Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

juuyon 十四 lomba lari

"SACHIHARA, KAU saja yang ikut cabang lomba lari putri 200 meter, ya?"

Mulanya Koraru heran mengapa Kamishita Yosuke tiba-tiba menghampiri mejanya. Sebelumnya mereka hampir tidak pernah mengobrol jika bukan karena urusan penting. Namun, rasa penasaran Koraru seketika terjawab begitu sang ketua kelas ternyata memintanya mengikuti kompetisi olahraga.

Sebenarnya Koraru ingin menolak, tetapi Hara dan Mizuo yang ada di sebelahnya seketika menatap Koraru antusias. Hara berkoar-koar agar Koraru menerima permintaan itu, sementara Mizuo hanya berkata sesuatu yang entah kenapa membuat Koraru tersipu.

"Kalau Sachihara yang mengikuti lomba lari pasti keren! Aku ingin melihatnya!"

"Ayolah, Koraru! Lagi pula larimu cepat juga, kan?"

"Bukan begitu ... tetapi kenapa harus aku?" protes Koraru pada Yosuke.

"Habisnya, hampir semua siswi di kelas ini sudah mendaftar cabang lomba. Ada tiga yang belum mendaftar, sih, tetapi aku dengar dari Hara, staminamu cukup bagus. Jadinya aku memilihmu, bagaimana?"

Koraru yang mendengar ada nama Hara seketika mendelik ganas. "Ternyata kau sengaja, ya?!"

Hara malah menampilkan cengiran terbaiknya. "Daripada kau tidak ikut apa pun."

Mizuo mengangguk menyetujui.  "Kau ikut saja. Aku pasti akan menonton pertandinganmu," ujarnya disertai senyum manis.

Koraru menutup wajahnya dengan kedua telapak tangan. Katagaki-kun bodoh, bukan begitu. Kalau kau menonton, aku malah jadi tambah malu!

Namun, ia tak berani menyatakannya langsung. Koraru mendengar suara cekikikan dari sebelahnya. Siapa lagi kalau bukan Hara?

"Mizuo-kun! Apa kau juga akan menonton pertandinganku?" Tiba-tiba saja, Uenoyama Karen menimpali dari belakang. Kepalanya menyembul di celah di antara Mizuo dan Koraru.

"He? Memangnya kau ikut lomba apa?" tanya Hara.

"Lari 100 meter." Dua jari Karen membentuk peace.

"Ah, baiklah. Aku akan menontonnya kalau sempat." Mizuo tampaknya berat hati untuk menjawabnya.

Meski jawaban Mizuo terdengar mengecewakan—bagi Koraru—tetapi Karen agaknya tetap merasa senang. Gadis itu kembali ke tempat duduknya sembari menjerit kepada temannya, Mirai.

"Ehem." Yosuke berdeham, sepertinya merasa diabaikan. Hal itu membuat ketiganya salah tingkah.

"Eh, anu, maaf."

"Jadi, bagaimana jawabanmu, Sachihara?"

Koraru menimang sejenak. "Apa aku boleh memberi jawabannya besok?"

"Hm, yah baiklah, tidak masalah."

"Terima kasih, Kamishita-kun."

"Tetapi, besok kau benar-benar harus memberikan jawaban. Ini sudah dua hari sejak pendaftaran kompetisi dibuka. Besok hari terakhir. Jangan lupa, oke?"

Koraru mengangguk. "Baik."

Setelahnya, Yosuke meninggalkan mereka.

Hara bersedekap, menatap Koraru kecewa. "Kau ini, kenapa pakai acara pikir-pikir dulu, sih?"

Koraru menggulir bola mata. "Kau tahu sendiri aku tidak suka olahraga."

"Jangan jadi siswi membosankan, Koraru. Lakukan hal lain selain belajar. Lagi pula Katagaki-kun mendukungmu, tuh."

Mizuo langsung mengangguk semangat, kemudian ia bergeming sejenak. "Oh, ya, nanti jadi pulang bersama?"

Oh, Koraru hampir lupa ia punya jadwal pulang bersama dengan Mizuo. Ini akan jadi ketiga kalinya mereka pulang bersama.

"Jadi."

Hara mengernyit. "Apa ini? Kalian sudah jadi lebih dekat rupanya?"

Perempatan siku-siku muncul di kepala Koraru. Tangannya gemas ingin menjitak Hara.

***

"Aku berharap kau bisa mengikuti kompetisi itu, Sachihara."

Mizuo tiba-tiba saja membahas hal itu saat mereka dalam perjalanan pulang.

"Kenapa?"

"Permintaan teman." Mizuo memamerkan cengiran yang entah kenapa mirip Hara.

"Tetapi aku tidak jago dalam berlari. Aku tidak akan bisa memenangkan perlombaan itu. Aku hanya ...."

"Bukan soal menang atau kalah, Sachihara, tetapi bukannya melakukan sesuatu yang belum pernah kaulakukan adalah bagian dari belajar? Bukankah kau suka belajar? Lagi pula mengikuti kompetisi olahraga bisa menambah pengalamanmu, lho."

Koraru terdiam. Kata-kata Mizuo sebenarnya menyentil hatinya.

"Apa kau benar-benar akan melihatku bertanding nantinya?"

"Tentu saja. Aku akan mendukungmu sepenuh hati dan meneriakkan namamu di barisan penonton paling depan," ujar Mizuo, lalu terkekeh.

Koraru menoleh dan menatap wajah lelaki berambut baby blue itu dari samping. "Kalau begitu aku akan ikut."

Mizuo menghentikan langkah. Iris biru lautnya menatap Koraru tak percaya. "Kau serius?"

Koraru mengangguk, lalu melanjutkan langkah. "Tetapi kau tidak perlu melakukan itu," ungkapnya. Pipi Koraru terasa memanas. Namun, Mizuo malah mengerjap tidak mengerti.

"Melakukan apa?"

"Meneriakkan namaku di barisan penonton ... tidak perlu sampai seperti itu."

Mizuo tertawa lagi. "Baiklah, kalau begitu aku akan mendukungmu saja."

"Aku juga akan mendukungmu." Koraru menyunggingkan senyum sembari mengepalkan tangan ke atas. "Ganbare watashitachi¹!"

"Yosh, ganbare!" Mizuo ikut mengepalkan tangan, lalu keduanya tertawa bersama.

"Oh, Amai!" Koraru mengalihkan atensi pada seekor anjing yang berlari ke arahnya. Namun, lagi-lagi Mizuo bersembunyi. Kali ini di belakang tubuh Koraru yang agak membungkuk untuk mengelus-elus kepala Amai.

"Kau masih takut anjing, ya?"

"Aku trauma," jawab Mizuo singkat.

"Kalau begitu kau akan pulang sekarang?"

"Sepertinya."

"Kalau begitu, terima kasih sudah mengajakku pulang bersama."

Mizuo mengangguk. "Ya, jaa ne."

"Jaa ne." Koraru membalas lambaian tangan Mizuo. Ia menunggu Mizuo hingga tak terlihat punggungnya sebelum masuk ke rumah bersama Amai. Kebetulan ibu Koraru sedang menyiapkan makanan di meja makan.

"Kaa-san², aku akan mengikuti kompetisi olahraga dua minggu lagi. Apakah Kaa-san bisa datang untuk menonton Koraru?" tanya Koraru sembari meletakkan tas di sebelah bangkunya di meja makan.

Sesuai dugaannya, ibu Koraru menatapnya tak percaya. "Maji de³?

"Maji. Cabang olahraga lari putri 200 meter."

"Ah, lari memang cocok denganmu. Tentu saja Kaa-san akan menonton. Kabari juga papa dan kakakmu."

Koraru mengangguk. Ia hampir melupakannya. Dengan segera ia mengambil ponsel dan mengirim pesan pada Carol.

***

Gadis dengan tinggi 163 senti yang mengenakan terusan putih selutut tanpa lengan bermotif mawar itu memandang pantai di hadapannya sembari berkacak pinggang. Rambut cokelat gelapnya yang digelung di belakang kepala dibiarkan tertutup topi lebar berwarna merah muda. Sementara kaki telanjangnya menapak pasir putih yang halus.

"Aah! Sudah lama tidak ke pantai!" serunya senang, lalu meloncat-loncat kegirangan.

Seorang pria yang terlihat berumur hampir setengah abad menghampiri gadis itu dari belakang dan menepuk sebelah bahunya. "Kau senang, Dear?"

Sang gadis mengangguk antusias. "Senang sekali, Pa—eh."

Ucapannya terputus begitu ponselnya berbunyi. Ia mengambil ponsel pintar dari saku baju terusan dan mendapati pesan dari seseorang yang disayanginya.

Koraru
Carol, dua minggu lagi sekolahku akan mengadakan kompetisi olahraga. Apa kau dan Papa bisa datang untuk melihatku?

Carol
Benarkah? Tidak biasanya kau ikut perlombaan olahraga.

Koraru
Iya, aku hanya ingin mencobanya.

Carol
Cabang olahraga apa yang akan kauikuti?

Koraru
Lari 200 meter.

"Ada apa, Sayang?"

Carol yang perhatiannya teralihkan sejenak oleh saudarinya sampai lupa jika sang papa sedang berbicara. Ia menoleh pada sang papa di sebelahnya.

"Pa, bisakah tanggal 11 kita kembali ke Okinawa?" tanya Carol dengan mata berbinar.

"Ada apa memangnya?"

"Tanggal 12 sekolahnya Coral akan mengadakan kompetisi olahraga. Coral ingin kita melihatnya."

Papa menaikkan alis. "Oh, benarkah? Tidak biasanya anak itu ikut semacam kompetisi olahraga. Biasanya kerjanya hanya belajar dan belajar."

"Entahlah, Pa. Pasti ada sesuatu yang membuatnya begitu." Carol kembali melirik layar ponselnya yang berisi chat-nya dengan Koraru. "Jadi, bagaimana, Pa?"

"Baiklah, kita akan kembali ke Jepang tanggal sebelas nanti."

Pupil Carol seketika membulat, lantas ia mendekap tubuh sang papa. "Thanks a lot, Pa. You're the best!"

Papa terbahak sembari balas memeluk putrinya. "Your welcome, Dear."

Carol melepas dekapan, kemudian segera membalas pesan dari Koraru.

Carol
Baiklah, aku dan Papa akan kembali ke Okinawa sehari sebelum perlombaanmu.

🧜🧜🧜

¹ganbare watashitachi: semangat kita
²kaa-san: singkatan Okaa-san yang artinya ibu
³maji de: serius/benarkah

Selamat membaca 🌊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro