Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

12: Jarak yang Menghilang

Ruang teater itu sunyi ketika Shinyu melangkah masuk pertama kali. Tangannya lincah menyalakan lampu-lampu utama, menciptakan suasana yang hangat di dalam ruangan. Ia lalu berjalan menuju panggung dan duduk di tepinya, membiarkan kakinya menggantung sembari membuka sebuah buku yang dibawanya. Mata Shinyu menatap kosong pada halaman yang terbuka, pikirannya melayang jauh entah ke mana.

Tidak lama kemudian, suara langkah pelan memecah kesunyian. Shinyu mendongak, dan bibirnya melengkung membentuk senyuman lembut saat melihat siapa yang baru saja masuk.

"Harin-ie wasseo?" ucapnya halus. Ia menepuk sisi panggung di sebelahnya, mengisyaratkan Harin untuk duduk.

Namun, Harin hanya menundukkan kepala sedikit dan berjalan mendekat dengan hati-hati. Ia berhenti tepat di depan Shinyu, menjaga jarak aman. "Aku datang hanya untuk meminta kembali karet rambutku," katanya pelan.

Shinyu mengangkat alis, pura-pura tidak mendengar. "Apa? Coba katakan lebih keras lagi?" godanya.

Harin menghela napas, lalu mengulang. "Aku datang untuk meminta kembali karet rambutku." Saat Harin mengangkat kepalanya, ia terkejut mendapati Shinyu sudah turun dari panggung. Lelaki itu berdiri sangat dekat, hanya berjarak satu langkah darinya. Cara Shinyu berdiri — dengan kedua tangan di saku celananya dan senyum tipis di wajahnya — membuat jantung Harin berdegup lebih cepat.

Shinyu mengangkat satu tangan, memperlihatkan karet rambut Harin yang melingkar di pergelangan tangannya. "Ini maksudnya?" tanyanya santai.

Mata Harin membulat, tak percaya. "Kenapa malah kau pakai? Itu kan ada pitanya," ujarnya dengan nada setengah kesal. Ia mencoba meraih karet itu, tapi Shinyu dengan sengaja mengangkat tangannya lebih tinggi.

"Memang kenapa? Aku akan menganggap ini sebagai jimatku untuk suneung nanti," jawab Shinyu sambil terkekeh kecil. Harin berjinjit, sedikit melompat, berusaha mengambilnya, tapi tetap saja gagal. Saat kehilangan keseimbangan, tubuhnya jatuh ke arah Shinyu.

Dalam sekejap, Shinyu menangkap Harin. Jarak di antara mereka benar-benar lenyap. Tidak ada yang bersuara, dan itu justru membuat Harin semakin sadar akan detak jantungnya yang kencang. Ia menundukkan kepala, tidak berani menatap Shinyu. Namun, lelaki itu hanya tersenyum kecil dan mengeluarkan kekehan pelan sebelum melingkarkan kedua lengannya lebih erat di sekitar Harin. Kepala Shinyu bahkan bersandar lembut di atas kepala Harin.

Harin mengerjap beberapa kali, mencoba menyadarkan dirinya. Namun suara Dohoon yang tiba-tiba terdengar dari pintu memecah momen itu. "Dohoon-ie watt-- aku akan kembali lagi. Silakan lanjutkan," ujar Dohoon sambil mundur perlahan. Ia juga menarik Youngjae yang kebingungan untuk ikut keluar.

"Ada apa sih?" tanya Youngjae.

Dohoon berbisik — cukup keras hingga masih terdengar oleh Shinyu dan Harin. "Shinyu hyung sedang bermesraan."

Wajah Harin semakin memerah. Ia menunduk dalam-dalam, sementara Shinyu hanya tersenyum santai dan mengacak rambut Harin. "Tunggu di sini sampai aku selesai latihan. Aku ingin bicara," katanya lembut. Ia lalu menggenggam tangan Harin dan menuntunnya duduk di kursi penonton yang berada di seberang panggung.

Harin menurut tanpa berkata apa-apa. Shinyu berjalan menuju pintu, menggeleng pelan melihat anggota klub yang sudah mulai bergosip di luar. "Masuklah. Kita mau latihan," ujarnya tegas.

Soojin dan Nari segera masuk dan duduk di samping Harin. "Eonni, kau kenapa sih?" tanya Nari penasaran.

"Diamlah," jawab Harin singkat, tanpa melihat mereka.

Soojin mengerutkan kening, penasaran setengah mati, tapi Harin benar-benar menutup diri. Selama setengah jam latihan berjalan, Harin hanya diam, tidak melihat ke arah panggung sama sekali.

***

Soojin akhirnya memutuskan untuk mendekati Youngjae yang sedang mengatur lampu sorot di podium atas. Ia membawa botol air, memberanikan diri untuk berbicara. "Youngjae-ya."

Youngjae menoleh, tersenyum seperti biasanya. "Hm?"

"Tadi, Harin dan Shinyu sunbae... terjadi sesuatu kah?" tanyanya pelan.

Youngjae mengerutkan alis, mencoba mengingat. "Aku kurang tau. Yang masuk duluan tadi Dohoon. Lalu dia keluar dan menyuruhku menunggu. Katanya... sedang bermesraan?"

Soojin terperanjat. "Hah?!"

Namun sebelum Youngjae sempat menjawab lebih lanjut, perhatian mereka tertuju ke panggung. Shinyu dan Hana sedang memberikan koreksi kepada Soyeon dan Dohoon.

"Soyeon sunbae, kenapa kau berdiri jauh sekali dari Dohoon?" protes Hana.

Shinyu mengangguk setuju. "Kalian ini ceritanya teman yang saling suka, tapi tidak bisa mengungkapkan perasaan. Di adegan ini, Dohoon harus berdiri dekat untuk menyampaikan emosinya, meskipun tidak jadi menyatakan cinta. Tapi cara kalian berdiri, malah terlihat seperti musuh."

Soyeon menunduk malu, meminta maaf. "Mianhae, Dohoon-ah."

Dohoon hanya tersenyum dan menepuk pundaknya. "Tidak apa, kita ulang lagi."

Shinyu memberikan aba-aba. "Ready, action!" Latihan pun dilanjutkan, sementara Harin hanya bisa diam di tempatnya, hatinya masih berdebar akibat kejadian sebelumnya.

[TBC]

------------

24 Desember 2024

mengingat besok adalah Natal, dan semua akan sibuk dengan acara masing-masing, termasuk saya juga yg merayakan Natal (ehehehe)... jadi aku upload chapter ini di hari ini aja yawwww ehehehe

SELAMAT MERAYAKAN HARI NATAL BAGI YANG MERAYAKAN🎅🏻❄️🎄

have a happy holiday guysssss!!✨

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro