Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

6. TIPE IDAMAN

Halo guissss, aku update, padahal blm nyampe target. Yuk semangat spam😘

Spam dulu, baru boleh nagih update.

Setelah cerita ini tamat, kayaknya aku mau hiatus bentar, susah bagi waktu kuliah sama nulis, apalagi aku udh mau PKL sama skripsian😩

Say hello dulu dong🥰

Happy reading

"Wajahmu adalah canduku, namun candumu bukanlah aku." —Valerie Adaire.

"Kamu bukan canduku, tapi obatku adalah kamu." —Nagara Mahaputra.

Valerie melempar ponselnya ke atas ranjang. "Anjing lo, Minceu Bangsat!" marahnya menggebu-gebu.

Sejak tahu Nagara menjadi korban pemerasan akun mulut curah, Valerie langsung mengirim pesan kepada akun itu. Ia tak mau Nagara mendapat masalah lagi setelah harus bertanggung jawab atas dirinya.

Ia tahu betul dirinya bukan tipenya, semua yang ia lakukan atas dasar keterpaksaan. Apabila Nagara mendapat masalah lagi karena dirinya, cewek itu takut akan membuat sang lelaki semakin membencinya.

Valerie terlihat stress, mengusak kasar rambutnya. Ia kini frustrasi berat. Berhubungan dengan orang yang baru ia kenal secara langsung sudah membuatnya ia stress, apalagi sekarang kena rampok. "Ya Tuhan, banyak banget masalah gue, kalo dijadiin duit auto ngalahin sultan."

"Gue kasian sama Nagara. Dia udah kena peres, terus harus tanggung jawab," lirih Valerie.

Jujur saja, ia mulai jatuh hati dengan Nagara. Sebenarnya, di awal pertemuan mereka, Valerie sudah tertarik, makanya dia mau menemani Nagara yang tengah stress. Dari dulu foto cowok itu berlalu-lalang di explore Instagram-nya, ia dengar kalau sifat cowok itu juga baik. Oleh karena itu, ia minder untuk mendekatinya.

"Apa ini terlalu cepat buat gue sayang sama Nagara? Gue nggak mau dia kenapa-napa." Ia menghela napas gusar. "Jujur, awalnya gue memang kesel karena dia ninggalin gitu aja, tapi pas dia mau tanggung jawab, gue kagum banget. Gue terpaksa pura-pura jutek biar nggak kelihatan baper ...."

"Gue tumben jatuh cinta secepat ini, mantan gue pada rese semua kecuali Neron," katanya.

Valerie terbayang wajah tampan Nagara, ia begitu mengaguminya. Kalau sudah jatuh cinta, pangeran berkuda pun akan kalah tampan dari sang tambatan hati. "Memang, sih, gue dulu sering stalking dia pas baru debut di club. Udah ganteng, ramah ke fans, gue suka banget sama cowok gitu. Dulu pernah berdoa sama Tuhan biar bisa deket sama Nagara, tapi dideketinnya dengan cara tragis," tutur Valerie. "Semoga gue sama Nagara berjodoh."

Valerie setelah itu termenung kembali. Ia berpikir untuk mengganti rugi uang Nagara agar cowok itu tak merasa sial karenanya. Ia memutuskan bertanya pada Steven nomor rekening Nagara mengingat mereka berteman.

Valerie:
Steven, gue mau nanya nomor rekening Nagara, dong.

Steven:
Buset, buat apaan?

Valerie:
Temen gue mau endorse dia.

Steven:
Emang lo punya temen?

Valerie:
Anjing lo. Gue minta rekeningnya aja, lo nggak boleh tau apa tujuan gue minta rekening

Steven:
Lo jadi sugar mommy-nya Nagara?

Valerie:
Mantan gebetan yang paling anjing itu lo. Untung gue kagak jadi pacaran sama playboy kayak lo.

Steven:
Yeu, malah bawa masa lalu. Jugaan kita cuma deket dua minggu, setelahnya bye🤣

Serius, lo ada hubungan apa sama Nagara?

Valerie:
Nggak ada, gue cuma fans biasa doang.

Steven:
Widih, fans fanatiknya ya?

Valerie:
Banyak bacot lo. Cepetan anjir.

Steven:
Iye, ini nomor rekeningnya XXXXXXXX

Valerie:
Oke, makasih banyak.

Steven:
Sama-sama, Mantan Gebetan Tersayang😍😘

Valerie:
Najis.

Setelah mendapat nomor rekening Nagara, ia mengirim sepuluh juta rupiah lewat m-banking. Walaupun Valerie kaya, tapi duit segitu sangat berharga untuknya, lumayan bisa dipakai beli baju branded. Akan tetapi, ia mau membahagiakan Nagara, ia rela melakukan apa saja demi cowok itu.

Tiba-tiba, ponsel cewek itu bergetar, menampilkan nama Nagara di layar. Oleh karena itu, ia menekan tombol hijau guna menerima panggilan tersebut.

"Lo ngapain transfer duit sepuluh juta ke gue?" Nagara terdengar kesal.

"Buat ganti rugi duit yang diminta sama mulut curah," jawab Valerie.

Nagara berdecak malas. "Nggak usah sok pahlawan, simpen duit lo buat hal yang lebih penting."

Valerie kira Nagara akan senang dengan tindakannya, ternyata ia salah besar. Sepertinya ia harus mengenal sifat Nagara lebih jauh. "Lo penting buat gue."

"Kenapa gitu?"

Valerie tersenyum tipis, walaupun Nagara tak bisa melihatnya. "Walaupun gue belum tentu hamil, tapi lo bakal terus sama gue suatu saat nanti. Lo bagian dari hidup gue yang harus gue bikin bahagia."

Bukannya terharu, Nagara malah tertawa mendengar celotehan Valerie. "Lo kesambet apaan dah ngomong kayak gini?"

"Sorry, Nagara. Gue rasanya pengin nempel terus sama lo," akunya.

Nagara terdengar was-was. "Lo nggak hamil, kan?"

"Enggak, ini pure karena gue yang pengen nempel sama lo. Lo bisa nggak ke rumah gue tiap hari?" Masa bodoh Valerie terlihat murahan, dirinya sudah tak tahan mengungkapkan rasa.

"Lo suka sama gue? Nggak mungkin lo secepat ini suka sama gue."

"Nggak tau, gue pengin aja. Boleh, ya?" tanya Valerie penuh harap.

"Kemarin aja ketus, berubahnya cepet banget kayak bunglon," balas Nagara berdecak kesal.

"Gue kasian sama lo gara-gara diperes sama mulut curah," jujur Valerie.

Tawaan sinis terdengar dari bibir Nagara. "Oh, gue tau. Pasti lo yang sengaja meres gue lewat akun mulut curah, terus lo ganti duit gue supaya kejahatan lo nggak kelihatan. Iya, kan?"

Valerie tak tahu harus bagaimana lagi supaya Nagara percaya. Lagipula, ia tak mungkin menyakiti sang tambatan hati. "Sumpah, gue nggak ada meres lo. Lo kenapa nggak percaya, sih? Kalo perlu, lo pegang akun Instagram gue."

"Beneran gue boleh pegang akun lo?" tanya Nagara.

"Iya. Itu cara satu-satunya supaya lo percaya."

"Oke, minta password lo. Jangan ge-er, gue ngelakuin ini buat mastiin kalo lo nggak bohong."

"Terserah lo, kalo mau modus juga gapapa, kok." Valerie tersenyum salah tingkah, padahal nggak ada yang baperin.

Nagara berdecak kesal. "Bacot lo. Cepetan kirim."

"Dih, toxic banget dah bahasanya!" seru Valerie tak terima.

"Jangan banyak protes, gue kehilangan sepuluh juta gara-gara cewek liar kayak lo."

"Gue masih sabar, nggak tau kalo besok."

"Bawel," ledek Nagara.

Setelahnya, Nagara langsung memutuskan panggilan tanpa persetujuan dari Valerie.

Valerie menatap layar ponsel. "Bangsat banget nih orang."

***

Matahari sudah tenggelam, hari mulai menggelap, pertanda hari sudah malam. Nagara tengah rebahan di lautan kapuk, mengecek satu per satu direct message yang masuk ke akun Instagram Valerie.

Keningnya mengerut, terheran mengapa Valerie banyak yang suka. "Buset, banyak banget artis centang biru DM Valerie, tapi dia kagak respon. Bagus, sih, jual mahal, tapi nggak ngacangin juga, anjir."

Di pesan selanjutnya, ia melihat seorang aktor papan atas yang tengah digandrungi oleh banyak perempuan di negeri ini, yaitu Detra Nicholas. Paras tampan dan umurnya yang masih muda membuat namanya semakin naik.

"Apaan lo ngajak Valerie party di club? Gila aja lo," sewot Nagara.

Kemudian ia melihat ada om-om botak pengusaha batu bara mengirim pesan ke Valerie, mengajaknya untuk dinner di restoran mewah. Valerie tak membalas pesan itu, ia juga enggan berkencan dengan manusia bau tanah nan genit.

Nagara berdecak malas. "Ini juga si om-om botak ngajak Valerie dinner. Mentang-mentang kaya jadi bisa bebas pilih cewek," ujarnya. "Gue memang nggak miskin, bisa dibilang lumayan kaya karena jadi pemain bola professional, tapi gue nggak pernah ada niatan buat godain cewek."

Belum semua direct message yang ia cek, tapi sudah melihat para penggoda wanita. Kalau ia jadi Valerie, rasanya ia ingin blokir, namun wanita itu tak melakukan apa pun. "Gue heran sama orang-orang kayak gini, kayak kurang belaian."

Tiba-tiba, ponsel Nagara berdering, menandakan ada panggilan masuk. Nama Valerie terpampang nyata di benda pipih tersebut. Ia segera mengangkat telepon.

"Ha—"

"Woi! Lo read DM di akun gue, ya?" Valerie memotong ucapan Nagara. Nadanya begitu ketus.

"Kenapa emangnya?" tanya Nagara dengan wajah tak berdosa.

"Gila lo ngorek-ngorek privasi gue!" seru Valerie tak terima.

"Lah, kan, memang buat dikorek. Lagian, gue nggak maksa pegang akun lo." Nagara tak merasa bersalah. Toh, dia memegang akun Valerie tanpa ijin.

"Ya udah, log out dari akun gue!"

"Nggak bisa gitu, dong! Katanya lo mau buktiin kalo lo nggak bersalah, tapi malah nyuruh log out." Nagara malah nyolot. Kedua sejoli ini memang tak pernah akur.

"Stress lo, ye!" marah Valerie.

"Lo yang stress."

"Memang. Gue nggak pernah gituan, sekalinya gituan kagak pake pengaman, gimana gue nggak stress takut hamil?" Valerie sebenarnya masih kecewa waktu itu ditinggal begitu saja, seolah dirinya seperti wanita malam yang sekali pakai langsung dibuang. Untung saja akhirnya Nagara mau bertanggung jawab, jadinya ia mulai respect lagi dengan cowok itu.

"Gue juga stress karena harus tanggung jawab. Gue nggak ada niat untuk nikah setelah gue putus beberapa tahun lalu, tapi malah terjebak sama lo." Nagara tak bermaksud menyakiti hati Valerie, ia hanya mengungkapkan fakta.

"Gila, muter terus topiknya di pembahasan ini. Gue nggak maksa lo buat tanggung jawab, kejar sana cewek yang lo sukain, nikahin dia!" Amarah mulai menguasai Valerie, ia tak sanggup menahan emosi yang ingin meledak secepatnya ke permukaan.

"Dia udah punya pacar, anjir."

"Memangnya dia seleb apa sampai lo naksir banget?" Valerie masih marah, tapi dia kepo.

"Dia youtuber seputar konten kuliah di luar negeri sama nyari beasiswa, Letisya Kemuning."

"Oh, yang sempet dipanggil sama Presiden itu?"

Fyi, tahun lalu youtuber Letisya Kemuning diundang ke istana negata karena prestasinya terutama di bidang debat Bahasa Inggris. Ia juga mendapat beasiswa di Harvard.

"Iya."

"Buset, selera lo tinggi juga." Valerie pura-pura terlihat tenang, padahal hatinya sudah panas.

"Iyalah. Emangnya selera gue kayak lo yang cipok sana-sini?"

Pertanyaan itu sangat melukai hati Valerie. "Mulut lo kayak anjing."

"Gitu doang marah, baperan."

"Tai."

Valerie langsung menutup teleponnya. Ia sepertinya kesal dengan ucapan Nagara yang tak memikirkan perasaannya.

Di sisi lain, Nagara menatap aneh layar ponsel. Ia tak sadar bahwa perkataannya melukai hati Valerie. Walaupun mereka terpaksa bersama demi tanggung jawab, tapi tak seharusnya Nagara sesuka hati menyakiti Valerie.

***

"Gila, gue jadi kepo sama Letisya Kemuning. Apa gue ajak kenalan aja, ya? Tapi, dia nggak mungkin mau kenalan sama gue, beda level," ujar Valerie.

Setelah berkomunikasi bersama Nagara lewat ponsel, Valerie jadi minder dengan tipe wanita idaman cowok itu. Ia ingin mencari tahu seberapa unggul cewek itu dibanding dirinya.

Sebuah ide muncul di otak Valerie bagai lampu kuning yang tiba-tiba muncul. "Ah, gue modus mau ngajak collab dia buat konten, siapa tau dia berminat."

Akan tetapi, ia jadi ragu mengingat Nagara segitu kagumnya dengan Letisya. "Auk, deh! Gue jadi bingung."

"Coba aja, deh." Setelah meyakinkan diri, ia berusaha percaya diri mencari tahu siapa Letisya sebenarnya.

Ia mengambil benda pipih berlogo apel di atas nakas, mencari akun Instagram Letisya. Pastinya ia tak mau mengikuti akun itu duluan sebelum Letisya menyetujui permintaan untuk berkolaborasi dengannya.

Valerie berdecak malas. Ia paling tak suka penolakan. "Songong banget. Pinter doang tapi nggak friendly. Bisa-bisanya Nagara demen sama modelan begini."

Tiba-tiba, ponsel Valerie berdering, menandakan ada panggilan masuk. Nama Nagara terpampang nyata di benda pipih tersebut. Ia segera mengangkat telepon.

"Woi, ngapain lo ngajak Letisya collab?"

Valerie seketika gelagapan. "Anjing! Gue lupa kalo Nagara pegang akun gue," gumamnya.

"Woi, jawab!" seru Nagara.

Valerie berdeham, menetralkan suaranya agar tak terlihat panik. "Dih, kenapa emangnya? Gue pengen aja, anjir."

"Konten OOTD dan make up mendadak berubah jalur jadi konten pendidikan, hah?"

"Apaan, sih? Kagak berubah, lah. Lagipula, tuh cewek songong kagak demen sama gue, gue ditolak collab."

"Dia sibuk, nggak mungkin mau juga sama cewek nggak jelas kayak lo."

"Kalo tujuan lo cuma buat ngerendahin gue, mending gue tutup teleponnya." Valerie mulai kesal.

"Lebay banget. Pokoknya jangan coba-coba hubungin Letisya," peringat Nagara.

"Suka-suka gue!"

"Lama-lama lo nyolot, anjing!"

"Lo duluan yang nyari gara-gara. Bangsat lo udah main nggak pake pengaman, terus ngatain gue mulu. Lo pikir gue nggak sakit hati?"

"Anjing lo, Cewek Drama."

"Bangsat lo, Cowok Bejat!"

Entah sampai kapan mereka saling hujat satu sama lain. Harusnya sebagai pasangan akur, tapi ini malah bertengkar terus. Akankah hubungan mereka langgeng?

***

Tak terasa sudah dua bulan Nagara dan Valerie menjalin hubungan. Tak ada perubahan lebih baik dari sikap keduanya, justru makin sering bertengkar karena perbedaan pendapat.

Bukan Tongkrongan Pecundang (3)

Neron: Lo pada bisa nenenin gue buat nungguin Cia, nggak?

Nagara: Nenen gue eksklusif.

Steven: Cowok bajingan lo minta nenenin ke sesama cowok @Neron

Neron: GUA TYPO, BANGSATTTTTTT. Cia mau pergi ke cafe sama temennya. Nah, cafe ini tempat kerjanya si Julio, crush si Cia. Gue nggak mau sendirian ngawasin Cia. Tolong temenin gue, ya?

Nagara: Cupu lo, anjing

Steven: Duain met

Nagara: Met apaan?

Steven: Jamet.

Nagara: Garing.

Neron: Jangan basa-basi, jancuk. Lo pada mau nemenin gue apa kagak?

Nagara: Gua mau aja

Steven: Gue nyusul, soalnya bentar lagi mau latihan.

Neron: Iye. Makasih ya semua

***

Sesuai dengan kesepakatan tadi, akhirnya Nagara dan Neron sudah berada di cafe tempat Cia—istrinya Neron nongkrong. Steven belum datang karena masih latihan bersama club-nya.

"Cewek lo cakep juga," puji Nagara menatap Cia tengah bicara dengan temannya.

Neron menatap kesal cowok itu. "Diem, jangan dipuji. Dia cuma punya gue."

"Dih? Lagaknya sok iye," sewot Nagara.

"Kenapa? Dia punya gue, cuma gue yang boleh muji."

"Posesif amat." Nagara menggeleng heran. Padahal, dirinya hanya bergurau.

"Biarin."

Di sisi lain, Steven berjalan tergesa-gesa ke meja Nagara, tak enak hati ia terlambat karena latihan bola. Ia bertos ria ala lelaki dengan Neron dan Nagara. "Bro, sorry gue telat."

"Santuy." Neron mengangguk. "Duduk, gih."

Steven mengangguk, lalu duduk di sana. Ia melihat Cia tengah berbincang dengan seorang perempuan cantik berambut panjang. "Yang duduk sama Cia siapa namanya?"

"Namanya Nila," jawab Neron. "Kenapa? Naksir lo?" tanyanya bertubi-tubi.

"Enggak, sih. Dia cantik, gue demen lihatnya," jawab Steven, tatapannya tak lepas dari Nila.

"Maksud lo istri gue nggak cantik?" tanya Neron menatap tajam Steven.

Steven berdecak malas. "Cantiklah. Masa gue lirik istri lo? Yang ada gue kena damprat."

"Iya, iya."

***

Valerie:
Nagara, lo di mana?

Nagara:
Di cafe sama temen gue. Kenapa?

Valerie:
Gapapa kok wkwkwk. Ya udah, have fun ya

Nagara:
Y, mksh.

"Ya ampun, perut sama punggung gue kram, gue sendiri aja ke rumah sakit," lirih Valerie menahan sakit.

—-

Apa harapan kalian untuk Valerie dan Nagara?

Spam "Nagara" for next chapter

Spam "Cia" for next chapter

Spam apa aja di sini

1k komen aku up heheheh

Tbc❤️

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro