11: Semakin dekat
Shinyu sedang berjalan santai menuju perpustakaan saat ia melihat Harin bersama Hana berjalan ke arahnya. Dengan senyum lebar, Shinyu mengangkat tangannya untuk menyapa mereka. Namun, Harin tidak bisa bersikap setenang itu. Melihat Shinyu, nalurinya langsung ingin kabur, takut membuat dirinya malu di depan seniornya itu.
Harin mulai membalikkan tubuhnya, bersiap pergi, tetapi baik Hana maupun Shinyu tidak membiarkannya. Shinyu segera berlari mendekat, sementara Hana menahan Harin agar tidak melarikan diri.
"Harin-ah, kau mau ke mana? Kau kan sudah berjanji tidak akan kabur lagi," kata Shinyu sambil memegang tangan Harin lembut, memutar tubuh gadis itu hingga mereka saling berhadapan. Perbedaan tinggi mereka membuat Harin hanya bisa menatap Shinyu dengan senyum terpaksa.
"Eo, Sunbae," kata Harin pelan. Mendengar sapaan itu, Shinyu langsung mengernyitkan dahinya.
"Sunbae?" tanyanya, matanya memperhatikan Harin dengan tajam sambil sedikit sirat bercanda.
Harin mengangguk pelan. "Sunbae," ulangnya lagi, membuat Shinyu semakin heran. Hana yang berdiri di samping Harin mencoba menahan tawanya meskipun tidak sepenuhnya mengerti apa yang terjadi.
"Oppa," kata Harin akhirnya, dengan nada ragu. Mendengar kata yang diinginkannya, Shinyu tersenyum puas dan mengacak rambut Harin.
"Bagus," katanya sambil tertawa kecil.
Harin menghela napas lega, meski wajahnya sudah memerah karena malu. "Kau... kau mau ke perpustakaan?" tanyanya mencoba mengalihkan pembicaraan.
Shinyu mengangguk. "Kok tau?"
"Karena di sini hanya ada lab dan perpustakaan. Tidak mungkin kau ke lab tanpa jas lab, kan?" jawab Harin, mencoba terdengar santai.
Shinyu mengacungkan jempolnya dengan tatapan meledek. "Ternyata kau pintar juga, Harin-ah. Coba sini, dekatkan kepalamu."
Meskipun bingung, Harin menurut. Tapi yang terjadi selanjutnya membuat jantungnya berdebar kencang. Shinyu dengan santai mengulurkan tangan ke belakang kepala Harin dan melepaskan karet rambutnya, membiarkan rambut Harin terurai.
"Igeon absu-ya. Jangan terlalu sering mengikat rambutmu. Kau memang cantik, tapi kalau rambutmu terurai, kau lebih cantik," ujar Shinyu sambil tersenyum lebar, memamerkan karet rambut dengan pita hitam di tangannya. (Ini disita ya)
Harin hampir saja pingsan karena degupan jantungnya yang begitu kencang. Ia bahkan lupa bernapas hingga Shinyu melambai-lambaikan tangannya di depan wajah Harin. "Harin-ah, bernapas," kata Shinyu cemas, diikuti Hana yang juga menyenggol Harin pelan.
Setelah kembali sadar, Harin langsung berdeham untuk menenangkan dirinya. "Op... Oppa, aku... eh, kami pergi dulu. Sampai nanti."
"Eh? Harin-ah!" panggil Shinyu, tapi Harin tidak menghentikan langkahnya. Dia malah menarik Hana untuk pergi lebih cepat.
"Hana-ya, nanti kau ajak Harin juga untuk nonton kita latihan, ya!" teriak Shinyu.
"Oke, Sunbae!" balas Hana sambil tertawa kecil.
***
Di sisi lain, Jihoon sedang berdiri di kelas Hana dengan tas masih di bahunya. Dia mencari Hana, tapi Soojin, teman sekelas Hana, mengatakan bahwa Hana dan Harin sedang pergi ke perpustakaan.
Tidak lama, Youngjae dan Dohoon masuk ke kelas, langsung memperhatikan Jihoon yang berdiri di sana.
"Han Jihoon, kau tidak mau kembali ke kelasmu? Ini sudah jam berapa, loh," tegur Youngjae sambil melewati Jihoon dengan tatapan penuh arti. Dohoon yang mengikutinya hanya mengangguk setuju.
"Mau apa kau mencari Hana?" tanya Dohoon dengan nada penasaran.
Jihoon baru membuka mulut untuk menjawab, tapi suara Hana yang keras menghentikannya. "Ya, Han Jihoon! Kau sedang apa di sini?" Hana muncul di pintu kelas, berkacak pinggang dengan tatapan tak percaya, di belakangnya juga ada Harin dan Soojin.
"Jagi!" seru Jihoon dengan senyum lebar.
Seketika, ruangan menjadi riuh. Semua orang, termasuk Youngjae, Dohoon, Soojin, Hanjin, dan Harin, berseru serentak. "Jagi?!"
Hana hanya bisa menepuk jidatnya, sementara Jihoon tersenyum tanpa rasa bersalah. "Aku sudah bilang untuk tidak memberitahu siapa-siapa dulu," gumam Hana sambil duduk di tempatnya.
Soojin langsung menepuk pundak Hana dengan antusias, membombardirnya dengan pertanyaan. Dohoon dan Youngjae menatap Jihoon dengan tatapan tak percaya.
"Teman-teman, tenang sedikit," kata Jihoon sambil tertawa kecil. Namun, respons itu hampir membuat Hana melempar tas ke arahnya.
"Aku dan Hana noona sudah memutuskan untuk berpacaran," kata Jihoon tanpa ragu, meskipun Hana sudah menatapnya dengan tajam karena tidak menggunakan honorifik yang tepat.
"YE?!" Dohoon hampir menjatuhkan buku yang dipegangnya. Sementara itu, Harin dan Soojin menatap Hana dengan senyum lebar, membuat gadis itu semakin tersipu.
"Kyungmin juga sudah tau?" tanya Youngjae dengan nada penasaran.
Jihoon menggeleng. "Belum. Tak apa, jangan beri tau dulu. Sekalian mengerjainya nanti."
"Ei, Han Jihoon. Kau jahat sekali pada Kyungmin," komentar Hanjin sambil menggelengkan kepala.
"Sudah, sudah. Kembali semua ke kelas," Hana akhirnya mengusir mereka semua, termasuk Jihoon. Namun, Jihoon masih berdiri di tempatnya.
"Aku mau bicara dulu sebentar. Ada dua kata yang ingin kukatakan sebelum aku pergi," katanya sambil tersenyum.
"Cepat katakan," balas Hana dengan nada malas.
"I love you," kata Jihoon tanpa ragu, membuat semua orang di ruangan itu terkejut. Reaksi mereka pun bermacam-macam, Harin dan Soojin cekikikan, sementara Youngjae dan Dohoon hanya bisa menutup wajah karena malu mendengarnya di pagi hari seperti itu.
"Babo-ya. Itu tiga kata," protes Hana dengan wajah memerah.
Jihoon menggeleng dengan senyum penuh percaya diri. "Aku dan kau adalah kesatuan."
Ucapan itu membuat suasana menjadi lebih ramai. Harin dan Soojin semakin heboh menggoda Hana, sementara Hanjin memutuskan untuk keluar lebih dulu karena tidak tahan. Youngjae mendorong Dohoon untuk segera mengusir Jihoon dari kelas mereka.
Dohoon yang sepikiran langsung berdiri dan mendorong Jihoon keluar. "Hyung, aku belum selesai," keluh Jihoon.
"Ppalli ga. Eoseo!" ujar Youngjae dan Dohoon serentak, mengusir Jihoon yang akhirnya pergi dengan senyum lebar, masih melambaikan tangan pada Hana yang sibuk menutup wajahnya karena malu. (Cepat pergi. Cepat!)
[TBC]
--------------
17 Desember 2024
uda kubilang kan aku paling suka nulis cerita Jihoon? KWKWKWKKW bener-bener gambaran Jihoon di kepalaku kayak giniii kwkwkwk
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro