Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

Chapter 7 : Bandara

.
.
.
.
.

Happy Reading^^

Di Bandara Pusat Kota Konoha. Di bandara inilah Itachi dan Hinata berangkat menuju Kota Suna.

Di salah satu kursi penumpang terlihat Itachi sedang melilitkan syal ke leher Hinata dengan lembut, sementara gadis yang sedang dipasangkan syal oleh Itachi itu merona hebat. Dia senang diperlakukan lembut oleh Itachi. Tapi keduanya tidak sadar bahwa mereka menjadi pusat perhatian beberapa orang yang gemas melihat tingkah lembut Itachi pada Hinata. Tidak sedikit dari mereka yang berasumsi bahwa keduanya adalah sepasang kekasih atau pasangan muda yang baru menikah dan berniat untuk liburan romantis bersama.

"Sudah selesai. Nyaman bukan, nona Hinata?" tanya Itachi setelah selesai melilitkan syal itu pada Hinata. Lalu dia duduk di samping gadis Hyugga itu.

"Sangat nyaman, terima kasih Dokter Itachi." jawab Hinata dan respon anggukkan oleh Itachi. Walau tidak disertai dengan senyuman dan wajah ramah, tapi Hinata tidak masalah karena dia terbiasa dengan Dokter tanpa ekspresi tersebut. Dan mereka cukup akrab sehingga Hinata diperbolehkan memanggilnya dengan sebutan nama.

Kini mereka duduk berdampingan tanpa ada niatan untuk mengobrol, karena keduanya sama-sama pendiam dan tidak terbiasa untuk membuka percakapan.

Tapi keheningan itu terpecahkan oleh orang yang meneriaki nama Itachi dari jauh.

"WOI! ITACHI!" seru pria dengan topeng oranye spiral yang menutupi wajahnya. Tidak lupa dengan pakaian serba hitam yang dia miliki. Teriakannya membuat semua orang yang di Bandara itu terkejut dan itu membuat gadis yang berada bersamanya menjadi malu.

Tanpa perasaan dia memukul punggung pemuda itu dengan keras dan segera menyeret pemuda bertopeng itu menuju Itachi Uciha, tanpa mendengar rengekan pria bertopeng itu.

Beberapa orang masih melihat mereka ketika keduanya sudah berdiri di depan Itachi Uciha. Itachi dan Hinata pun berdiri dari duduknya ketika kedua orang itu sudah tiba di depan mereka.

"Yo, Itachi!" sapanya sekali lagi.

Itachi Uciha yang memang pendiam hanya membalas sapaan itu dengan anggukkan formal.

Obito berdecih melihat jawaban Itachi. "Setidaknya bersuaralah saat menyapaku, Itachi. Aku ini Pamanmu!" omel Obito pada Itachi dengan suara yang dimanja-manjakan.

Itachi hanya menghela nafas mendengar rengekan Obito. Sementara itu, Hinata sangat terkejut ketika mengetahui ternyata lelaki di depannya itu adalah Pamannya Itachi. Hinata mengira mereka berteman, karena tidak terlihat sama sekali hubungan Paman dan Keponakan dari keduanya.

"Bicara apa kau!" seru Rin yang sangat jengkel dengan sikap Obito hari ini, tidak lupa dia memberikan pukulan maut pada punggung pemuda Uciha tersebut. "Kau tidak ingin memperkenalkan kami?" sambungnya.

"Ck! Sakit, Rin!" keluh Obito sambil mengelus punggungnya yang dipukul Rin. "Oh, ya...Itachi. Perkenalkan, dia adalah Rin Nohara. Dia temanku dan dulunya pernah bekerja di sebuah klinik kecil. Kau menginginkan perawat untuk bisa membantumu merawat pasien VIP-mu, bukan? Oleh karena itu, aku mengajaknya ke sini." Obito pun memperkenalkan Rin pada Itachi.

"Rin Nohara."

"Itachi Uciha."

Itachi pun langsung memperkenalkan Hinata ketika kedua orang di depannya melirik ke arah gadis Hyugga tersebut.

"Perkenalkan, ini Hinata Hyugga. Dia adalah pasienku yang akan ikut pergi ke Kota Suna. Nyonya Tsunade berpesan agar memperhatikan kesehatannya selama di sana." jelas sang Dokter Uciha.

"Hinata Hyugga."

"Rin Nohara."

"Hinata Hyugga." Hinata menunduk memberikan salam pada Obito.

"Obito Uciha. Paman Itachi yang paling tampan!" Hinata tertawa kecil melihat tingkah percaya diri Obito. Sementara Rin memperagakan ekspresi ingin muntah.

"Hmmmm," Obito tiba-tiba saja bergumam sambil memperhatikan Hinata.

"Hinata Hyugga, bukan?"

"Ya? Ada apa, Tuan?"

"Ah, tidak. Apa Nona sudah diizinkan Tuan Hiashi Hyugga? Terlebih lagi, kudengar-dengar penyakitmu lumayan parah. Tapi kenapa memaksakan diri untuk ikut Itachi ke Kota Suna yang cuacanya cukup ekstrim?" celoteh Obito tanpa memperhatikan suasana.

Hinata yang mendengarnya cukup terkejut dan sedikit salah tingkah. Rin yang memperhatikan perasaan Hinata segera menginjak kaki Obito untuk memberikan pelajaran pada pemuda itu.

Obito merasakan sakit pada kakinya yang diinjak oleh Rin. "Kenapa kau menginjak kakiku?!" serunya tidak terima sambil menoleh pada Rin.

Rin pun memberikan kode untuk menoleh ke arah Hinata, pemuda itu menurutinya dan seketika rasa bersalah menghinggapinya karena bertanya tanpa rem. Dia tampaknya lupa bahwa ada berita simpang siur Putri sulung Klan Hyugga tidak memiliki hubungan yang akur dengan anggota keluarganya yang lain.

"Jangan khawatir, Tuan. Saya sudah mendapatkan izin dari kakak sepupu saya, Neji Hyugga." Hinata tersenyum manis pada pria bertopeng itu.

Terdengar tawa canggung dari balik topeng berbentuk spiral itu. Tanpa sengaja dia menoleh ke arah Itachi, di mana pemuda itu menatap tajam dirinya membuatnya sangat terkejut.

'Tampaknya Itachi marah karena aku tanpa sengaja mengusik pasiennya. Dasar bodoh kau Obito Uciha!'

Obito pun berdehem untuk mencairkan suasana.

"Apa kau tahu aku punya sebuah kabar pemting?" Obito menatap wajah datar Itachi. Ya, setidaknya wajah sangar Itachi tadi sudah hilang.

"Kalau Shisui telah kembali kemarin..." Itachi mengedipkan matanya dua kali mendengar bahwa Shisui telah kembali. Dia cukup terkejut.

"Shisui sudah kembali?" tanyanya dan Obito menganggukkan kepalanya.

"Yups! Dia telah kembali kemarin. Apa dia atau bawahannya tidak ada yang mengabarimu?" Itachi menggelengkan kepalanya.

"Tidak ada? Sungguh? Tumben sekali Shisui tidak menghubungimu?"

"Sepertinya Ayah yang melarang Shisui untuk menghubungiku..." gumam Itachi. "...tampaknya Ayah yang memerintahkan Shisui untuk kembali?"

"Hmmm, masuk akal juga ucapanmu. Terlebih lagi, Shisui tidak akan bergerak jika ini tidak menyangkut keamanan Uciha. Tapi, apa alasan Fugaku memanggil Shisui?"

"Aku tidak tahu,"

"ApaFugaku masih mengawasimu?" kali ini Obito memelankan suaranya.

Itachi mengangguk. Tiba-tiba saja pemuda itu melirik ke suatu tempat di mana ada sekitar dua sampai tiga orang yang diam-diam mengawasinya. Obito juga melihat beberapa orang di sudut Bandara terlihat memperhatikan mereka.

Hinata dan Rin yang menjadi cemas melihat tingkah dua pemuda Uciha itu. Obito yang melihat Rin cemas pun segera merangkul leher gadis itu untuk menenangkannya.

"Jangan khawatir, Rin! Kau akan selalu aman karena ada Itachi. Dia akan menjagamu...menjaga kalian." jelas Obito sambil menatap Rin dan Hinata secara bergantian.

"Jangan lupa untuk menghubungi Sasori ketika sudah sampai Suna." Itachi mengangguk.

"Aku sudah menghubunginya dari semalam dan sekarang ini mungkin dia sedang bersiap-siap. Terlebih lagi, Sakura sendiri yang akan menjemput kami langsung." Hinata yang berdiri di samping menoleh ke arah Itachi. Dia merasakan keakraban dari suara Itachi ketika menyebut nama Sakura.

Hinata sendiri juga tahu siapa 'Sakura' yang dimaksud oleh Itachi. Dia adalah Sakura Haruno, Putri Tunggal Fugami Haruno dan Shasura Senju. Satu-satunya cucu perempuan kesayangan Tsunade Senju. Gadis Hyugga itu juga pernah beberapa kali melihat dengan Sakura beberapa kali saat berpapasan di Rumah Sakit atau sedang berdiskusi dengan Dokter Itachi. Gadis yang pintar, baik dan ceria. Itulah penggambaran singkat Hinata terhadap Sakura.

Bersambung.
.
.
.
.
.

Chapter ini dipublikasikan pada tanggal 10 Maret 2023.

Gambar by Pinterest

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro