Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

17 - Yagami Uzuki

Setengah tahun berlalu dengan cepat. Tanpa sadar, sebentar lagi akan memasuki musim dingin. Hikaru masih tidak bisa melupakan kasus kematian Rei. Seolah mengetahui polisi akan menginterogasi sekeluarga, Shin memberikan uang dengan jumlah hampir miliaran sebagai biaya tutup mulut. Maka itu, bagian kepolisian terpaksa memberi tahu ke keluarga Rei bahwa Rei bunuh diri. Tentu saja, kedua orang tuanya takkan semudah itu percaya. Hikaru hanya bisa terdiam dari jauh, merasakan betapa menyakitkan bagi mereka kehilangan anak kebanggaan mereka.

Shin juga meminta keberadaan Hikaru jangan disebut kepada polisi. Itu wajar karena orang tua Rei mengenal Hikaru. Hikaru sendiri sadar kalau mendekat orang tua Rei, mereka juga akan berakhir seperti Rei. Karena itu, selama setengah tahun yang berjalan dengan damai, Hikaru berusaha menjadi anak penurut di depan Shin. Meski begitu, dia perlu waspada juga karena Kana pernah bilang Shin tahu bahwa anak-anaknya hanya berpura-pura menjadi anak baik di depannya.

Sementara, Tsukasa yang sudah bersepakat dengan Kana memilih bersikap normal di depan Hikaru dengan rasa bersalah yang berat. Begitu pun dengan Hikaru, ia berusaha melupakan kebenaran bahwa pelaku yang membunuh adalah Tsukasa karena tidak ingin menghancurkan ikatan saudara.

Di suatu akhir pekan, Yuuma mengajak seluruh saudaranya jalan-jalan bersama pertama kalinya. Acara itu wajib, bahkan Senri yang tidak pernah keluar dari kamar diseret paksa oleh Yuuma dengan pakaian seadanya. Hanya jalan-jalan biasa, seperti ke mal, taman, dan masih banyak lagi. Namun, Senri yang lemah dan tidak pernah terkena matahari itu mulai mengeluh, padahal belum sampai dua jam sejak keluar dari rumah.

"Yuuma, aku sudah nggak tahan. Ayo pulang sekarang." Senri memeluk lengan Kana sebagai penopang.

"Hah? Sore saja belum, sudah mau pulang jam segini? Dasar vampir." Yuuma berhenti melangkah saat berpapasan tepat di depan restoran keluarga dan semuanya ikut berhenti juga. "Kalau begitu, makan siang dulu."

Restoran keluarga di akhir pekan selalu ramai. Untungnya, mereka berhasil mendapatkan dua meja makan dengan cukup empat orang dalam satu meja. Hikaru, Tsukasa, Yukito, dan Yuuma duduk dalam satu meja, sisanya, Kana dan Senri yang tidak banyak bicara duduk di meja samping mereka. Awalnya, Hikaru ingin di meja lain bersama Kana, tetapi Senri menolak kalau di mejanya ada orang  berisik.

Sebelum masuk restoran tadi, mereka sudah memesan makanan serta minuman. Kini, mereka tinggal menunggu pesanan datang sambil mengobrol. Yuuma lah yang paling berisik, bahkan orang lain yang berada dalam satu ruangan merasa terganggu. Senri yang sudah mengira mulut Yuuma tidak bisa diam langsung memasang earphone sejak memasuki restoran.

Di tengah-tengah itu, Hikaru memperhatikan seisi restoran. Terdapat TV di ujung ruangan dan sedang menayangkan berita yang menampilkan wajah tidak asing baginya. Uzuki. Berita itu sedang mengumumkan pemenang lomba melukis nasional yang disponsori oleh keluarga konglomerat nomor satu di Jepang, Yagiri Group dan yang mendapatkan juara satu adalah Uzuki. Dengan begini, dia bisa menunjukkan Uzuki ke Shiki yang ingin membantunya secara tidak langsung.

"Ada apa, Hikaru? Tiba-tiba diam saja," tanya Tsukasa yang duduk di sebelah Hikaru.

Kana pernah bilang bahwa rencana kabur tidak boleh ketahuan siapa pun, bahkan saudara yang lain. Hikaru tidak boleh sembarangan memberi tahu soal keberadaan Uzuki sehingga dia berbohong dengan berkata, "Oh, aku tiba-tiba sakit perut. Mau ke toilet dulu, ya." Lalu, Hikaru meninggalkan meja dengan terburu-buru.

Namun, Kana yang hanya melihat sekilas wajah Hikaru langsung tahu kalau Hikaru bohong. Sejak awal masuk restoran, dia memperhatikan arah tatapan Hikaru ke mana saja. Setahunya, sebelum Hikaru berbohong, dia melihat TV. Karena penasaran, Kana melihat TV juga.

Awalnya, Kana hanya memperhatikan highlight berita yang bertuliskan 'Wawancara eksklusif Yagami Uzuki, sang pelukis jenius'. Nama keluarganya seperti punya Hikaru sebelum diculik dan baginya, nama Uzuki terasa tidak asing. Apalagi melukis merupakan bakat anak yang pernah dia kenal dengan nama 'Uzuki' juga.

Kana berfirasat tidak enak, lalu mengalihkan pandangan ke sosok yang ditampilkan di TV. Ia benar-benar terkejut dan tidak ingin mempercayainya. Sesaat, dia berpikir dunia ini terlalu sempit, apalagi kalau Yagami Uzuki merupakan adik yang dimaksud Hikaru.

Tiba-tiba ponsel Kana bergetar, terdapat notifikasi chat masuk dari Hikaru. Chat tersebut menyuruh Kana melihat TV dan memberi tahu Shiki juga buat melakukan yang sama. Tak perlu terkejut lagi, Hikaru menyampaikan bahwa Yagami Uzuki yang di TV adalah adiknya yang rencananya ingin dibawa ke dalam rencana kabur.

Kana yang masih tidak percaya dengan kenyataan tak sadar mengirim chat yang tidak seharusnya. Jadi, Uzuki masih hidup? Lalu, dialihkan ke chat lain. Lupakan itu. Oke, akan kuberi tahu ke Shiki.

Diam-diam, Kana memotret layar TV dari jauh. Setelah itu, Kana membaca chat Hikaru lagi. Yagami Uzuki sepertinya bukan adik kandung Hikaru. Shin pasti juga tahu keberadaan Uzuki dan mustahil tidak tahu bahwa dulu Uzuki dan Kana pernah satu panti asuhan. Tujuan Shin menculik Hikaru semakin membingungkan.

Mendadak, Yukito duduk di sebelah Kana dan Kana segera menutup layar ponselnya. Ini baru pertama kalinya Yukito mendekatinya duluan.

Pergilah. Aku mual lihat wajahmu. Kana mengabaikannya dengan berpura-pura sibuk main ponsel.

"Jangan dingin begitu, dong. Apa permintaan maafku masih kurang?" tanya Yukito yang ingin mengganti suasana di meja sepi itu.

Kana masih mengabaikan tanpa melihatnya, apalagi Senri yang sibuk di dunia sendiri. Yukito bicara lagi pasti masih diabaikan. Bertepatan pada saat itu, Hikaru baru kembali dari toilet dengan wajah terheran karena melihat Yukito diabaikan satu meja.

"Begini, Hikaru. Sebentar lagi, kan, bulan Desember dan bakal ada natal. Sudah lama sekali, di rumah nggak pernah merayakan pesta natal. Aku ingin pendapat mereka berdua, tapi aku diabaikan. Bagaimana denganmu?"

Hikaru tak pernah sekalipun merayakan natal sejak kecil. Ternyata tidak buruk juga Hikaru setuju dengan tawaran Shin. Dia bisa merasakan pengalaman baru seperti pesta natal yang terasa menyenangkan dan ramai.

"Aku mau, sepertinya menyenangkan," balas Hikaru sambil cengar-cengir.

*****

Menjelang sore, stasiun sangat ramai meski akhir pekan. Izumi yang sehabis bekerja part-time sedang menunggu kereta datang sambil membalas chat dari teman-temannya satu-persatu yang belum sempat dibalasnya. Tak sengaja, dia melihat nomor kontak Hikaru. Chat terakhir dari Izumi masih belum dibalas hampir berbulan-bulan. Menduga bahwa Hikaru sudah memblokir nomornya membuatnya jengkel sekali.

Izumi semakin geram dan tanpa sadar, dia mengumpatnya. "Sialan kau, Hikaru! Berani-beraninya mempermainkan aku, padahal aku benar-benar menyukaimu."

Begitu sadar telah mengumpat dengan suara keras, Izumi segera menutup mulutnya dan merasa malu berat meski mustahil ada yang mendengarnya di stasiun seramai ini.

"Permisi." Tiba-tiba seorang gadis yang terlihat usianya anak SMA menegurnya. Dia menggunakan kursi roda di stasiun yang ramai. Apakah tak ada yang mendampinginya?

"Oh, maaf kalau aku mengganggumu." Izumi spontan meminta maaf karena umpatannya tadi. Namun, rupanya gadis itu tidak sedang menegurnya.

"Bukan, saya ingin bertanya ke kakak. Tadi kakak menyebut nama Hikaru, ya? Apa orang yang kakak sebut tadi seperti ini wajahnya?" Gadis itu menunjukkan layar ponselnya.

Mengejutkannya, foto yang ditunjukkan gadis itu memang Hikaru yang dikenal Izumi. "Kalau boleh tahu, siapa namamu, ya?" tanya Izumi berhati-hati.

Yagami Uzuki, itulah nama gadis yang mengaku adik Hikaru. Ia menjelaskan bahwa selama ini dia mengkhawatirkan Hikaru yang tidak pernah pulang sejak berbulan-bulan yang lalu. Di situasi seperti itu, Izumi merasa cukup kebingungan. Nama keluarganya jelas berbeda, lalu saat ditanya kenal Tsukasa atau tidak, Uzuki menjawab tidak kenal. Baginya, Hikaru masih misterius dan berfirasat bahwa kematian Rei ada hubungannya dengan Hikaru.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro