Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

[1] For The First

PROLOG

"Haru! Apa gue bilang, kan? Jeff memang selingkuh dari lo!" bisik Anjana pada Haru.

Dua gadis itu tengah berada di Mulia Hotel, Bali. Dimana dari yang Haru ketahui beritanya, kekasihnya Jeffryand Pramudya tengah bermadu kasih bersama kekasih keduanya yang sialnya dengan sahabatnya sendiri. Dikhianati oleh Jeff memang rasanya tidak segila itu, tapi oleh sahabatnya Ishana? Entah Haru harus membunuh Ishana sekarang, atau membunuh keduanya sekaligus. Sepertinya disakiti oleh sahabat akan membuat Haru menjadi kriminal.

Niat liburan, tidak! Jeff mengatakan kalau dia ada seminar kedokteran di Bali. That's a bullshit! Haru memastikan keadaan tenang jika ia harus melawan Jeff. Masa iya dia akan mengkeroyok dua-duanya? Kan tidak lucu! Her Mama said, be a elegant woman! Haru menyetujuinya, menjadi violence yang dikatakan sangat beradab ternyata tidak akan dihargai!

Bodoh! Bodoh! Selama ini adiknya, Bian selalu tidak menyetujui hubungannya dengan Jeff. Jeff boleh saja dikatakan keren, cool, bersahaja, pintar, mempunyai karir cemerlang dan dia adalah impian setiap para Ibu-Ibu di Indonesia yang menginginkan kriteria menantu idaman.

Tidak! Haru akan membuka matanya sekarang. Pria yang selama ini ia puja-puja atas kesopanannya, atas keramahannya, atas kelembutannya, Haru tidak akan pernah memaafkannya.

Selingkuh itu batas akhir dalam suatu hubungan. Well, dikatakan kebohongan dari sekian banyaknya cara masih dapat toleransi untuk dimaafkan, tapi selingkuh? Apa dia melakukannya karena kepepet? Tidak! Jeff melakukannya sebab ia ingin.

Haru berpikir, kenapa Tuhan tidak menghukum Jeff dengan niat buruknya? Pria itu terbang ke Bali dengan pesawat dengan niat mengkhianatinya dan membohonginya. Kenapa Jeff harus selamat? Atau tidak, ia bisa mendoakan jika Jeff mengalami kecelakaan pesawat? Tertabrak mobil sebelum berangkat menemui selingkuhannya? Atau terkena azab saat bersama selingkuhannya?

Itu hanya imajinasi seorang produser film. Dan ini adalah nyata! Real life, whether it's a friendship or relationship, all bonds are built on trust. Without it, you have nothing!

Hubungan yang sudah terjalin selama tiga tahun itu rasanya sia-sia saja untuk Haru. Diantara semua perempuan yang ada di dunia ini, kenapa harus sahabatnya sendiri? Dan kenapa harus Ishana?!

Ishana adalah teman seperjuangannya, begitupun dengan Anjana yang tengah menemaninya kini. Tidak habis pikir, jadi, selama ini jika ia mengajak Jeff bertemu dengan teman-temannya maka Ishana melakukan secret affair dengan Jeff? Wah, so brilliant!

"Datangin sekarang?" tanya Anjana memastikan keinginan kuat itu pada Haru.

Haru menggeleng dengan tegas sambil menggigit kuku-kukunya. "No! Gue nggak mau jadi viral, Jan. Ini bukan acara buat mecahin kasus pasangan selingkuh!"

Anjana berdecak gemas, gadis dengan paras wajah ayu itu hanya bisa menghela napasnya menahan kesabaran. Sementara Haru, sejak tadi hanya diam namun anggota tubuh seperti kaki dan tangannya terus menerus bergerak karena cemas.

Ini adalah hal terbesar dalam hidupnya! Benar! Ini hal gila. Haru menjadi pihak paling benar, dan ia tidak pernah merasa sebenar ini dalam hidupnya. Menemukan pasangan kalian tengah berselingkuh rasanya hebat. Jantung terus berdebar dengan kencang, hawa nafsu yang terus meningkat, keringat dingin yang berlebih dan lagi ia tidak bisa menahan kekesalan ini!

Bali tidak terasa indah jika seperti ini.

"Haru, kita tunggu dia di depan kamar yang mereka sewa aja! Oh Tuhan, maafkan otak gue yang kotor. Don't you think, Haru? Apa yang mereka lakukan dengan satu kamar seperti itu? Gue bakal gila kalau hanya diam di sini, Haru!"

Haru memejamkan matanya kesal. "Tunggu sebentar, Jan! Itu yang mau gue lakukan dari tadi, please sabar dulu!"

"Serius? Lo udah tahu nomor berapa kamar mereka? Harusnya kita tanya receptionist dulu kan, Ru?"

"Udah Jan, gue udah lakuin itu semua!" jawab Haru kesal.

Anjana lagi-lagi berdecak kesal. Melihat Jeff dan Ishana yang tengah makan bersama dengan tatapan penuh cinta yang saling mereka lemparkan. Sungguh, Haru baru tahu sejak Rachel, adik Jeff mengatakan bahwa Jeff melakukan video call dengan wanita yang bukan dirinya hingga pria bajingan itu tertidur. How sweet?

Rachel awalnya memang sudah curiga, Haru sudah lama tidak pernah diajak ke rumah oleh Jeff, lalu Jeff yang selalu tidak pernah menyempatkan waktu untuknya. Pria bajingan itu berubah menjadi pria paling dingin, tidak peduli, dan bahkan tidak pernah ingat padanya.

Setiap kali Haru mengabari Jeff dan bertanya kondisi Jeff, pria itu hanya akan menjawab seadanya saja.

To be honest, lagi-lagi Haru sakit hati jika harus mengingatnya. Sebagai perempuan pertama yang diakui oleh Jeff karena ia hanya satu-satunya yang selalu dibawa untuk pertemuan keluarga, ataupun sekedar bermain di rumah Jeff yang sudah seperti rumahnya sendiri, Haru sering berpikir bahwa ia akan menjadi calon istri Jeff.

Ternyata, harapannya dihancurkan oleh Jeff begitu saja. Dan kali ini, Ishana—sahabatnya pun menghancurkan dirinya. Dasar sialan!

Sumpah mati sekalipun, Haru tidak akan pernah mau bertemu dengan Jeff setelah ini. Ia akan membenci pria bajingan itu sampai mati, dan membalasnya jika perlu!

Haru tidak pernah mau merasa kalah, tapi ini soal manusia yang sudah menghancurkan kepercayaan dan cintanya. Apa cintanya segini murahnya bagi Jeff hingga ia dikhianati oleh pria bajingan itu? Tampaknya, Jeff menilai Haru terlalu mudah untuk dibodoh-bodohi.

Maksudnya, selama ini apa yang tidak dia berikan kepada Jeff hingga Jeff harus berpaling kepada sahabatnya sendiri, Ishana. Apa Jeff kekurangan cinta darinya?

Haru never cared about the material, meskipun dia tahu kalau Jeff memang datang dari keluarga terpandang sekalipun tidak membuat Haru merasa bahwa dia spesial ataupun beruntung, karena semuanya sudah ada porsinya tersendiri untuk setiap manusia. Selama ini, Haru menilai Jeff dari waktunya. Waktu yang telah Jeff berikan selama ini kepada Haru dan ia sangat menghargai itu. Haru menilai segala perhatian yang pernah Jeff berikan padanya, dan hal itu membuat Haru bahagia. Honesty and loyalty he did, Haru tidak akan menghilangkannya begitu saja, Jeff pernah melakukan semua itu padanya, dan yang terakhir adalah usaha Jeff. Those gift more than anything bagi Haru. Ia bahagia, senang dan merasa cukup bersama Jeff.

Tapi, yang jadi pikirannya sekarang adalah. Apa Jeff tidak merasa cukup dengan kehadirannya? Apa Jeff tidak merasa bahagia dengannya? Apa ia masih melakukannya secara kurang dan tidak pernah menunjukkan usaha yang Jeff sukai hingga Jeff berpaling pada Ishana sahabatnya sendiri? Apa sebenarnya yang tidak Haru punya dari Ishana? Dan apa yang Ishana miliki hingga berhasil merebut Jeff darinya?

Mungkin, terkadang Haru lupa untuk berterima kasih pada orang yang telah membuatnya bahagia di setiap waktu. Dan mungkin juga, Haru kurang menghargai apa yang telah Jeff lakukan selama ini.

Betapa bahagianya Haru ketika orang-orang mengatakan bahwa Jeff sangat cocok dengannya. Silent boy, and talkative girl make her and Jeff like perfect fair. Tapi ternyata, apa yang ia banggakan telah menghancurkannya kini. Atas dasar apa Jeff mengkhianatinya seperti ini?

"Ru, kayaknya mereka mau balik kamar deh." ujar Anjana kini menepuk bahu Haru.

Haru menyeka air matanya yang turun. Ia tidak boleh menangis lagi setelah ini. Tidak! Ini adalah air mata terakhirnya, berhenti untuk menangisi seorang Jeffryand Pramudya!

"Go, kita harus temui mereka berdua di depan kamarnya." kata Haru menginterupsi.

Haru dan Anjana berjalan menuju lift. Lantai 10 dengan nomor kamar yang sudah ia hapal, sangat menyedihkan karena akan terjadi adegan penggerebekan. Tapi Haru tidak takut sama sekali. Be brave for yourself! Ya, Haru akan mematahkan segala ekspektasi dan angan-angannya tentang Jeff sialan.

Sejak tadi, Haru terus menerus menarik napasnya. Mengontrol emosinya agak tidak pecah di waktu yang salah, ia harus memberikan tamparan yang kejam pada Jeff dan Ishana.

Kamar nomor 301 itu sudah ada di depan mata, Anjana mengelus lengannya dengan tatapan khawatir dan Haru bisa melihat bagaimana  sahabatnya itu ikut merasakan kemarahan yang menggelegak tercetak begitu jelas.

"Haru.. Kalau lo nggak kuat, that's fine jangan memaksakan hal yang bakal bikin lo sakit." kata Anjana berusaha mengambil jalan pintas meskipun ia ingin mencincang manusia dua itu.

Haru menggeleng. "Nggak, Jan. Gue udah ambil asuransi cedera hati setelah ini. Tenang aja." jawab Haru enteng disaat genting seperti ini.

Ia ingin menangis sebenarnya, membayangkan apa yang Jeff dan Ishana lakukan di dalam kamar ini. Mereka berdua saling menghabiskan waktu bersama, di ruangan yang sama. Impossible, bagi gadis berusia 24 tahun layaknya Ishana dan Jeff berusia 32 tahun bego akan menahan kemuslihatan setan. Itu pembohongan besar!

Secara manusiawi, laki-laki dan perempuan memang akan saling melemparkan ketertarikan satu sama lain. Itu adalah fakta.

Haru menarik napasnya sekali lagi. Selama ini, menjadi traveller dan celebrity chef bagi Haru memang selalu menegangkan. Ada masa ketika Haru mengerahkan seluruh tenaganya hanya demi waktu. Dan kali ini, Haru mengerahkan perasaannya sekaligus waktu yang ia beri hanya untuk menampar Jeff dan Ishana secara bersamaan.

Suara dentingan lift terdengar, benar atau tidak jika tebakan Haru kali ini benar, maka itu adalah Jeff dan Ishana.

Dan... Haru menunggu selama tiga detik untuk memastikannya.

Suara gelak tawa Jeff yang berat, dan tawa Ishana yang sudah ia kenali bertahun-tahun itu terdengar oleh gendang telinganya. Mereka berdua tengah berjalan dengan kedua tangan yang saling bertaut satu sama lain. Senyum mereka sangat lebar sampai-sampai Haru pikir itu adalah senyuman miliknya, tapi kali ini.. Jeff bukan lagi miliknya.

"That's a romantic dinner, thank you.." kata Ishana dengan manis.

Jeff tersenyum padanya. "Your pleasure is mine, kamu harus bayar lebih buat itu semua, kan?"

Haru menahan sesak dan tekanan yang tengah menimpa ulu hati dan dadanya saat ini. Ketika Jeff dan Ishana saling memalingkan wajahnya pada Haru dan Anjana, wajah terkejut Jeff dan Ishana sangat terlihat.

Haru mengepalkan kedua tangannya di sisi tubuhnya, sementara itu Anjana sudah melayangkan tatapan jengah dan nyalang pada Ishana.

"Haru?" kata Jeff yang terkejut.

Wajah keduanya bak kepiting rebus, sangat merah dan jelek, pikir Haru.

Haru tersenyum sinis dan menatap Jeff maupun Ishana bergantian. "Ah, pantas bau bangkai yang aku cari selama ini ternyata ada di sini bangkainya," sindir Haru pada dua manusia itu.

Jeff hendak mendekatinya. "Haru aku bisa—"

"Stop there you big liar!" bentak Haru pada Jeff. Terlihat sekali wajah Jeff yang tersentak ketika mendengar suara Haru yang keras.

Haru tipikal perempuan yang tidak akan pernah berbicara keras pada lawan jenis, ataupun sesamanya. Ia sudah dibiasakan sejak kecil oleh almarhumah Mamanya untuk menjaga intonasi suara saat berbicara dengan sesama manusia, maupun hewan.

"And stop here to, Jeff. Thanks, because of you I know everything."

Jeff melangkah mendekatinya dan berusaha menjangkau Haru. "Haru—"

Haru mundur beberapa langkah dan menatap jijik pada tangan Jeff hendak menyentuhnya. "Don't you dare, Jeff or I will kill you and Ishana my lovely bastard bestie."

Ishana menatapnya takut, sementara Anjana berusaha menjaga Haru di sisinya.

Jeff menarik napasnya frustasi dan menyugarkan rambutnya ke atas. "Can we talk? Di kamarku, kita bicara." kata Jeff pada Haru.

Haru menggeleng dengan tegas. "Kamar lo dan kamar Ishana, right? You two sharing room, right? Oh, so disgusting!"

"Haru! Please can you heard me?!" pinta Jeff dengan wajah frustrasi.

Haru menggeleng kembali dan menahan air matanya sekuat mungkin. "Nggak Jeff, nggak lagi." Haru menarik napasnya kuat dan kini menatap Ishana. "Disakiti sama Jeff bukan apa-apa bagi gue, Shan. Tapi lo.." lirih Haru.

Ishana hanya diam ditempatnya tanpa mau membuka suara. Sementara Anjana kini tengah memeluknya. "Haru, it's fine we can go right now. Easily for you, right? Jeff is not better for you, leave him is more than easy." bisik Anjana menenangkan Haru.

Ternyata Haru tidak kuasa membendung air matanya, ia menangis sekarang. Di hadapan dua mahkluk tidak berhati ini.

"Jeff," panggil Haru kini, Jeff menatapnya dengan pandangan yang tidak bisa Haru artikan, ia benar-benar sudah kehilangan Jeff, "I don't hate you, but... I've just lost all my respect for you and have nothing to say to you anymore."

Jeff menggeleng dengan wajah ketakutannya. "Jangan lakukan itu Haru, please I can—"

"No!" teriak Haru tegas, "Kamu bisa tinggalkan aku, atau aku yang akan tinggalkan kamu?" tanya Haru pada Jeff.

Karena hanya itu pilihan yang bisa Haru berikan pada Jeff. Dalam keadaan genting seperti ini, rasanya diskusi sepanjang apa pun tidak akan menghasilkan apa-apa selain kekecewaan yang makin membesar.

Jeff kembali mendekat pada Haru, namun Haru dengan cepat mundur kembali. "Aku salah, aku.. Aku mengakuinya, Haru maafkan aku,"

Melihat kepanikan dan betapa gemetar nya tangan Jeff yang ingin meraih tangannya sejak tadi, rasanya Haru ingin tertawa. Apa sebelum Jeff memutuskan akan berselingkuh dengan Ishana, pria ini tidak merasakan takut sama sekali?

Haru tersenyum pahit mendengarnya. "Apa pentingnya kata maaf, Jeff? I don't trust you anymore, sorry means nothing right now."

"Aku yang salah di sini! Please Haru!" ujar Jeff kini yang memberanikan diri memeluknya.

Haru menghapus air matanya dan mendorong tubuh Jeff, pelukan Jeff dan hangatnya tubuh Jeff saat ini rasanya sudah berbeda. Dan Haru enggan menerimanya kembali. "I hate this, I'm still hoping now. Tapi, aku melepaskan kamu, Jeff. Thanks for everything, for make me happy in 3 years, you means everything for me. Tapi, sekarang, aku memberikan kamu pada Ishana. Itu lebih baik, bukan? Berarti, Ishana adalah perempuan yang kamu inginkan."

"Nggak," kilah Jeff dengan keras, "I love you, Haru."

Haru menggelengkan kepalanya dan tertawa. "We are done! Apa kamu kurang mengerti, Jeff? Aku membuang kamu! Aku memberikan bekasku pada Ishana!"

Setelah berteriak, anehnya Haru merasa lega begitu saja. Ia menarik napasnya dan tersenyum pada kedua manusia itu.

"What feels like the end, is often the beginning for me. Makasih banyak karena telah mengajari segala hal, Jeff. And Ishana," kata Haru kali ini pada sahabatnya itu, "We can't be friend anymore. Aku hanya, akan mendoakan yang terbaik untuk kalian berdua. Dengan ini, aku tahu, Jeff bukan pria yang pantas untukku dan ini menjadi pelajaranku."

Ishana hanya diam dan tidak bereskpresi. Masa bodoh! Yang jelas, Haru sudah merasa lega melepaskan Jeff.

"I'm done." kata Haru sambil mengangkat kedua tangannya ke atas, dan ia menoleh pada Anjana kini, "Jan, kita pergi."

Haru berjalan lebih dulu, sementara Anjana menatap Jeff dan Ishana bergantian. "Hancurlah kalian berdua, gue nggak bakalan doain lo berdua bahagia. Sayang banget, buang-buang pahala gue."

Setelah berbicara seperti itu, Anjana segera menyusul Haru yang kini tengah berdiri di depan lift.

Haru sempat menoleh pada Jeff dan kedua mata mereka bertemu. Dengan hati yang lapang, Haru menarik napasnya dan membuang nama Jeff dalam kehidupannya.

"Good bye, Jeff." lirih Haru, dan suaranya tidak pernah bisa didengar oleh Jeff.

Kesakitan, kecewa ini akan selalu Haru ingat. Tidak ada sakit yang lebih besar selain kecewa karena pengkhianatan, Haru sangat berharap tinggi pada Jeff bahwa pria itu tidak akan menyakitinya. Ketika kata berjuang dibuktikan dengan kebohongan Haru hanya bisa berharap setelah ini ia tidak akan pernah bertemu dengan Jeff lagi.

Tidak akan pernah.

Welcome, Jeffryand Pramudya

AND

Haruka Tamara Alatas

***

Hello everybody!
Gila kali laaaah, aku udah pernah
cerita belum? Kalau aku punya 140
draf yang masih ditimbun dan belum
aku keluarkan sejak beberapa tahun
yang lalu.

Kalau dipikir-pikir gila juga, ternyata
dulu waktuku untuk menulis itu banyak.
Daripada ditimbun kan, mending
aku publish saja.

Cerita ini memang bakal ada beberapa
tokoh dari cerita lain yang mampir di
sini. Tapi ya... kalau memang merasa
nggak cocok, atau nggak suka sama
visualnya, kalian bisa bebas memilih.

Nggak usah ngebayangin Jaehyun
kalau nggak suka. Wkwkwk.

Segitu aja cuap-cuapnya. Selamat
membaca prolog:) udah menegangkan,
belum? Mau kasih warning ah,
kalian bakal berhadapan sama cowok
brengski, jadi tolong... diharapkan
kuat mental.

***

Disclaimer:
Cerita ini murni karangan
penulis. Nama, tempat,
waktu dan ketidaksengajaan
lainnya, hanya didapatkan
saat penulis membuat
cerita ini.

***

This story will be containt
mature, romance, sad, angst,
family complex, marriage
life.

***

Haruka Moodboards:

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro