Chào các bạn! Vì nhiều lý do từ nay Truyen2U chính thức đổi tên là Truyen247.Pro. Mong các bạn tiếp tục ủng hộ truy cập tên miền mới này nhé! Mãi yêu... ♥

🍂| two wife :: XV

Warning-!
Mature Content
——————

Setahun yang lalu

Suara bising, dengan lampu-lampu yang membuat pening memenuhi sebuah club yang cukup terkenal itu. Semua orang yang ada di dalam sini begitu ramai, mabuk dan liar. Seolah penat dengan rutinitas yang selama ini membelenggu, mereka melampiaskannya dengan berpesta dan berfoya-foya sesuka hati. penuh kemaksiatan tapi justru, disitulah letak keseruannya.

Tak jauh dari kebisingan itu, tepatnya di bangku pojok yang telah ditempati seorang lelaki berpakaian formal. Dasinya telah ia tarik dengan asal, membuat kerah kemejanya terbuka sementara beberapa jalang sudah mulai mendekatinya dan mencoba untuk menggodanya yang telah mabuk berat.

Ya, lelaki itu adalah Jungkook. Ia sangat frustasi karena proyek perusahaannya gagal total sehingga mengalami kerugian yang sangat banyak. Pikirannya benar-benar telah buntu hingga dibutakan oleh gemerlapnya malam dan melupakan istrinya yang mungkin saja masih menantinya di rumah. Ia terlalu malu—terlalu malu menunjukan dirinya yang telah gagal di hadapan Tzuyu karena ia ingin memperlihatkan sisi terbaiknya saja di hadapan wanitanya itu.

Jungkook menegak minuman yang baru saja diberikan oleh salah satu jalang yang paling sexy di sampingnya itu hinga habis. Kepalanya langsung pening seketika sementara wanita bernama Han Yeri itu menarik sudut bibirnya, membentuk seringai tipis dibalik wajah cantiknya. Rencananya berhasil. Dengan manik tajamnya, ia menyuruh beberapa jalang yang masih duduk di sofa sekitar mereka itu untuk pergi.

“Tuan, apa anda mau minum lagi?” tanyanya seraya menyentuh tangan Jungkook. Lelaki itu menoleh ke arahnya seraya memiringkan kepalanya dengan manik mata yang telah sayu. “Kau berani menyentuhku?” sinisnya tajam. Namun Yeri malah semakin menarik senyumnya seraya mendekatkan tubuhnya pada Jungkook. Menggoda lelaki yang tengah horny itu dengan terang-terangan.

Jelas saja, wanita itu telah memasukan obat perangsang pada minuman yang sudah diminum Jungkook. belum lagi, Jungkook memang sudah menghabisan banyak wine hingga kedua pipinya memerah karena mabuk.

“Tuan, kau pasti tersiksa, kan?” Yeri menyentuh dasi Jungkook yang masih menggantung tak berdaya, sementara jemari lentiknya menyentuh dada Jungkook yang terekspos karena beberapa kancingnya telah terlepas. “Aku bisa membantumu.”

“Sungguh?” Jungkook mencengkram rahang wanita itu seraya menatapnya tajam. Sebenarnya, ia paling tidak suka disentuh sembarangan, apalagi oleh seorang jalang seperti ini. Namun saat ini tubuhnya benar-benar membutuhkan pelampiasan. Sesuatu dalam dirinya terasa tegak dan sesak, belum lagi sentuhan-sentuhan itu malah menimbulkan sengatan yang membuatnya semakin merasa panas.

Yeri tersenyum semakin lebar seraya mengangguk. Tak mau melewatkan kesempatan, wanita itu langsung bergerak cepat mengalungkan lengan Jungkook di bahunya seraya memapahnya ke kamar. Tubuh lelaki itu semakin lemas hingga beberapa kali oleng saat berjalan. Namun tepat ketika mereka telah sampai di depan kamar yang akan dituju, seseorang menghalangi jalannya. “Nona, apa kita bisa bertukar partner?” tawarnya santai sementara Yeri menatapnya tidak suka.

“Tidak akan! Aku sudah susah payah mendapatkan lelaki ini, cari yang lain saja, minggir!”

“Ck, percuma aku bicara baik-baik.” Wanita itu menyuruh bawahannya yang berdiri di belakang Yeri dan Jungkook untuk memisahkan keduanya. Yeri memekik protes saat tiba-tiba saja tubuhnya diseret menjauh dari sana sementara wanita—yang tidak lain adalah Dahyun—itu kini mengambil alih Jungkook dan memapah lelaki itu hingga masuk ke dalam kamar itu.

Dahyun menghempaskan tubuh Jungkook pada kasur. Napasnya masih tersenggal. Kelelahan. Jelas saja, dengan tubuhnya yang kecil dan mungil seperti ini, ia merasa tengah membopong seekor gajah saat memapah Jungkook barusan. Ia mendudukan dirinya di sisi ranjang seraya mengatur napas lelah, “Kau berhutang budi padaku, Jungkook-ssi.”

Jungkook tak menyahut. Dahyun melirik ke arahnya sekilas, manik Jungkook telah terpejam, entah pingsan atau tertidur, membuat wanita itu berdecak. Menyadari kebodohannya. “Ck, apa-apaan ini. Seharusnya aku tidak menolongmu.”

Ya, sejak tadi, Dahyun sudah memperhatikan Jungkook—ia pikir, ia salah lihat karena selama dua tahun ke belakang, ia benar-benar telah putus kontak dengan lelaki yang menolak perjodohannya itu, namun siapa yang mengira jika tempat laknat seperti ini menjadi tempat dimana mereka bertemu lagi setelah sekian lama.

Wanita itu sampai meningalkan Jimin—yang mungkin saat ini juga tengah berpesta dengan beberapa jalang—lalu mengekori Jungkook dan Yeri yang berjalan menuju kamar. Lagipula, suami macam apa yang datang ke club seperti ini? padahal ia pikir lelaki ini begitu mencintai Tzuyu hingga menolaknya dulu.

Dahyun kembali melirik Jungkook. pakaian lelaki itu begitu kacau dengan beberapa kancing kemeja putihnya yang telah terbuka, membuat dada bidangnya terekspos. Dahyun menggigit bibir bawahnya saat maniknya menangkap bibir merah Jungkook yang agak terbuka sebelum akhirnya memalingkan wajah saat pikiran kotor terlintas di dalam benaknya. Kedua pipinya memanas, “Aniya Kim Dahyun, jangan mencuri kesempatan dalam kesempitan, dia sudah beristri,” peringatnya pada dirinya sendiri.

Namun setan dalam dirinya kembali mengacaukan pikirannya. “Hah … tidak boleh, aku harus segera keluar dari tempat ini. Jika tidak ingin tergoda” Dahyun tidak tahan. Ia bangkit berdiri, hendak ke luar dari kamar itu namun sebuah tangan tiba-tiba saja menarik tangannya cukup kuat hingga Dahyun berbalik dan tubuhnya langsung menimpa tubuh Jungkook yang berbaring dibawahnya. Dengan manik sayunya, Jungkook menatap Dahyun, “Kau mau pergi kemana, sayang?”

Dahyun melotot, ia mencoba membebaskan dirinya dari pelukan Jungkook namun lelaki itu malah menguatkan pelukannya. “Ya! Lepaskan! Kau tidak tahu siapa aku?!” pekiknya panik saat tangan lelaki itu mulai merembet ke bawah. Meremas bokongnya tanpa rasa bersalah.

Jungkook tersenyum miring, “Tentu saja aku tahu. Kau istriku.” Lelaki itu membalikan posisinya hingga kini Dahyun ada di bawah kungkungannya. Rasa panas bercampur dengan keringat dingin terasa sangat menyiksa Dahyun karena tak pelak, posisi seperti ini sangat membahayakannya—terlebih Jungkook malah mengira dirinya adalah Tzuyu.

“Jungkook-ssi, aku bukan istri—mmpphh.” Jungkook langsung membungkam bibirnya. Menggiringnya pada sebuah ciuman dalam yang cukup kasar. Membuat perkataannya tadi tertelan kembali dan berakhir pasrah menerima ciuman lelaki itu karena kedua tangannya telah dicengkeram cukup kuat hingga tak bisa melawan.

Ciuman Jungkook turun, ke rahang hingga leher putihnya yang menguarkan wangi asing namun terasa familiar bagi Jungkook. “Kau mengganti parfumu, Sayang? Sejak kapan?” tanyanya lembut sebelum kembali menyesap lehernya hingga meninggalkan bekas keungu-unguan di beberapa titik. Dahyun menggeliat, merasa terbakar dengan sensasi yang tak pernah dirasakannya ini. “Aku bukan istrimu, bodoh! Ahhh—“ Dahyun memekik tertahan saat lelaki itu menggigit lehernya cukup kuat.

“Tzuyu-ya, sejak kapan kau mengumpati suamimu,” desis Jungkook tajam seraya menatap Dahyun yang ada dibawahnya. Namun sepertinya, pandangannya benar-benar kabur hingga tak bisa mengenali wajah Dahyun. Ditambah dengan penerangan di kamar ini yang sangat minim.

“Aku bukan Tzuyu—ah!” Dahyun kembali memekik saat Jungkook mengigit telinganya. “Bagus, teruslah mendesah seperti itu,” bisiknya yang lagi-lagi memotong perkataan Dahyun.

Beberapa saat setelahnya, keduanya telah sama-sama polos. Jungkook masih asyik menciumi tubuh bagian atas Dahyun sementara wanita itu sudah tak bisa menahan desahannya lagi. Masa bodoh, Jungkook benar-benar membuatnya gila malam ini hingga untuk sesaat, ia melupakan momen-momen menyakitkan yang ia alami selama dua tahun terakhir.

Sementara Jungkook, ia sudah benar-benar tidak bisa mengontrol dirinya lagi. Instingnya mengatakan kalau wanita yang tengah berada di bawahnya saat ini bukanlah Tzuyu, namun ia tetap keras kepala. Apalagi wangi familiar ini kembali mengingatkannya pada Dahyun. Mau menghentikan, kepalang tanggung karena miliknya sudah benar-benar tegak dan sesak.

Jungkook kembali mencium Dahyun. Kali ini, wanita itu membalas ciumannya hingga membuat lelaki itu tanpa sadar tersenyum. Sementara di bawah, tangannya menuntun miliknya untuk masuk ke dalam inti Dahyun yang telah basah. Tanpa melepas ciumannya, ia berusaha menembus pertahan Dahyun dibawah sana. Jungkook menggeram dalam ciumannya, rasanya sangat sempit hingga ia harus menghentakan miliknya berulang kali. “Arrghh—kau sangat sempit, sayang.”

Dan tepat ketika miliknya masuk sepenuhnya, darah ke luar dari inti Dahyun. Namun Jungkook sama sekali tidak menyadarinya. Ia terlalu gila akan kenikmatan yang dirasakannya hingga terus menghujam milik Dahyun yang masih virgin tanpa jeda. Dahyun menangis nyeri seiring dengan lumatan yang terus menyerang bibirnya hingga kebas. Ia merasa begitu hina dan kotor. Rasanya sia-sia selama ini selalu mencoba untuk menghilang dari kehidupan Jungkook namun ketika ia kembali bertemu dengannya, dirinya malah langsung dirusak seperti ini.

Ahhh—aku sampaihh—“ Jungkook langsung ambruk menimpa tubuh Dahyun setelah mengeluarkan cairannya di dalam. Napasnya masih memburu hingga keringatnya menyatu dengan keringat Dahyun. Lelaki itu beringsut ke bawah dan berbaring di samping Dahyun. Maniknya masih memejam sementara tangannya masih mendekap pinggang Dahyun erat, “Tzuyu-ya … ini kau, kan?” lirih Jungkook tepat di telinga Dahyun.

Dahyun memejamkan matanya, menahan rasa sesak dan amarah dalam dirinya. “Brengsek, kau bahkan tidak bisa membedakan mana yang istrimu atau bukan?” sinisnya tajam, sementara Jungkook sama sekali tidak menghiraukannya karena kesadarannya sudah sangat menipis.

Mianhe,” lirihnya. “Apa aku bermain terlalu kasar?”

“Cih, kau bahkan merenggut keperawananku.”

Mianhe, entah kenapa aku terus memikirkan orang lain saat bermain denganmu.”

Dahyun meliriknya sekilas, Jungkook masih memejamkan matanya. “Siapa?” tanya Dahyun agak penasaran.

“Dahyun.” Dahyun menegang, sementara maniknya mulai memanas saat menyadari kalau Jungkook masih mengenalnya walau dalam keadaan mabuk berat. “Wangimu seperti Dahyun. Tapi itu tidak mungkin, kan? Maaf kalau aku menyakitimu. Aku tidak bermaksud menyakiti perasaanmu, kuharap kau mengerti.”

“Ju-Jungkook-ah, ini aku,” balas Dahyun dengan napas tercekat. “Kim Dahyun, bukan Jeon Tzuyu.”

Jungkook tersenyum, kemudian memeluk tubuh polos Dahyun dengan erat. “Aku tahu.”

M-mwo?”

“Aku tahu kalau kau sangat mencintaiku. Nado, saranghae.” Manik Dahyun membola, apa-apaan ini? “Jeon Tzuyu. Aku mencintaimu.” Air mata Dahyun tanpa sadar kembali menetes. “Hanya kau, sayang.”

“Brengsek,” maki Dahyun untuk yang kesekian kalinya. Sementara Jungkook langsung tertidur tak sadarkan diri. Dahyun langsung mendudukan dirinya pada sandaran ranjang seraya menyeka air matanya yang terus mengalir. Hatinya benar-benar sakit, nyatanya, walau sudah dua tahun tak bertemu, ia masih belum bisa menghapus perasaan ini sepenuhnya. Jauh di lubuk hatinya, ia masih menyisakan satu titik untuk lelaki brengsek ini namun lagi-lagi ia harus menanggung rasa sakit yang menyiksanya ini.

Tak mau berlama-lama bersedih, ia lantas memungut pakaiannya yang bertebaran di lantai kemudian memakainya. Bagian bawah tubuhnya masih terasa sangat nyeri, bahkan cara berjalannya kini agak aneh, tapi ia tak peduli. Dahyun ke luar dari kamar itu, meninggalkan Jungkook yang masih tertidur di sana seorang diri.

“Jimin-ah,” panggilnya lemah saat melihat Jimin yang masih minum di sofa pojok kanan dengan beberapa kenalannya. Jimin langsung menghampirinya, maniknya yang membola menunjukan seberapa panik dan khawatirnya ia saat melihat keadaan Dahyun yang kacau sekarang. “Astaga, kau darimana saja? ke-kenapa lehermu—“

“Jimin-ah—hiks—“ Dahyun langsung membenturkan kepalanya ke dada Jimin dan menangis di sana. “… Bantu aku,” lirihnya.

Jimin membawa Dahyun ke dalam pelukannya, membiarkan wanita itu terus menangis di dalam pelukanya “Bantu apa? Kenapa? sebenarnya apa yang terjadi? Kau diperkosa?”

Dahyun menenggelamkan kepalanya di dada Jimin, hingga dapat merasakan detak jantung lelaki itu yang menggila karenanya. Wanita itu mengangguk. “Bantu aku menghilangkan semua jejak Jungkook di tubuhku ini—hiksjebal.”

Bạn đang đọc truyện trên: Truyen247.Pro