Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

nijuu 二十 shio no umi matsuri

"KORARU, OHAYOU¹," sapa Mizuo.

Hari ini, lelaki itu sengaja datang pagi-pagi sekali agar bisa mengobrol dengan Koraru dan menceritakan soal ponsel barunya. Beruntung, kelas masih sepi. Tidak ada Karen, Hara, maupun Keiji yang akan mengganggu obrolan mereka.

Koraru yang semula menunduk dan tengah membaca buku, segera mendongak dan membalas sapaan Mizuo. "Ohayou, Mizuo-kun."

Senyum Mizuo merekah mendengar balasan Koraru. Ia duduk di bangkunya dengan badan serong kanan menghadap Koraru.

"Kau sedang belajar?" tanya Mizuo berbasa-basi sembari mendekatkan kepalanya ke meja Koraru, mencoba melihat apa yang tengah gadis itu baca.

"E-eh, iya."

Koraru tampaknya tersentak, lantas sedikit menyingkir. Mizuo menyadari hal itu, tetapi ia memilih untuk mengabaikannya. Mizuo membaca sampul buku itu. Biologi.

"Rajinnya."

"Ah, tidak kok. Aku hanya bosan," balas Koraru diiringi tawa kecil.

Mizuo sempat terlena dengan tawa manisnya. Ia lalu menatap netra kuning kejinggaan milik Koraru yang entah kenapa selalu membuatnya masuk ke dalam pesona gadis itu sampai tak sadar memperhatikannya terlalu lama.

Tidak, tidak boleh begini! Bagaimana kalau Koraru menganggapku aneh?

Mizuo menggeleng-geleng sembari menepuk kedua pipinya agak keras. Sementara itu, gadis di sebelahnya menatap Mizuo heran.

"Hng? Kau kenapa, Mizuo-kun?"

Mizuo mengibas-ibaskan tangan di depan wajah sembari tertawa masam. "Tidak, aku tidak kenapa-kenapa."

Terjadi keheningan sejenak. Baik Mizuo maupun Koraru, keduanya diliputi suasana canggung yang tidak biasanya mereka rasakan. Kemudian, Mizuo teringat tujuan awalnya datang pagi-pagi.

"Oh, ya, Koraru. Bolehkah aku bertukar ID LINE denganmu?" tanya Mizuo hati-hati. Sejujurnya ia takut Koraru adalah orang yang menjunjung tinggi privasi. Namun, jawaban ramah dari Koraru membuat senyum Mizuo merekah.

"Tentu saja," jawabnya senang. Sesaat kemudian, ia mengerjap bingung. "Eh, tetapi bukannya dulu kau bilang kau tidak punya ponsel?"

"Oh, itu. Dulu memang tidak punya, tetapi semalam Keiko-san baru membelikanku ponsel." Mizuo merogoh sesuatu di tasnya, kemudian mengeluarkan ponselnya diam-diam.

"Woah!" seru Koraru sembari menutup mulutnya dengan telapak tangan. "Itu, kan, model terbaru. Oh, ya. Keiko-san yang kau maksud, sepupumu yang pernah kau ceritakan itu?"

Mizuo mengangguk. Ia memang bercerita pada Koraru bahwa Keiko adalah sepupunya, bukan manusia yang menjadi gurunya.

"Ah, kalau begitu, ini." Mizuo menyerahkan ponselnya pada Koraru.

Mulanya gadis itu menerimanya dengan hati-hati, lalu mengetikkan sesuatu. Tak lama kemudian Koraru mengembalikan ponselnya. Mizuo bisa melihat kontak Koraru yang sudah ada di LINE-nya, menemani kontak Keiko. Foto profil Koraru adalah langit cerah berhias gumpalan awan putih.

"Sudah kutambahkan. Terima kasih, ya!"

Sekarang, hati Mizuo benar-benar tengah berbunga-bunga. Akhirnya ia bisa berkirim pesan dan mengobrol dengan gadis yang disukainya selain di sekolah!

Koraru terkekeh. "Terima kasih kembali. Oh, ya. Kalau kau mengirimiku pesan, aku tidak bisa membalasnya sekarang. Aku hampir tidak pernah membawa ponsel ke sekolah, soalnya."

"Ah, begitu. Tidak apa-apa, yang penting aku punya kontakmu," Mizuo ikut tertawa sekilas, "tetapi, jangan bilang pada yang lain kalau aku punya ponsel, ya. Terutama Karen dan gadis-gadis lain. Kalau Hara tidak apa-apa."

Koraru mengulum bibir. Rautnya terlihat tidak enak, tetapi dia tetap mengangguk. "Baiklah. Lagi pula aku memang tidak berniat memberi tahu orang lain. Aku tahu kau sengaja memprivasikan kontakmu."

"Teri—"

Ucapan Mizuo terputus begitu ekor matanya menangkap Uenoyama Karen baru saja memasuki kelas bersama Ono Mirai. Cepat-cepat ia memasukkan ponselnya ke dalam tas. Begitu melewati meja Mizuo, Karen tersenyum lebar dan menyapanya seperti biasa. Namun, karena pagi ini Mizuo tidak sedang ingin meladeni kedua gadis penggemarnya itu, Mizuo hanya tersenyum tipis tanpa menjawab sapaan selamat pagi mereka.

Mizuo sempat melirik raut Karen yang tampak kecewa, tetapi gadis itu kembali mengobrol dengan Mirai mengenai matsuri—kalau ia tidak salah dengar—yang diadakan malam ini.

Kening Mizuo mengerut. Ada satu kata lagi yang asing baginya. Sepertinya setelah pulang sekolah, ia harus bertanya lagi pada Keiko. Namun, kemudian ia teringat kalau ia sudah punya ponsel. Dengan segera ia merogoh kembali tasnya dan mengetik di dalam tas dengan posisi punggung serta kepala tegap agar tidak ada yang curiga.

Baiklah, ponsel pintar. Cari tahu apa itu matsuri!

Mizuo mengetik kata 'matsuri' di mesin pencarian. Lalu keluarlah kata-kata seperti festival, perayaan, dan acara meriah.

Ah, ternyata mirip upacara perayaan kedewasaan di Kerajaan Laut.

***

"Keiko-san, matsuri itu apa?" tanya Mizuo begitu sampai rumah.

Keiko yang tengah berkutat pada gadget bernama laptop menoleh.

"Bukankah kau bisa mencarinya di ponsel?"

"Aku tetap tidak paham. Matsuri itu seperti perayaan, tetapi matsuri di sini merayakan apa?"

"Matsuri malam ini untuk merayakan dan mengucapkan terima kasih kepada Dewa Laut. Kau tahu betul penduduk pulau ini percaya dengan adanya penguasa laut yang senantiasa menjaga pulau," jelas Amane sembari meletakkan secangkir ocha² untuk Mizuo.

Mizuo mengambil cangkir berisi ocha tersebut sembari mengerjap polos dan bertanya, "Oh, maksudnya perayaan untuk Ayahanda?"

Amane dan Keiko kompak bersitatap.

"Yah, mungkin ... aku hampir lupa kau itu duyung," ujar Keiko. Namun, Mizuo menggeleng keras.

"Sekarang sudah bukan. Aku manusia."

Keiko menggulir bola mata. "Baiklah, baiklah."

"Apa Mizuo-kun ingin pergi ke shio no umi matsuri?" tanya Amane.

Mizuo mengernyit. Sebelum ia sempat bertanya, Amane kembali menjelaskan, "Nama festival yang diadakan tiap malam ini adalah shio no umi matsuri, yang artinya festival laut pasang. Sebenarnya festival ini tidak jauh berbeda dengan festival musim panas."

Mizuo tersenyum masam mendengar penjelasan Amane. "Ano, Baa-san. Aku bahkan tidak tahu festival musim panas itu bagaimana."

"Oh, astaga! Maafkan kepikunan nenek tua ini," ujar Amane, lalu terbahak.

Mizuo mengulas senyum kecil. "Tidak apa-apa, Baa-san. Apa Baa-san akan pergi ke matsuri itu?"

Amane menggeleng. "Tidak, Sayang. Baa-san terlalu tua untuk pergi ke acara ramai seperti itu."

Jawaban Amane benar-benar membuat Mizuo kecewa. Lelaki itu kemudian menoleh pada Keiko. "Kalau Keiko-san?"

"Aku ingin, tetapi aku sibuk. Jadi tidak bisa."

Lagi-lagi Mizuo mendesah.

"Kau ajak saja Koraru, Kokaru, Kakoru—atau siapalah itu. Simpel, kan? Lagi pula kau jadi bisa dekat dengannya."

Mizuo termenung. Benar juga. Jalan-jalan ke festival berdua dengan Koraru ... tanpa sadar senyum di wajah Mizuo merekah hingga matanya berbinar cerah.

"Ide bagus! Terima kasih, Keiko-san!"

Mizuo cepat-cepat mengambil ponselnya, lalu mengirim pesan pada Koraru.

Mizuo
Koraru, malam ini ada matsuri. Mau pergi denganku?

Mizuo mengetik pesan itu dengan tangan gemetar. Sebenarnya ia belum terbiasa mengetik dan mengoperasikan ponsel, bahkan mungkin ia akan lebih lama belajar jika Keiko tidak mengajarinya. Namun, gadis kuliahan yang mengajarinya itu justru terheran dengan kemampuan Mizuo yang amat cepat dalam belajar, tidak hanya di pelajaran sekolah. Mulai dari belajar berjalan, mengenal budaya Jepang, hingga mengoperasikan alat-alat, semuanya langsung dikuasai Mizuo dalam sekali-dua kali mencoba.

Tak lama kemudian, muncul notifikasi LINE. Saking semangatnya, Mizuo sampai terkesiap dan membalas pesan dengan cepat hingga Keiko dan Amane yang melihatnya tertawa.

Koraru
Ah, shio no umi matsuri, ya?
Boleh saja. Ingin berangkat jam berapa?

Yes!

Mizuo benar-benar tidak bisa menyembunyikan raut gembiranya. Dia mau! Dia mau!

Mizuo kemudian melirik jam dinding yang terpajang di ruang tamu.

Mizuo
Pukul setengah delapan, bisa?

Koraru
Bisa.

Seakan teringat sesuatu, Mizuo menoleh ke Amane. "Obaa-san, festivalnya diadakan di mana?"

"Tepi pantai di bagian barat pulau, tepatnya Kuil Kaiyou sebagai gerbang utama."

"Terima kasih."

Mizuo kembali mengalihkan atensinya pada kolom chat dirinya dengan Koraru.

Mizuo
Aku akan menunggumu di Kuil Kaiyou. Bagaimana?

Koraru
Baiklah. Sampai jumpa nanti.

Senyum di wajah Mizuo tak lekas hilang. Pergi berdua dengan Koraru ... bukankah ini seperti kencan?

🧜🧜🧜

¹ohayou: selamat pagi
²ocha: teh Jepang

Ciee ada yang mau kencan nih, ehem~

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro