Sepuluh
Tema: "Ambil buku fiksi terdekat dari kalian, buka halaman 6, lalu buat cerita yang terinspirasi dari dua kata pertama pada halaman tersebut."
Nggak tau ini apaan
227 kata
1932
"Jadi, kau tidak tahu siapa pelakunya?"
Azzam mengangguk.
"Saat kejadian itu berlangsung, kau ada di sana bersamanya. Di lantai dua, cuma berdua. Tidak ada siapa-siapa di sana selain kau dan Arair, Azzam. Bagaimana kau bisa menjelaskan kalau pelakunya bukan dirimu sendiri?"
Azzam menggeleng.
"Adikmu—Arair—jatuh. Kau membunuhnya."
Azzam menggeleng.
"Lalu siapa?"
Azzam menunduk.
"Bicaralah!"
Azam mendongak.
"Bicaralah, kumohon."
Azzam bergeming.
"HAHAHA. AZZAM! Kau tidak mengerti! Arair jatuh karenamu—aku tidak mengerti kenapa kau tidak merasa bersalah. Akui saja bahwa kau yang mendorongnya!"
Azzam menggeleng.
"Azzam ... kumohon. Aku tidak ingin dipenjara karena ini. Ambilah posisiku, Azzam. Akui saja kalau kau yang mendorong Arair ... bebaskan aku. Kumohon ...."
Azzam bergeming.
"Maukah kau menolongku, Azzam?"
Azzam mengangguk.
***
Malam harinya, semua anak panti asuhan ditidurkan lebih cepat dari jam biasa. Kecuali Azzam dan Zaleen. Dua polisi datang satu jam kemudian. Setelah melalui penyelidikan yang memakan waktu satu jam tiga puluh menit lebih, Azzam—bocah sepuluh tahun pengidap tuna rungu—dinyatakan bersalah atas kematian adik angkatnya, Arair.
Sementara, Zaleen—gadis empat belas tahun—tidak bersalah sebab pertama, dia tidak melakukannya, dan kedua, ia melihat Azzam mendorong Arair di lantai dua panti asuhan hingga gadis malang itu jatuh menimpa ujung tiang lampu yang runcing.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro