Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍂| two wife :: XVII

Play: Hello - Sohyang
Ost 18 again

Mian, lama gk up
Part ini akan sedikit
menguras emosi 🌚 👉👈
Jadi harap bersabar ya 😌

Happy Reading!

Tzuyu mematung di tempatnya. Sejatinya, ia sudah tidak tahan dan ingin pergi saja dari tempat ini namun kakinya seolah memaku di tempat, sementara air matanya tanpa sadar terus mengalir. Ia ingin meledak dan ingin sekali memaki mereka namun lidahnya terlalu kelu, bahkan untuk berucap sepatah kata pun, ia tak sanggup. Terlalu syok hingga hanya bisa merutuk dalam hati.

“Oh, Tzuyu?” suara Dahyun sukses membuatnya tersadar. Buru-buru Tzuyu menghapus jejak air matanya sementara wanita itu sama sekali tidak menunjukan raut wajah bersalah ataupun kaget. Dahyun bersikap seolah-olah ia memang menginginkan Tzuyu melihat keadaan mereka saat ini.

Dahyun mengguncang pelan bahu Jungkook supaya lelaki itu bangun, “Hey, ini sudah pagi, bangunlah. Istrimu sudah menunggu,” ujarnya terus terang. Alih-alih bangun, Jungkook justru mengerang dan menarik tubuh Dahyun untuk mendekat padanya. “Sebentar lagi, hanya 5 menit,” pintanya lirih.

Tzuyu berdecak, apa-apaan ini? ia benar-benar tidak mempercayai apa yang ia lihat saat ini. Mereka bahkan dengan santainya masih bisa berpelukan seperti itu di depannya. “Oppa!” panggilnya pada akhirnya. Namun Jungkook sama sekali tidak mendengarnya, lelaki itu masih belum terjaga sepenuhnya.

Dahyun melirik ke arah Tzuyu yang masih berdiri di ambang pintu. “Tzuyu-ya, apa kau bisa keluar sebentar? Aku akan mencoba membangunkannya, lagipula aku juga harus membersihkan badanku dulu kan, jadi sepertinya kau harus menunggu agak lama, baru kita bisa menjelaskan soal ini.”

Mwo?”

“Atau kau mau tetap menunggu di sana? Terserah sih, kalau kau memang sekuat itu kau mungkin bisa melihat bagaimana caraku membangunkannya.”

Kedua tangan Tzuyu mengepal, matanya sudah memanas namun maniknya menatap tajam Dahyun. “Eonni, dia suamiku,” ujarnya penuh penekanan.

Dahyun balas menatapnya dingin, “Aku tahu. Siapa yang bilang kalau Jungkook adalah suamiku. Tapi—kau tahu kan, kami sama sekali tidak berpakaian. Kau mungkin sudah biasa melihat tubuh Jungkook tapi—aku sangat keberatan jika kau melihat tubuhku jadi … bisa kau keluar sebentar?”

Mwo? Apa kau bilang?”

“Aku bilang keluar. Kita selesaikan masalah ini nanti.”

Eonni, kau bercanda? Aku sudah menangkap basah kau yang tidur dengan suamiku tapi kau berharap aku tidak melakukan apapun?”

Ani, aku serius. Aku bukannya ingin kau tidak melakukan apapun, aku hanya meminta waktu untuk membersihkan diri, tapi kalau kau tidak mau keluar ya sudah.” Dahyun mengambil bathrobe yang berada di atas nakas lantas mengenakannya dengan santai. “Sebenarnya aku tidak ingin mengatakan ini tapi—jika kau berpikir kalau aku yang menggoda suamimu, itu salah besar.”

Wanita itu berdiri seraya menalikan bathrobe yang digunakannya. Berjalan perlahan menuju Tzuyu yang masih berdiri di tempatnya. “Biar aku beritahu satu hal. Kami melakukan ini bukan untuk nafsu semata, tapi untukmu.”

Mwo?” Tzuyu semakin tidak mengerti sementara Dahyun malah mengulas senyum tipis.

“Aku akan ke kamar mandi dulu ya. Kau bisa membangunkan suamimu itu selagi aku mandi.”

Dahyun telah masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam ruang pribadi itu sementara Tzuyu memejamkan matanya menahan sesak. “Apa ini? aku bahkan tidak bisa menampar wajahnya,” lirihnya kesal. Aura Dahyun benar-benar membuatnya tak mampu untuk marah padanya. Apapun itu, wanita itu terlihat sangat berbeda dengan Dahyun yang ia temui tiga tahun yang lalu.

Dahyun keluar dari gedung perusahaan itu dengan santai. Wanita itu celingak-celinguk, mencari keberadaan sang supir namun sebuah mobil berwarna merah langsung menepi di hadapannya. Tak lama, jendelanya turun hingga menampilkan wajah Jimin yang sama sekali tidak mau meliriknya, “Masuklah,” ujarnya dingin.

Dahyun mengernyit bingung, namun wanita itu tetap masuk ke dalam mobil. Beberapa sata kemudian, mobil itu melaju, meningalkan pelataran gedung perusahaan Jungkook. Dahyun melirik ke arah Jimin sementara lelaki itu hanya fokus menyetir saja tanpa menoleh ke arahnya.

“Darimana kau tahu kalau aku ada di sana tadi?” tanya Dahyun pada akhirnya. Jimin menghela napas. Rahangnya mengeras saat memikirkan hal yang mungkin telah terjadi diantara Dahyun dan Jungkook semalam.

“Entahlah, aku hanya mendengar kalau seseorang telah bermalam di perusahaan orang lain. Aku hanya ingin memastikan keadaannya saja, karena tadi juga aku melihat mobil istrinya ada di parkiran,” ujar Jimin membuat Dahyun langsung memalingkan wajahnya seraya berdecak, “Ck, beritanya menyebar secepat itu?”

“Tentu saja tidak! Hanya aku yang tau tapi—ya! Kau sudah gila? Siapa yang mengajarimu hal-hal gila seperti itu?” semprot Jimin penuh kekesalan. Dahyun bahkan bisa melihat urat-urat dilehernya yang mengeras. Dahyun memejamkan matanya seraya merebahkan dirinya pada sandaran jok mobil, berusaha menengkan “Hah … aku sudah mengalami hal yang berat barusan, dan kau juga mau memarahiku? Ck, seharusnya aku pulang bersama supir saja tadi.”

Jimin menghela napas panjang. Lelaki itu mengusap wajahnya kasar seraya menyugar rambutnya ke belakang. Ia benar-benar frustasi menghadapi kelakuan Dahyun yang selalu seenaknya ini. Jujur, ia juga merindukan Dahyun yang dulu—polos, baik hati dan penurut.

Namun ia tidak menyangka jika suatu saat wanita semurni dan sebaik itu bisa berubah menjadi wanita yang keras kepala, dominan dan selalu mengedepankan keinginannya. Well, disaat salah satu kelemahannya menghilang, justru sifat dominannya yang lebih menguasai Dahyun saat ini.

Masa lalu telah mengajarkan Dahyun, kalau baik saja tidak cukup untuk merasa bahagia. Yang ada, justru dirinya malah semakin merasa tertindas karena dimanfaatkan.

Sebuah tamparan keras langsung menghantam pipi Jungkook. Sangat kuat dan perih hingga sudut bibirnya mulai mengeluarkan darah. Rahang lelaki itu mengeras sementara Tzuyu sudah tak mampu membendung air matanya lagi.

Oppa—kenapa kau melakukan ini padaku?”

Jungkook mendengus geli. Entah kenapa perkataan itu terdengar sangat lucu di telinganya. “Ck, apa kau juga tidak merasa telah melakukan kesalahan?” Ia malah balik bertanya, membuat kening Tzuyu berkerut. Wanita itu benar-benar terluka.

Jungkook bahkan sama sekali tidak terlihat merasa bersalah atas perbuatannya semalam. Bahkan tadi, saat Dahyun masih ada di sini, lelaki itu malah menyuruh Dahyun untuk segera pulang, alih-alih menjelaskan apa yang telah terjadi pada Tzuyu, istrinya.

M-mwo? Kau malah memutar balikan fakta, bukannya menjelaskan kejadian sema—“

Syuutt.” Jungkook meletakan jarinya di bibir Tzuyu, menyuruh wanita itu untuk berhenti bicara. “Ini di kantor, kau harus menjaga ucapanmu.”

Manik Tzuyu kembali berkaca-kaca, “M-mwo?! Aku tidak boleh bicara karena ini adalah kantor? Lalu kau bagaimana? Kau malah menjadikan kantormu ini sebagai tempat bercinta dengan wanita lain, bukankah itu jauh lebih tidak pantas?”

“Kau juga makan siang dengan lelaki lain tapi aku tidak pernah membahasnya, jadi berhenti membahas hal ini.”

Tzuyu semakin tidak mengerti, “M-mwo?”

Jungkook meliriknya tajam, “Kau pikir aku tidak tahu? Kemarin kau makan siang bersama aktor itu kan. Aku tahu semuanya, kau bahkan tertawa dan tersenyum manis padanya.”

“Jadi Oppa melakukan itu bersama Dahyun eonni hanya karena hal itu? hanya karena hal sesepele itu?”

“Ani, aku melakukannya untuk kita.”

Mwo? Kita? Oppa, tolong jangan libatkan aku untuk masuk ke dalam keegoisanmu sendiri. Aku benar-benar sudah lelah—hiks—aku … aku bahkan merasa tidak mengenalmu. Posisiku disini sebagai istri tapi kau—kau sama sekali tidak terlihat merasa bersalah bahkan setelah aku memergoki kalian yang—akhh!” Tzuyu meringis saat kepalanya terasa pening. Jungkook segera menahan tubuhnya yang akan tumbang namun wanita itu langsung menepisnya.

“Aku membencimu.”

“Tzuyu-ya!”

“Kalau kau menginginkan anak secepat itu, nikahi saja Dahyun eonni. Aku pergi.”

Jungkook menarik tangan Tzuyu saat wanita itu akan pergi dari ruangannya, lantas menyeretnya masuk ke dalam ruangan pribadinya. Jungkook langsung menahan tubuh Tzuyu di pintu sementara satu tangannya telah mengunci ruangan itu dari dalam.

“Lepaskan, aku harus pergi,” cicit Tzuyu tanpa berani melihat wajah Jungkook.

“Kau … semudah itukah untuk melepaskanku dan menyuruhku untuk menikahi wanita lain?”

“I-itu yang Oppa inginkan, bukan? Lagipula aku memang tidak bisa memberimu anak. Dan lagi—kau juga sudah melakukan itu dengan Dahyun di belakangku. Itu saja sudah cukup untuk membuatku sadar diri dan melepaskanmu.”

“Kau … sudah tidak mencintaiku?”

Tzuyu memalingkan wajahnya, ia menggigit bibirnya kalut, tak mampu untuk menjawab sampai Jungkook menarik wajahnya untuk menatap padanya. “Jawab aku. Kau sudah tidak mencintaiku?”

Eoh. Nan shiro. Shiltagu. Kau bukan Jungkook oppa yang ku kenal,” balas Tzuyu telak, menghantam sanubari Jungkook begitu keras hingga tangan lelaki itu mengepal kuat.

Jinjja?”

Eoh, aku sangat-sangat membenci—mmppphhh.”

Jungkook langsung membungkam bibir Tzuyu dengan bibirnya. Menciumnya kasar hingga wanita itu meronta dan mencengkram kerah bajunya. Jungkook benar-enar melampiaskan kekesalannya lewat ciuman itu hingga Tzuyu kembali menangis. Lelaki itu baru melepaskan pangutan kasarnya setelah bibir Tzuyu membengkak dan kehabisan napas.

“Dengar, aku tidak akan pernah melepaskanmu jadi—bertahanlah sebentar lagi,” bisik Jungkook lirih dengan napas memburu sementara Tzuyu juga masih mengatur napasnya yang berantakan. “Aku sudah menemukan caranya, kita pasti bisa memiliki anak.”

“T-tapi aku—“

Mianhe. Aku tahu ini tidak cukup tapi—maaf sudah menyakitimu.”

Tak jauh dari tempat mereka saat ini, ada kamera tersembunyi dibalik buku di atas nakas. Menghadap tepat ke arah ranjang king size milik Jungkook. Rekamannya lebih jelas dari kamera apapun dan lebih dekat dibandingkan cctv.

Jungkook mengusap pipi Tzuyu yang banjir air mata dengan tangannya, lalu mengecup kedua mata wanitanya itu dengan lembut, “Mianhe sudah membuatmu menangis.”

Kurang greget ya? Mian 👉👈

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro