Stuck In The Strange World
Kolaborasi: Galatumn Galatumn (Action) - Pine Macaroncrunch (Historical)
* * *
Pagi itu, ketika Alea baru saja terbangun dari tidurnya, ia tiba-tiba merasakan sensasi aneh akibat ada desingan yang berasal dari luar jendela tempatnya tinggal saat ini. Desingan itu awalnya terdengar samar-samar, namun semakin lama semakin keras dengan perasaan merinding yang mengikuti.
Perasaan merinding yang hanya akan dirasa oleh Alea saat ia berdekatan dengan sebuah objek sihir yang tidak dikenalinya.
Alea segera saja tersadar sepenuhnya dengan kewaspadaan tinggi karena itu. Di kedua tangannya sudah tergenggam pisau kecil berhiasan batu ruby merah kebanggaan coven-nya. Dengan mengendap-endap, ia mendekati sumber desing itu dan mendapati sebuah sapu berekor alang-alang yang diikat sedang bergerak-gerak sendiri di halaman depannya.
Jelasnya sapu itulah penyebab apa yang ia rasakan saat ini. Benda itu bergerak-gerak di atas tanah dan sesekali melayang naik turun seakan sedang menunggu seseorang untuk naik. Mau tidak mau Alea mendekati sapu itu.
“ Alea, ada apa?” suara seperti bisikkan itu tiba-tiba muncul di kepalanya. “ Apa kamu tidak apa-apa? Kulihat gejolak api emosimu di sini sedikit berkobar-kobar tidak tenang.”
“Aku tidak tahu,” balas Alea melalui mind-link pada ketuanya itu. “Apa kamu mengirimkan sapu terbang untukku? Atau kamu ke sini?”
“Sapu?” Gerta—ketuanya terdengar curiga. “Aku tidak mengirimkan apa pun. Sedari tadi aku berada di tempat persembunyian kita—mengawasi kalian.”
Alea menjadi semakin waspada mendengar jawaban dari sang ketua. Jika memang bukan anggota coven-nya yang mengirim ataupun bertamu, berarti penyamarannya telah—
Belum sempat ia menyelesaikan kesimpulannya, sebuah panah tiba-tiba melesat dari belakang Alea. Hampir saja dadanya tertembus benda itu jika saja ia tidak segera menghindar ke kiri.
“Penyihir dari barat!” desis seseorang berpakaian serba hitam melompat dari atap tempat tinggalnya. Di tangan orang itu terdapat busur berwarna emas dengan panahnya yang di ujungnya dilumuri sesuatu bewarna hitam, nightshade!
“Aku pernah mendengar bahwa sapu yang ditemukan dalam posisi tergeletak akan membawa keberuntungan!” seru Alea yang sudah berposisi siap menyerang. “Nyatanya yang kutemukan adalah orang yang tidak sopan dalam bertamu.”
Orang itu terdiam selama beberapa detik, tidak menjawab apa yang Alea katakan sebelum dirinya meloncat turun dari atap.
Sontak, Alea refleks mundur beberapa langkah, menjaga jarak aman.
'Kau menemukan sesuatu yang aneh lagi, Alea?' tanya Gerta penasaran melalui mindlink. Pria itu cukup tahu ada yang salah hanya dari pergerakkan Alea yang aneh melalui pengawasannya di persembunyian mereka. Apalagi, saat ini, di depan Alea ada seseorang berpakaian serba hitam.
'Aku menemukan sapu penyihir, dan seseorang yang mencurigakan. Kurasa, dia penyihir dari barat,
'Kau bercanda?! Akan ku kirim beberapa orang ke sana!'
'Tidak! Jangan Gerta! Kau lupa kita sedang menyamar?'
'Tapi—,"
Percakapan itu diputus begitu saja oleh Alea. Tidak ada waktu untuk berusaha meyakinkan Gerta, di tengah situasi yang tidak bisa ditebak akan jadi seperti apa.
Alea menggenggam pisau kecilnya semakin erat. Dia menatap sosok serba hitam itu tajam, seolah dalam beberapa detik kemudian, dia bisa menyerang orang itu dalam satu kedipan mata.
Hanya saja, hal yang dilihat Alea benar-benar di luar dugaannya. Sosok itu malah membuka penutup wajah dam kepalanya, hingga Alea bisa tau bahwa dia adalah seorang pria.
"Kau ... bukan penyihir dari barat?" tanya Alea ragu, saat melihat dia terang-terangan membuka penyamarannya.
Pria itu menggeleng, "bisakah kau menurunkan pisaumu terlebih dulu?"
"Apa kau gila? Kau pikir aku akan menurunkan kewaspadaanku, hanya karena kau bukan penyihir seperti yang aku duga?" balas Alea skeptis. Matanya menatap tidak suka tapi juga penasaran terhadap pria di depannya ini.
Alea melihat dia menghembuskan napas dan menyugar rambut pirangnya ke belakang, "lalu, apa kau percaya aku datang dari masa dan dunia yang berbeda denganmu?" tanyanya balik. Ekspresinya terlihat tenang saat menatap Alea.
"Jangan bicara omong kosong! Kau hampir melukaiku dengan panahmu!"
"Dengar, aku hanya berjaga-jaga jika ada yang mengawasiku saat ini. Aku akan menjelaskannya padamu, tapi tolong bawa aku ke tempat yang aman. Kau bisa membawa busur ini jika kau mau. Kurasa, aku aman di lingkungan tempat ini dibanding di atas atap tadi," jelas pria itu santai sambil memberikan busur dengan panah berlumurkan nightshade.
"Ayo, ikut aku." Kepala Alea memberikan gestur untuk pria itu mengikutinya. Dia berjalan di ikuti pria itu memasuki sebuah kamar kosong.
...
Namanya adalah Prince Geovano. Prince adalah seorang pria berumur 23 tahun yang tinggal di sebuah tempat bernama benua Eropa. Prince berkata, bahwa dirinya menempati sebuah istana yang cukup besar di negara bernama Inggris. Dirinya adalah putra tertua dari keluarga bangsawan bergelar Count.
Hari itu, keluarganya sedang menggelar acara amal di sebuah kota yang memang terkenal memiliki masyarakat kurang mampu.
Acara berlangsung lancar hingga seseorang tiba-tiba menyeruak keluar dari kerumunan dan menembakkan peluru ke dada kirinya.
Prince kira, dirinya sudah mati. Namun, betapa terkejutnya ia terbangun di sebuah rumah kayu yang sama sekali belum pernah Prince lihat seumur hidupnya.
Tak hanya itu, Prince juga tiba-tiba diberikan busur dengan panah yang dilumuri nightshade. Orang-orang yang merawatnya menyebut dirinya sebagai Tweede heks yang berarti "penyihir kedua".
Selama beberapa bulan tinggal, Prince dilatih untuk menggunakan senjata itu. Hingga setelah tinggal di sana untuk waktu yang lama, Prince jadi tahu bahwa orang-orang itu adalah penyihir yang tinggal di bagian barat dunia ini.
Lebih parahnya lagi, Prince merupakan korban dari sebuah pemanggilan sihir hitam yang berfungsi untuk menarik seseorang dari dunia lain yang dirasa pantas untuk menggunakan senjata kramat mereka, The Golden Bow atau busur emas.
...
"Kau pikir aku memercayaimu?" Alea berujar sambil menatap tajam Prince. Pria itu mengusap wajahnya kasar mendengar respon wanita yang ada di depannya ini.
"Dengar, aku sama sekali tidak ada niatan bertarung. Tujuanku kemari adalah ingin mengambil sapu penyihir yang jejaknya kutemukan mengarah ke sini. Sapu itu adalah jalan satu-satunya agar aku bisa pulang ke dunia tempatku berasal."
Alea menatap heran Prince, "kenapa kau bisa yakin itu jalanmu untuk pulang?"
"Karena sapu itu pemberian dari seseorang di bagian Barat yang tahu siapa aku. Dia menjelaskan bahwa aku bisa pulang dengan menaiki sapu itu."
Alea berdiri dari duduknya, ia mengeluarkan pisau dari balik jaket jubahnya, kemudian menatap tajam Prince.
"Tidak ada satupun penyihir dari barat yang akan selamat jika berhadapan dengan kami. Sekalipun, kau bukan bagian dari mereka!" Alea berujar mantap.
Saat itu, Prince tahu jalannya menuju pulang tidak akan berjalan lancar karena gadis ini.
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro