🍂| two wife :: XVI
Play: wake up -
Elaine ost it's okay to not be okay
Maaf, lama gk up ya
Happy reading-!
“Jadi—wanita yang kutiduri di club itu adalah kau?”
Saat ini keduanya sudah duduk saling bersisian di atas ranjang dengan selimut yang menutupi tubuh polos mereka. Dahyun menoleh sekilas pada Jungkook yang rupanya masih melihat ke arahnya. “Menurutmu? Memangnya ada ya jalang yang rela memberikan keperawanannya tanpa diberi uang sepeser pun?” sarkasnya membuat Jungkook merasa tertampar telak.
Ia kembali mengingat saat dirinya terbangun di kamar asing dengan keadaan telanjang. Belum lagi ada bercak darah di ranjang berwarna putih itu namun tidak ada siapapun di kamar itu selain dirinya. Selama ini, ia menutup rapat kejadian itu hingga tidak ada siapapun yang tahu termasuk Tzuyu.
Lelaki itu menghela napas panjang seraya mengerang frustasi. “Aiisshh—itu sudah lama sekali dan kenapa kau baru memberitahuku sekarang?”
“Kalau aku memberitahumu saat itu, terus kau akan memberikan apa untukku? tanggung jawab? Mustahil. Sekarang saat kau sudah tahu keadaan Tzuyu pun, kau masih sulit untuk menceraikannya.”
“Ya!”
“Itu benar, kan?”
“Tapi—“
“Tapi apa? Sekarang kau berubah pikiran? Kau akan menceraikannya untukku?”
“Ya! Neo miccheoseoh?”
“Sudah kuduga. Kau itu benar-benar lelaki yang brengsek. Kau masih sangat mencintainya tapi kenapa kau mau saja tidur denganku hanya karena anak?” Dahyun mendekatkan wajahya hingga hidungnya hampir bersentuhan dengan hidung Jungkook. “Atau—kau justru mencintaiku? Tapi tidak ingin melepaskan Tzuyu, begitu?”
Jungkook balik menatap tajam Dahyun saat wanita itu justru semakin menamparnya dengan realita. “Dahyun-ah, sebenarnya apa tujuanmu kembali masuk ke dalam kehidupanku?” tanyanya serius, tanpa ekspresi.
Dahyun mengulas senyum miring—yang sialannya masih terlihat cantik dimata Jungkook. “Ingat nenek peramal yang pernah kau temui dulu?”
Jungkook langsung menegang, “Kau bertemu dengannya?”
“Emm … sangat sering. Tapi itu dulu, setelah aku bertemu denganmu, aku sudah tak melihatnya lagi.”
“Apa yang ia katakan? Bukankah kau tidak mempercayai takhayul?”
“Memang. Aku tidak mempercayainya. Itu sebabnya aku—“ Dahyun menyentuh leher Jungkook dengan santainya sementara lelaki itu sudah menggeram kesal mencoba menahan dirinya untuk tidak tergoda lagi. “Itu sebabnya aku datang menemuimu. Aku ingin membuktikannya sendiri, apakah perkataan nenek itu benar atau tidak.”
“Apa yang dikatakannya?”
Dahyun menarik senyum lebar, “Rahasia. Tidak seru jika aku katakan sekarang.”
Jungkook berdecak kesal, seharusnya ia sudah tahu kalau tidak semudah itu membuat Dahyun mengatakan segalanya. “Jadi—apa yang kau mau sekarang?”
“Bercinta denganmu.”
“Kau gila?!”
“Ani, bukankah kita sudah bermain cukup jauh tadi?” Dahyun mengalungkan tangannya ke leher Jungkook, membuat lelaki itu tanpa sadar meneguk ludahnya kasar. “Kita hanya tinggal melanjutkannya saja. Apalagi—milikmu itu masih tegak, kau sungguh tidak ingin menuntaskannya?” ujar Dahyun lagi, membuat Jungkook tak tahan dan langsung melumat bibir merah merekah itu dengan kasar.
“Kau yang menggodaku, jadi jangan salahkan aku jika aku bermain agak kasar,” lirih Jungkook disela ciumannya. Dahyun tersenyum tipis, “Tentu, Mr. Jeon.”
Pagi-pagi sekali, Tzuyu sudah bersiap dan menyiapkan sarapan. Jungkook tidak pulang, ia bahkan tanpa sadar tertidur di sofa karena menanti kedatangan lelaki itu, tapi sampai dini hari pun, lelaki itu masih tak menunjukan batang hidungnya.
Wanita itu memutuskan untuk menyiapkan bekal saja dan mengantarnya ke kantor Jungkook. Ia tidak ingin kalau mereka terus berselisih seperti ini, setidaknya ia harus memastikan keadaan Jungkook dulu supaya ia bisa memutuskan keputusan untuk hubungan mereka kedepannya. Karena sampai kapanpun, masalah mereka tidak akan kunjung usai jika tidak ada yang mau bertindak.
Setelah menata bekal itu, ia lantas bersiap dan mengambil kunci mobil. Tzuyu tidak mau berakhir dengan diantar oleh lelaki lain seperti kemarin—apalagi lelaki itu Taehyung, tentu sangat beresiko. Tak lama, mobil berwarna silver itu sudah ke luar dari wilayah mansion. Lalu lintas pagi ini cukup lenggang, karena kebanyakan orang baru memulai harinya pada pukul delapan pagi, dan sekarang masih pukul tujuh.
Begitu sampai, Tzuyu langsung memarkirkan mobilnya di mansion. Kaki jenjangnya menapaki lantai marmer itu dengan santai. Beberapa pegawai menyapanya dengan sangat ramah yang dibalas Tzuyu dengan senyuman tipis. Sudah lama ia tidak datang ke kantor Jungkook, namun tidak ada begitu banyak perubahan di sini, semuanya masih terlihat sama.
“Apa Jungkook-ssi ada di dalam?” tanyanya pada sang sekretaris yang duduk dibangku dekat pintu ruangan Jungkook. “Nde, Jungkook Hwajang-nim sejak tadi masih ada di dalam, beliau belum keluar dari sana,” balas Hyeri—sekretaris muda sekaligus kerabat jauh Jungkook.
Tzuyu mengangguk tipis, lantas masuk ke dalam ruangan Jungkook yang di dominasi warna hitam. Wanita itu mengedarkan pandangannya, menyapu seisi ruangan namun ia tidak menemukan presensi Jungkook. Ruangan ini kosong dan sangat seyap.
Tzuyu memutuskan untuk memanggil ponsel Jungkook dan tak lama, tedengar suara getaran dari ruangan pribadi Jungkook. “Apa dia masih tidur?” monolognya bingung. Bahkan panggilannya pun tak kunjung dijawab. Ini aneh, Jungkook bukanlah tipikal orang yang suka bangun kesiangan, lelaki itu sangat tepat waktu, apalagi jika tidur di kantor seperti ini.
Tzuyu meletakan bekal makanan yang dibawanya di atas meja, lantas melangkahkan kakinya menuju ruangan pribadi Jungkook. Tangannya meraih gagang pintu yang untungnya tidak dikunci. Beberapa detik setelahnya, Tzuyu membukanya, “Oppa irreo—na,” sahutnya yang langsung melemah diakhir kalimat.
Matanya memanas dan air matanya meluncur begitu saja saat melihat pemandangan di hadapannya saat ini. Suaminya tengah tertidur dengan Dahyun dalam keadaan saling berpelukan dan—
Telanjang.
Hayoloh, dahkook keciduk 🙈
Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro