Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

bab 5


*

Matahari sudah terbenam, pertanda petang telah tiba. Acara festival di taman KHS sudah di mulai. Stan-stan yang berdiri terlihat indah dengan lampu warna-warni yang menghiasi setiap sisi area. Berbagai jenis stan dari maid cafe hingga game tersedia di sana.

Tak hanya para siswa/i tapi para wali murit hingga beberapa kolega yang merupakan donatur disekolah itupun datang.

Terlihat pemilik sekolah barusaja memasuki area pintu masuk. Kepala sekolah lama mereka tergopoh-gopoh menuju kearah keluarga Uchiha untuk menyambut kedatangan mereka.

" selamat datang madara-sama "

" hn "

Pria tua berambut hitam dengan wajah datar itu bergumam singkat membalas sapaan dari Sarutobi. Iapun berjalan masuk diikuti seluruh keluarganya dan seorang gadis muda berkacamata yang berdiri di samping istrinya, mito.

Sedangkan Fugaku berjalan beriringan dengan sang istri di sampingnya, diikuti kedua putranya yang berjalan paling belakang dengan Menma di gendongan Sasuke.

Sasuke tersenyum tipis saat menatap putranya yang terlihat sangat antusias menatap keramaian disekitarnya. Bayi mungil itu menghentak-hentakkan kakinya ingin turun dari gendongan sang ayah saat matanya menangkap sosok pirang yang ia kenali tengah mondar-mandir menyapa para pelanggan yang masuk ke stan yang didirikan kelasnya.

" eng eng "

" tidak sekarang sayang "

Menma tetap berontak hingga Sasuke terpaksa menghentikan langkahnya tepat di depan stan milik kelas Naruto. Cukup kualahan juga karna tubuh gembul putranya, saat ia memperbaiki gendongan tangannya pada Menma.

Itachi yang merasa adiknya tak berjalan lagi di sampingnya berhenti dan menoleh kebelakang. Ia melihat Sasuke yang berhenti beberapa langkah dibelakangnya terlihat sedikit kuwalahan melawan tingkah keponakannya yang berontak.

" hey, apa yang dilakukan keponakan kecilku hm ?"

Itachi menarik pipi tembem Menma untuk menarik perhatian sang keponakan, disusul dengan seluruh anggota keluarga dan gadis berkaca mata mendekat kearahnya.

" mma mmam.... Mma "

Menma terus bergumam dengan mata tetap menatap ke satu titik.

" kau lapar ? Hey, bukannya kau barusaja menghabiskan sebotol susu dan semangkuk besar bubur ? Dasar rakus "

Krauk!!

Itachi mengaduh setelah tangannya yang tadi menarik-narik hidung mungil Menma di gigit oleh balita itu. Ya walau tak terlalu sakit tapi tetapsaja membuat telunjuknya sedikit nyeri karna gusi Menma.

" rasakan "

Sasuke tersenyum mengejek pada sang kakak yang dibalas dengusan olek kakaknya.

Menma kembali merengek dengan menghentak-hentakkan tubuhnya membuat Sasuke semakin kuwalahan. Tangan mungil itu terjulir seperti menggapai kearah kiri. Mikoto mengarahkan tatapannya ke arah yang di tuju Menma, ia tersenyum melihat siapa yang di tunjuk tangan Menma.

" sepertinya aku tau masalahnya "

Tangannya terjulur mengambil Menma pada gendongan Sasuke.

" ayo kita kejutkan kaa-chan mu "

Ia berbirik di telinga cucunya yang dibalas gelak tawa sang cucu. Mikoto melangkahkan kakinya memasuki stan yang bernuansa tradisional di depannya, sedangkan yang lainnya mengekor di belakangnya.

*

" selamat da- , Menma-chan?"

Naruto terkejut saat tau siapa pelanggan yang barusaja masuk. Saat ini dia yang bertugas menerima tamu, sedangkan pekerjaannya telah digantikan oleh Ino.

Apa lagi melihat segerombolan orang yang berdiri di belakang Mikoto. Uh... Kenapa dia tampan sekali. Mata safire itu menatap kagum pada sosok Sasuke yang berdiri tepat dibelakang Mikoto.

Tubuh tegap itu terbalut dengan yukata berwarna hitam yang kontras dengan kulit putihnya.

Sedangkan Sasuke menatap kagum pada Naruto yang menggunakan yukata biru muda dengan corak bunga, ditambah dengan jepit rambut yang menjepit sebagian rambut yang menutupi wajahnya menambah kesan manis

" halo naru-chan "

" mma amm hmm"

Setelah sadar dari keterpesonaannya Naruto mendekat, membungkuk sebentar memberi hormat. Ia menatap Menma yang terlihat sekali ingin dia menggendongnya.

" selamat datang nyonya ?"

Mikoto balas tersenyum dengan sambutan Naruto. Mikoto kembali menatap Menma.

" oh sepertinya Menma ingin kau menggendongnya "

Belum juga berpindah ke tubuh Menma sudah di sambar oleh seorang wanita berkacamata.

" KARIN !"

Mikoto yang kaget reflek berteriak pada sang punya nama. Menma menangis kencang saat tubuhnya menjauh dari jangkauan Naruto yang membuat seluruh pengunjung mengalihkan tatapan mereka pada keluarga fenomenal itu.

" ma'af bibi tapi tak seharusnya orang asing menggendong Menma-chan "

Tatapan tajam itu menghunus pada manik safire Naruto. Sebenarnya Naruto tak terlalu mempermasalahkannya karna sejak tadi tatapan matanya tak lepas dari Menma.

Sasuke yang melihat putranya menangis ingin mengambil Menma dari tangan Karin sebelum tangan sang kakek mencegahnya. Sasuke menatap tajam tangan sang kakek yang mencekal lengannya.

" biar dia mencoba menenangkannya "

Madara berujar datar pada Sasuke dengan mata tak lepas dari gerak-gerik karin yang mencoba menanangkan Menma yang berontak di gendongannya. Sasuke terdiam, matanya semakin tajam menatap Karin. Telinganya bisa mendengar suara dengan nada khawatir dari Naruto.

" bisa kami pesan meja "

Fugaku memecah ketegangan dengan memesan meja untuk tempat duduk mereka.

" b-baik "

Mata safire itu tak lepas dari balita yang tengah menangis hebat itu. Ia menenunjukkan sebuah meja yang cukup panjang untuk memuat keluarga besar itu.

" anda mau pesan apa ?"

Ujar Ino yang barusaja datang meletakkan buku menu di meja dan berdiri di sisi Naruto yang terdiam fokus pada balita di gendongan Karin. Ino menyikut lengan Naruto tapi temannya itu takmerespon.

" ayah "

Sasuke yang tak tega pada sang putra mencoba meminta tolong pada sang ayah. Fugahu hanya diam menatap pemandangan di depannya matanya bergulir menatap Naruto yang terlihat sama gelisahnya menatap cucunya yang menangis.

Ia tersenyum samar menunggu apa yang akan dilakukan pemuda pirang itu.

Naruto bergerak cepat saat ia melihat Menma yang hampirsaja jatuh dari gendongan Karin. Ia menangkap tubuh gembul Menma yang masih di dekapan Karin. Tak ia pedulikan Ino yang jatuh karna ia menendangnya.

" mma hiks mmam maa hiks "

Tangan mungil itu mencengkram kuat yukata depan yang di pakai Naruto.

" hey, apa yang kau lakukan !"

" ma'af nona, tapi dia akan jatuh jika kau menggendongnya seperti itu"

Karin mendengus, ia mencoba melepaskan tangan Menma yang mencengkram baju Naruto. Tangis Menma semakin kencang dengan kepala yang menggeleng keras, ia mengerti jika akan dipisahkan dengan pemuda di depannya.

" karin lepaskan tanganmu dari putraku !"

Suara tajam milik Sasuke sedikit menyentaknya.

Sial... Sasuke tak bisa beranjak dari duduknya karna tangan ayahnya yang menahan perhelangan tangannya.

Naruto mencoba melepas tangan Menma dengan lembut. Ia menatap tangan balita itu yang memerah karna tarikan tangan Karin yang juga mencoba melepas tangan Menma.

" sayang,,,, hey, lepas tanganmu oke. Nii-san janji nanti akan menggendongmi "

Naruto mencoba membujuk walau dibalas gelengan kuat Menma, tapi ia bersyukur tangan mungil itu berhasil lepas.

Karin yang tau jika tangan Menma sudah terlepas mendorong tubuh Naruto menjauh dengan kuat hingga -

BRAK!!

Semua yang ada di sana memandang ngeri apa yang barusaja terjadi. Naruto terdorong jatuh menabrak meja kayu yang ada di belakangnya dan kepalanga sukses terantuk botol minum hingga pecah yang mengakibatkan kepalanya berdarah.

" NARUTO !! "

Sayup-sayup ia mendengar jeritan Ino dan Sasuke begitu juga beberapa suara lainnya yang tak ia kenali. Sebelum tubuhnya terasa ringan dan berakhir di dekapan seseorang.

" teme ~"

*

" nii-san kemari lagi ?!"

" itu bukan urusanmu bocah "

Bocah berusia 15thn lebih itu merengut, dengan kesal ia menulis pesanan pria di depannya. Pria itu terkekeh geli melihat tingkah bocah di depannya.

Deg

" jangan konyol " gumamnya.
.
.
.
.

" aku mencintaimu "

" apa itu cinta?"

" hahaha ... Nanti juga kau akan mengerti "

Pria itu mengusak rambut pirang remaja di depannya.

" yang penting, apa kau menyukai nii-san dan ingin terus bersama nii-san?.. Chup "

Remaja itu menunduk malu.

" naru suka nii-san sangat suka "
.
.
.
.
" hey lov, dengarkan nii-san. Di sini ada baby jadi kau harus hati-hati ok"

" ...."

" hn, nii-san akan terus menjaga kalian karna kalian adalah hibup nii-san "

Pria itu mendekap pemuda di depannya.

" a-aku .... ak-aku... hwaa "

Remaja itu tau apa yang dikatakan sang kekasih, ia mengerti hanyasaja dia takut atas apa yang akan terjadi kedepannya jika keluarga kekasihnya itu tau tentang keadaannya sekarang.
.
.
.
.
.
.
" naru dengarkan aku... Sayang~"

" tidaktidaktidak... Aku takmau dengar tak mau hiks "

Pria itu mendekap pemuda di depannya dengan sayang.

" sayang.... Hey lov, aku pergi kesana tak lama aku janji "

" tapi hiks itu hampir 5bln nii- hiks nii-san.. Bagaimana jika kakek Madara tak memperbolehkan nii-san pulang "

" itu takkan terjadi lov "

" tapi-"

Pemuda pirang itu menunduk mengelus perut buncitnya. Pria didepannya tersenyum dan ikut mengelus perut buncit itu.

" aku janji, aku akan pulang sebelum proses persalinanmu nanti "

Chup
.
.
.
.
.
" naru dengarkan kaa-san... Jangan lagi menunggunya, jangan lagi berharap padanya "

" ..... "

" kaa-san tak ingin kau lebih sakit naru "

*

Sedangkan dibelahan dunia lainnya terlihat seorang pria muda tengah menghancurkan seisi kamar.

Brak !!

" sialan !"

" lov ma'af ... Ma'af "
.
.
.
.
.
.

*

" suke ~ "

Mata safire itu terbuka dan menoleh menatap seorang yang tertidur dengan kepala bertumpu diatas ranjang.

" sstttt.... Kepala ku "

Naruto meringis memegang kepalanya yang sekarang di perban.

" suke ~"

Tes

Ya tuhan, ia mengingatnya sekarang. Ia sudah mengingat semuanya.

Awal ia bertemu dengan Sasuke hingga ia hamil anak mereka. Usaha Madara memisahkan mereka hingga kecelakaan yang ia alami dengan keluarganya dan merenggut nyawa ke dua orang tuanya.

Ia tau cinta mereka tak mendapat restu dari orang tua kekasihnya. Ia juga ingat kajek kekasihnya yang menjodohkan kekasihnya dengan orang lain.

Tangannya terangkat mengelus kepala bersurai hitan itu. Sang pria yang merasakan usapan dikepalanya mendongak, menatap remaja pirang yang tengah tersenyum lembut.

" naruto"

" okaeri nii-san "

Alis pria itu terangkat tak mengerti, tapi kemudian senyum mengembang dibibir Sasuke. Ia menatap pria tercintanya yang tersenyum manis kearahnya.

" ha'ah... Tadaima naru-chan "

Oh tuhan dia benar-benar berterimakasih pada kami-sama yang telah memgembalikan ingatan Naruto.

Seketika wajah Naruto pias mengingat anaknya.

" suke, anak ku d-dimana dia ap-"

" hey, tenang sayang. Dia tak kenapa-kenapa, kau ingin bertemu dengannya "

" em "
Naruto mengangguk.

" tapi sembuhlah dulu "

"Itu lama "

" hn "

" teme no baka "

" dobe "

Setelahnya hanya terdengar suara tawa memenuhi ruangan itu.

" mma !"

Pintu terbuka memperlihatkan sosok sang putra yang tengah di gendong oleh Nagato.

" paman ?"

" apa kau mau mendengar cerita ku "

Nagato menceritakan alasan kenapa ia memberikan Menma pada Sasuke dan menyembunyikan kenyataan soal hubungan SasuNaru. Tapi dia tak memberi tau alasan Shikamaru sangat membenci Uchiha. Belum saatnya.

Sedangkan Naruto mrndengr semuanya dengan khikmat dengan Menma yang ada di gendongannya. Balita mungil itu tengah menyusu di dada sang ibu. Sedangkan Sasuke sibuk mengusik ketenangan putranya dengan mencubiti pipi tembem putranya.

Tak lama kemudian pintu itu kembali terbuka memperlihatkan Mikoto,Fugaku dan Itachi.
.
.
.
.
.
Perjalanan mereka barusaja dimulai dan perjuangan mereka masihlah panjang. Nagato hanya bisa berdoa semoga hidup mereka sesalu lancar.

*

" danzo, aku ingin kau cepat menyingkirkannya. Dan aku, tak menerima kata gagal"

" baik Uchiha-sama "
.
.
.
.
.
.
E.n.d

*

*

End yaa... Jangan bunuh aku xD...

Ok ini nanti masih ada sequel, jadi ditunggu aja yaa... Hehe

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro