Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lima : Misi Gagal

Pukul delapan pagi, gue udah nangkring di kantin fakultas lengkap dengan bubur ayam tanpa seledri dan secangkir teh manis anget. Sonia baru aja meneriaki gue di telepon karena mengganggu tidur cantiknya, padahal mata kuliah hari ini baru dimulai pukul satu siang nanti. Iya, gue doang yang kerajinan. BIAR BISA KETEMU GEBETAN INI, COY!

Gue baru selesai baca artikel cara ampuh mendekati gebetan yang Tara kirim tadi. Langsung aja gue mendial nomornya.

"Halo?"

"Makasih lho, kiriman artikelnya," kata gue tanpa tedeng aling.

"Gimana?"

Gue berdecih. "Membantu dan menghina itu beda tipis, ya."

Terdengar gelak tawa dari sana. Sialan, malah ketawa lagi dia! "Bisa lo coba, Na," katanya.

"Lo pikir gue kurang menarik sampai butuh artikel itu segala?" tanya gue sebal. "Lagian, daripada buat gue, mending lo baca sendiri aja, deh." Ya, pasalnya, Tara juga sama payahnya dengan gue kalau soal cinta gini.

"Dosen gue udah masuk, nih, bye!" Setelah itu, yang terdengar hanya bunyi bip-bip tanda Tara mematikan telepon. Pandai menghindari obrolan.

Tips dari Tara tadi gue baca ulang.

1. Harus SKSD.

Oke, gue bakal deketin dia secara perlahan. Mengingat hari ini tepat seminggu setelah gue bertemu kak Luthfi gara-gara tugas gue yang jatuh, ini awal yang sedikit drama memang. Gak usah ngatain gue drama queen, karena hidup ini sejatinya hanya panggung sandiwara. Jiaaah.

Daripada cuma duduk sambil lihatin doi yang lagi nyeruput kopinya dari kejauhan, mending gue samperin. Basa-basi nanya jurusan apa yang dia ambil adalah kunci utamanya.

Tapi, tunggu deh....

2. Harus tampil menarik.

Mau ketemu gebetan itu harus tampil menarik, biar gak malu-maluin banget. Gue membenarkan rambut yang sedikit gak tertata, lalu menyemprotkan parfum yang baru aja gue beli, yang wanginya cewek banget.

Ayo, Karina, semangat!

3. Cari perhatian si gebetan.

Meninggalkan sarapan yang masih sisa setengah, gue berjalan terburu-buru mendekati bangku tempat kak Luthfi duduk, niatnya cuma pura-pura jatoh, biar ditolongin doi, eh, malah kaki gue kesandung beneran.

BEDEBAH!!!

“Eh, Karin, lo gak pa-pa?” tanya orang yang bikin gue kesandung. Dia berjongkok di hadapan gue.

“Lo sengaja, ya, manjangin kaki biar gue jatoh?” tuduh gue.

“Apaan, sih,” dia mengernyit. “lo aja yang jalannya sradak-sruduk kayak babi.”

“Apa hubungannya, Sapri! Emangnya lo udah pernah lihat babi?” Mood gue langsung turun saat itu juga. Beruntung kantin fakultas gue lagi sepi.

“Wuih, lo lupa semalam ngapain aja sama gue? Malem jumat, lho,” katanya sambil menaik-turunkan alisnya.

Bikin gue ambigu aja ni orang. “Apaan, sih?”

“Gue yang jaga lilin, lo yang liar. Otomatis gue lihat babi jalan, dong,” katanya diakhiri tawa.

Emosi gue udah sampai urat, nih. “Jangan sampai deh, Ndo, gue gebukin.”

Ya, orang yang bikin gue kesandung ini si Nando Gado-gado.

Lebay lo, ah.” Nando beranjak tanpa ada niatan bantuin gue. Laknat emang ini orang satu.

Gue menghela napas kasar, gak bakal kelar ngomong sama Nando. Tanpa ba-bi-bu, gue bangun dari lesehan ini, kembali menghampiri kak Luthfi.

Tapi kayaknya keberuntungan gue udah hilang sejak insiden kaki panjang punya Nando. Kak Luthfi udah gak ada di bangku tadi. Lagian kak Luthfi juga mau ngapain sih, buru-buru amat. Belom juga gue samperin. Ya udahlah, gue duduk di tempat kak Luthfi aja, lumayan masih ada sisa-sisa kehangatan pantatnya di bangku ini.

°°°


Gue menatap fokus ke arah depan, layar laptop Sonia menampilkan drama korea yang diperankan Hyun Bin yang kegantengannya terakreditasi A. Tapi tetap kok, cinta gue cuma buat kak Tiang seorang.

"Nanti gue kasih tahu... iya, iya... bawel lo, ah!... IYAAA NANDO." Gue mengernyit bingung. Sonia lagi ngomong sama si Arnando?

Pintu kosan terbuka, menampakan Sonia dengan sekantung makanan ringan pesanan gue. Wajahnya asem banget.

"Kenapa lo?"

"Nih, pesenan lo," katanya lalu pergi ke arah dapur.

"Di depan ada Nando?" tanya gue.

"Iya."

Tiba-tiba aja, Hyun Bin udah gak menarik lagi di mata gue. "Ngapain?" Ini kos putri, gak mungkin 'kan dia pindah ke sini.

Sonia menghentikan gerakannya membuka nasi bungkus. "Nanyain tetangga, gue bilang orangnya gak ada, gak tahu ke mana."

Oh. Gak penting. Gue masih kesel akibat insiden tadi pagi, sampai sekarang gue gak ketemu sama kak Luthfi.

"Lo sama Nando itu satu SMA, ya?"

"Iya." Gue kembali fokus sama drakor di laptop sembari makan camilan.

"Dipikir-pikir Nando cakep juga, ya, Na."

"WEHHH, APAAN NIH, LO NAKSIR, YA?!"

Sonia melotot gak terima, bahkan sampai tersedak. Dia berlari ke dapur untuk mengambil air, lalu menatap gue sebal.

"Apaan?" kata gue gak terima ditatap seperti itu.

"Kalau ngomong ngaco aja!"

"Lagian elo, sih. Tahu darimana emang si Nando ini?"

"Lo 'kan pernah beberapa kali ngobrol sama dia, terus anak FE di sini banyak. Gak menutup kemungkinan kalau gue kenal dia juga."

Iya juga, sih. Terlebih Nando ini emang cakep.

"Tapi kalau suka juga gak pa-pa, Nya."

"NGGAK, IH!"

°°°


03/05/20

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro