Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍂| two wife :: XX

Play multimedia

Jangan lupa Vote+Komennya ya
Happy reading ✨

“Sebenarnya apa maumu? Kau tiba-tiba kembali muncul setelah dua minggu tanpa kabar lalu kau mengadu pada eomma? Kau sudah gila?”

Jungkook menggeram kesal. Setelah percakapan singkat dengan ibunya, ia segera menyeret Dahyun keluar. Masuk ke dalam mobilnya hingga berakhir di tempat ini. Sisi barat sungai han yang jarang sekali dilewati orang-orang. Sepi. Nyaris tidak ada orang lain selain mereka berdua.

“Masih bertanya? Tentu saja aku meminta pertanggung jawabanmu.” Dahyun menyangga kepalanya dengan tangan pada dasboard. Menatap Jungkook sembari tersenyum seolah-olah itu hanya hal sepele.

“Bukankah kau seharusnya berterimakasih? Kita hanya melakukannya sekali tapi aku sudah mewujudkan keinginan ibumu dan kau juga akan mendapatkan semua warisannya. Kurang apalagi?”

“Ck, kau yakin itu anakku? Kau berbohong kalau malam itu bukan masa suburmu dan sekarang, kau pikir aku bisa mempercayaimu kalau itu benar-benar anakku? Bagaimana dengan Jimin? Kau pasti lebih sering melakukannya dengannya.”

Mworae … memangnya aku tahu kalau janin ini akan langsung tumbuh dalam semalam? Kalau kau tidak mau ya sudah. Aku akan pergi dan membesarkan anak ini sendiri dan kau hanya akan melarat karena warisan itu akan diberikan pada Wonwoo.” Dahyun memandangi kukunya yang cantik. Seolah memamerkannya pada Jungkook yang menatapnya geram.

“Kemarin aku sempat melihatnya dengan istrinya saat pergi ke dokter kandungan. Sepertinya mereka tengah menjalani program kandungan supaya cepat punya bayi. Oh ya, programmu dengan tzuyu bagaimana? Lancar? Kudengar program bayi tabung akan memakan waktu lama jadi sudah bisa dipastikan bukan kalau Wonwoo lah pemenangnya.”

Ya! Berapa banyak yang kau tahu? Kau menguntitku?”

Mwo? Menguntit?” Dahyun berdecih geli. “Ya, aku juga punya kesibukan. Pekerjaanku lebih banyak daripada kau.” Pandangannya beralih ke depan. Wanita itu agak menyipitkan matanya saat melihat siapa yang tengah duduk di bangku tepat dipesisir sugai han lalu tersenyum tipis. “Sepertinya aku tidak perlu menjadi yang kedua,” lirihnya yang membuat Jungkook segera melihat ke depan, tepatnya pada seorang wanita yang terlihat seperti Tzuyu yang tengah tersenyum bersama seorang lelaki.

Rahang Jungkook mengeras. Tangannya bahkan sudah mengepal kuat hingga urat-urat ototnya terlihat. “Apa-apaan mereka? Ck, Tzuyu benar-benar—“ Lelaki itu menoleh sebal pada Dahyun saat tangannya ditahan supaya tidak pergi.

Mwoya ige? Lepaskan.”

“Kau mau kemana? Pergi ke sana dan memarahinya?”

“Aku ingin menghajar lelaki itu. Berani-beraninya ia mengajak Tzuyu kemari padahal sudah bersuami.”

Ya, kau benar-benar tak tahu diri ya? Bukankah kita juga tengah berada di posisi itu?” Jungkook terdiam. “Tzuyu bahkan sudah memergoki kita saat tidur dan kau, baru melihat Tzuyu bersama lelaki lain begitu saja sudah marah. Dimana akal sehatmu?” Jungkook benar-benar merasa tertampar. Maniknya memanas, lantas menatap Dahyun nyalang.

“Semua ini karenamu. Kehidupanku tidak akan serumit ini jika kau tidak tiba-tiba datang dan membuat kekacauan.” Jungkook memegang kedua bahu Dahyun kuat hingga membuat wanita itu meringis sakit tapi lelaki itu tak peduli. “Mwo? Kau mau jadi yang kedua? Ck, aku bahkan menyesal sudah melakukannya denganmu.”

“Ju—Jungkook-ah … “

“Aku tak peduli, anak siapa yang sedang kau kandung. Aku hanya ingin kau pergi dari kehidupanku.” Perkataan itu seolah menghujam jantungnya begitu kuat. Jungkook segera ke luar dari mobilnya, membanting pintunya dengan keras, meninggalkan Dahyun yang terpengkur di tempatnya.

Kedua bahu putih Dahyun bahkan masih memerah, namun bekas cengkraman Jungkook di bahunya sama sekali tidak sebanding dengan luka di benaknya saat ini. Dahyun benar-benar merasa terhina. Wanita itu memejamkan matanya, mencoba sekuat mungkin untuk tidak menangis.

“Jimin benar. Seharusnya aku tidak mengambil langkah sejauh ini hanya untuk lelaki brengsek seperti Jungkook.”

Jungkook langsung memukul Taehyung hingga terkapar setibanya ia di tempat Tzuyu. Wanita itu kaget, refleks menghampiri Taehyung yang meringis kesakitan. “Oppa! Apa yang kau lakukan? Kau tidak tahu dia siapa?!” Tzuyu panik apalagi saat melihat sudut bibir Taehyung telah mengeluarkan darah.

Mwo? Seharusnya aku yang bertanya, sedang apa kau berduaan dengan lelaki lain di sini?” Jungkook benar-benar sudah kalut. Ia bahkan sudah tidak peduli dengan apapun lagi saat ini. Hari ini benar-benar membuatnya frustasi dan melihat Tzuyu berduaan dengan lelaki lain di sini membuat semuanya seolah meledak hingga ingin melampiaskan semua amarahnya pada lelaki itu.

Oppa! Dia hanya pelangganku.” Tzuyu menatap miris lebam di pipi Taehyung. “Taehyung-ssi, maafkan suamiku.”

“Aniya, ini bukan salahmu.” Taehyun tersenyum tipis pada Tzuyu lalu beralih pada Jungkook yang masih mengepalkan kedua tangannya. “Maaf sudah membuatmu salah paham tapi … kau juga bersalah.”

Jungkook menggeram, “Mwo?”

Taehyung bangkit berdiri seraya membersihkan celananya dari tanah dan bebatuan kecil. “Ya, kulihat kau jarang sekali mengunjungi istrimu apalagi menjemputnya. Aku hanya menemaninya makan siang dan mengantarnya pulang sementara kau malah bermain dengan wanita lain dibelakangnya.”

Jungkook kaget. Lelaki itu melayangkan tatapan tajamnya pada Tzuyu dan bertanya dengan geram, “Ya, kau memberitahu cecunguk ini semuanya?”

Tzuyu menggeleng. “Aniya oppa. Untuk apa aku melakukannya?”

Sementara Taehyung berdecih geli seolah memenangkan jackpot. “Ck, ternyata itu benar ya? Padahal aku cuma menebak.”

Ya, bichin saekki.” Jungkook mencengkram kerah kemeja Taehyung dengan kuat hingga kedua tangannya bergetar menahan amarah. “Kau menantangku, huh? Bukankah kau seorang aktor? Aku bisa saja membuat imagemu buruk dengan membongkar skandalmu dengan istriku ini.”

“Cih, silahkan saja. Kau pikir aku peduli? Penggemarku pasti lebih mempercayaiku daripada omongan seorang pengusaha hidung belang yang berselingkuh dari is—“ Jungkook melayangkan bogem keduanya yang langsung dibalas oleh Taehyung. Kali ini lelaki itu tidak tinggal diam hingga baku hantam tak terelakkan pun terjadi.

Tzuyu semakin panik. Ia mencoba melerai keduanya namun Taehyung dan Jungkook sama-sama tidak mau mengalah. “Oppa geumanhe! Taehyung-ssi, aku mohon hentikan semua ini!” Tzuyu berusaha menahan tangan Jungkook namun lelaki itu tanpa sadar malah menghentakkan tangannya kasar hingga membuat wanita itu terjatuh.

“Tzuyu-ssi!” Dengan panik, Taehyung segera menghampiri Tzuyu yang meringis kesakitan. Wanita itu jatuh terhempas ke tanah yang penuh bebatuan hingga lengan sebelah kanannya tergores cukup panjang hingga siku.

Sementara Jungkook membeku di tempatnya. Penampilannya saat ini sangat kacau dengan lebam di sana sini namun rasa bersalahnya jauh lebih besar saat melihat istrinya itu meringis nyeri.

“Tzu—Tzuyu- ya, oppa mian—" Wanita itu refleks menjauh saat Jungkook hendak menyentuh tangannya. Ia menarik lengan kemeja Taehyung seolah minta perlindungan.

“Taehyung-ssi, tolong bawa aku pergi dari sini.”

Ya Jeon Tzuyu!” peringat Jungkook penuh amarah saat melihat wanitanya itu malah memilih pergi dengan lelaki lain.

Wanita itu menatapnya penuh kekecewaan. “Oppa, sudah cukup untuk hari ini. Aku benar-benar kecewa padamu.”

Tzuyu kemudian mengarahkan pandangannya ke belakang tubuh Jungkook, tepatnya pada Dahyun yang terlihat duduk di mobil Jungkook yang terparkir tak jauh dari posisi mereka saat ini. Wanita itu baru menyadari keberadaannya saat terjatuh tadi. “Dahyun eonni menunggumu. Jangan biarkan dia menunggu terlalu lama,” sindirnya yang menusuk tepat ke ulu hati Jungkook.

Kajja Taehyung-ssi.” Taehyung menatap Jungkook tajam lantas merangkul tubuh Tzuyu dan membawanya pergi dari sana. Jungkook berdecak seraya mengacak rambutnya frustasi.

Aisshh! Tidak ada satupun yang berjalan sesuai keinginanku hari ini!” Jungkook menendang batu dengan sekuat tenaga hingga masuk ke sungai. Ia berteriak seolah merutukki nasibnya yang sial hari ini.

“Menyebalkan! Kenapa hidupku jadi serumit ini?”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro