Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Candy


"Kopi itu menyenangkan dan menenangkan."


Happy reading

.

.

.

Suara alarm yang berdering tiada akhir, dari sepuluh menit yang lalu, tidak mampu untuk membuat gadis manis yang terlihat sangat nyaman bergelung dalam selimut tebalnya. Terlalu malas untuk membuat dirinya bangun sepagi ini. Di luar sana, hujan masih setia turun membasahi bumi ini. Alarm kembali berdering, dan membuat gadis itu harus terpaksa mebuka matanya. Mematikan alarm dan segera beranjak ke kamar mandi, untuk memulai ritualnya pagi ini.

Setelah sepuluh menit lamanya, dia keluar dari kamar mandi dan memakai pakaian favoritnya, kaos kebesaran yang menutupi paha dan celana pendek yang tertutupi kaosnya. Tanpa menyisir rambutnya, dia mencepol begitu saja.

"Gue cantik," kelakarnya sendiri.

Suara gedoran pintu di kamar sebelah membuat gadis itu harus keluar dari kamarnya. Memandang gadis itu cemberut dan kembali menendang pintu putih bertuliskan Celine's room. Kembali berteriak memanggil nama Celine dengan suara super duper memekakkan telinga siapa saja.

"CELINE, GUE BAKALAN DOBRAK PINTU INI, KALAU LOE NGGAK BAKALAN BANGUN SEKARANG JUGA! CELINE!" teriaknya sekali lagi.

"Nggak bakalan bangun, masuk yuk, gue buatin kopi buat loe Rey," ajak Candy.

Adora Candy Keisha, gadis berdarah jawa ini memang terlihat cuek dengan penampilannya yang amburadul. Bahkan jika hari libur, dia tidak akan mandi jika tidak dipaksa oleh sahabatnya. Dia hanya kaum rebahan yang menyukai dunia kopi. Selalu berharap menjadi barista kopi yang mendunia.

"Gue heran sama si Celine, padahal dia sendiri yang minta dibangunin pagi ini, tapi kenapa dia belum bangun juga?" keluh Reya.

Candy hanya tertawa mendengar keluh kesah sahabat sejatinya itu. Candy punya sahabat sedari SMA, sampai sekarang diusianya yang ke 23 tahun, mereka masih tetap solid. Meera, Reya, Celine, dan Arka. Lelaki sendiri diantara empat cewek dengan sikap yang beraneka ragam. Bahkan tingkat kesabaran Arka benar-benar patut diacungi jempol.

"Loe ke sini sama siapa Rey?" tanya Candy yang membawa dua cangkir kopi di hadapan Reya.

"Arka," jawabnya singkat. Menyeruput kopi buatan Candy dengan tenang, "kopi loe emang enak, daftar gih jadi barista kopi gitu. Nanti gue share ke loe kafenya."

Candy mengacungkan jempolnya, sebagai jawaban. Dia menscroll lagu favoritnya akhir-akhir ini. Lagu egois dari Lesti menjadi teman kopi pagi ini. Mau ditanya sejak kapan pecinta dangdut? Dia akan menjawab, saat lagu dangdut telah berkumandang di rumah orang tuanya.

Reya berdiri dan menuju kamar Celine, tapi pintunya belum dibuka. Reya kembali menggedor pintu kamar Celine sekali lagi dengan kerasnya. Candy masuk dan menyambar sebuah kunci dengan gantungan Menara Eiffel. Menyerahkan kunci itu di tangan Reya.

"Kunci kamar Celine," jawabnya tanpa dosa.

"Anjrit! Loe bisa-bisanya dari tadi diem aja. Terkampret loe emang Candy!" teriakan Reya kembali menggema.

"Santai dong Rey, itu si Celine sendiri yang kasih semalam. Takutnya dia lupa bangun, dan suruh gue yang bangunin. Tapi gue juga lupa," kelakarnya.

Reya menoyor kepalanya gemas, bisa-bisanya dia memberikan kunci itu sekarang. Dari tadi ngopi berdua juga santai banget. Seperti tidak ada beban dalam hidup. Meskipun Candy masih nganggur, karena belum dapat pekerjaan baru. Dia belum bekerja di antara ketiga sahabatnya. Kalau Celine, entah mengapa gadis itu masih setia dalam dunia perkuliahan.

Pintu terbuka, menampilkan wajah bantal Celine. Reya benar-benar dibuat habis kesabaran dengan kedua sahabatnya itu. Reya menarik Celine menuju kamar mandi untuk dia guyur langsung, tanpa ampun.

"Loe janji bangun pagi sama gue, sekarang bangun, mandi, berangkat ke kampus. Cuma loe yang belum lulus!" omelan Reya benar-benar membuat Celine bad mood.

***

Candy telah siap dengan pakaian formalnya hari ini. Dia mendapat lowongan pekerjaan dari email. Sebuah kedai kopi senja di ujung jalan sana, membuka lowongan pekerjaan untuk seorang barista kopi. Candy keluar dari kosnya, dan melihat ketiga sahabatnya sedang berkumpul bersama.

"Kang kopi mau ke mana?" tanya Celine.

Candy menghampiri ketiga sahabatnya itu. Mereka bahkan terkejut, saat Candy benar-benar rapi hari ini. Dia juga menggerai rambutnya agar terlihat serasi dengan gaya berpakaiannya kali ini.

"Gila, loe bedakan Can?" tanya Reya, yang hanya diangguki Candy.

"Loe sehat?" tanya Arkana tanpa dosa.

"Gue sakit, puas loe!" sembur Candy, "anterin gue titik nggak pakai koma Ar."

Arkana mengalah, karena perempuan itu tidak akan pernah salah dan kalah. Mereka akan selalu benar dan kodrat lelaki selalu salah di mata perempuan.

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro