6. Korban Koma
"Berita Hangat! Kekerasan fisik Suzuran telah terjadi kembali pagi ini. Ditemukan seorang gadis SMA Suzuran tergeletak di bawah jembatan dalam kondisi luka-luka yang cukup serius. Pihak kepolisian segera bergerak dan.."
Tampak sebuah tv yang sedang menyala tanpa ada yang menontonnya. Pemiliknya sedang mandi dan bersiul-siul dalam hati yang sedang senang. Tak lama kemudian, si pemilik keluar dari kamar mandi dan mematikan televisinya lalu bersiap-siap pergi ke sekolah.
Di sekolah...
Taishi bergaya ala detektif dan memberitahukan sebuah rencana pada Ryo dan Chiba. "Wahai Shogun, Daimyo! Aku punya ide cemerlang untuk mencari target baru!"
Ryo dan Chiba pun serius mendengarkan. Taishi pun berbisik, "target kita kali ini adalah... Haruka-chan!"
"Baka!" Ryo dan Chiba secara bersamaan memukul kepala Taishi. Taishi pun meringis kesakitan.
"Ah!" pekik Ryo tiba-tiba sambil mengacungkan jarinya, "gue inget, ada orang mencurigakan di sekolah ini!"
"Yang bener?" tanya Chiba tak percaya.
Ryo mengangguk mantap lalu mengajak mereka ke aula sekolah. Mereka pun mengendap-endap.
"Kenapa kita harus pake ginian sih?" protes Chiba merasa risih karena Ryo memaksa tiga serangkai menggunakan topi lucu untuk beraksi.
Penampakan tiga serangkai sebagai mata-mata
"Ini namanya metode penyamaran jaman now! Jangan sampai gegabah!" jawab Ryo dengan wajah menjengkelkan.
"Gegabah apanya, yang ada makin ketahuan!" gerutu Chiba.
Pletak!
"Baka! Jangan keras-keras, nanti ketahuan!" Taishi memukul Chiba dan berbisik padanya. Chiba cemberut tapi dia diam saja dan hanya mengikuti dua anak-anak bodoh di sebelahnya dengan pasrah.
"Nah lihat itu!" ujar Ryo sambil menunjuk murid lain yang memiliki rambut bewarna kuning menyala dan mirip yankee*.
"Memang kenapa?"
"Tampangnya kan kowai!" sahut Taishi.
"Tampang aja sih belum tentu orang jahat," ujar Chiba kecewa.
"Tapi dia aneh kan? Sepertinya dia adalah..," ujar Ryo dengan memicingkan matanya. Chiba dan Taishi menunggu jawaban Ryo dengan berdebar.
"Adalah.. alien yang akan menculik kita!" seru Ryo sambil bergidik.
"Iihhh! Kowaai! Takut~," jawab Taishi sambil pura-pura histeris.
Chiba memutar bola matanya tak percaya dalam kondisi seperti ini malah bercanda.
"Tunggu! Dia bukan alien!" sahut Taishi tiba-tiba berubah menjadi serius, "dia kan..."
Chiba pun mulai tertarik. Apa dia beneran tau siapa yankee itu?
"Dia itu.. makhluk ghaib!" jawab Taishi sambil bergidik.
"Kowai, kowai, kowai!" sahut Ryo ikut bergidik.
Chiba semakin gemas dan memukul 2 orang aneh di sebelahnya. Dia pun pergi meninggalkan mereka dan berhenti.
Taishi dan Ryo mengikutinya, "Chiba-kun, jangan marah dong~"
"Ada apa?" tanya Ryo bingung melihat Chiba berhenti. Mereka bertiga pun melihat jauh di depannya ada Nana sedang menangis.
"Nana-chan!"
Tiga serangkai pun menghampirinya. "Nana-chan! Lu kenapa?"
Nana mengusap air matanya dan mendongak, "Maika-chan masuk rumah sakit!"
"Maika-chan?" gumam Chiba sambil melirik Ryo dan Taishi.
Taishi pun berbisik, "itu, teman Nana-chan yang biasa di sampingnya."
Chiba mengangguk dan mulai berjongkok disusul Ryo dan Taishi, "memangnya kenapa Maika-chan bisa masuk rumah sakit?"
"Dia.. jadi korban kekerasan pagi ini hiks," ujar Nana sambil terisak.
Chiba melebarkan matanya, "korban?"
"Kowaai! Orang itu beraksi lagi sekarang?" tanya Ryo pada Taishi. Taishi hanya mengangguk-angguk.
Chiba menoleh, "orang itu?"
Ryo mengangguk, "tiga bulan yang lalu ada kasus yang serupa di sekolah ini. Sekitar satu bulan kita nggak bisa hidup tenang."
"Benar! Kita takut kalo orang itu datang dan membuat kita jadi korbannya!" imbuh Taishi sambil bergidik.
"Apa kalian tau sesuatu soal orang itu?" tanya Chiba mencoba menggali informasi.
Ryo dan Taishi pun menggeleng dan mengedikkan bahunya. Nana pun memicingkan matanya, "Chiba-kun? Kenapa kamu tanya-tanya seperti itu?"
"Hah? Ng.. nggak, nggak papa. Cuma penasaran aja," jawab Chiba dengan gugup.
"Aa, Nana-chan! Lebih baik nanti pulang sekolah kita jenguk temanmu itu," ujar Chiba sambil menepuk pelan punggung Nana. Nana pun mengangguk.
***
Di rumah sakit..
"Maaf, kalian nggak bisa masuk ke sini," tolak seorang pria tinggi paruh baya.
"Kenapa om?" tanya Nana bingung.
"Peraturan rumah sakit, keadaan Maika terlalu parah," ujar pria itu tertunduk sedih.
"Apa yang terjadi, om?"
"Maika.. sekarang koma tak sadarkan diri. Padahal, tadi pagi waktu ia berangkat, dia sangat ceria, tidak kusangka..," jawab pria itu tak sanggup melanjutkan kata-katanya.
"Koma? Maika-chan..huhu," Nana pun semakin menangis dan Chiba memegangi pundak Nana.
Mereka pun akhirnya turun karena tidak diizinkan masuk. Di halaman rumah sakit, Nana masih menangis. Tiga serangkai pun merasa iba pada Nana. Terbesitlah di pikiran mereka untuk menghibur Nana.
Taishi menggaruk-garuk tanah mencari sesuatu. Nana bingung dan menghentikan tangisnya, "Taishi-kun! Kamu cari apa?"
Taishi tak menjawab dan terus mencari. Ryo dan Chiba memahaminya dan ikut mencari. Nana semakin penasaran, "kalian ngapain sih?"
Tiga serangkai pun menemukan hal yang ditemukan. Mereka pun berdiri dan merapat menyembunyikan sesuatu di belakangnya. Mereka tersenyum dengan aneh lalu melemparkannya pada Nana.
Kyaaaaaaaaaa!
Nana teriak histeris, ia merasa jijik dan membersihkan bajunya. Mereka melempar ulat yang membuatnya sangat jijik dan geli. "Ihhh! Kalian tega!"
Nana pun mengejar tiga serangkai berlari-larian. Nana pun mulai tertawa senang bermain dengan mereka.
***
Keesokannya di sekolah..
Tampak Nana dan Kento berdua-duaan.
"Nana-chan..," panggil Kento yang duduk di sebelah Nana.
Nana tak menjawab, ia masih sedih atas yang menimpa temannya. Kento menatapnya, "gue tau lu gak suka sama gue. Gue di sini, tulus pengen hibur lu!"
Nana menoleh dengan tatapan kosong. Kento mengangkat dagu Nana, "lu itu harus kuat! Demi temen lu, lu gak boleh patah semangat!"
"Senpai..," gumam Nana mulai memikirkan kata-kata Kento.
Di kejauhan, tiga serangkai tampak cemberut bagaikan bola api. Taishi mengibaskan poninya, "dasar senpai! Padahal gue lebih ganteng!"
Ryo memicingkan matanya, "gantengan gue ya!"
Chiba gemas dan mendorong 2 wajah di kanan kirinya, "ganteng gue lah!"
"Lu mah kawaii!" ujar Ryo dan Taishi berbarengan. Chiba pun kesal, namun lebih kesal melihat kemesraan Nana dan Kento. Ia pun melengos pergi sambil menggerutu.
***
Pulang sekolah, Chiba dan Kento tak sengaja berpapasan. Mereka berdua saling menatap tajam. Kento mengangkat sebelah alisnya, "ngapain lu liat-liat?"
"Pede amat lu!" seru Chiba sambil melengos pergi.
"Heh!" panggil Kento menghentikan Chiba, "dasar kouhai* gak sopan!"
Chiba berhenti dan menoleh, "memangnya lu jadi senpai udah sopan? Bisanya ngefitnah kouhai-nya!"
"Apa lu bilang?" geram Kento sambil mengepalkan tangannya.
"Cih! Luar dalem gak enak diliat," gerutu Chiba secara terang-terangan.
Kento berdengus lalu menyeringai, "lu nggak tau apa? Gue ini orang paling tampan sejagad raya, mapan, pintar di segala bidang. Gue ini sempurna!"
"Sempurna?" gumam Chiba melirik mengejek pada Kento.
"Jelas! Semua orang tau itu!" ujar Kento lalu mendelik, "daripada lu? Cewek apa cowok nggak jelas gendernya!"
"Apa lu bilang!" geram Chiba menarik kerah Kento.
"Apa lu? Mau pukul gue, hah?" tantang Kento sambil terus melotot.
"Ken, Ken! Berhenti!" panggil pria kurus berkacamata.
"Cih!"
Chiba pun melepaskan cengkeramannya. Kento menoleh, "ngapain lu ke sini?"
"Udahlah, Ken! Masih belum puas buat dia di skors?" tanya pria itu.
"Ck!" Kento berdecak kesal, lalu mengacungkan jarinya pada Chiba, "awas lu!"
Kento dan pria itu pun meninggalkan Chiba. Chiba merasa kesal sendiri. Apaan sih? Masih muda, songong! Gue kagak ada tugas, lu gue borgol baru tau rasa!
***
"Chiba-kun!" panggil Nana di jalan dekat kantor polisi lagi.
Chiba langsung gelagapan dan mencoba berakting senatural mungkin menghampiri Nana. "Lu di sini?"
"Ngapain?" tanya Nana sambil melirik kantor polisi, "kebelet pipis lagi?"
Chiba memutar bolanya lalu menggeleng, "enggak, bukan!"
"Terus?"
"Aaa.. itu.."
"Yudai-san!" panggil seorang polisi dari dalam kantor polisi sambil melambaikan tangannya.
Gawat! Gimana ini, masa udah ketauan? Chiba menutupi wajahnya pura-pura tidak kenal.
"Chiba-kun? Kenapa kamu.. dipanggil sama polisi itu?" tanya Nana penasaran.
Chiba mendongak, "aaa.. itu.."
"Hei, Chiba!" panggil seorang pria yang tiba-tiba merangkul Chiba dari belakang.
Chiba menoleh, "Tanaka-san!"
Detektif Tanaka melepaskan rangkulannya lalu menunduk sopan, "sedang apa di sini?"
Nana balas mengangguk sopan, "ah, kebetulan aku lewat sini dan melihat Chiba-kun di sini."
Detektif Tanaka mengangguk-angguk dan tersenyum. Nana pun masih penasaran dengan polisi yang memanggil Chiba, "anu, apa polisi itu kenalan Chiba-kun?"
Detektif Tanaka menoleh sebentar ke arah polisi itu lalu menoleh kembali pada Nana, "tentu saja!"
Chiba melotot pada detektif Tanaka. Detektif Tanaka terkekeh, "aku kan kerja di sini. Dia temanku dan dia juga tau kalo Chiba adikku."
"Ah.. begitu rupanya," ujar Nana dengan nada lega.
"Oh iya kebetulan kamu di sini, ini soal Yamamoto Maika. Apa boleh aku bertanya sedikit tentang dia?" tanya detektif Tanaka tidak ingin melewatkan kesempatan ini.
Chiba menatap tajam, "aniki*!"
Nana pun mengangguk sopan dan setuju untuk interogasi kecilnya. Mereka pun ke kafe seberang agar lebih santai sambil menggali info.
"Jadi, Yamamoto Maika itu teman dekat Nana-chan?" tanya detektif Tanaka.
"Ya. Aku mengenalnya sejak kelas 1. Aku tau banyak soal dia," jawab Nana sambil memasukkan sesuap nasi dalam mulutnya.
"Kalau begitu.. apa dia punya musuh?" tanya detektif Tanaka lagi.
Nana menggeleng, "nggak. Selama aku berteman sama dia, nggak ada yang memusuhi dia. Dia anak baik-baik, banyak yang menyukainya."
Detektif Tanaka pun melirik Chiba. Chiba bergantian bertanya, "mm, apa nggak ada yang aneh sama dia sebelum ini?"
Nana mencoba mengingat-ingat, "hmm.. saat sebelum kejadian, satu hari sebelumnya dia bilang sih mau ketemu sama seseorang."
"Siapa?"
Nana menggeleng, "dia nggak sebut namanya."
Siapa ya? Sudah 2 minggu gue nyamar, tapi masih belum ketemu pelakunya. Pantas aja kasus ini sampai 3 bulan pun tak terselesaikan. Tapi.. gue gak boleh nyerah! Apalagi temen Nana sampai jadi korban. Ini semakin berbahaya, gue harus segera menemukan pelakunya!
Bersambung~
Note:
🔸Yankee > berandal/ preman sekolah
🔸Kouhai > junior
🔸Aniki > panggilan untuk kakak laki-laki/mas/abang
Published 31 Maret 2019
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro