Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

E N A M B E L A S

"Rian!"

Langkah kaki Adrian yang akan mengejar sang istri terpaksa berhenti, saat suara sang ayah terdengar memanggil dengan nada penuh penekanan. Ia berani bertaruh, jika kedua orangtuanya atau mungkin juga adiknya telah mendengar dan melihat semua yang terjadi.

"Beri Rea waktu untuk berpikir," kata sang ayah sembari menepuk bahunya dua kali. Meski sikap yang diberikan ayahnya demikian, namun Adrian bisa merasakan emosi terpendam yang Radhika simpan.

Ketika matanya bergerak ke arah kanan, ditemukannya sosok malaikat tanpa sayap yang tengah menatapnya dengan tatapan kecewa. Dan Adrian sadar, ia tidak hanya melukai satu hati.

Kirania berbalik, berjalan menuju kamarnya dengan dipapah Adriana, akibat tubuhnya yang sudah mulai lemah, setelah melihat pertengkaran antara Adrian dan Andrea. Sejak awal, firasatnya memang tidak pernah salah. Sesuatu hal yang buruk benar terjadi dalam rumah tangga sang anak.

Setelah memastikan sang ibu beristirahat, Adriana langsung mengirimi Aiden pesan. Meminta laki-laki itu untuk mencari Andrea dan menenangkannya. Adriana yakin, jika sahabat sekaligus kakak iparnya itu benar-benar kacau saat ini. Jangan sampai, suatu yang buruk menimpa sahabatnya. Kalau sampai itu tejadi, mungkin Adriana tidak akan bisa memaafkan dirinya sendiri. Karena bagaimanapun juga, sekali lagi yang mengenalkan Andrea  pada Adrian ialah dia sendiri. Meski berkali-kali telah ditegaskan, bahwa Adriana sama sekali tidak ada samgkut-pautnya dengan masalah yang sedang terjadj di rumah tangga Adrian dan Andrea.

Sementara itu, Adrian tengah terlibat obrolan serius dengan sang ayah. Meski acap kali pikirannya tidak benar-benar berada di tempat. Dua kata yang Andrea ucapkan tadi sungguh membuat Adrian seketika merasa disambar petir. Tidak pernah sekalipun, ia menyangka akan mendengar kalimat keramat itu dari lisan kekasih hatinya.

"Kamu harus ingat, kamu punya seorang ibu dan adik perempuan. Bayangkan, jika mereka yang berada di posisi Rea. Dari dulu, itu yang juga selalu Papa ingat dan tegaskan pada diri sendiri, setiap kali godaan mulai bertamu tanpa tahu malu." Dengan nada setenang mungkin, Radhika terus berbicara. Tidak jarang memberikan petuah kepada sang anak yang nampak mulai kehilangan arah tujuan.

Adrian termenung. Apa yang ayahnya katakan tidak ada salahnya sama sekali. Dia pribadi tentu akan merasa amat marah, jika sampai baik ibu atau adiknya disakiti oleh laki-laki, sekalipun itu ayahnya sendiri. Adrian tidak akan pandang bulu.

Namun, entah kenapa malah dia sendiri yang malah menorehkan luka di hati seorang perempuan yang begitu ia sayangi. Ia cintai. Yang terburuk, orang tersebut sudah mulai menyerah untuk berjuang, akibat rasa lelah yang mungkin sudah meluap."

>>>AKHIR(?)<<<

Haiiiii

Ada yg emang nungguin FT up, nggak?

Peluk Hangat,
RosIta.

KalBar, 26 Des '20

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro