Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

06. O2SN

Hari Jumat, pukul setengah tiga sore, 16 anak yang tergabung dalam tim basket SMP Saka bersiap di lapangan dengan otot-otot tubuh yang telah memanas. Mereka baru selesai melakukan pemanasan dan sekarang sedang menunggu pelatih mereka, Abraham. Lelaki yang ada di halaman parkir kiri itu terlihat sedang berbincang dengan Eri, pembina tim paskibra.

Setelah menunggu sedikit lama, Abraham pun mendekat. Dia meminta semua anak untuk berkumpul di bawah ring basket. Perbincangan mengenai liburan akhir tahun 2022 pun mengalir sebelum Abraham membicarakan topik utama mereka; basket. Tentu dengan ucapan selamat atas keberhasilan tim basket Saka dalam menempati urutan kedua pada kejuaraan kota sebagai pembuka.

Raut muka serius terpasang hampir di semua anak. Alis mereka bertemu, seakan tidak ingin melewatkan penjelasan mengenai turnamen basket yang akan mereka ikuti di semester ini.

O2SN bola basket tingkat kota. Menurut perkiraan, akan dilaksanakan pada pertengahan bulan April. Kompetisi tersebut merupakan ajang bergengsi yang akan mempertemukan 15 tim terbaik di kota. Jika lolos pada tingkat pertama, mereka akan menjadi perwakilan kota dan diberi kesempatan bertanding di tingkat yang lebih tinggi; provinsi.

"Pertandingannya memang masih lama, sekitar tiga bulan lagi, tapi nggak ada salahnya kalau kita mulai mempersiapkan. Saya mencoba membaca situasi melalui hubungan sebab akibat yang kita dapat dari kemenangan kalian pada kejuaraan kota tahun 2022 lalu, di perlombaan selanjutnya, kalian pasti akan menjadi incaran karena menarik perhatian tim basket lain. Sekalipun kalah di babak final, kita tetap akan dianggap sebagai lawan berat. Danta, saya dengar mereka sudah aktif latihan sejak minggu pertama masuk sekolah. Empat kali seminggu. Dua kali lipat dari kita. Mereka totalitas di turnamen kali ini. Saya harap kalian sama, terlebih lagi anak perempuan," jelas Abraham.

Abraham menjeda perkataannya. Dia memindai setiap wajah dari anggota tim basket perempuan yang juga sama seriusnya dengan dirinya.

"Sudah lihat tim basket perempuan Danta? Mereka punya postur tubuh besar. Lebih tahan benturan dan pastinya punya tenaga yang lebih besar dari kalian. Kalau kalian nggak bisa mengimbangi mereka, sudah pasti akan tumbang di lapangan. Vanda, misalnya. Dia disenggol sedikit sudah ambruk. Jadi, sama seperti kompetisi sebelumnya, tiga bulan sebelum O2SN dilaksanakan, kalian akan kembali menjalani latihan fisik," ungkap pelatih muda itu.

Belum membiarkan mereka memberi tanggapan, Abraham mengambil napas sebentar lalu menambahkan, "Lari enam kilometer satu kali seminggu. Rute seperti biasa, dengan waktu 40 menit untuk anak perempuan dan 35 menit untuk anak laki-laki. Nggak hanya itu. Ingat! Kalian juga harus melakukan dua sampai tiga kali pengulangan sepuluh item sebelum memulai latihan di setiap pertemuan sebagai sarapan. Ini nggak hanya berlaku untuk anak perempuan, tapi juga anak laki-laki. Latihan kali ini akan lebih berat dari sebelumnya. Teknik kalian banyak yang harus diperbaiki, entah itu anak Leonarda atau bukan, sama saja. Perubahan, perkembangan diri, serta masa depan, semuanya ada di tangan kalian. Sekarang berusahalah sama keras atau lebih keras daripada tim-tim lain. Jangan sekali pun menggampangkan lawan. Ingat, kemenangan yang kalian raih bisa hilang karena sombong yang sengaja dipelihara. Mengerti?"

"Siap. Mengerti, Mas," balas mereka serempak.

Lalu hening datang di tengah embusan angin siang. Haura terdiam. Pikirannya dipenuhi oleh beberapa hal yang ia dengar dari pembina ataupun pelatih tim basket Saka. Mulai dari dirinya yang masuk dalam jajaran angkatan tertinggi sampai pelaksanaan turnamen mereka selanjutnya yang masih menghitung bulan. Haura menunduk. Pundaknya berat seakan dijatuhi beban yang tidak ia ketahui seberapa besar.

Setelah mendengar pengakuan dari Alika mengenai keluarnya ia dari tim pagi tadi, sebetulnya Haura belum siap jika harus menghadapi hal-hal yang seperti ini. Tuntutan yang Haura tahu sudah semestinya ia penuhi.

Menjadi salah satu dari keenam anak di angkatan tertinggi membuat Haura menjadi mempertanyakan kebolehannya sendiri. Mampukah Haura memenuhi tanggung jawab yang telah diberikan Abu padanya? Sebab, jika dibandingkan dengan anak perempuan lain di angkatannya, kemampuannya tidak seberapa. Haura kalah dalam hal apa pun. Pada lima pertandingan sebelumnya, mereka sudah memberikan kontribusi berarti melalui poin yang didapat dari tembakan under ring ataupun free throw. Belum lagi Luna, anak yang sekarang ini telah mendapatkan mandat sebagai kapten tim basket perempuan. Sekalipun tidak seperti Amanda yang sudah bermain basket sejak SD dan bergabung dengan klub basket ternama di kota, Leonarda, tahun pertama mereka di SMP, Luna sudah menjadi pemain inti, dengan Amanda sebagai partner bermain.

Sedangkan Haura, performa bermainnya tidak bisa dikatakan sebaik mereka. Alika yang memutuskan untuk keluar dari tim justru jauh lebih baik. Mungkin karena alasan itu ia lebih sering duduk di kursi cadangan. Sesekali menjadi pendukung yang bersorak dan bertepuk tangan ketika tim mereka berhasil mencetak poin bersama supporter yang sebetulnya juga diisi oleh anggota tim basket Saka sendiri; anak laki-laki. Partisipasi Haura dalam pertandingan bisa dihitung jari. Durasinya selalu tidak lebih dari sepuluh menit. Bahkan, dulu dia pernah bermain hanya selama tiga menit dari jumlah keseluruhan durasi pertandingan; 40 menit, di empat babak pertandingan.

Sambil mengangkat pandangan, Haura mengembuskan napas panjang. Lelaki pemilik tinggi 184 sentimeter yang berdiri di depan sana tersenyum kemudian menaikkan satu alis.

"Sampai di sini paham? Ada yang ingin kalian tanyakan?" tanya Abraham.

Pasang mata beradu pandang. Masing-masing pemiliknya barangkali sedang menunggu pertanyaan dari satu sama lain. Hening sesaat. Sebuah tangan tiba-tiba terangkat dan membuat pandangan semua anak tertuju pada seseorang yang berdiri di samping Haura.

"Iya, Bata? Apa?" tunjuk Abraham pada kapten tim basket laki-laki itu.

Bata menurunkan tangannya lalu menjawab, "Larinya dilakukan setiap pulang sekolah atau sebelum latihan?"

"Setiap pulang sekolah. Saya nggak mau jam latihan kita sampai terpotong. Kalau caranya begitu, buang waktu namanya. Karena pada jam-jam tersebut, saya berhalangan datang ke sekolah, nanti kalian menentukan sendiri kapan sekiranya ada waktu untuk berkumpul dan lari bersama-sama, ya? Dengan catatan, harus di luar jadwal latihan harian dan hari Minggu pagi karena saya sudah menjadwalkan latihan tambahan di hari tersebut mulai minggu depan. Sampai di sini apa pertanyaan kamu sudah terjawab?" Abraham mengakhiri penjelasannya dengan pertanyaan yang kemudian dibalas anggukan oleh Bata.

"Kalau hukuman? Apa tetap sama seperti latihan sebelumnya?" Bata bertanya lagi.

"Iya, tetap sama," balas Abraham diikuti anggukan. "Telat satu menit ditambah satu putaran lapangan. Bulan depan baru ditambah, dua putaran lapangan."

***

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro