Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Special Part

"Week of Happiness?"

One-Shoot

Nijimura x Shy!Reader

[Note: Reader disini berbeda dari Reader yang utama, ok? Reader yang utama akan dipanggil Akashi-chan ok? :3]

***

*** Third pov ***

"Shuuzo, ini adalah (Name) (Surname). Dia akan diuji bekerja selama seminggu disini sebagai asistenmu." Nijimura mengangkat kepalanya dan melihat Ame sedang berdiri di depannya dan seorang perempuan berdiri di sebelahnya.

"D-Doumo," ucapnya mengangguk malu-malu.

"Ah, doumo. Aku Nijimura Shuuzo." balas Nijimura juga menganguk lalu menoleh pada Ame, "Dan apa maksud ucapanmu barusan?"

"Hm? Bukannya asistenmu yang sekarang sebentar lagi akan mengundurkan diri karena pindah keluar negri?" tanya Ame menyilangkan kedua tangannya, "Dan aku tau perusahaan Nijimura menjadi sangat sibuk semenjak kau kembali menjadi pemimpin perusahaan ini, dua tahun yang lalu."

Ya, sudah dua tahun semenjak dia kembali menjadi pemimpin perusahaan ini. Dua tahun semenjak mantan tunangannya berubah nama menjadi Akashi.

"Dan maksudku diuji adalah... jika (Surname)-chan merasa kesulitan menjadi asistenmu atau kau merasa ia tak cocok menjadi asistenmu maka aku akan mencarikan penggantinya." jelas Ame lalu memutar bola matanya, "Beruntunglah aku mau mencarikan asisten untukmu, Shuuzo."

"Walaupun aku tidak memintanya padamu, eh?" gumam Nijimura.

"Heh, hidoii o." sahut Ame memutar bola matanya, "Jika kau tidak mau, (Surname)-chan akan kujadikan asisten untuk Seijuuro."

"Eh? Apa dia sedang mencari asisten?" tanya Nijimura mengangkat sebelah alisnya.

"Ya, tapi katanya kalau bisa itu yang laki-laki karena dia tau istrinya akan cemburu. Seijuuro tidak mungkin cemburu pada Shogo. Tapi karena (Surname)-chan sangat bagus menjadi seorang asisten, kurasa tidak apa-apa." jelas Ame.

"A-aku tidak sebagus itu, Ame-san..." gumam (Name) menundukkan kepalanya.

"Lagipula dapat kau lihat ia sangat pemalu." ucap Ame menepuk pundak (Name) dan membuatnya sedikit tersentak kaget, "Tidak mungkin dia akan menggoda Seijuuro, itu pun jika ia berani." sambungnya lalu menatap Nijimura, "Jadi? Ingin dicoba dulu atau tidak?"

Nijimura menatap (Name) yang kembali menunduk dengan malu-malu lalu mengangguk, "Tentu saja."

Ame langsung memasang wajah senang, "Bagus, karena aku sudah meminta pada asistenmu yang asli, jadwalmu selama seminggu ke depan." ucapnya mengeluarkan folder lalu memberikannya pada (Name), "Ganbatte ne, (Surname)-chan~" lalu ia keluar dari ruang kerja Nijimura.

Menyisakan mereka berdua.

(Name) tampak sangat kebingungan, dan Nijimura menyadari itu.

"Ah, karena kau akan diuji bekerja disini selama seminggu, untuk sementara mejamu berada di dalam sini agar aku bisa mengawasimu." ucap Nijimura lalu menunjuk meja kerja lain yang berada cukup jauh dari mejanya, "Itu adalah meja kerjaku yang lain. Pakailah, meja itu tidak kugunakan akhir-akhir ini."

"A-ah, baik." ucap (Name) mengangguk lalu dengan ragu-ragu menuju mejanya.

~ First Day ~

"O-ohayou gozaimasu, Nijimura-san."

Begitu memasuki kantornya, Nijimura langsung disapa oleh (Name) yang sedang duduk di sofa, dan sedang melihat folder di ruang tunggu. Lalu (Name) mulai merapikan semua foldernya dan perlahan mendekati Nijimura.

Nijimura mengangkat sebelah alisnya lalu melihat jam tangannya.

Jam 08.00 pagi.

Nijimura menoleh pada (Name), "Jam berapa kau datang?"

(Name) yang sudah berada di dekat Nijimura pun langsung tersentak kaget saat iris mata Nijimura menatap iris (e/c)nya.

"T-tidak lama kok!" ucapnya menggeleng.

"Tidak lama, tapi spesifiknya jam berapa?"

"U-uhm, jam... 07.45 pagi..."

'Bahkan pekerja paling rajin pun tidak akan datang sepagi ini...' pikir Nijimura.

"Kau tidak harus datang sepagi itu." ucap Nijimura, "Apa kau sudah sarapan?"

(Name) menoleh ke arah lain, "J-jangan khawatirkan aku."

"Kau belum sarapan?" tanya Nijimura sedikit terkejut.

(Name) mengangguk, "Tapi anda tidak perlu khawatir, Nijimura-san." ucapnya kemudian.

"Ayo sarapan," ajak Nijimura, "Aku yang traktir."

(Name) menggeleng, "T-tidak perlu..."

"Ini perintah dari atasanmu, (Surname)-san."

"Aku tidak ingin merepotkan anda, Nijimura-san."

"Ini tidak merepotkan."

(Name) kembali menggeleng.

'Untuk wanita yang pemalu, dia sangat keras kepala.' batin Nijimura sedikit frustrasi.

"Pekerjaanmu akan sangat banyak." ucap Nijimura.

"Aku bisa menahannya, Nijimura-san."

"Kau akan pingsan jika tidak sarapan. Tidak, kau PASTI pingsan jika tidak sarapan." ancam Nijimura.

Ya, dia berbohong mengenai pingsan tapi dia jujur saat berkata pekerjaan (Name) akan sangat banyak dan dia khawatir pada (Name) bisa menanganinya atau tidak,

(Name) tampak sedikit ragu.

"B-baiklah jika begitu..." gumamnya.

"Bagus, sekarang ayo ikut aku." ucapku.

"Eeh??"

"Kita sarapan bersama dan ini perintah, ok." perintah Nijimura dan (Name) hanya bisa mengangguk.

Hari pertama, dan Nijimura mengetahui kalau (Name) adalah sosok yang keras kepala.

~ Second Day ~

(Name) datang pagi dan tidak sarapan.

LAGI.

Nijimura hanya bisa menghela napas saat mendapat jawaban yang sama seperti kemarin.

"Kupikir kau akan sarapan setelah kejadian kemarin." komentar Nijimura saat mereka memasuki lift yang menuju lantai teratas, tempat ruang kerja Nijimura berada.

(Name) sedikit terlonjak lalu menunduk, "G-Gomenasai..." gumamnya.

Nijimura lalu mengambil sesuatu dari dalam tas kerjanya, "Makan ini." perintahnya memberikan sebungkus roti isi pada (Name).

"Eh?" (Name) mengerutkan alis lalu menggeleng.

"(Surname)." ucap Nijimura dengan tegas, membuat (Name) sedikit terlonjak lalu mengangguk.

Nijimura menutup matanya, berpikir cepat. (Name) itu keras kepala, dia tau itu. Dia yakin (Name) akan menolak ajakannya mentah-mentah setelah kejadian kemarin dan dia sudah menduga (Name) akan menolak pemberiannya, walaupun dia tak menduga (Name) akan cepat menyerah saat dia memberikan roti isi padanya. Dia tidak tega mengancam perempuan pemalu seperti (Name) untuk sarapan sebelum berangkat kerja. Akhirnya dia menghela napas, mungkin keputusannya bisa menjadi keputusan terbaik atau keputusan terbodoh sekarang.

"(Surname)-san," Nijimura menoleh ke sebelahnya dan melihat (Name) sedang memakan roti isi dengan pelan-pelan.

Pipi Nijimura sedikit merona melihat betapa imutnya (Name) saat memakan roti isi.

(Name) sedikit terlonjak lalu dengan cepat menoleh pada Nijimura, "Y-ya, Nijimura-san??" ucapnya kaget.

Mereka berdua pun keluar dari lift.

Nijimura sedikit tertawa melihat reaksi (Name), "Kuperintahkan kau untuk membuatkan 2 bento, untukmu dan untukku sebelum berkerja. Jika tidak maka kau tidak kuizinkan berkerja." ucapnya masih berjalan menuju ruang kerjanya.

Suasana menjadi sunyi.

Nijimura berhenti lalu melihat (Name) tidak bergerak dari tempatnya berdiri sebelumnya, di depan lift yang sudah tertutup. Kedua iris matanya membesar dan mulutnya sedikit terbuka. Ekspresi kaget dan heran tampak muncul di wajahnya.

'Baiklah, itu keputusan yang--' tiba-tiba pikiran Nijimura terhenti saat (Name) membungkuk 90 derajat.

"A-a-a-akan kukerjakan dengan semampuku, Nijimura-san!!" ucapnya setengah panik.

Hari kedua, dan Nijimura mengetahui kalau (Name) akan melakukan apapun asalkan dia berkerja.

~ Third Day ~

"O-ohayou, Nijimura-san!"

Nijimura yang baru saja memasuki kantor langsung terlonjak kaget saat melihat (Name) sedang membungkuk 90 derajat sambil memberikan kotak bekal padanya.

'Jadi dia benar-benar melakukan apapun agar dia bisa berkerja...' pikir Nijimura sambil menerima bekal pemberian (Name).

"A-anda tidak perlu curiga, Nijimura-san! A-aku membuatnya sendiri dan aku tidak menambahkan racun ataupun bahan aneh lainnya!" jelas (Name) penuh percaya diri.

Nijimura yang melihat ini hanya bisa ber-sweat drop ria, 'Aku bahkan tidak berpikiran kalau kau akan meracuniku...'

Lalu mereka berdua pergi menuju ruangan kerja Nijimura. Sesampainya disana, Nijimura dan (Name) memakan bekal buatan (Name). Iris mata Nijimura membesar saat dia memakan bekal buatan (Name).

"B-bagaimana, Nijimura-san?" tanya (Name).

"Mhm, enak!" jawab Nijimura mantap dan itu membuat (Name) menghela napas lega.

Hari ketiga, dan Nijimura yakin (Name) akan jadi istri yang baik dengan masakan seenak ini.

Ya, jika dia belum menikah. Jika sudah maka suaminya adalah laki-laki paling beruntung di dunia, dapat merasakan makanan seenak ini setiap hari.

~ Fourth Day ~

Setelah memakan bekal (Name), Nijimura langsung fokus pada laptopnya. (Name) yang baru saja menyelesaikan bekalnya hanya bisa memandang heran atasannya tersebut.

"U-um, Nijimura-san?"

"Oh, (Surname)-san? Ada apa?" Nijimura langsung mengalihkan perhatiannya dari laptop ke (Name).

(Name) hanya melirik ke arah lain tapi sesekali melirik ke arah Nijimura, "U-uhm, anda terlihat sangat serius jadi aku penasaran ada apa... padahal 3 hari terakhir anda terlihat santai-santai saja..."

Nijimura menatap lama (Name), sebelum akhirnya mengangkat kedua bahunya dan menatap kembali laptopnya.

"Bukan apa-apa,"

"Apa ini mengenai pertemuan mendatang?"

Nijimura mengankat sebelah alisnya lalu melirik ke arah (Name).

"S-sebelumnya kan Ame-san memberikan jadwal Nijimura-san selama seminggu padaku dan di hari terakhirku, Nijimura-san punya pertemuan..." jelas (Name) mendunduk dengan panik.

Nijimura hanya tersenyum, "Ya, aku punya pertemuan dan sekarang aku sedang mencari bahan presentasi saat pertemuan nanti..."

"J-jika boleh, izinkan saya mencari dan membuat presentasi untuk anda!"

Nijimura menggeleng, "Ini di luar perjanjian."

"T-tapi Ame-san mengatakan bahwa membantu Nijimura-san adalah salah satu yang bisa dilakukan selama seminggu pengujian..."

"Kau bahkan tidak tau apa materinya."

(Brak!!)

Tiba-tiba (Name) menggebrak meja Nijimura, membuat si pemilik terlonjak kaget.

"J-jadi, jika saya tau apa materinya, Nijimura-san mengizinkan saya untuk membantu?" tanya (Name).

Nijimura hanya mengangguk, dan saat itu Nijimura melihat bintang-bintang di iris (e/c) (Name).

"S-s-saya akan berjuang dengan baik!!"

Nijimura hanya bisa diam lalu mengangguk canggung. Hari keempat, dan Nijimura yakin (Name) sangat suka berkerja.

~ Fifth Day ~

Begitu sampai di kantor, Nijimura melihat (Name) sudah berada di ruang tunggu dengan sebuah laptop di depannya dan 2 kotak bekal yang berada di sebelahnya.

"(Surname)?"

(Name) langsung terlonjak kaget.

"Nijimura-san! Ohayou g-g-gozaimasu!!"

"O-ooh," sahut Nijimura mengangkat sebelah tangannya, "Ohayou."

"Saya sudah membuatkan anda bekal, dan saya membawa bekal saya sendiri!"

'Ya, aku bisa lihat itu.' pikir Nijimura mengangguk.

"Sekarang kita ke ruangan saya." perintah  Nijimura mengambil kedua bekal (Name).

Sedangkan (Name) menjadi panik sendiri mengambil laptopnya lalu mengikuti Nijimura. sesampainya di ruangan Nijimura, (Name) langsung melangkah ke mejanya berkerja sedangkan Nijimura hanya bisa menggelengkan kepalanya saat melihat tingkah (Name).

"Sarapan dulu sebelum berkeja, ingat aturan itu (Surname)."

"Si-siap!" sahut (Name) langsung mendekati Nijimura dan mengambil bekalnya.

Mereka pun sarapan dengan tenang.

Hari kelima, dan Nijimura tau kalau (Name) adalah orang yang konsisten serta mmiliki konsentrasi tinggi karena ia bisa melakukan beberapa pekerjaan sekaligus (seperti mencari materi sambil sarapan atau mengambilkan berkas untuk Nijimura sambil minum secangkir kopi yang baru saja ia buat).

~ Sixth Day ~

Aneh. Itulah yang pertama kali Nijimura pikirkan saat melihat ruang tunggu yang kosong.

'Apa ia belum datang?' pikir Njimura, 'Tumben.'

Tanpa menunggu lagi, Nijimura langsung menuju ruangannya dan mulai berkerja. Sesekali  Nijimura melihat mejanya yang biasanya diduduki oleh (Name). Setelah kesekian kalinya, akhirnya Nijimura tersadar.

'Kenapa... aku merindukannya ya?'

Baru saja Nijimura hendak kembali berkerja...

(Brak!)

"Maafkan atas keterlambatan saya, Nijimura-san!!"

Nijimura langsung terlonjak kaget melihat (Name) yang masuk tiba-tiba.

Rambut berantakan, pakaian yang cukup berantakan, berkas tebal di tangan kanan, laptop di tangan kiri, wajah panik, dan tanda kurang tidur karena mata (Name) tampak merah.

"(Surname)-san?"

"Saya terlalu asik mengerjakan proyek yang akan datang dan saat saya sadar, waktu sudah menunjukkan jam 08.15 jadi saya bergegas kemari." jelas (Name).

Nijimura berdiri dari tempatnya lalu mendekati (Name). Nijimura mengambil berkas dan laptop (Name) lalu meletakkannya di meja yang berada di dekat sofa.

"Nijimura-san?"

Tanpa diduga-duga Nijimura menarik tangan (Name) dan berjalan menuju sofa. Nijimura duduk di sofa.

"A-aah, apa anda mau ko-"

Nijimura langsung menarik (Name) yang membuatnya duduk di pangkuan Nijimura. Wajah (Name) sudah semerah tomat saat sadar ia duduk di pangkuan Nijimura.

"Penampilanmu berantakan, rapikan pakaianmu selagi aku merapikan rambutmu." ucap Nijimura, mengambil sikat rambut yang ada di atas meja.

"Tapi-"

"(Name)."

"Baik!!"

Suasana menjadi sunyi.

'Tunggu, apa barusan aku memanggil nama depannya?'

'Eh? Apa barusan Nijimura-san memanggilku dengan nama depanku?'

"Apa tidurmu cukup-" Nijimura menggelengkan kepalanya, "Apa kau tidur?"

(Name) melirik ke arah lain.

"T-tidur kok."

"Kapan?"

"2 hari yang lalu."

Nijimura menggelengkan kepalanya.

"Oke, sudah selesai." dengan cepat (Name) pindah ke sebelah Nijimura.

"Ngomong-ngomong, presentasinya sudah jadi, Nijimura-san!"

Nijimura menoleh ke (Name) lalu mengangguk.

"Sebenarnya kau tidak harus sampai bergadang untuk mengerjakan presentasi itu. Ini hanya pertemuan kecil-"

"Setidaknya saya ingin membantu Nijimura-san."

"Kalau begitu, perlihatkan presentasimu lalu kita break sampai pulang."

"Eh? Kenapa sampai pulang??"

"Karena aku ingin."

'Tentu saja karena aku ingin kau istirahat, (Name).'

Hari keenam, Nijimura tau bahwa presentasi buatan (Name) sangat bagus dan hari itu juga Nijimura mengetahui banyak hal tentang (Name) yang membuat mereka saling memanggil nama depan satu sama lain, juga termasuk e-mail dan nomor telponnya ;)

~Seventh Day~

(Name) sakit.

Nijimura tak bisa fokus pada pertemuan sejak mendapat pesan dari (Name) bahwa ia sakit. Nijimura sudah meminta Ame untuk memeriksa (Name) dan barusan dia mendapat laporan dari Ame.

"(Surname)-chan demam tingggi, mungkin karena kurang istirahat dan makan tidak teratur. Aku sudah memberikannya obat dan menyuruhnya untuk istirahat. Dengan istirahat seharian, ia pasti bisa sembuh~"

Terdengar santai, tapi tidak dengan laporannya.

Tiba-tiba pintu pertemua terbuka.

"Hai'~ Hai'~ Shuuzo, pergilah ke apartemen (Surname)-chan jika kau tidak fokus pada pertemuanmu~"

Berdiri Ame di depan pintu dengan pakaian dokternya.

"Eh, apa?" kaget Nijimura.

"30 menit peremuan berlalu dan kau sama sekali belum memulainya. Cepat kesana." ucap Ame menggelengkan kepalanya.

"Tapi, bagaimana dengan petemuan ini?"

"Aku yang akan menggantikannya~"

Nijimura mengerutkan alisnya lalu menatap Ame dengan tatapan ragu, "Apa kau bisa?"

Ame menepuk keningnya, "Ya ampun, Shuuzo. Apa kau sangat galau dengan kondisi (Surname)-chan sampai lupa kalau orang yang ada di pertemuan ini adalah Akashi-kun dan Akashi-chan?"

Ah, benar juga.

Lalu Nijimura berdiri dan berjalan keluar ruangan. Tak luput dari pendengaran Nijimura komentar Ame...

"Ditunggu undangan pernikahannya ya! Dan jangan sampai salah pasangan seperti Seijuuro dan-Ow, berhenti memukul kepalaku, Seijuuro!"

"Salahmu mengatakan hal yang tidak perlu."

Setelah itu Nijimura tidak dapat mendengar kelanjutannya karena pintu lift yang tertutup. Perjalanan menuju apartemen (Name) terasa sangat singkat, mengingat betapa khawatirnya Nijimura pada (Name). Saat Nijimura sadar, dia sudah menekan bel apartemen (Name).

Terdengar suara batuk (Name) dan tak lama kemudian pintu terbuka dan terlihatlah sosok sakit (Name).

"U-uuh, Shuuzo?" kaget (Name).

"Aku akan merawatmu." ucap Nijimura langsung masuk dan mengangkat (Name) dengan gaya tuan  putri.

"T-tunggu dulu!? Turunkan aku, Shuuzo!!"

Nijimura tidak bergeming.

"Kubilang turunkan aku-" tiba-tiba saja nijimura mencium (Name) yang membuatnya menjadi diam.

"Bagus, sekarang biarkan aku merawatmu karena aku tidak mau orang yang kusayangi sakit."

Hari ketujuh, Nijimura mendapat seorang pacar yang juga adalah calon tunangannya ;)

Ohh, tentu saja surat undangan akan segera datang padamu, Ame ;)

***

Yeay~

Akhirnya udate juga :v

Ini hadiah spesial dariku~

Maaf lama update :'v

Kritik dan saran yang membangun akan sangat diterima~

-Rain

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro