Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Bab 17

::Keributan::
Happy Reading :)

•••

"Weekend besok lo ada acara gak, Frey?" tanya Gavin.

"Gak ada, Gav. Jalan yuk! Tapi malem?" minta Freya.

"Besok Senin kan ulangan Fisika," gerutu Gavin.

"Sejak kapan lo mikir ulangan." Freya tergelak.

"Ya udah, ntar malem gimana? Sekalian ngapelin—"

Brakkk

Glodakk

Tranggg

Klanggg

Meongg

"Bwahahahha," Freya dan Gavin tertawa tak terkendali saat melihat Andreas nyungsep kesandung kaki Geren yang nangkring di tengah jalan.

"Bocah gilaa, gue nyungsep bukannya nolong malah ketawa," ucap Andreas bersungut-sungut.

"Ya udah sini-sini gue bantuin." Freya mengulurkan ke dua tangannya pada Andreas, sedangkan cowok itu dengan sigap menarik kedua tangan Freya agar terjatuh di atas tubuhnya.

Andreas menatap mata Freya dalam membuat gadis itu tak berkedip. Mata mereka saling mengunci.

"Ekhem, cewek gue woy," deheman keras itu membuat Freya buru-buru menarik tubuhnya untuk berdiri.

"Eh sorry bro, kelupaan," celetuk Andreas sambil menepuk-nepuk bahu Gavin.

"Sontoloyo!" Gavin menoyor kepala Andreas, Freya kembali terbahak begitu juga Geren dan Kiana.

'Inget Frey, lo emang cinta sama Andreas tapi Gavin itu pacar lo. Jaga perasaan dia.'

***

Seperti biasa saat kekantin Garen akan berjalan paling belakang dengan Kiana, Gavin di depannya dengan Freya, dan Andreas yang berjalan paling depan sambil tebar-tebar pesona ke para adik kelasnya kayak nyebar biji jagung.

"Kak Andreasss," jerit sekelompok kaum hawa yang sedang nongkrong cantik di depan kelas mereka.

Andreas dengan senang hati mengedipkan salah satu matanya genit pada mereka. "Aaaaaa, Kak Andreas ngedipin mata ke guee," teriak salah satu dari mereka.

"Pede lu, dia ngedipinnya ke gue!" seru temannya lalu yang lain mulai ikut memperebutkan ke pada siapa Andreas mengedipkan matanya.

"Seneng banget lo buat anak orang pada rusuh." Andreas nyengir lebar.

Plakk

"Aduh! Gila lo Ger, pala cantik gue lo geplak. Gue cincang juga lama-lama tangan lo—"

"Berisik, liat tuh si Windi bawa-bawa sepanduk gede di lapangan bawah." Geren berhenti dan melihat ke lapangan basket yang terletak di lantai bawah gedung sekolahnya.

Melihat tulisan yang tertera di sepanduk besar itu, Andreas segera turun begitu juga Freya dan yang lainnya.

"Windi!" teriak Andreas menarik tangan gadis itu dengan kasar.

"Apaan sih kak, lepasin!"

"Gue mau ngomong, ikut gue!"

"Ngomong aja di sini! Biar gue bongkar sekalian semuanya," ucapan Windi membuat Andreas semakin geram dan Freya mengerutkan dahinya.

Freya kembali mengingat perkataan Andreas beberapa hari lalu tentang rahasia yang di sembunyikannya dengan Windi dari seseorang. Bagaiman Freya bisa lupa dengan hari di mana ia merasa bahagia dan kecewa secara bersamaan.

"Lepas sepanduk yang lo pasang!" geram Andreas.

"Gak!"

Freya menatap sepanduk yang di pasang Windi dengan kesal.

"Gak apa-apa, Ndre! Gue bisa lepas sepanduk itu sendiri," ucap Freya datar dan mulai mendekati sepanduk yang bertuliskan "FREYA PELAKOR! BALIKIN ANDREAS GUE!!"

"Gue gak mau tau! Lo itu milik gue kak! Gue cinta sama lo! Tapi kenapa elo lebih milih dia!" tunjuk Windi pada Freya.

"Gue gak ada urusan sama lo atau hubungan lo sama Andreas, terus maksut lo apa pasang pasang sepanduk kayak gini," ucap Freya Akhirnya sambil melempar sepanduk yang baru saja dilepasnya.

"Urusan lo—"

"Gak usah ngomong lagi Windi! LO MAU KAYAK GIMANAPUN KALAU GUE GAK CINTA SAMA LO YA ENGGAK!" teriak Andreas mulai meninggalkan  lapangan yang sudah di penuhi banyak siswa dan siswi yang kepo.

-TO BE CONTINUED-

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro