Bab 11
::Perubahan::
Happy Reading:)
•••
Diam-diam mencintai itu sulit. Tapi jelas-jelas dibenci karena cinta itu lebih sulit.
~∆∆∆~
"Minggir lo Ger, gue mau duduk." usir Andreas.
"Lah, udah bagus duduk sama Freya kenapa pake pindah segala. Gue kan juga mau duduk sama kembaran gue, Ndre."
Geren berucap, mengajak bercanda Andreas yang terlihat murung.
"Ya udah, biar gue aja yang duduk sama Freya," ucap Gavin menengahi.
Freya hanya diam seolah tak terjadi apapun. Seolah tak menyadarinya. Menyadari perubahan sikap Andreas.
Mungkin karena sekarang dia udah balik sama Windi.
Freya tetap pura-pura sibuk dengan ponselnya sampai Gavin duduk disampingnya barulah Freya bereaksi.
"Ngapain?"
"Andreas minta duduk di belakang, jadi ya gue yang duduk di sini."
"ohh," Freya tersenyum tipis penuh arti. Dan hanya Gavin yang tau arti dari senyum terluka Freya.
"Lo gak apa-apa kan?" bisik Gavin saat pelajaran sudah di mulai.
"Gak apa-apa kok, Gav."
Gavin tersenyum senang, bukan hanya karena jawaban Freya tapi juga panggilan yang digunakan Freya. Panggilan yang duulu sering ditangkap indra pendengaran Gavin saat Freya berteriak memanggilnya.
"Gav, Gavin."
"Gav."
"Gav."
"GAVVVV."
Gavin terlonjak dari lamunannya. Dari tadi Freya terus mengguncangkan tubuh.
"Ngapain sih lo, ngelamun aja. Pake senyum-senyum gak jelas lagi. Kayak orang gila," omel Freya.
Sedangkan yang diomeli malah mengerutkan dahinya tak paham.
"Tuh dipelototin pak Koko."
Andreas mengalihkan pandangannya pada guru yang sedang memelototinya di depan kelas. Dan kemudian menyengir kuda.
"Ngelamun aja, lagi ngelamunin apa? Freya?"
"Eh, enggak kok pak."
***
"Frey, pulang bareng yuk. Lo gak bawa motor kan?" tebak Gavin yang tepat sasaran.
"Loh, Geren gimana?"
"Dia bawa motor sendiri. Udah ah, yuk buruan."
Gavin menarik lengan Freya menuju parkiran.
"Gak usah pake helm ya? Gue cuma bawa satu," Gavin diam sejenak, "Lo aja deh yang pake helm. Keselamatan lo lebih penting," ucap Gavin sambil memakaikan helm ke kepala Freya meskipun gadis itu mencoba menolak.
"Thanks, Gav." Gavin tersenyum sejenak, lalu memudar saat melihat dua orang sejoli menghampiri Freya.
"Kak Freya, aku minta maaf buat yang tadi siang. Maaf." Freya menatap Gavin yang dibalas anggukan olehnya.
"Iya, aku udah maafin kok, Win," Freya beralih menatap Gavin," Ayo, Gav."
Mereka lalu pergi meninggalkan parkiran sekolah, Freya sempat menatap Andreas sejenak. Begitu juga cowok itu yang balik menatap Freya, lalu memalingkan wajah.
Bagi Freya, itu adalah suatu hal yang menohok hatinya cukup dalam.
Tak mau ambil pusing, Freya memilih untuk fokus kedepan tanpa tau dibelakang, Andreas masih menatap kepergiannya hingga punggung gadis itu benar-benar lenyap dari pandangan.
"Kak Andre, kenapa bengong? Jadi jalan kan?" suara Windi menyadarkan Andre yang masih menatap sisa kepergian Freya.
~TO BE CONTINUED~
Love,
@auliaistk
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro