Bagian 2
Hyunwoo nampak memandang Mingi yg terlihat sibuk membuat desain pakaian disisinya. Ada senyum yg menghiasi wajah Hyunwoo melihat wajah serius yeoja yg dicintainya itu. tanpa sengaja Mingi mengalihkan pandangannya pada Hyunwoo, dan mendapati senyum namja itu. Mingi menatap lekat Hyunwoo yg tak juga melepaskan pandangan darinya
"kenapa memandangku seperti itu?" Mingi mencubit pelan pipi Hyunwoo
"karena...kau begitu indah" jawab Hyunwoo
"kenapa akhir2 ini kau semakin sering mengatakan hal2 yg membuatku merinding?" Mingi mengusap lengannya
Hyunwoo tersenyum, dia mengusap pelan rambut Mingi. yeoja itu kembali melanjutkan kegiatannya, sementara Hyunwoo masih menatapnya lekat.
"apa aku menganggu?" itu suara Minhyuk yg datang dengan sepiring waffel dan juga capuccino milik Mingi
Hyunwo menoleh pada namja itu kemudian tersenyum lebar
"ani" balas Hyunwoo yg ikut membuat Minhyuk mengembangkan senyumnya
"noona...milikmu" Minhyuk meletakkan sajian yg dia bawa didekat Mingi
"kenapa kau yg membawanya? Kemana Kihyun?" Mingi menatap Minhyuk
"dia sedang melayani pelanggan dibawah, ada banyak sekali yg datang hari ini dan itu membuatnya saaaaaangat sibuk noona" Minhyuk mengatakan itu seraya menatap Hyunwoo
"sepertinya itu kode keras untukku" Hyunwoo bangkit dari duduknya "aku kebawah dulu" pamitnya kemudian setelah menyempatkan diri mengusap puncak kepala Mingi
"aku tak mendapatkan yg sama" tukas Minhyuk yg justru membuat Hyunwoo mendorong pelan kepala namja itu dengan telunjuk
"tidak adil" bibir Minhyuk membentuk pout yg mengemaskan
Hyunwoo berlalu tak memperdulikan itu, sementara Mingi tertawa pelan
"noona sedang apa?" tanya Minhyuk seraya duduk disisi Mingi
"aku membuat desain pakaian untuk Spring Fashion Festival di Gwangju" jawab Mingi
"kau akan ikut festival itu noona" Minhyuk menatap takjub Mingi
"ne...aku mengikutinya" sahut Mingi
"bukankah juara dari festival itu akan menandatangani kontrak eksklusif dengan perusahaan mode ternama di Jepang?" ucap Minhyuk kemudian
"ne" Mingi mengangguk dengan senyum yg merekah lebar
"apa itu berarti kau akan pindah ke Jepang jika kau memenangkan festival ini noona?"
"aku tak tahu aku harus berada disana atau tidak, panitia mengatakan kalau kami hanya harus menandatangani kontrak jika kami menang dalam festival itu. Tapi tidak mengatakan kalau kami harus pindah ke Jepang jika kontrak sudah ditanda tangani" balas Mingi
Minhyuk mengangguk pelan, kemudian nampak menatap Mingi yg terlihat serius sesaat.
"jadi dimanapun kau mengerjakan desainmu maka tak masalah. Asalkan kau bekerja untuk mereka, apa begitu noona?" simpul Minhyuk seraya mengusap dagunya
"begitulah yg bisa kusimpulkan saat mengikuti meeting dengan panitia festival ini dua hari yg lalu" Mingi sudah memalingkan wajahnya pada Minhyuk, dan mendapati namja itu mengangguk paham
Hembusan angin pelan mengusik kebersamaan mereka. Membuat beberapa kertas yg tersimpan diatas meja berterbangan. Sigap lengan Mingi menahan kertas miliknya. Sementara Minhyuk membantu dengan mengumpulkan kertas yg dibawa terbang.
"Dapat" Minhyuk yg mengejar selembar kertas segera berujar riang setelah berhasil mendapatkannya
Namja itu akan berbalik untuk menghampiri Mingi. Namun sosok seseorang yg tertangkap matanya membuat Minhyuk mematung. Namja itupun mendekati pembatas gedung untuk melihat lebih jelas sosok tersebut. Namun sebelum Minhyuk melihat wajahnya, sosok itu sudah berlalu.
"Nuguya?" Gumamnya pelan seraya memiringkan kepalanya
Sesaat Minhyuk mematung. Kemudian memilih kembali menghampiri Mingi karena tak mendapat jawaban. Diletakkan kertas yg sudah dikumpulkannya diatas meja. Sebelum duduk dihadapan Mingi untuk menemaninya.
*
Hades nampak mengakhiri panggilan dengan seseorang. Sebelum kemudian beranjak memasuki kamar tempat Venus berada. Aroma mawar tertangkap inderanya ketika Hades memasuki ruangan tersebut. Dia segera menghampiri ranjang yg ada didalam ruangan itu.
"Berapa namja lagi yg harus menikmati tubuhku malam ini" seraya mencengkram selimut yg menutupi tubuhnya, Venus bertanya dengan mata sembab
Hades tak segera menjawab, namja itu hanya merekahkan senyum tipis diwajahnya
"Aku orang terakhir yg harus kau layani, sebelum melakukan ritual penobatan sebagai Venus" tukas Hades membuat Venus mengigit pelan bibir bawahnya
Yeoja itu nyaris saja menangis keras. Namun egonya melarang yeoja itu melakukannya. Pada akhirnya Venus hanya mampu meremat keras selimut tebal yg jadi satu2nya pembungkus tubuh polosnya. Membiarkan Hades menatapnya lurus.
"Apa ini menyakitkan?" Tanya Hades seraya duduk diujung ranjang
Venus memilih tak menjawab. Dengan wajah sembab yeoja itu terlihat membisu.
"Seharusnya kau tidak mengedepankan emosi juga dendammu dan bisa berpikir rasional. Inilah yg terjadi bila kau tak memikirkan itu dengan baik. Dan berusaha meraih sesuatu yg seharusnya tidak kau raih" tukas Hades
"Jangan banyak bicara, sebaiknya lakukan saja tugasmu. Karena aku disini bukan untuk mendengar ocehanmu" ketus Venus
Hades tertawa pelan mendengar balasan dari Venus "aku bukan namja seperti mereka"
"Jincayo?" Venus menatap sinis Hades, membuat namja itu memandang lekat padanya
"Bagiku kau dan mereka gak jauh berbeda. Kalian adalah namja2 rakus yg memiliki pikiran kotor. Memamfaatkan orang2 lemah dan tak tahu apa2 seperti kami. Hanya untuk menjaga posisi kalian" ujar yeoja itu kemudian, yg dibalas senyum tipis Hades
"kalau kau tahu semua itu, kenapa berkeras menjadi Venus?" Hades mendekatkan wajahnya pada Venus
"aku hanya ingin membebaskan semua anggota dari keterasingan, dan juga...membalas dendam untuk Ahn ahjussi" jawab Venus
"lalu setelah itu apa?" sambut Hades "ketika kau berhasil, apa kau pikir mereka akan mengingat jasamu?" lanjutnya membuat Venus terdiam untuk beberapa saaat
"aku tak perduli dengan hal itu, yg penting untukku sekarang adalah melihat putra bulan mati" ujar Venus dengan mata yg dipenuhi amarah
Hades yg mendapati itu tersenyum sinis, seraya bangkit dan berjalan mendekati yeoja itu
"Venus...kau harus hati2 dengan ambisimu, karena...kau bisa saja terjebak dengan itu" Hades menyentuh dagu Venus dan mengarahkan wajah yeoja itu padanya
Tatapan dingin Hades menyorot tajam padanya kini, membuat tubuh Venus membatu
"kenapa kau memandangku seperti ini? apa kau mengharapkan sentuhanku?" ucap Hades lembut, membuat Venus cepat menganti tatapan lemahnya dengan tatapan tajam
"bukankah karena itu kau datang?" balas Venus dengan suara yg terdengar sedikit bergetar
"aku datang karena aku harus datang, aku sama sekali tak berniat menyentuhmu" Hades bangkit dan nampak melepas kemejanya
Tanpa canggung Hades menganti pakaiannya dengan kimono dihadapan Venus. Membuat yeoja itu cepat mengalihkan pandangannya karena tak ingin melihat tubuh Hades yg sempurna.
Pelan namja itu meraih gelas dan menuangkan wine kedalamnya. Diapun berdiri didekat jendela dan memandang lurus kota Madrid.
Mendapati hening membuat Venus mengalihkan pandangannya pada namja itu. dia bagai melihat sebuah maniquin ketika matanya membentur tubuh Hades.
"kenapa kau tak melakukan apapun padaku?" tanya Venus melihat Hades sama sekali tak menyentuhnya
"aku tak suka menyentuh yeoja yg tak ingin kusentuh" jawab Hades mudah
"maksudmu?" Venus tak mengerti
Hades mengalihkan pandangan pada Venus, dan tersenyum tipis
"kita memiliki banyak waktu bersama nanti, dan aku yakin ada waktu dimana kau menghampiriku dan merelakan dirimu untuk mendapat pelukan hangat dariku. Karena itu...aku tak akan melakukannya malam ini, aku ingin menunda itu sampai kau yg menyerahkannya padaku" ungkap Hades
"tak akan ada hal seperti itu" balas Venus ketus "jika kau melewatkan malam ini maka kau tak akan pernah mendapatkannya"lanjutnya kemudian
"kalau begitu aku harus merelakannya bukan" ucap Hades tanpa beban
Venus nampak bingung melihat sikap namja itu, bahkan dia kehilangan kata2 menghadapi Hades.
"apa...kau begitu mencintai tuan Ahn?" tanya Hades tiba2
Venus tercekat dengan pertanyaan itu. Ada keterkejutan diwajahnya mendengar Hades yg menebak dengan tepat perasaannya pada namja itu. Sesakpun terselip dihatinya diantara keterkejutan yg menguasai hati Venus. Membuat yeoja itu membuang pandangannya dari Hades
"whae? apa kau tak benar2 mencintainya?" Hades kembali duduk disisi ranjang
"ani...aku begitu mencintainya" Venus memainkan ujung selimut yg menutupi tubuhnya
"lalu...apa dia mencintaimu?" selidik Hades
Venus menggeleng pelan, membuat senyum Hades kembali mengembang
"sudah kuduga" ucapnya
Venus memandang Hades yg masih tersenyum tipis
"tuan Ahn bukan namja yg mudah jatuh cinta, terutama pada yeoja yg sama sekali tak memiliki pemikiran yg baik sepertimu" ucap Hades
"sepertinya kau mengenal Ahn ahjussi dengan baik" Venus kembali melayangkan pandangannya pada Hades
"tentu saja, kami berada dilevel yg sama saat pertama kali bergabung dulu" jelas Hades
"maksudmu...kau dan dia bergabung diwaktu yg sama"
"ne" Hades mengangguk
"lalu...kenapa kau bisa berada diposisi lebih tinggi darinya?" Venus nampak heran
"karena aku tak mengandalkan kekuatan fisik sepertinya, aku mengandalkan ini" Hades menunjuk kepalanya
Venus mengerutkan keningnya, nampak tak mengerti
"menjadi pasukan bulan tak semata2 mengandalkan kekuatan. Kita juga harus memakai taktik sehingga bisa dengan mudah naik kejenjang yg lebih tinggi. Untuk itu kita memerlukan kepintaran untuk membangun link, dan dengan itulah aku berada diposisiku seperti sekarang" jelas Hades
"bagaimana cara kau membangun linkmu?" tanya Venus
"dengan menjadi budak para majelis tinggi" jawab Hades
"budak??" Venus semakin bingung
"ne...seorang budak"
"bagaimana bisa dengan menjadi seorang budak kau meraih posisi yg tinggi?" Venus nampak tak percaya
Hades mengembangkan senyum penuh arti diwajahnya, sebelum kemudian menjawab
"apa yg kau rasakan malam ini, aku lebih dulu merasakannya Venus. Itu yg kumaksud dengan menjadi budak" terang Hades membuat sepasang mata Venus membulat
"maksudmu...kau...melayani mereka seperti aku" Venus terbata
"kau pikir namja2 itu cukup waras?" Hades masih mempertahankan senyum yg sama diwajahnya "mereka tak hanya rakus pada tubuh seorang yeoja tapi juga namja seperti aku" ungkap namja itu
Venus memeluk selimutnya, merasa situasi yg dihadapinya benar2 tak masuk akal. Sementara Hades sudah melayangkan kembali pandangannya membentur jendela kaca kamar tersebut.
"untuk menjadi Hades, aku juga mengalami malam yg melelahkan sepertimu. Bahkan aku tak hanya harus melayani para ketua majelis tinggi, namun juga para istri juga selir mereka" pikiran Hades melayang pada masa lalunya
"kenapa mereka melakukan itu? bukankah itu sesuatu yg tak manusiawi?"
"kenapa kau baru memikirkan itu sekarang setelah satu persatu kematian putra bulan dan juga perangkatnya hadir dihadapanmu?" Hades tersenyum sinis
"aku...aku..." Venus kehilangan kata2
Tawa ringan Hades berderai, membuat Venus tertunduk
"kau tahu...majelis tinggi bukan orang yg mudah mempercayai orang lain. karena itu, setiap kali mengangkat seseorang yg akan menjadi bagian dari mereka maka mereka membutuhkan pembuktian kesetiaan. Bila kita rela menyerahkan seluruh hidup kita demi mereka, maka mereka juga akan menyerahkan seluruh hidup mereka ditangan kita" urai Hades
"berapa lama ujian itu kau alami?" Venus mencari tahu
"kenapa kau ingin tahu? Apa kau mulai tertarik padaku?" Hades kembali mengembangkan senyum misterius miliknya
"ani...aniyo" Venus menggeleng
Tawa Hades kembali mengisi ruangan itu, bersama harum mawar yg menyengat
"itu berlangsung selama 5 tahun, aku menjadi budak mereka selama itu untuk mendapatkan posisi sebagai Hades" jawab Hades kemudian
Venus terkejut mendapati itu, dia memandang Hades yg masih nampak tenang
"setelah menjadi Hades, aku mulai memukau mereka dengan menyingkirkan satu persatu prajurit bulan yg tak diinginkan tanpa ketahuan pihak berwajib. Kemampuan ini membuat mereka tertarik menjadikanku salah satu manjelis tinggi, dan setelah mengadakan rapat aku diangkat menjadi salah satu ketua tanpa menghilangkan posisiku sebagai seorang Hades" Hades menutup kisahnya
"itu terdengar sulit" ucap Venus
"hanya orang2 yg mau melewati kesulitan yg akan naik kelevel selanjutnya. orang2 berpikiran pendek sepertimu tak akan bisa berdiri diposisi yg lebih tinggi dari sekarang. bahkan saat posisi Venus sudah kau dapatkan, kau harus mengakhiri hidupmu nantinya" urai Hades
Venus menunduk, gambaran kematian membuat tubuhnya bergetar kini
"tapi aku rasa itu tak jadi persoalan, setidaknya kau bisa menapaki tempat yg tak boleh didatangi oleh sembarangan orang. Prajurit bulan biasa tak boleh datang kemari sengaja atau tidak sengaja. Tapi karena kau Venus, maka kau diterima bagai seorang tamu istimewa ditempat ini" Hades kembali mengusap lengan Venus
"jadi...prajurit ditingkatan bawah tak boleh hadir ditempat ini"
"ne..,majayo" Hades mengangguk
"lalu...bagaimana nasibku seandainya aku memilih mundur?" Venus mulai curiga
"kau akan dikembalikan kepengasingan sebagai sosok tubuh yg tak bernyawa" bisik Hades ditelinga Venus
Venus mendorong pelan tubuh Hades, dan memandang namja itu penuh amarah
"jadi...apapun pilihanku saat itu, aku tetap akan mati" Venus menyimpulkan kata2 Hades
"karena itu aku mengingatkanmu sebelum memasuki ruang ketua, tapi sepertinya kau tak merasa kata2ku penting jadi memilih mengabaikannya" Hades kembali mengembangkan senyuman
"apa nyawa kami sebagai prajurit bulan tak berharga bagi kalian?" Venus nampak marah
"satu2nya yg berharga bagi kami adalah orang2 yg mampu memberikan pemikirannya untuk membangun kelompok bulan. Bagi mereka yg tak memiliki itu kami menganggapnya tak lebih dari hewan. Karena itu, kami tak mau membuang2 waktu kami dengan mengurus hewan2 yg berwujud manusia seperti itu" balas Hades ringan
"kalian menganggap kami hewan, lalu...kalian pikir kalian apa? kalian bahkan lebih jahat dari iblis" Venus semakin emosi
Hades tertawa keras menghadapi kata2 Venus, membuat amarah dihati yeoja itu semakin menjadi
"Venus...saat ini terima saja takdirmu, karena...tak ada jalan untuk keluar sekarang. kau....sudah benar2 terjebak dalam lingkaran permainan majelis tinggi" ucap Hades
Venus membuang pandangannya, ketakutan kini mendominasi hati yeoja itu. Hades yg melihat itu justru masih mengukir senyum diwajahnya. Sebelum kemudian nampak mendekati Venus, dan meraih jemari yeoja itu.
Venus nampak memandang Hades bingung saat namja itu sengaja mengoreskan kuku Venus dilehernya. Bahkan matanya membulat ketika melihat ujung kukunya dihiasi darah karena goresan yg sengaja dibuat cukup dalam.
"aku memerlukan tanda ini sebagai bukti sudah mendapatkan apa yg seharusnya kudapatkan darimu" jelas Hades tanpa diminta
Namja itu nampak beranjak dari ranjang, dan berjalan menuju pintu keluar
"kenapa kau menjelaskan semua ini padaku? Bukankah seharusnya segala hal yg ada di majelis tinggi adalah sebuah rahasia" ucap Venus sebelum Hades berlalu
"karena kau akan menghilang, jadi aku rasa tak akan jadi masalah bila kau mengetahui satu dua hal" balas Hades
Venus kembali membatu mengingat kematian yg akan menghampirinya, sementara Hades meninggalkan ruang temaram itu. airmata Venus kembali menetes, rasa takut membuat tubuh yeoja itu semakin bergetar.
🌕 TBC 🌕
Sorry for Typo
Thanks for Reading & Votement
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro