Chapter 6
Seberkas cahaya mengintip sempurna dari celah-celah awan. Menampakkan mentari dan sang surya siap menguasai langit menggantikan tugas penghuni malam rembulan.
Didalam pondok kecil yang nyaman, Valencia sibuk dengan peralatan masaknya. Mengfokuskan pikirannya untuk membuat kudapan yang nikmat untuk dinikmati suaminya.
Mengingat dirinya tak lagi sendiri, bukan lagi seorang gadis yang berasal dari desa terpencil, namun seorang istri. Ditambah satu kenyataan lagi bahwa dirinya tidak hanya seorang istri biasa, tetapi seorang istri dari seorang pangeran negeri Malaya, calon Raja selanjutnya.
Tak ada yang menduga hidupnya akan berubah seperti sekarang. Meskipun dirinya masih belum meyakini akan perasaannya. Ray pria yang baik, selalu membahagiakannya.
Kebahagian ini tak pernah diduga oleh Valencia. Menikah dengan seorang pangeran negeri besar. Menjadi calon Ratu. Dia hanyalah gadis desa tanpa orang tua. Bahkan tidak ada orang yang tau asal usulnya.
Valencia tak menyadari jika Ray sang suami memperhatikannya. Menatap lekat pada Valencia, Ray seakan-akan terhipnotis. Menampakan senyuman kebahagian di wajah Ray.
''Apa yang kau lakukan Ratuku ?''
Valencia terkejut dengan kehadiran Ray. Memutar tubuhnya agar menghadap suaminya, Valencia tersenyum.
''Membuatkanmu makanan untuk kau nikmati suamiku'' Valencia melanjutkan kegiatan memasaknya.
Memandang dengan perasaan terkejut Ray melihat kegiatan Valencia.
''Tidakkah kau sadar bahwa kau seorang Ratu Valencia ? kenapa kau harus bersusah payah memasak ?? dimana pelayan-pelayan kita ? haruskah aku membunuh mereka karena membuatmu memasak ?'' ucap Ray dengan pertanyaan bertubi-tubi.
''Ray, aku hanya membuat kudapan... bukan hal yang sulit..'' jawab Valencia membela '' Lagipula aku belum menjadi Ratumu kau ingat itu...''
''Akan... akan terjadi itu Valencia... segera..'' Ray menekankan setiap ucapannya.
Valencia hanya mendengus sebal dengan sifat arogan suaminya. Tipe pria pemaksa dan gila kontrol. Dan dia baru mengetahui setelah mereka menikah.
''Makanlah, cicipin masakanku... tidak kah perutmu merasa lapar ?'' tawar Valencia.
''Aku tidak lapar Valencia....'' memicingkan matanya seakan tak percaya Ray menjawab seperti itu. Apakah dia tidak menghargai pekerjaannya.
''Apa yang kau katakan.... aku telah memasakan mu namun kau bilang tidak lapar... kau menyakiti hatiku Ray...'' Valencia memandang sedih Ray
Ray memandang wajah Valencia murung ''Baiklah, aku akan memakannya''
Ray menempati kursi makan disudut meja, dengan Valencia yang menghidangkan masakannya. Valencia tersenyum bahagia.
''Bagaimana ?'' tanya Valencia
''Nikmat dan terasa enak...'' jawab Ray dengan melahap makanannya.
Pagi ini mereka habiskan waktu mereka berdua dengan menikmati masakan Valencia. Terpancar kebahagian disenyum Valencia. Dengan pandangan berbinar dan perasaan malu atas pujian yang Ray ungkapkan. Semua terasa membahagiakan.
--------------
''Aku akan membiarkannya..''
Pria itu menatap tajam ke arah orang terpercayanya Alter. Memikirkan langkah apa yang akan dia ambil. Mengetahui ada yang disembunyikan dari istrinya Valencia. Ray menatap tangannya yang mengepal erat. Memberikan ekspresi datar kepada Alter. Dia tau ini adalah pernikahan yang dia inginkan. Sungguh tidak masuk akal jika dia marah kepada Valencia karena dia beranggapan ada yang disembunyikan oleh istrinya tersebut. Ray hanya tidak suka jika rencana yang telah tersusun rapi harus tertunda karena kelalaiannya.
Kejadian hilangnya Valencia di penginapan bukan lah ketidaksengajaan. Ditambah lagi Valencia berekspresi biasa setelah mengetahui bahwa Ray adalah seorang Pangeran. Calon Raja yang akan datang.
---------------
''Apa yang terjadi Ray ? kenapa kau seperti kebingungan ?'' tanya gadis didepannya
Ray menatap lekat Valencia '' Darimana kau pergi Valencia ?''
''Aku hanya mencari udara segar Ray, aku bosan dikamar... aku pergi kehutan... dan hutan disini sangat indah... '' jawab Valencia menjelaskan kepada pria didepannya dengan bersemangat
''Aku melarangmu pergi kemana-mana Valencia.. kenapa kau melanggarnya ?'' tanya Ray frustasi. Menekankan amarahnya kepada gadis didepannya.
Ray menatap dalam, nyaris menenggelamkan pandangannya sendiri kedalam mata gadis itu. Bisa-bisanya Valencia mengabaikan perintahnya.
Valencia menunduk bergetar. Seakan jari-jemarinya lebih menarik untuk dipandang.
''Aku merindukan rumah... aku hanya gadis desa yang hidup dihutan.. aku terlalu bahagia melihat hutan..'' suara pelan Valencia namun cukup jelas didengar oleh Ray.
''Kau tidak hanya gadis desa Valencia... kau adalah calon istri pangeran, calon istri Raja Malaya masa depan... apakah kau mengerti ?'' Ray menggertakan giginya menahan gejolak emosinya untuk tidak menumpahkan kepada Valencia.
Wajah Valencia menegang sejenak, namun tidak terlihat oleh Ray. Valencia kembali menunjukkan wajah bersalahnya ketimbang keterkejutan bahwa Ray adalah seorang pangeran. Seakan pandangan Ray lebih menakutkan dan penting dari pada informasi yang barusan dia dengar.
''Maafkan aku Ray...'' sesal Valencia
''Tidurlah.. kau pasti lelah..'' perintah Ray. Tidak mau memperpanjang masalah Ray beranjak pergi.
Valencia menurut walau perasaan bersalah masih memenuhi hatinya. Dia merangkak naik ketempat tidur dan menyelinap kedalam selimutnya, sementara Ray pergi kearah pintu keluar untuk menenangkan pikirannya.
''Kau akan pergi..?'' tanya Valencia
''Hanya untuk memastikan kita aman..'' jawab Ray sambil beranjak pergi menutup pintu dari luar.
----------------
''Apakah hamba perlu memastikan lagi dan mengawasi tuan putri ?'' Alter mengajukan pendapat kepada Ray
''Selama dia merasa nyaman..''
Mereka bertatapan sejenak sebelum Alter mengangguk mengerti.
''Pengawasan ini tidak akan diketahui tuan putri apa lagi membuatnya merencenakan hal lainnya..''
Ray tidak ingin rencananya berantakan. Tidak menginginkan adanya pengkhianatan dari Valencia. Tapi Ray akan menunjukkan pada Valencia bahwa pernikahan yang mereka lakukan karena dia mencintai gadis kecil yang telah dia ketahui sejak dulu, sejak ayahandanya mengajak menemui Valencia kecil dan mengenalkan sebagai putri kecil Raja Eiden.
----------------
29 Agustus 2016
Haiiiiii.....
Aku kembali lagi.....
Uda pada lupa yaaa dengan cerita aku...
Sama aku juga....heheheeee
Maaf kan yaaa.... karena kesibukan aku didunia nyata aku malah telantarin nih ceritaaa....
Sempat mati ide, mati alur, mati kemauan buat nerusin nih cerita... untungnya aku punya banyak temen yang mau semangatin aku... (g usa disebutin yaaa... sumpah mereka biang ruwet banget..)
Jadi aku makasih banget buat mereka dan buat kalian yang masih mau baca nih cerita abal-abal....
okeeeeee... g usa banyak cuap-cuap lg....
Happy Reading yaaaa....
Salam Ngengottttt.....
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro