Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter I

Seperti biasa, setiap pagi Valencia pergi kedalam hutan. Suatu kegiatan rutin yang dia lakukan setiap hari. Meskipun selama ini dia tinggal dipinggir hutan, tidak mudah baginya untuk mencari kayu bakar tanpa harus masuk kedalam hutan.

Hutan yang dari kecil sebagai tempat bermainnya. Ribuan pohon yang tumbuh, dengan beragam kerindangan. Sungai kecil yang jernih dengan beragam ikan-ikan dan aliran air yang tenang, tempat Valencia bermain air dan menyendiri menikmati keheningan alam. Yaa, Valencia bahagia dengan ketenangan yang dia buat.

Pagi ini, tidak seperti biasanya hutan terasa semakin gelap. Sinar matahari yang biasanya masuk dari cela-cela dedaunan tergantikan dengan awan gelap. Angin dingin menyergap dari berbagai arah. Membuat tengkuk Valencia merinding. Dengan mantel lusuhnya dia merapatkan dekapan tangannya.

Kkrreeeekkkkk... kreekkkk...

Pepohonan hutan semakin nyaring berdecit. Membuat Valencia mempercepat langkahnya. Dengan bermodal pisau kecil Valencia bersikap hati-hati.

"Ada apa ini ? Kenapa suasana pagi ini sedikit mencekam ?" Pikir Valencia

Kraauusaaakkk...
Bummmm... bummm...bummmm....

Suara langkah kaki yang berat dan menggema mulai terdengar samar-samar oleh Valencia. Membuatnya berhenti berjalan. Dari arah jauh terlihat sosok bayangan besar dengan sedikit erangan.

"Beruang..." ucap Valencia pelan "apa yang harus aku lakukan ? Aku harus bersembunyi..."

Valencia pun lari menuju belakang pohon besar. Erangan beruang hitam besar semakin terdengar jelas. Beruang itu mulai mendekati tempat persembunyian Valencia. Valencia hanya diam terpaku dengan ketakutan. Butiran keringat telah membasahi kening Valencia.

Dengan mengendus-endus beruang besar itu mencari bau yang ditimbulkan dari tubuh Valencia. Hingga endusan itu berhenti disatu pohon.

Brraaakkk...

Beruang itu mencabik-cabik pohon tempat Valencia bersembunyi.

Valencia terkejut hingga jatuh terduduk. Dia ketakutan setengah mati. Hanya pisau kecil yang dia bawa. Valencia bingung harus berbuat apa. Rasa takutnya hanya membuat dia semakin tidak dapat bergerak. Beruang besar itu terus mendekat kearah valencia. Jantung Valencia berdetak tak kalah hebat.

Valencia memberanikan dirinya untuk bergerak lari. Namun beruang besar itu mengejarnya. Valencia tidak memperdulikan kaki dan tangannya tergores tanaman berduri. Yang dia pikirkan sekarang adalah berlari sejauh mungkin dan tidak tertangkap oleh beruang tersebut.

Jleeepppp...

Sebuah anak panah tertancap dibagian belakang beruang besar itu. Diiringi raungan yang keras.

Valencia menyadari ada yang aneh dengan beruang itu, sehingga dia berhenti berlari. Dengan nafas yang masih memburu, Valencia memperhatikan apa yang terjadi.

Seorang laki-laki sedang berkelahi dengan beruang besar itu. Valencia melihat beruang besar itu menyerang laki-laki itu dengan cakar-cakarnya. Namun laki-laki itu dapat menghindarinya. Laki-laki itu menancapkan pedangnya kearah jantung beruang itu. Dengan perlawanan terakhir beruang besar itu mencoba menyerang kembali, namun laki-laki itu menusuk kedua kalinya ke perut beruang yang menyebabkan beruang itu mati tak bergerak lagi.

Laki-laki itu mencabut pedangnya dari tubuh beruang itu. Lalu dia mendekat kearah Valencia sambil membersihkan pedangnya dari darah beruang tadi.

Valencia hanya diam terpaku ditempatnya. Dengan jantung berdebar, dan perasaan terkejut dia mencoba mengendalikan dirinya.

"Kau tidak apa-apa ?" Tanya laki-laki itu kepada Valencia

"A..a..ku bbaik-baik saja " jawab Valencia ragu-ragu. Valencia masih sedikit terkejut, sehingga dia masih bingung harus berbuat apa.

"Bangunlah..." ucap laki-laki itu seraya mengulurkan tangannya kearah Valencia.

Dengan ragu pula Valencia menerima uluran tangan laki-laki itu. Tangan besar yang hangat, itulah yang ada dipikiran Valencia.

"Terima kasih, sudah menolong ku.." ucap Valencia. "Tidak apa-apa.. haruskah aku obati tangan dan kaki mu ?" Tanya laki-laki itu seraya melihat tangan dan kaki Valencia. Valencia baru menyadari bahwa tangan dan kakinya banyak goresan luka setelah merasa perih. Valencia hanya diam tak menjawab pertanyaan laki-laki itu.

"Duduk lah.." ucap laki-laki itu.

Laki-laki itu meraih tangan Valencia. Dia mengeluarkan kain dari dalam tasnya. Dia basahi kain itu dengan air minumnya dan mengusap tangan Valencia dengan lembut. Valencia hanya meringis kesakitan.

"Sapa nama mu ? Sedang apa kamu didalam hutan sendirian ?" Tanya laki-laki itu tanpa berhenti mengobati luka Valencia. Valencia yang tanpa sadar sedang memandang rupa laki-laki yang ada dihadapannya merasa terkejut.

"Aku Valencia. Aku sedang mencari kayu bakar " jawab Valencia dengan menundukkan kepala.

"Valencia ? Nama yang bagus..." ucap laki-laki itu tanpa memandang Valencia. Dia tahu dari tadi Valencia memandangnya, hanya saja dia tidak memperdulikan pandangan Valencia.

"Kau sendiri siapa ?" Tanya balik Valencia dan dengan berani menatap wajah laki-laki itu. Wajah yang rupawan, dengan rahang yang terbentuk sempurna, dan mata yang tajam berwarna biru seperti lautan yang kelam. Sosok yang dingin dan angkuh tergambar jelas.

"Aku Ray.. aku sedang berburu dihutan ini " jawab laki-laki itu yang ternyata bernama Ray

Ray sudah selesai mengobati Valencia. Dia mengamati wajah Valencia, mencari luka lain yang mungkin ada. Namun pandangannya terhenti didepan kalung yang dipakai Valencia.

"Dapat dari mana kamu kalung itu ?" Tanya Ray sedikit terkejut melihat kalung yang digunakan Valencia.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro

Tags: