kampus untuk menyelesaikan tugasku. Bunda kan tau sendiri, kemarin kan habis kena ultimatum Big Bos.” Gama melirik Ayahnya yang kini menatapnya tajam dan dibalasnya dengan cengiran lebar. “ Jadi, kalau Bunda mau ngeliat Gama cepet-cepet pakai Toga. Bunda bantuin Gama dong. Dosen pembimbing Gama kan salah satu dokter di RS milik Bunda. Bilang sama Dia, melunaklah sedikit dan berikan tanda tangan buat tugas Gama.”
Gama mulai merajuk dan merayu Clarissa. Ya, diam-diam Ia telah menyelidiki biodata Dosen Pembimbingnya itu. Dan mungkin inilah kesempatan baik yang dimilikinya, begitu ia tahu bahwa sang Dosen Pembimbing merupakan salah satu Dokter terbaik di Rumah Sakit milik keluarganya.

Abraham dan Clarissa hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan putra pertama mereka. Entah sampai kapan Gama bisa dewasa. Dan Sifat manjanya itu semakin hari semakin menjadi. Mereka hanya diam tidak menanggapi ocehan putranya dan melanjutkan sarapan mereka.

" Kakak sudah besar masih saja manja. Lagian bun, pasti Kakak bohong  alasan mau ke kampus, Paling juga Kakak mau ……..mmpphhhh." Sebelum adiknya membuka mulut lebih jauh Gama langsung membungkamnya, saat itulah Alle tiba- tiba muncul di tengah tengah acara sarapan keluarga mereka.

“ Selamat pagi!” sapa Alle saat memasuki ruang makan mereka.

“ Pagi Alle, mari ikut sarapan bersama kami.” Abraham mempersilahkan Alle untuk duduk di kursi yang masih kosong.

“ Terima kasih, Pak. Saya sudah sarapan tadi di rumah sebelum berangkat.” Alle menolak secara halus ajakan sarapan bersama dari Abraham.

“ Jangan panggil saya, Pak! Itu terdengar terlalu formal, panggil om atau paman saat berada di sini. Oh ya kenalkan, ini Clarissa, istri saya dan ini Sya adik Gama. "

Alle menunduk memberi salam pada Clarisa.

“ Om sudah banyak bercerita tentang kamu. Tante ucapkan terima kasih karena kamu sudah menolong Gama saat itu. Kalau kamu nggak ada saat itu, mungkin putra tante ini sudah terbaring di rumah sakit.” Ucapan Clarissa diiringi dengusan tajam dari Gama. Ia tak senang ibunya kembali mengungkit kejadian itu. Pasti wanita di depannya saat ini tengah melayang-layang kegirangan karena merasa menjadi pahlawan.

“ Sudahlah Bun, itu paling cuma kebetulan aja dia ada di sana. Nggak ussah terlalu dibesar-besarkan begitu.” Gama menggigit rotinya dan mengunyahnya dengan kesal.

Sampai kapan aku harus terikat dengan wanita gila ini. Bahkan mulai saat ini, aku akan selalu diikuti olehnya. Sial!! Aku harus membuatnya nggak betah dan perlahan mundur. Ah…benar!! Pintar juga kamu Gama.

Gama tersenyum licik dengan pemikirannya. Dan di kepalanya saat ini, mulai menyusun satu per satu renana untuk menyingkirkan Alle dari kehidupannya.

“ Hai Kak! Aku harap Kakak tahan ya dengan kelakuan Kak Gama. Dan awas jangan sampai terpesona atau tergoda oleh rayuan mautnya. Dia kan Playboy cap Gajah Duduk.” Sya terkikik saat menggoda kakaknya itu.

Pletakk!!!

Sebuah sentilan sukses mendarat di kening Sya.

“ Auwww….sakit, Kak.” Sya mengusap –usap keningnya yang memerah akibat sentilan Gama.

“ Itu akibatnya kalau kamu kebanyakan berbicara! Dasar bawel!!”

“ Bundaaa...lihat Kakak memukulku.” Sya merajuk pada  Clarissa sambil mengusap dahinya yang memerah. Clarissa yang terbiasa dengan pertengkaran kedua anaknya tersebut hanya menghela nafas dan memeluk Sya yang tengah merajuk.

“ Dasar manja!!”

“ Sudah – sudah, cepat habiskan sarapanmu dan berangkat ke sekolah. Pak syarif sudah menunggumu sedari tadi tuh.” Clarissa membereskan tas sekolah Sya. Menggandeng Sya dan mengantarkannya ke depan.

“ Oh ya,Alle, tolong kau selalu mengikuti segala kegiatan Gama. Laporkan kepadaku apa saja kegiatan anak nakalku ini. Dan kalau suatu saat ia berbuat macam-macam, aku memberi wewenang kepadamu untuk memberi pelajaran padanya. Anak ini harus di didik lebih keras mulai saat ini.”

“ Siap,Pak. Ehmm maksudku baik,Om,” ucap Alle pelan.

Dan Gama tersedak makanannya saat mendengar perintah Ayahnya.

*******

Alle sedang berada di dalam mobil Gama. Wajahnya terlihat kesal, sesekali dipandanginya wajah pria bodoh di belakang kursi kemudinya yang sedang asik memainkan Ipad dan mendengarkan musik dari alat tersebut.

Flashback

" Kau yang membawa mobilku." Gama melemparkan kunci kontak mobil mersedez benz A 200 black miliknya.
Dengan sigap Alle menangkap kunci yang dilemparkan Gama dengan satu tangannya. Ia memicingkan matanya kepada Gama.

"Apa maksudmu, Tuan Muda bodoh," ucap Alle dengan menekankan kata bodoh di akhir kalimat.

Gama otomatis berhenti mendengar ucapan Alle dan berbalik menatap Alle, tidak terima dengan ucapannya.  " Apa kupingmu tidak dengar,Nona? Kau yang membawa mobilku. Supirku yang biasa sedang cuti, jadi kau sekarang yang menggantikannya," tegas Gama dengan wajah mengejek.

" Aku bukan supirmu, Tuan Gama yang terhormat! Jadi kau bawa saja mobilmu sendiri dan aku akan mengikuti dirimu dari belakang dengan menggunakan motorku," terang Alle sambil menyerahkan kembali kunci mobil kepada Gama dengan menyentakannya ke dadanya.
" auchh..."Gama mengaduh kesakitan saat kunci mobilnya menyentak ke dadanya. " Dasar wanita gila," umpat Gama pelan.

"Apa kau bilang sesuatu?"tanya Alle dengan tatapan membunuhnya.

" Tidak, aku tidak bilang apa-apa, mungkin pendengaranmu sedang terganggu," ejek Gama. " emhh, by the way aku akan  ingatkan sekali lagi padamu. Kamu memang bukan supirku tapi kamu bodyguardku,pengawal pribadiku jadi ada baiknya kamu selalu berada di  sampingku untuk selalu siaga melindungi diriku. Di sini aku adalah Bos mu dan kamu bawahannku. Aku berhak untuk menyuruhmu menyupiri diriku saat ini, atau ....." Gama sengaja menghentikan ucapannya untuk mempermainkan Alle sehingga dia penasaran.

" Atau apa ? Kau hendak mengancamku haah?" Alle sudah siap mengepalkan tangannya untuk meninju wajah memuakan manusia stupid di depannya ini.

" Eits easy girl…Don't angry now, hahahaha ! Simple saja, aku akan bilang sama ayah bahwa orang kirimannya ini sangat tidak profesional dan bonafit. Dan aku pastikan bahwa bisa saja karir cemerlangmu akan ternoda akibat kejadian ini." Gama tersenyum penuh kemenangan saat melihat wajah Alle sudah merah padam akibat menahan amarahnya. Ia yakin betul bahwa Alle adalah tipikal orang yang tidak akan lari dari tugas dan tanggung jawabnya.

Alle menarik nafas panjang dan memejamkan matanya lalu menghembuskan perlahan.

Oke, tarik napas Alle….! Buang perlahan…Akan ada waktunya kamu membalas pria brengsek di depanmu ini.

Ia mencoba meredam amarahnya yang sudah berada di ubun-ubun kepalanya. Andai saja ini film kartun mungkin akan terlihat kepala Alle penuh dengan api dan asap amarah yang membakar dirinya. Alle membuka matanya dan menenangkan dirinya. Dia lalu berjalan menghampiri Gama dengan senyuman manis namun terlihat menyeramkan dan menengadahkan tangannya.
"Baiklah Tuan Gama, berikan kepadaku kunci mobilnya," pinta Alle penuh ketenangan.

Gama makin mengembangkan senyumannya tanda kemenangan atas dirinya. Ia meletakan kunci mobilnya di tangan Alle dan beranjak ke arah mobilnya, berdiri di samping pintu penumpang.

" Ada apa lagi,Tuan Gama.”

" Bukakan pintunya untukku!” Perintah Gama sambil menunjuk handle pintu mobilnya.

Alle kembali membuang nafasnya, frustasi. Andai saja ia bisa, ia pasti akan menyeret laki -laki di hadapannya dan ditenggelamkannya di laut  sedalam mungkin sambil meruntuk, mengumpat lelaki yang saat ini sedang mempermainkannya.

"Silahkan masuk,Tuan." Alle membukakan pintu mobil bagian belakang dan membiarkan Gama masuk ke dalamnya lalu menutupnya dengan sedikit keras sehingga menimbulkan bunyi yang lumayan membuat Gama kaget dan mengeluarkan sumpah serapahnya.

FLashback end

" Kenapa kau melihatku seperti itu, fokus pada jalan di depan matamu atau kita akan berakhir dirumah sakit." Ucapan Gama seketika membuyarkan lamunan Alle. Ia kembali fokus membawa mobil tersebut di jalan bebas hambatan saat ini.

" Ah aku tahu, kau tadi sangat senang menatap diriku kan. Pasti kau sudah mulai mengagumiku Atau kau mulai tertarik dengan wajah tampanku ini," ucap Gama mengejek Alle sambil terkekeh.

Alle memutar matanya. Ia jengah, laki-laki ini seakan terus memancing emosinya. "Go to the hell, buang semua khayalanmu itu. Aku tidak akan tertarik pada laki-laki bodoh dan tak berguna seperti dirimu yang hanya tahu bersenang-senang dan bermain perempuan," ucap Alle masih menahan emosinya.

" Oh ya, dan aku pun tidak berminat untuk tertarik kepada wanita galak, sombong dan kasar seperti dirimu, Miss litle angry bird, Hahahahhahaha!" Gama tertawa kencang saat mengejek Alle dengan sebutan Miss Litle angry Bird.

" Nona pemarah yang seperti burung kecil ini nampaknya mulai emosi, hahahahhaahaha! " Gama kembali tertawa keras hingga memegang perutnya lalu mengepakkan kedua tangannya seperti seekor burung untuk meledek Alle.

Alle yang melihatnya sangat geram dan ini sudah keterlaluan. Tiba – tiba.

Ciiiiiittttt

Mobil berhenti mendadak dan membuat Gama tersungkur ke depan dengan wajah dan mulutnya mencium jok kemudi hingga menimbulkan bercak merah di wajahnya.

" Upss sorry, ada kucing lewat tadi," ucap Alle dengan nada tenang namun tersungging senyum kemenangan karena sudah menyumpal mulut laki -laki itu dengan jok mobil.

" Kauu....!!!" Gama mengeram marah karena Alle sudah membuat wajahnya sedikit memar kecil di jidatnya. Ia mengusap-usap dengan tangan kirinya dan tangan kanannya mengarahkan kaca mobil untuk bercermin.

Sial, wanita ini berani mengibarkan bendera perang denganku. Mana ada kucing di jalan bebas hambatan.

" Lihat saja,Nona. Akan kubalas nanti," ucap Gama menatap tajam kearah Alle.

I’m waiting!!” balas Alle yang sekarang tengah terbahak karena sukses membalas Gama.

Fiuhhhh..... akhirnyaa ....selesai part ini. Agak gaje yaaaa ....maafkan klo ada typo yang nyempil kayak upil disini ....
Selamat membaca ...



Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro