Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Adult Movie

Hormon kehamilan membuat Aulia jadi sulit dimengerti Hendery. Padahal belum lama, Aulia sendiri yang mengatakan bahwa berhubungan saat hamil muda itu berbahaya. Tapi begitu dia menolak melakukan hal itu, justru sikap Aulia malah sebaliknya. Kelihatannya Aulia marah pada Hendery.

"Lia, kamu masih marah?"

"Tidak tahu."

Hanya begitu terus. Sejak tadi Aulia selalu menanggapi dingin setiap pertanyaan yang diajukan Hendery. Memutar otak, Hendery berusaha untuk mengubah suasana dingin itu. Tapi ini tak mudah bagi Hendery yang tidak pandai menggoda wanita.

Aulia yang bosan mendiamkan Hendery berusaha tetap teguh pada pendiriannya. Ia tak boleh lemah, bagaimanapun juga ia tetap kesal pada sang suami dan ingin memberikan sedikit hukuman kecil.

Ia pun beranjak dari tempat tidur. Saat itu Hendery langsung bereaksi.

"Mau kemana?"

"Nonton tv."

"Saya akan temani kamu."

Aulia mendengkus lalu pergi keluar kamar menuju ruang tv. Hendery mengikuti Aulia kemudian duduk tepat disebelahnya.

"Kamu mau nonton apa?"

Aulia juga belum kepikiran. Acara televisi semuanya membosankan. Kemudian dia mengambil ponsel untuk mencari rekomendasi. Akal bulusnya bekerja, Aulia mulai mencari info tentang judul film yang bagus untuk ditonton pasangan suami-istri.

Ah kamu jahat banget Lia. Tapi siapa tahu berhasil. Salah sendiri, padahal dokter udah konfirmasi bahwa saat hamil muda asalkan kehamilan baik-baik saja, boleh kok berhubungan. Dia aja yang memang gak punya perasaan! Dasar kulkas berjalan!

Beberapa waktu sebelumnya Aulia sampai menelepon dokter spesialis untuk bertanya apakah bahaya jika melakukan hubungan saat hamil padahal kondisinya baik-baik saja. Dokter sudah membolehkan, tapi tetap saja Hendery takut jika bayinya terusik.

Aulia menyeringai. Ia sudah mendapatkan apa yang dia cari. Muncullah film yang dia dapatkan dari internet. Hendery hanya ikut saja menonton di sebelah Aulia tanpa banyak bertanya. Sambil menyilangkan kakinya santai, Hendery menatap layar televisi dengan tenang.

"Ini film apa, hem?" tanya Hendery.

"Passion burns." Aulia menahan tawa.

"Kenapa judulnya seperti itu?"

"Mana kutahu, itu sudah diatur."

Aulia sekuat tenaga menahan diri agar tidak tertawa melihat ekspresi Hendery yang mulai tak nyaman saat melihat beberapa adegan yang terbilang panas. Jujur, Aulia juga tak pernah menonton film dengan tag mature seperti yang dia tonton sekarang.

"Ekhem." Aulia melotot. Ini sangat parah. Kemudian ia mencari remote televisi.

Rasanya aku akan menyerah dan mematikannya saja, batin Aulia.

"Cari ini?" Hendery menunjukkan remote televisi yang ada di tangannya.

Aulia meneguk ludah, ia mengangguk cepat. "Matikan tv nya."

"Kenapa?" Hendery malah bertanya.

"Ya matiin aja Mas!" tegas Aulia masih sambil melirik televisi. Gawat itu makin panas!

"Hem, anak kecil coba mau nonton acara orang dewasa," ucap Hendery sambil menggelengkan kepala. Ia mematikan televisinya lalu mendekati sang istri yang berkeringat saking gugupnya.

"Nakal." Hendery makin mendekati Aulia hingga istrinya itu dalam posisi berbaring di sofa.

Sekarang justru Hendery yang tersenyum jahat pada Aulia. Posisinya sudah terbalik, padahal tadinya Aulia sengaja ingin menggoda Hendery. Nyatanya malah sebaliknya, Aulia yang gemetaran dengan bersimbah keringat.

Hendery mengusap pipi Aulia lalu berdecih.

"Kenapa sampai keringatab begini. Anak kecil jangan sok jago. Beraninya ajak pria dewasa nonton film 18+?"

"Diam kamu Mas!" Aulia meneguk ludah susah payah. Ia malu bukan main saat Hendery meledeknya begitu.

"Kamu sengaja ingin menggoda saya?" tanya Hendery.

Aulia menggeleng cepat. "Enggak!"

"Ah masa?" Hendery lalu menyentuh permukaan bibir Aulia yang menutup rapat.

Baru saja Aulia hendak membuka mulut. Hendery lebih dulu mencegahnya.

"Sst. Kamu sebaiknya diam." Hendery membuka satu persatu kancing bajunya. Hal itu mirip dengan yang diperagakan di film tadi.

"Mau nonton yang live tidak?"

Aulia menggigit bibir bawahnya.

"Hem, jangan digigit begitu." Hendery lalu mengecup sekilas bibir istrinya.

Baru saja Aulia mau berbicara. Hendery malah menghujani bibir Aulia dengan kecupan bertubi-tubi.

Aulia yang kewalahan lalu mendorong pelan Hendery. Pria itu sangat keterlaluan malah menggodanya gila-gilaan.

"Ayo kita buat seperti yang di film." Hendery berkata santai dan tampak seperti keseriusan.

"Apa sih Mas!" Aulia mengalihkan pandangan karena malu. Sialan! Kenapa jadi gue yang ketakutan!

"Hem, bukannya ini tujuan kamu, Sayangku?"

Aulia tak tahan, ia pun tersenyum.

"Nah, iya kan. Pasti ini akal-akalan kamu." Hendery menghela napas sambil menyurai rambut. "Berani ya."

Sialan kenapa suami gue ganteng banget!

"Sering nonton begini ya?" tanya Hendery pada Aulia yang sibuk menenangkan diri.

"Sumpah aku gak pernah nonton kayak gituan, Mas. Tadi hanya iseng," jelas Aulia.

"Kamu tahu, kalau sedang hamil jangan nonton yang tidak baik." Hendery mencubit pipi Aulia agak kencang.

"Aduh sakit!" Aulia mengerucutkan bibir.

"Karena saya menolak? Jadi kamu berusaha membuat saya terpancing?" tanya Hendery.

Aulia menutup telinga, ia terlalu malu untuk mendengar setiap pertanyaan polos yang keluar dari mulut Hendery.

"Astaga. Dasar kamu ya." Hendery lalu menyingkirkan tangan Aulia dan mulai mencium bibir istrinya dengan mendadak.

Aulia yang tak siap hanya bisa terdiam seperti patung mendapati serangan dari Hendery.

Reaksi Aulia membuay Hendery menyeringai. Sialnya ia terjebak oleh permainan yang dibuat Aulia. Tanpa diduga justru Hendery tergoda bukan sebab film tadi. Tapi Hendery tergoda ketika Aulia sibuk mencari-cari remote televisi.

"Lain kali jangan coba-coba lagi." Hendery melepaskan pagutannya. Ia melihat bibir kecil Aulia agak bengkak, sehingga membuatnya tersenyum.

"Bibir kamu bengkak."

Aulia memegang bibirnya dengan pipi memerah. "Dasar ngeselin!"

"Sudah ya, saya pikir ciuman saja sudah cukup." Hendery berpura-pura hendak mengancingkan kembali kemejanya.

Aulia yang mulai ngos-ngosan karena ciuman tadi pun langsung menarik paksa pakaian Hendery sampai tak sadar beberapa kancingnya terburai hingga jatuh ke lantai.

"Ups, maaf." Aulia menyengir kuda.

"Ya Tuhan." Hendery menggelengkan kepala. Dalam keadaan bertelanjang dada, Hendery mengangkat Aulia, kemudian dia mendudukkan Aulia ke pangkuannya.

"Hem." Aulia menahan senyumnya.

"Jadi?" Hendery mengerutkan keningnya.

"Kata dokter gapapa kok Mas."

"Apa kamu yakin?"

"Iya."

"Kalau terjadi apa-apa, bagaimana?"

"Tidak akan, asal kamu jangan kasar."

"Apa saya pernah kasar?"

Aulia mencebikkan bibirnya. "Selalu."

"Kamu pasti salah orang. Saya gak begitu deh kayaknya."

Aulia mencubit pipi Hendery gemas sekaligus kesal. "Maksud kamu aku pernah tidur sama pria lain gitu?"

"Jangan harap saya biarkan itu terjadi."

Aulia mengekeh geli. "Ya udah, kalau kamu gak mau sekarang. Bisa-bisa aku cari pria—"

"Tutup mulut kamu," potong Hendery menutup mulut Aulia dengan segera.

"Kamu kira itu bisa dijadikan lelucon. Sama sekali tidak lucu," kata Hendery tegas.

Aulia ingin tertawa tapi mulutnya dibekap kuat oleh Hendery.

"Janji tidak berkata asal begitu lagi?" tanya Hendery.

Aulia menganggukkan kepala.

"Bagus." Barulah Hendery melepaskan Aulia.

"Astaga Mas. Iya maaf, aku cuman bercanda. Mana mungkin aku cari pria lain."

"Ingat ketika kamu bucin sama saya. Mendapatkan saya tidak mudah, Lia. Apa kamu yakin mau menukar hasil dari segala kesulitan itu dengan mencari pria lain di luar sana?"

Aulia berpura-pura berpikir. "Mau gak ya."

"Jangan coba-coba." Hendery memeluk Aulia sambil menggelitiki pinggang ramping istrinya.

"Ish geli Mas!" Aulia tertawa kegelian.

"Janji tidak bicara begitu lagi?"

"Ahahaha iya iya! Ampun Mas!" Aulia kegelian sampai mengeluarkan air mata.

***

Maaf udah satu abad baru up 😭

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro