Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

juuichi 十一 hanya teman?

"KO-RA-RU!"

Koraru tersentak tatkala ada seseorang yang menepuk bahunya dari belakang. Dengan wajah tidak berdosa, Hara muncul setelah membuatnya kaget saat mereka tengah berjalan kaki menuju sekolah.

"Kau mengangetkanku!" gerutu Koraru sembari merapikan gelungan rambutnya yang kendor akibat tepukan dari Hara.

"Hehe, gomenne." Hara memamerkan cengiran lebar. Gadis berambut merah kecokelatan dengan potongan bob itu menyamai langkahnya dengan Koraru.

Hara menyentuh-nyentuh bahu Koraru dengan jari telunjuknya disertai senyum menggoda. "Oh, ya, dua hari lalu kau pulang bersama Katagaki-kun, ya?"

Koraru menoleh pada teman sejawatnya itu. "Dari mana kau tahu?"

"Uenoyama Karen. Gadis merepotkan itu katanya melihatmu dan Katagaki-kun pulang bersama saat di persimpangan rumah Kochou-sensei."

"Kenapa orang itu memberi tahumu?"

"Entahlah, aku tidak sengaja mencuri dengar gerutuannya saat dia curhat bersama Mirai tadi," ujar Hara sembari mengangkat bahu takacuh.

Koraru tetap memandang lurus ke depan dan menjawab tanpa mengangguk, "Iya, benar. Dia mengajakku pulang bersama."

"Jadi, kalian sudah selangkah lebih dekat, nih?"

Alis Koraru bertaut kesal. "Hah? Maksudmu apa?" tanyanya takmengerti.

Hara mencebikkan bibir dan bersedekap. "Ah, tidak asyik. Kau lebih peka sedikit, dong. Aku jadi kasihan dengan Katagaki-kun, kan."

"Buat apa kau kasihan padanya?"

Tanpa sadar Koraru mengucapkan kata-kata tak berperasaan itu. Setelah menyadarinya, ia terdiam cukup lama hingga sampai harus disadarkan oleh Hara yang melambai-lambaikan telapak tangannya di depan wajah Koraru.

"Hoi! Ko-ra-ru! Sadar, hei!" seru Hara. "Lagi melamunkan apa, sih? Katagaki-kun, ya?"

Perempatan siku-siku seakan muncul di kepala Koraru. "Yang ada di pikiranmu hanya Katagaki-kun terus! Jangan-jangan justru kau yang menyukainya?!"

Lantas Koraru mendorong bahu Hara pelan dan berjalan mendahuluinya dengan langkah mengentak, sedangkan gadis bertumbuh tinggi dan agak berisi itu terkekeh sebelum berlari menyusul Koraru.

***

Entah perasaan Koraru saja atau Uenoyama Karen yang duduk di barat daya menatapnya sinis? Gadis berambut ungu terang dikucir twintail itu seperti membicarakannya dari belakang. Karena merasa tak enak, akhirnya Koraru memutuskan berbalik dan balas menatap Karen.

"Ada yang salah denganku?" tanya Koraru seraya menaikkan sebelah alisnya.

Karen dengan raut taksuka menggeleng dan mengangkat bahu takacuh. Respons Karen tersebut cukup membuat Koraru sedikit emosi. Koraru tahu gadis itu hanya berani membicarakannya di belakang saja.

"Aku tahu kau dari tadi terus menatap dan membicarakanku, Karen."

Mulanya Karen tak menggubris, tetapi gadis yang menggantungkan ponsel pintarnya di rok itu tiba-tiba bangkit berdiri dan menepuk meja dengan keras hingga seisi kelas tersentak.

"Iya! Aku membicarakanmu! Aku iri denganmu, Koraru! Kau selalu mendapatkan perhatian Mizuo-kun! Dia terus-menerus menatapmu, menolongmu saat tenggelam, belajar bersama, dan pulang bersama! Kenapa dia hanya menotis dirimu, sedangkan dia seperti bersikap dingin padaku?!" Tanpa malu dan dengan nada tinggi, sorot mata Karen terarah tajam pada Koraru. Di dalam tatapannya itu, tersirat kesedihan dan rasa sakit yang bisa Koraru rasakan.

Sebenarnya, inilah alasan utama mengapa Koraru tidak bisa mengakui perasaannya sendiri. Ia tahu temannya, Karen, amat menyukai Mizuo sepenuh hati, tidak hanya sekadar mengagumi seperti gadis lain.

Koraru menatap Karen intens. "Kalau begitu, cobalah untuk mencuri hatinya, Karen. Masih belum terlambat bagimu untuk menggapainya. Tembaklah dia."

Karen mengerjap beberapa kali. "Tunggu, kau ... menantangku?"

"Astaga." Koraru menutupi sebagian wajah bagian atasnya dengan telapak tangan. "Bukan begitu. Aku hanya memberimu saran. Lagi pula aku sama sekali tidak tertarik pada Katagaki-kun. Jadi silakan kalau kau mau mengambil hatinya."

Perkataan Koraru membuat Karen tercengang hingga mulutnya menganga.

"Tetapi, kenapa? Bukankah Mizuo-kun terlihat menyukaimu? Kupikir ... kupikir kau juga menyukainya."

Koraru menggeleng tegas. "Tidak, kami hanya teman."

Hanya teman?

Ia dibuat bingung sendiri oleh kata-katanya. Benarkah Koraru ingin menganggapnya hanya teman? Lagi pula, sejak kapan mereka berteman? Koraru sendiri tidak ingat. Tahu-tahu, mereka sudah dekat.

Karen yang emosinya sepertinya sudah lebih stabil kembali duduk di bangkunya. "Terima kasih dan ... maafkan aku karena salah paham, Koraru."

"Ya," balas Koraru. Sebelum berbalik, ia berkata setengah berbisik pada Karen, "padahal kau tidak perlu membuat keributan di kelas."

Yah, itu jauh lebih baik daripada Karen membuat keributan di lapangan atau tempat ramai. Akan tetapi, di kelas juga cukup memalukan. Beruntung belum banyak murid yang datang dan orang yang dibicarakan belum datang ke kelas. Itu pun kalau tidak ada yang membocorkan kejadian barusan pada Mizuo. Lalu Koraru seketika teringat teman di sebelahnya yang hanya menonton sembari memangku wajah.

"Hm? Nande¹?" Hara mengerjap bingung.

"Kau tidak akan berbicara yang tidak-tidak pada Katagaki-kun, kan?" tanya Koraru hati-hati.

Hara memamerkan cengirannya, sementara dua jarinya membentuk peace. "Tidak janji," ucapnya dengan nada yang menurut Koraru menyebalkan. "Tetapi bagaimana jika Katagaki-kun tahu obrolan barusan dari anak lain? Dia pasti akan terluka."

"Terluka bagaimana? Dia, kan, memang cuma teman sebangku saja."

Hara mendekatkan kepalanya ke telinga Koraru. "Kau memang menganggapnya hanya teman, tetapi Katagaki-kun belum tentu menganggapmu begitu juga, kan?"

Sesaat setelah Hara berkata demikian, kelas mendadak hening. Keduanya yang heran mengalihkan pandangan mereka ke pintu. Ternyata Katagaki Mizuo baru saja memasuki kelas dengan santai seperti biasa sambil menenteng tasnya di bahu kanan. Bahkan sampai lelaki itu sampai di bangkunya, kelas masih hening. Suasana begitu canggung. Tak sedikit yang menatap ke arah Karen dan Koraru yang baru saja membuat keributan dan membicarakan Mizuo.

Mizuo yang sepertinya menyadari suasana kelas yang tak enak bertanya sembari celingak-celinguk, "Ada apa? Kenapa suasananya hening dan aneh begini?"

Seisi kelas spontan menggeleng dan saling tatap, memandang takut-takut pada Karen dan Koraru yang justru terlihat biasa saja. Gadis berambut cokelat gelap itu bahkan kini tengah sibuk membolak-balik halaman buku untuk belajar. Sementara Hara yang sepertinya lelah dengan tingkah Koraru menepuk kening.

"Tadi Uenoyama dan Sa—"

"Tidak ada apa-apa, Katagaki-kun. Mungkin hanya perasaanmu saja," sela Hara cepat-cepat sembari menatap sang pelaku nyalang sebelum Arata mengatakan yang tidak-tidak.

Arata yang ditatap demikian mengerucutkan bibir dan kembali menghadap depan.

"Yo, minna! Ohayou²!"

Beberapa menit setelah kejadian tak mengenakkan tadi dan suasana kelas sudah stabil, sebuah sapaan mengagetkan seisi kelas 2-A, termasuk Koraru, yang sontak menoleh ke pintu.

Seorang lelaki yang mengenakan seragam acak-acakan—kemeja dikeluarkan dan tidak dikancingi, tidak memakai dasi, serta memakai dalaman kaus hitam—berjalan memasuki kelas, hingga sampai di depan meja Mizuo.

Arata dan beberapa anak lainnya spontan berdiri dan memekik, "Aoki Keiji?!"

Sementara itu, lelaki bernama Aoki Keiji membalas keterkejutan mereka dengan lambaian tangan. "Yo."

Koraru menatap lelaki berambut navy itu terheran. Setelah hampir satu semester, akhirnya bangku di depan Mizuo akan terisi lagi. Namun, Keiji tak kunjung duduk dan malah memandang murid di belakang mejanya dengan tatapan yang sulit dimengerti.

Mizuo mendongak, bersitatap dengan iris senada dengan matanya milik Keiji.

Setelah keheningan beberapa saat, Keiji mendengkus dan menyeringai. "Wah, sepertinya ada anak baru, nih?"

🧜🧜🧜

¹nande: ada apa?
²ohayou: selamat pagi

Selamat membaca semua 🌊

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro