3. walking around
Pagi-paginya, Yeonhae bangun lebih awal dari pada semuanya. Tentu saja para pelayan merupakan terkecuali.
"Nona sudah bangun?"kata sang bibi yang ternyata merupakan kepala bagian pelayan.
"Ah.. Pagi Bibi Jung. Ya aku sudah bangun."Yeonhae tersenyum akrab kepadanya.
Kemarin malam, sang bibi sempat diajak mengobrol dengan Yeonhae. Yeonhae merasa ia merupakan sosok pelayan yang baik dan ramah.
"Apa Nona ingin sesuatu?"tanyanya dengan sikap ramahnya.
Yeonhae tersenyum, "Aku hanya ingin air putih. Itu kebiasaanku setiap habis bangun. Minum air putih."
Sang bibi mengangguk-angguk, "Di dapur terdapat banyak sekali dispenser, bagaimana kalau dispensernya ditaruh satu di kamar Nona?"
Yeonhae membulatkan mata, "Ah tidak perlu, bibi.."
"Nyonya Besar juga sudah titip pesan kepadaku. Kalau Nona mau, tidak apa-apa."
Yeonhae tetap membantah, dan pada akhirnya, bibi hanya bisa menuruti perkataan Yeonhae.
"Bi, apakah di sini ada taman?"tanya Yeonhae ketika minuman di gelasnya telah habis.
Bibi Jung mengangguk, "Ada, Nona. Taman ada di bagian luar rumah. Taman di sini mengelilingi rumah. Jadi kalau Nona keluar saja, sebenarnya itu sudah taman."
Yeonhae mengangguk-angguk, "Rumah ini sangat besar ya bi.."ia masih takjub dengan rumah yang mirip dengan istana tersebut.
"Benar, Nona."
Yeonhae tersenyum. "Baiklah kalau begitu. Aku mau ke taman dulu ya bi."
Yeonhae berbalik badan dan tubuhnya langsung bertabrakan dengan tubuh di depannya. Yeonhae jatuh terduduk. Ia meringis karena kaget.
Ia melihat ke atas dan mendapatkan Baekhyun tengah menatapnya bingung. Baekhyun dengan ragu-ragu menjulurkan tangannya untuk membantunya.
Yeonhae menerimanya dan ia segera berdiri.
"Mian."keduanya berkata bersamaan.
Bibi yang melihat kejadian itu hanya tersenyum. "Saya permisi Nona, Tuan."sebelum membungkukan badan dan meninggalkan dapur.
"S-Selamat pagi."kata Yeonhae dengan terbata.
Baekhyun berjalan melewatinya dan mengambil minum, "Pagi."
Yeonhae sedikit bingung dengan sikap tak acuhnya. Kemarin ia cukup ramah. Ya, hanya cukup sih. Tidak lebih. Tetapi setidaknya lebih baik daripada sikapnya yang sekarang.
"O-Oppa apa ingin dibuatkan s-sarapan?"Yeonhae bertanya untuk menghapus rasa gugupnya ketika melihat Baekhyun meneguk air putihnya dengan sekali teguk.
Baekhyun mengangkat alisnya, "Sarapan akan dibuatkan oleh pelayan. Kau tak perlu memasak."
Yeonhae mengerutkan kening, "A-Apa setiap hari dibuatkan oleh pelayan?"
Baekhyun tersenyum kecil, "Tentu saja."
Yeonhae mengangguk-angguk. Sekali lagi mengingatkan dirinya bahwa ini adalah rumah seorang direktur terkenal. Bukan rumahnya yang sederhana namun nyaman.
"Kau sudah lapar?"Baekhyun tiba-tiba bertanya padanya.
"Belum."Yeonhae tersenyum kecil. "Oh ya.. Uhm.. Aku ingin keliling rumah-"
"Oh kau ingin keliling? Ayo kuantar keliling."Baekhyun tersenyun lagi kepadanya.
Dan sontak saja jantung Yeonhae berdegup tak seperti biasanya. Yeonhae menggeleng-geleng, mungkin efek baru bangun?
Mereka keluar dari dapur bersama. Dan jalan melewati lorong yang menurut Yeonhae begitu panjang.
"Rumah ini tidak begitu besar. Tapi jalannya kadang memusingkan."Baekhyun berkata.
Yeonhae nyaris saja membuka mulutnya lebar-lebar. Rumah ini tidak begitu besar, katanya?!
"Setahu aku, rumah ini terbagi atas 3 bagian dan 3 lantai. Sayap kiri merupakan ruang kerja eomma, ruang baca, perpustakaan, ruang spa, ruang teater kecil, dan segala ruangan yang membutuhkan kesunyian. Biasanya di sayap kiri tidak ada pelayan karena eomma melarang mereka untuk ke sana, kecuali untuk membersihkan sesuatu."
"Bagian tengah merupakan bagian utama dan di sini tentu saja ada kamar eomma, kamarku, kamarmu, kamar tamu, dapur, ruang makan, ruang tengah, ruang tamu, dan.. ah entahlah. Aku lupa."Baekhyun menjelaskan rumahnya sendiri bagaikan tour-guide.
Yeonhae berdecak kagum.
Baekhyun membuka pintu ke bagian sayap kanan rumah.
"Dan bagian ketiga yaitu sayap kanan. Di sini, seingat aku ada ruang musik, ruang gym, kolam renang in-door, ruang rekreasi, dan.. oh ruang favoritku, yaitu ruang kecantikan."
Yeonhae membulatkan mata, "A-Apa itu ruang kecantikan?"
"Ruang kecantikan merupakan ruangan yang sejenis seperti salon. Kau biasanya akan menggunakan ruangan itu setiap ada acara pesta atau acara penting lainnya. Ruangan itu lebih kepada tata rias."
"Itu.. ruang favoritmu?"
"Ah tidak juga sih. Sebenarnya aku hanya menyukai eyeliner-nya saja."Baekhyun tersenyum.
Yeonhae menggeleng-geleng, "Lalu.. Apa itu ruang rekreasi?"
"Itu ruangan di mana kau dapat memainkan billiard, slot-machine, dan lain-lain. Itu seperti arcade games tapi versi kecilnya."
Yeonhae mengangguk-angguk. Versi kecilnya Baekhyun Oppa pasti versi besarnya aku..
"Bagaimana dengan bagian luar?"Yeonhae bertanya dengan penasaran.
"Tak ada apa-apa. Hanya taman dan kolam renang."
Tidak ada apa-apa, katanya?! Bagiku ada taman saja itu sudah apa-apa!
Baekhyun lagi-lagi membuka pintu yang menghubungkan antara lorong-lorong yang besar.
"Nah, sekarang kau mau lihat apa?"
Yeonhae hanya bisa menggeleng-geleng. "Aku.. bingung."ia menggaruk bagian belakang lehernya yang tiba-tiba terasa gatal.
Baekhyun tertawa kecil, "Kau akan terbiasa."
Yeonhae mengangguk kecil.
"Ya sudah. Bagaimana kalau ke taman?"
Yeonhae mengangguk antusias. Sebenarnya dari awal ia memang ingin melihat taman.
Akhirnya mereka sampai di taman setelah melewati sayap bagian kanan. Dari sayap bagian kanan, ada pintu yang terhubung untuk menuju ke luar rumah, dan dari situ terlihatlah taman.
Yeonhae tak bisa menahan raut wajah terkejutnya ketika melihat taman yang dipenuhi oleh beraneka macam bunga dan tanaman lainnya. Di setiap beberapa meter juga terdapat kursi dan meja yang dihiasi oleh payung besar. Dan ada juga beberapa kursi taman. Di bagian ujung taman terdapat wastafel kecil.
"Oppa.. Kenapa.. Eomma-mu membuat rumah sebesar ini kalau yang tinggal hanya sedikit..?"ia bertanya dengan ragu-ragu. Takut Baekhyun akan merasa bahwa dirinya terlalu ikut campur. Tapi untuk saat ini rasa penasarannya tak bisa dicegah.
Baekhyun tersenyum, "Rumah ini bukan eomma-ku yang membangun. Rumah ini hanya peninggalan dari orangtuanya kakek dan nenek-ku. Setiap generasi pasti akan bergilir. Begitu pula dengan pelayan. Tetapi kepala pelayan atau bibi gemuk itu, ia sudah ada di sini sebelum eomma-ku tinggal di sini."
Yeonhae tak habis pikir dengan betapa hebatnya rumah ini. Dan ia membayangkan. Mungkin harta mereka bisa membiayai hidup 3 generasi.
"Nah kau sudah lihat kan, rumahnya? Kalau masih kurang keliling sendiri saja ya."Baekhyun tiba-tiba menjulurkan tangannya dan mengacak rambut 'adik'-nya tersebut.
Yeonhae hanya terdiam. Namun jantungnya tak bisa berhenti untuk berdetak keras.
"M-Memangnya.. Oppa mau ke mana?"
"Tentu saja aku mau kuliah."Baekhyun tersenyum.
Yeonhae terdiam. Benar juga. Dalam usia seumur Baekhyun, rata-rata mereka akan kuliah. Sedangkan Yeonhae baru saja lulus SMA dan ingin memulai kuliah.
"Baiklah. Sampai jumpa, Oppa! Belajarlah yang giat!"teriak Yeonhae ketika Baekhyun hampir memasuki rumah.
Baekhyun berbalik badan dan tersenyum kepadanya.
Meninggalkan jantung Yeonhae berdegup tak karuan. Lagi.
===
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro