Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍂| two wife :: XXVI

Biar Dahyun tarik perkataannya soal kehidupan mereka yang sangat menarik dan menantang karena baik dia maupun Jungkook tidak tahu akhirnya akan seperti apa. Persetan dengan ikatan dan semua tetek bengeknya itu, Dahyun hanya ingin hidup dengan tenang. Tapi pikirannya seolah tidak mengizinkannya demikian. Yang terjadi malah ia terus memikirkan perkataan wanita asing tadi, yang tiba-tiba saja menghilang setelah Jungkook datang.

Bodoh sekali. Selama ini ia penasaran, apa yang akan terjadi pada Jungkook karna lagi-lagi menentang soal ikatan itu, tapi sekarang malah keselamatannya yang justru terancam. Berniat masuk kedalam kehidupan Jungkook untuk mendapatkan ketenangan, tapi justru malah akan berakhir menjadi tumbal.

Lantas ia bertanya, apakah ada cara lain supaya ia bisa selamat? Namun wanita itu hanya tersenyum seraya melihat ke arah Jungkook yang melambaikan tangan padanya sebelum akhirnya wanita asing itu menghilang ditelan kabut.

"Langitnya indah sekali, seharusnya kita kesini lebih sering," ujar Jungkook, kembali mengingat masa-masa mereka tumbuh dari kecil sampai remaja. Tempat favorit selain pesisir pantai dibawah sana yang selalu mereka kunjungi dulu.

"Jungkook-ah, apa aku boleh bertanya satu hal?" ujar Dahyun setelah beberapa saat, mengundang tatapan heran dari Jungkook.

"Tentu saja. Tumben kau bertanya dulu seperti itu, biasanya juga langsung bicara."

Dahyun menunduk, menggigit bibirnya gamang. "Kau ... Benar-benar mencintaiku?"

"Ck, pertanyaan konyol macam apa itu? Apa ini Kim Dahyun sungguhan? Sikapmu jadi aneh."

"Jawab saja! Kau mencintaiku tidak?"

"Tentu saja! Kau pikir aku bisa cerai dengan Tzuyu karena apa? Jelas karena kau! Kau membuatku terus memikirkanmu bahkan saat aku masih bersama Tzuyu, kau terus muncul."

"Kalau seandainya aku tidak sedang mengandung anakmu, apa kau akan tetap memilihku?"

"Eoh?" Jungkook tertegun, tidak mengira kalau Dahyun akan menanyakan soal itu.

"Jawab, kalau seandainya Tzuyu bisa hamil dan aku tidak hamil anakmu, apa kau akan tetap mencintaiku?"

"Y-ya ... Itu persoalan yang berbeda."

"Jawab saja! Apa begitu sulit untuk menjawabnya?"

"Kau ini kenapa? Kenapa tiba-tiba menanyakan soal—"

"Begini saja, kau pilih aku atau anakmu?"

"Kim Dahyun!"

"JAWAB SAJA APA SUSAHNYA?!" Dahyun berteriak. Dadanya naik turun, napasnya memburu. "Kau ... Pilih aku atau anakmu?" tanyanya lagi dengan suara tercekat.

"Tentu saja kau!" Bentak Jungkook seraya memegang kedua bahu Dahyun dengan erat, membuat air mata dimanik cantik itu mengalir.

"Pernikahanku dengan Tzuyu sudah kacau sebelum kau datang, jadi bukan kau yang merusak pernikahan kami, tapi aku. Akulah yang telah berkhianat, bahkan saat aku memilih untuk menikah dengan Tzuyu, itupun karena egoku yang tinggi karena sudah melamar dan membawanya kesini dengan keadaan dia yang sudah tidak memiliki siapapun. Aku tidak bisa melanggar sumpahku walaupun saat itu juga aku menyukaimu. Brengsek sekali, kan?"

Jungkook mengusap air mata di pipi Dahyun dengan lembut. "Maaf karena waktu itu aku tidak memilihmu padahal wanita tua itu sudah bilang kalau aku lebih baik menikah denganmu dibanding Tzuyu."

Jungkook menarik kepala Dahyun supaya bersandar di dadanya, sementara wanita itu masih membisu. Bagaimana ini, jantungnya malah berdebar, padahal bukan saatnya seperti ini tapi pelukan Jungkook benar-benar membuatnya nyaman.

Untuk sesaat, pikiran soal perkataan wanita tadi kabur, digantikan oleh rasa hangat yang membuatnya ingin lari dari kenyataan. Melarikan diri kesuatu tempat, dimana mereka bisa hidup nyaman dan aman tanpa harus merasa khawatir dengan permainan takdir.

Dahyun mendongak, ikut menikmati sinar jingga keemasan yang perlahan semakin meredup. Dan tepat ketika matahari telah benar-benar tenggelam, saat warna langit telah berubah menjadi gelap kelabu, tangannya menggenggam tangan Jungkook kian erat hingga lelaki itu menoleh padanya sementara pandangannya lurus menuju gereja yang ada di bukit sebrang.

"Jungkook-ah, ayo kita menikah ...,"

"Sekarang."

Ya, memang pendek. Mungkin bisa double up kalo tembus 50 vote lagi hehe

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro