Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Untuk Budi-Man-Pekerti?

Kolaborasi: Tin Lovatin tin_lovatin (Fantasi) - Fiona tequilaiueo (Historical)

* * *

"Sor, Raya, Soraya!"

Panggilan itu membuatku semakin kencang berjalan. Aku hapal suara itu. Aku tahu siapa biangnya yang suka memanggilku "Sor-Raya-Soraya". Tiga kata sekaligus. Benar-benar pemborosan kata!

"Indonesia Raya!"

Tuh, kan? 'Indonesia Raya' nya kembali terdengar!

Aku menghentikan langkah. "Ada apa Agnes Jessica Jejak Kupu-kupu Piano di Lemari Kaca Tunangan Hmmm--"

"Aaaaa ... Sor, Raya, Soraya! Kamu hebat! Ada kemajuan! Hari ini bisa ingat tiga judul novel? Biasanya satu saja!"

Aku tersenyum. "Ya sudah, ada apa?" tanyaku pada teman sebangkuku itu. Sebenarnya, namanya itu Agnes saja. Maksudku, tidak ada satu kata pun lagi yang mengekori kata "Agnes" itu. Entah kenapa ibu-bapaknya sepelit itu memberikan nama. Andaikan saja waktu dia lahir, orang tuaku ada di dekat Agnes. Hmm, sudah diberi empat kata di belakang nama "Agnes" nya itu. Sampai-sampai kesulitan seperti aku. Ayu Soraya Teri Lena. Ah, betapa "terlena"nya bapakku memberikanku nama. Hebat benar!

"Bantu aku," pintanya sambil mengubah raut wajahnya itu se-imut mungkin supaya Ayu Soraya Teri Lena ini makin terlena!

"Katakanlah sebelum aku berubah pikiran."

"Tolong letakkan ini di laci meja anak berbudi pekerti itu."

Kalau sudah mengatakan "anak berbudi pekerti" aku sudah tahu apa maksudnya. Anak berbudi pekerti itu adalah Budiman Pekerti, siswa terpintar di sekolah ini. Pintar Matematika, pintar Fisika, pintar Biologi, sehingga tak punya banyak waktu berkumpul-kumpul ria seperti kami--Ria saja mau berkumpul dengan kami--dan hanya sibuk dengan buku-buku tebal. Aku yakin, walaupun pintar, Budiman Pekerti itu tak 'kan bisa menghitung berapa tebal bedak si Sita Cantika itu, yang suka berdandan macam biduan kalau aku bertemu dengannya di luar sekolah.

"Baiklah. Sini!" Kuambil sebuah kertas dari tangan Agnes.

Aku segera kembali ke kelas. Tepat sekali! Ruangan kelas sedang kosong! Aku menyapu pandanganku. Lalu, dengan kemampuan ajaib yang kumiliki, kugunakan tanganku untuk menaruh kertas cinta dari Agnes Saja untuk Budiman Pekerti di laci meja paling depan, tepat sembilan puluh derajat dari meja guru.

Akan tetapi, tanganku berhenti bergerak. Surat cinta yang menggantung di udara kutarik kembali dengan magic-ku. Ada seseorang di sebelah kursi Budiman Pekerti! Aku bergerak mundur dan melihat dari jendela kelas, mirip pengintip ibu-ibu yang sedang mandi! Ah, sepertinya orang itu memasukkan sesuatu! Sepertinya ... uang? Mengapa dia memasukkan uang ke laci Budiman Pekerti yang jujur itu?

Orang itu pergi setelah memeriksa keadaan sekitar dengan aman. Aku menatapnya yang kian menjauh. Sejujurnya belum pernah aku bertemu dengannya sekali pun. Apa dia anak dari kelas lain yang ingin memfitnah Budiman Pekerti?

Rasa penasaran membuatku melangkah ke arah meja Budiman Pekerti yang masih terlihat rapi. Mungkin orang itu tidak ingin ketahuan, tentu saja. Tubuhku membungkuk untuk melihat laci, sejumlah uang tidak terlalu besar ada di sana.

"Bagaimana ini?"

"Sora?"

Tubuhku refleks berbalik mendengar suara itu. Ketua kelas menatap penasaran dan menyelidik. "Vanya?"

"Sedang apa di sana?"

Aku menimbang sesaat. Tidak ada salahnya bercerita pada ketua kelas atas apa yang kulihat. Vanya Hamengkubuwono mungkin bisa mengambil keputusan yang tepat karena dia adalah Putri Keraton Yogyakarta.

Vanya terdiam sesaat setelah aku menceritakan semuanya. Tiba-tiba tersenyum simpul dan membuatku makin penasaran.

"Ada apa, Vanya?" Meski seorang Putri Keraton Yogyakarta, dia lebih suka dipanggil namanya saja.

"Aku yang menyuruh orang itu menaruh uang di laci Budiman Pekerti." Belum selesai rasa terkejutku, Vanya kembali berkata, "Ini rahasia kita saja, ya. Aku ingin membantu Budiman Pekerti yang sudah menolongku. Itu saja.

Apa hubungannya? Aku tidak mengerti sama sekali. Sampai wajah Vanya muncul rona merah tipis, baru sadar apa yang terjadi.

Agnes, sainganmu adalah Putri Keraton Yogyakarta.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro