Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Lembar 01

Lembar 01: Hidup Biasa Penuh Dengan Kesialan.

--oOo--

Pukul 05.00.

Seorang laki-laki terlihat masih terlelap di ranjang sambil menggeliat untuk menyamankan posisi tidurnya. Beberapa detik lalu ia sudah mengecek jam weker dan merencanakan akan bangun satu jam lagi.

Entah kenapa semakin hari ia bekerja di tempat yang itu-itu saja, semakin ia juga malas melakukannya. Aktivitas yang sama dan membuat bosan ditambah dengan banyaknya kesialan yang dialaminya.

"Memikirkan segala kesialan ini sungguh membuatku pusing. Rambutku bisa cepat putih dan itu akan terlihat mengerikan. Setidaknya aku lebih tampan dari sekian banyak pria di dunia ini--"

BREK!

Akabane Karma--laki-laki yang kini terduduk di ranjangnya karena kejatuhan sesuatu dari atas. Sudut bibir dan alis laki-laki itu berkedut. Padahal ia sedang menyamankan diri untuk tidur lagi.

'Setan ...' umpatnya dalam hati saat mendapati sebuah panci berukuran sedanglah yang menimpa kepalanya tadi.

Perempatan merah muncul di pelipisnya seperti dalam serial anime. Laki-laki itu beralih mengambil panci yang menimpa kepalanya entah darimana tersebut lalu membuka sebuah lemari besar yang ternyata berisi panci-panci lain.

"Membuka usaha dagang panci kelihatannya tidak buruk," kata Karma sambil menaruh panci yang ada di tangannya bersama panci-panci lain di dalam lemari.

Kesialan yang menimpanya cukup aneh dan ia tidak tahu bagaimana datangnya bencana semacam ini. Kejadian dimulai sejak dirinya masih kecil dan Karma masih belum tahu penyebabnya.

Setiap dirinya mengatakan suatu hal yang terdengar sombong, angkuh dan penuh dengan percaya diri sampai meremehkan lawan bicaranya, entah dalam hati atau secara langsung, kesialan akan datang menimpanya saat itu juga. Yang paling umum adalah kejatuhan panci berbagai ukuran tergantung seberapa buruk ia meremehkan lawan bicaranya dan meninggikan dirinya.

Tit tit tit titith--coret. Tit, tit, tiitttt.

Karma menoleh ke arah ponselnya yang bergetar di atas nakas kayu. Laki-laki itu berjalan mendekati ponselnya kemudian membuka pesan dari aplikasi Lain yang sudah ter-pop up di layar.

Nagisa Shiota
Karma, jangan bilang kau akan terlambat lagi. Koro-san bisa melemparmu ke luar kantor. Lagi.

Karma mengernyitkan dahinya, laki-laki itu mengetik pesan balasan untuk teman masa kecilnya sekaligus rekan kerjanya tersebut tanpa memperhatikan angka di sebelah balon chat.

Nagisa, ini masih jam lima pagi. Apa yang kau harapkan dari pukul lima pagi? Ruang kerja rasa kuburan?

Pesan Karma langsung mendapat tanda dibaca oleh Nagisa yang berarti si pengirim pesan tadi masih aktif dengan ponsel miliknya.

Tak berapa lama laki-laki berambut baby-blue di seberang sana membalas pesan dari Karma dengan sebuah voice note. Tanpa pikir panjang, Karma langsung menyetel rekaman tersebut dengan volume yang cukup tinggi.

---

▶️🔘----------

Masih jam lima, kepalamu! Ini sudah pukul delapan lebih dan rapat akan dimulai! Sebaiknya kau segera ke sini kalau tidak Koro-san akan benar-benar membantai kita berdua!

▶️----------🔘

---

Telinga Karma berdenging sejenak berkat suara panik Nagisa dari seberang sana. Sudut bibir laki-laki berambut merah itu berkedut tanda kesal sekaligus tak percaya dengan apa yang Nagisa katakan.

Laki-laki tersebut melirik jam wekernya yang masih menunjukkan pukul 05.00 sedari tadi. Karma mengernyitkan dahinya kemudian beralih mengecek jam pada ponselnya.

Refleks Karma menjatuhkan ponsel ke ranjang lalu mengambil jam wekernya kasar dan mendekatkan benda bulat itu ke telinganya. Mati, baterai jamnya habis.

'Uh, persetan.'

Perempatan merah muncul di pelipis Karma. Sungguh ia jengkel dengan kesialan yang menimpanya. Dilemparnya jam tersebut ke ranjang sampai mengenai ponsel lalu dirinya bergegas mandi bebek di dalam kamar mandi. Secepat yang ia bisa kalau tidak mau atasan mereka--Koro mengeluarkan suara nyurufufufufu sambil menyawernya dengan amplop gaji yang terbakar.

--oOo--

To be continued.

Note: Silakan diambil wejangannya sebelum ambil rapot /slap.

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro